Evaluasi Proyek Perhutanan Sosial di Tingkat Petani dan Analisa Optimalisasi Usahatani Tumpangsari ( D i RPM Hanjuang Tengah, KPH Sukabumi Jawa Barat)

EVALUASI PROYEK PERHUTANAN SQSIAE DX TIHGUT PETANI

DAN PZNALISA OPTIMALHSASI USmATANI TUMPmQSARI
( D i RPM Hanjuang Tengah,

KPH Sukabumi Jma Sara$)

Oleh :
Anny R a t n a w a t i * )

PENDAHULUAM

R u t a n wempunyai g e r a n a n p e n t i n g d a l a m m e n u n j a n g
pembangunan b a i k m e l a l u i d e v i s a y a n g d i p e r o l l e h d a r i
e k s p o r h a s i l h u t a n maupun m e l a l u i p e n y e d i a a n bahan baku.
b a g i i n d u s t r i p e r k a y u a n d i I n d o n e s i a , D i sawping i t u hut a n j u g a mempunyai p e r a n a n b e s a r dalam menjaga s t a b i l i t a s
lingkungan, b a i k s e b a g a i d a e r a h tangkapan dan r e s a p a n a i r
mappun r e s e r v o i r b a g i k e b u t u k a n a i r m a s y a r a k a t , ,/
D i P u l a u Jawa l u a s h u t a n s e c a r a k e s e l u r u h a n mencapai
1 e b i h k u r a n g 3 j u t a H a a t a u merupakan 2 2 , 7 p e r s e n d a r i
l u a s d a r a t a n Pulau J a w a .

T i d a k k u r a n g d a r i 6000 d e s a d i
Pulau J a w a berada d i pinggiran a t a u b e r b a t a s a n dengan
kawasan h u t a n , dengan jumlah p e n d u d u k s e k i t a r 30 j u t a
j i w a ( B r a t a m i h a r d j a , 1987). S e b a g i a n b e s a r penduduk d e s a
h u t a n h i d u p s e b a g a i p e t a n i a t a u b u r u h t a n i d a n keadzkand'
ekonomi mereka p a d a umumnya m i s k i n ,
Kebutuhan a k a n kayu
b a k a r , p a p a n , makanan t e r n a k clan bahan pangan s e b a g i a n
besar diambil d a r i hutan.
Pertambahan penduduk yang
eukup t i n g g i d i P u l a u J a w a ( l e b i h k u r a n g 2 p e r s e n s e t i a p
t a h u n n y a ) menyebabkan t e k a n a n s o s i a l e k o n o m i t e r h a d a p d
kawasan h u t a n semakin b e r t a m b a h , s e h i n g g a k o n d i s i h u t a n
menurun d i i k u t i o l e h pentarunan k u a l i i t a s Pingkungan yang
p a d a a k h i r n y a d a p a t menghambat p e m b a n g u n a n e k o n o r n i
nasional ,

........................................................
*)


Mahasiswa S2 F a k u l t a s P a s c a S a r j a n a IPB d i bawah bimb i n g a n D r I r Bungaran S a r a g i h , MSe, D r I r S a n u s i Wirad i n a t a , MSG d a n D r I r Sanim B u n a s o r , Msc.

Ruang Lin~kupPermasalahan

RPH Wanjuang Tengah masuk ke dalam wilayah Desa
Kecamatan
Lengkong yang merupakan desa Swasembada,
Lengkong Kabupaten Sukabumi. Lebih kurang 52.56 persen
dari tenaga kerja bekerja sebagai buruh baik di perkebunan maupun buruh kehutanan dengan tingkat upah Rp 650
hingga Rp 1500 per hari kerja, Tingginya tenaga buruh di
desa tersebut berkaitan erat dengan kenyataan bahwa @
persen luas areal desa merupakan perkebunan baik negara
maupun swasta serta daerah hutan.
Tingkat upah kerja yang rendah ditunjang dengan
keterbatasan lahan garapan, menyebabkan penduduk hidup
dalam kemiskinan. Dilain pihak kebutuhan hidup terus
meningkat disamping tingkat harga kebutuhan pokok yang
tinggi. Meadaan ini dapat mendorong masyarakat di sekitar hutan semakin tergantung kepada hutan, yang berakibat
meningkatnya tekanan sosial ekonomi hutan. Untuk
mengatasi masalah tersebut dilaksanakan proyek Peshutanan

