Argume n Sosiologis Isna Wahyudi, Ahmad Zae nal Fanani, Achmad Fauzi, Mahrus

berdasarkan atau ditunjuk oleh peraturan perundang-undangan, misalnya hukum perkawinan, hukum kewarisan, hukum wakaf, hukum zakat, dan hukum ekonomi syariah. Dalam beberapa bidang tersebut, hukum slam, khususnya hukum ekonomi syariah telah banyak yang dilegal formalkan, seperti UU Perbankan Syariah, dan UU SBSN.

b. Argume n Sosiologis

Perkembangan sejarah masyarakat slam ndonesia menunjukkan bahwa cita hukum dan kesadaran hukum bersendi- kan ajaran slam memiliki tingkat aktualitas yang berkesinambun- gan. Secara sosiologis, penduduk ndonesia adalah mayoritas Mus- lim, meskipun penerimaan mer- eka terhadap hukum slam bert- ingkat-tingkat, tetapi slam harus dan telah menjadi nilai dominan 8 Daud Ali, Op. Cit . , hlm. 6-7. dalam kehidupan sehari-hari liv- ing law , baik dalam bentuk kan- dungan spiritual, bahasa, budaya, praktik perilaku sampai pada pelaksanaan syariat. al terse- but disebabkan karena fleksibili- tas dan elastisitas yang dimiliki 9 Fat wa, ” Syariat Islam” , hlm. 180. hukum slam, khususnya hukum ekonomi syariah. Artinya, ken- datipun hukum slam tergolong hukum yang bersifat otonom --karena adanya otoritas Tuhan di dalamnya-- akan tetapi dalam tataran implementasinya ia sangat applicable dan acceptable dengan berbagai jenis budaya lokal salih li-kulli zam an wa-m akan . Karena itu, bisa dipahami bila dalam seja- rahnya di ndonesia hukum slam menjadi kekuatan moral masyara- kat m oral force of people yang mampu vis a vis berhadapan den- gan hukum politik negara, baik tertulis maupun tidak tertulis. Keberadaan hukum ekonomi syariah dilihat dari sisi ini, yakni komunitas yang mendiami NKR adalah mayoritas penduduknya Muslim, menjadi urgen. Atas dasar ini adalah wajar bila hukum sebuah negara dipengaruhi oleh hukum agama yang dianut 10 Wahid dan Rumadi, Op. Cit ., hlm. 81. Ekonomi syar iah mempunyai kar akt er at au sist em t er sendir i yang berbeda dengan sist em ekonomi konvensional, meskipun ada t it ik per samaan di ant ar a keduanya. MAJALAH PERADILAN AGAMA Edisi 4 | Juli 2014 43 oleh mayoritas penduduknya, meskipun pemberlakuan hukum ekonomi syariah di ndonesia sama sekali tidak terkait dengan apa yang disebut sebagai diktator mayoritas danatau tirani minoritas. Argumentasinya adalah karena penerapan hukum ekonomi syariah tidak dilakukan secara paksa apalagi dipaksakan. Sistem ekonomi syariah termasuk sistem hukumnya berjalan sebanding dan sederajat dengan sistem ekonomi dan sistem hukum ekonomi konvensional. Demikian juga, dari sudut pandang kebutuhan masyarakat, kehadiran sistem ekonomi syariah di ndonesia juga disebabkan kebutuhan masyarakat pada umumnya. al ini dapat dipahami secara lebih rasional atau argumentatif, bahwa di dalam masyarakat muslim muncul kesadaran untuk melakukan transaksi dan kegiatan ekonomi yang sesuai dengan syariah, terhindar dari unsur m aysir , gharar dan riba maghrib . Ekonomi syariah mempunyai karakter atau sistem tersendiri yang berbeda dengan sistem ekonomi konvensional, meskipun ada titik persamaan di antara keduanya. Karakteristik itu pula yang menjadikan ekonomi syariah mempunyai keunggulan, dibandingkan dengan ekonomi konvensional. 11 Menurut Didin Ha fi dhuddin, ada beberapa keunggulan ekonomi syariah yang dimilikinya, yang perlu mendapat kan perhat ian bersama. 1 dari sisi t eori, ada keseimbangan ant ara sekt or riil dan sekt or monet er. Hal ini karena seluruh t ransaksi keuangan syariah berbasis pada sekt or riil. 2 dilihat dari segi sosial budaya, prakt ik-prakt ik ekonomi syariah t elah melembaga dalam kehidupan masyarakat . 3 karena penekanan ekonomi syariah pada prinsip keadilan. 4 karena ekonomi syariah dapat mencegah t erkonsent rasikannya kekayaan di t angan segelint ir kelompok, sekaligus menjamin t erdist ribusikannya ekonomi secara adil dan merat a kepada seluruh komponen masyarakat . Hal ini didukung oleh t iga inst rumen pokok ekonomi syariah: inst rumen yang bersifat prohibit ive riba bunga, ikht ikarspekulasi; inst rumen yang bersifat posit if kewajiban zakat ; dan inst rumen yang bersifat volunt ary infak, sedekah, dan wakaf. Dengan ket iga

c. Argume n Yuridis