Sosial yang mengikut sertakan masyarakat didalam pengelolaan dan pemeliharaan hutan, dengan memberikan lahan
garapan kepada mereka untuk jangka waktu tertentu dengan
kewajiban menanam tanaman kehutanan pada areal yang
diberikan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek
tersebut, kiranya perlu dikaji : Apakah proyek Perhutanan
Sosial ditingkat petani layak untuk dilaksanakan,
mengingat bahwa kegiatan tersebut membutuhkan biaya besar
sedangkan modal yang dimiliki petani terbatas.
Dengan
keterbatasan sumberdaya yang dimiliki petani (modal, lahan, dan tenaga kerja), apakah alokasi sumberdaya yang
dilakukan sudah optimal. Bagaimana pola kegiatan usahatani tumpangsari yang optimal. Bagaimanakah pola kegiatan usahatani tumpangsari yang optimal agar pendapatan
petani hutan maksimum ?
Tu.iuan Penelitian
Berangkat dari permasalahan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk :
1,

Menganalisa kelayakan finansial dan ekonomi di tingkat petani dari pilot proyek Perhutanan Sosial.

2.


Meneari pola usahatani tumpangsari yang optimal pada
kegiatan Perhutanan Sosial dan menganalisa kelayakan
proyek ditingkat petani pada keadaan optimal tersebut

3.

Membandingkan pendapatan petani pada keadaan optimal
dengan keadaan sekarang.

Basil penelitian ini diherapkan dapat memberikan
sumbangan kepada petani hutan dan Perum Perhutani dalaw
pengembangan kegiatan Perhutanan Sosial lebih Panjut,
Nipotesis
8

b

1.


Proyek Perhutanan Sosial layak untuk dilaksaawkan,

2,

Diduga pola usahatant tumpangsari pada kegiatan Perhutanan Sosial yang dilaksanakan sekarang bePum opti-'
ma1 ,

3,

Pendapatan petani pada keadaan optimal berbeda nyata
dibanding dengan tingkat pendapatan petani sekarang.

METBBE PENEEfTHAN
Sumber Data
Penelitian ini dilakukan di RPR Hanjuang Tengah, KPM
Sukabumi Jawa Barat dimulai dari pertengahan April 1988
hingga awal Agustus 1988, Sumber data adalah petani
peserta proyek Perhutanan Sosiah dengan jumlah contoh
yang diambil sebanyak 48 petani.
Pengambilan eontoh

berdasarkan metode proportional stratified random
sampling, dengan kriteria stratifikasi berdasarkan atas
penguasaan lahan garapan. Strakum H,II,IIH, masingmasing menunjukkan golongan luas lahan garapan di lokasi
Perhutanan Sosial sebesar 0.1 Ha - 0.25 Ha,0.%6 %a - 8.50
Ha dan 0 . 5 1 Ha - 1,08 Ha. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengamatan d i
lapang.

UnLuk menilai tingkat kelayakan suatu proyek dapat
digunakan analisa wanfaat dan biaya proyek, Madariah, et
al, 1978 dan Gittinger, 5 9 8 6 mengatakan bahwa dalam evaluasi proyek dilakukan dua macam analisa yaitu eknalisa
finansial dan analisa ekonomi. Dalam analisa ini biaya
dan manfaat yang dihitung adalah incremental benefit dan
incremental cost karena adanya proyek.
Dimana. pada
analisa finansial semua manfaat dan biaya transfer dimasukkan dalam perhitungan, sedangkan dalam analisa ekonomi
dikeluarkan dari perhitungan.
Marga yang diperguwakan
dalam analisa finansial merugakan harga yang berlaku
setempat (market price), sedangkan pada analisa ekonomi
yang dipergunakan adalah hasga bayangan (shadow price).

Dalarn analisa ini dipergunakan perhitungan H P V , IRR dan
Net Benefit Cost Ratio dengan rumusan sebagai berikut :

=-yfRt

NPV

Ct)

IRR = adalah tingkat bunga pada saat NPV bernilai nol

(Rt

NPV =

n

C

-


Gt)

C R -~ et)

-------------

positif

,I+,,.

t=l

Net BCR

=

.....................
n


(Rt - Ct)

-------------

negatif

t=P
Suatu proyek dinyatakan layak jika : NPV 2
0 , IRR 2
discount rate yang Gelah ditetapkan dan Net BCR 2 1.
Produktivitas dan basil pertanian yang lebih tinggi
dapat dieapai melalui perbaikan alokasi sumberdaya yang
dimiliki petani, termasuk penggunaan tanah dan tenaga
kerja, serta penyempurnaan kombinasi eabang usahatani
(Clayton, 1964).
Perbaikan alokasi sumberdaya dan
penyempurnaan kombinasi cabang usahatani dapat dianalisa
melalui pereneanaan usahatani. Dillon dan Wardaker, 1980
berpendapat bahwa perencanaan usahatani dapat dipecahkan
dengan menggunakan linear programming, Adapun model

linear programming yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bertujuan memaksimumkan pendapatan petani dengan
kendala ketersediaan lahan, tenaga kerja dan modal,
Rumusan matematik dari model linear programming tersebut
adalah sebagai berikut :
Maksimumkan :

Kendala :
Luas Lahan

2

i=l

Tenaga
Kerja

22

Aij Xj 5 Li

j=1

i=1 ~ = 1

Bij Xj

-

& Hj +

j=l

k E j
j=1

(

TKi

Modal

Xj, Hj, Ej, Kj

2 O

Dimana :
Pendapatan total usahatani yang dimaksimumkan
( RplHa 1

Penerimaan yang diperoleh dari jenis tanaman
ke-j (Rp/Na)
Biaya produksi dari jenis tanaman ke-j (Rg/Ha)
Luas optimal dari jenis tanaman ke-j (Ha)
Upah tenaga kerja yang disewakan untuk jenis
tanaman ke-j (Rp/HOK)
Jumlah tenaga kerja yang disewa untuk jenis
tanaman ke-j (MOK)
Upah tenaga kerja yang disewakan untuk jenis
tanaman ke-j (Rp/HOK)
Jumlah tenaga kerja yang disewakan untuk jenis
tanaman ke-j (NOK)
Koefisien input-output luas lahan pertanian
sang diusahakan
Luas total lahan pertanian yang tersedia per KM
(Ha) pada musim tanam ke-i
Kebutuhan tenaga kerja pada bulan ke-i dan jenis tanaman ke-j (HOK/bulan/Ha)
HOK yang tersedia dari setiap KK pada bulan kei (WOKlbulan)
Kredit yang tersedia untuk jenis tanaman ke-j
Modal yang tersedia untuk kegiatan usahatani
Tingkat pendapatan yang diperoleh pada keadaan
optimal kemudian akan diuji apakah berbeda nyata dengan
pendapatan petani dengan pola usahatani sekarang,
Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t.

WASIL DAN PEMBAWASAN
H a s i l p e r h i t u n g a n a n a l i s a f i n a n s i a l menunJukkan
bahwa p e l a k s a n a a n p i l o t p r o y e k P e r h u t a n a n S o s i a l d i t i n g k a t p e t a n i a d a l a h t i d a k l a y a k . Pada a n a l i s a i n i n i l a i NPV
( 1 2 p e r s e n ) - R p 8 362 785.-, N e t BIG r a t i o = 0.792 d a n
I R R = 1 0 . 1 p e r s e n . Rendahnya n i l a i I R R d i s e b a b k a n t i n g g i nya jumlah t e n a g a k e r j a yang t e r l i b a t d a l a m k e g i a t a n
i n v e s t a s i (pembukaan h u t a n ) .
Wasil p e r h i t u n g a n a n a l i s a
ekonomi menunjukkan bahwa p e l a k s a n a a n p r o y e k d i t i n g k a t
p e t a n i a d a l a h l a y a k dimana n i l a i NPV ( 1 2 p e r s e n ) s e b e s a r
Rp 8 196 9 8 7 . - , N e t B/C r a t i o = 1 , 2 5 7 d a n PRR = 1 4 . 5 % .
N i l a i I R R yang eukup t i n g g i pada a n a l i s a ekonomi d i s e b a b kan penurunan b i a y a p e n g e l u a r a n u n t u k t e n a g a k e r j a k a r e n a
digunakannya shadow p r i c e .
D i dalam mengevaluasi kelayakan proyek, j u g a
dilakukan a n a l i s a s e n s i t i v i t a s yang b e r t u j u a n m e l i h a t
perubahan dalam t i n g k a t kelayakan proyek j i k a a d a
perubahan-perubahan d i d a l a m h a r g a j u a l dan b i a y a t o t a l .
Pada p e n e l i t i a n i n i digunakan dua s k e n a r i o dalam
perhitungan a n a l i s a s e n s i t i v i t a s y a i t u :
S k e n a r i o I , h a r g a j u a l t e t a p d a n b i a y a t o t a l n a i k 35
persen.
S k e n a r i o 11, h a r g a j u a l n a i k 10 % d a n b i a y a t o t a l n a i k 35
persen.
N a s i l a n a l i s a menunjukkan bahwa secara f i n a n s i a l p e l a k s a naan p r o y e k P e r h u t a n a n S o s i a l d i t i n g k a t p e t a n i t i d a k l a y a k , b a i k u n t u k a n a l i s a s e n s i t i v i t a s dengan s k e n a r i o I
maupun d e n g a n s k e n a r i o I I .
Sedangkan a n a l i s a ekonomi
menunjukkan bahwa p e l a k s a n a a n p r o y e k d i t i n g k a t p e t a n i
a d a l a h l a y a k ( a n a l i s a s e n s i t i v i t a s s k e n a r i o XI) dirnana
n i l a i NPV ( 1 2 % ) = R p 3 155 353.- N e t B/G r a t i o = 1 , 8 8 4
d a n I R R = 12.8%.
B a s i l o p t i m a s i yang d i l a k u k a n m e n u n j u k k a n bahwa
p e n d a p a t a n t e r t i n g g i s e b e s a r Rp 138 519.90/0.5 H a tercap a i b i l a l u a s tanaman e a b e r a w i t (X5) = 0,3 H a , p a d i (XI)
= 0 , 2 H a d a n kacang d a d a p (X4) = 0 , 0 3 0 3 H a ,
Sehingga
pada musim h u j a n s e l u r u h l a h a n d i u s a h a k a n d a n p a d a musim
kemarau 0.1697 t i d a k d i u s a h a k a n u n t u k k e g i a t a n penanaman.
D i l i h a t d a r i s e b a r a n pernakaian t e n a g a k e r j a
ternyata
pada s e t i a p b u l a n a d a t e n a g a k e r j a yang t i d a k t e r p a k a i
dimana sisa t e n a g a k e r j a t e r k e c i l pada b u l a n Desember seb e s a r 14.32 WOK d a n s i s a t e n a g a k e r j a t e r b e s a r p a d a b u l a n
A p r i l s e b e s a r 29.08 WOK,
S i s a tenaga k e r j a i n i dapat
dimanfaatkan untuk k e g i a t a n - k e g i a t a n l a i n ,
H a s i l a n a l i s a proyek d i t i n g k a t p e t a n i pada p o l a
turnpangsari o p t i m a l , menunjukkan bahwa s e c a r a f i n a n s i a l
N i l a i NPV ( 1 2 p e r s e n ) = Rp 26 634 2 5 5 , - ,
adalah layak.

Net B/G ratio 1,896 dan IRR = 28.2 persen. Untuk analisa
sensitivitas skenario 11 nilai NPV ( 1 2 persen) = Rp 9 6 5 9
705.-, Net B / C ratio 1 . 2 4 7 dan I R R = 1 5 . 7 persen,
Sedangkan untuk skenario 11, niBai NPV ( 1 2 persen) = Rp
24 234 512,Net BPC
ratio = 1.675 dan IRR = 22.8
persen.
Pendapatan yang diperoleh dari usahatani dengan pola
optimal adalah Rp 138 519.70/0,5 Ha sedangkan pada pola
tumpangsari sekarang pendapatan Rp 9 8 9 4 8 , 7 0 / 0 , 5 Ha,
Hasil pengujian dengan uji t ( & = 0.81) menunjukkan bahwa
pendapatan petani pada pola optimal berbeda nyata dengan
pendapatan petani dengan pola tumpangsari sekarang,

I.

PePaksanaan pilot proyek Perhutanan Sosial di tingkat petani secara finarasial adalah tidak Payak,
sedangkan secara ekonomi adalah layak, Pada pola
tumpangsari optimal, pelaksanaan proyek ditingkat petani adalah layak secara finansial dan ekonomi.

2.

Pada pola tumpangsari yang optimal tingkat pendapatan
tertinggi dicapai sebesar Rp k38,519,90/0.5 Ha dengan pola tanam cabe rawit 0,3 Ha, padi gogo 0.2 Ha
dan kacang dadap seluzks 0.0303 Ma. Hasil uji t ( G =
B,Ol) menunjukkan bahwa pendapatan pada pola optimal
berbeda nyata dengan pendapatan pada pola sekarang.

Saran
1.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar kegiatan
Perhutanan Sssial ditingkatkan dan dikernbangkan di
lokasi desa hutan Iainnya, dengan perbaikan didalam
pola tanam tumpangsarinya.

2.

Hendaknya kriteria pembagian andil lahan garapan
diperjelas, sehingga petani peserta dapat mernperoleh
"dahan sesuai dengan kernampuan dan kebutuhannya,

,

d

3,

\

"

-'

Perlu dipikirkan untuk mewpersiapkan tanaman pengganti dibebas lahan tumpangsari (setelah tahun ke 5 )
yang tidak mengganggu pertumbuhan tanaman pokok,
.misalnya tanaman kapulaga, sehingga pendapatan petani
peserta dapat terjaga kontinuitasnya,

DAPTAR

PUSTAKA

Anonim.
1988.
Pedoman Belaksanaan Program Perhutanan
Sosial, Perum Perhutani Jakarta.
Bratamihardja, M e 1987. Pelsksanaan Program Social
Forestry (Perhutanan Sosial) di Perum Perhutani Jakarta,
clayton, E.S. 1964, Agrarian Development in Peasant
Economies Wye College University of London,
Dillon, J , I . and J.B. Nardaker. 1988. Farm Management
Research for Small-Farmer Development. FAO, Rome.
Gittinger, J,P, 1986. Analisa Ekonomi-Progek-proyek
Pertanian.0 Edis-i Kedua. U I Press-John Wopkins,
Jakarta,
Kadariah, @teal, 19-78. , Pengantar Evaluasi Proyek, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Jakarta,
Wirjodarmodjo, W ,
1985, Model Pengalolaan Nutan di
Perum Perhutani, Jakarta.
Pulau Jawa

.

Dokumen yang terkait

Analisis biaya-manfaat pilot proyek perhutanan sosial dan optimalisasi usahatani tumpangsari di RPH Kiara Payung, KPH Cianjur, Jawa Barat

0 7 6

Studi Sosial Ekonomi dan Finansial Sistem Tumpangsari di Lokasi Proyek Perhutanan Sosial RPH Wangun BKPH Sundulan KPH Tuban

0 4 5

Evaluasi Proyek Perhutanan Sosial dan Analisis Usahatani Tumpangsari di Resort Pemangkuan Hutan (KPH) Ngantepan, KPH Ngawi Jawa Timur

0 3 20

Analisa efisiensi tataniaga jagung di lokasi proyek perhutanan sosial RPH Wangun BKPH Sundulan KPH Tuban Jawa Timur

1 7 5

Identifikasi dan Analisis Efisiensi Pemasaran Hasil Tumpangsari (Jagung) dalam Proyek Perhutanan Sosial (Studi Kasus di RPH Bulakan, BKPH Randudongkal, KPH Pekalongan Timur Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

0 7 119

Dampak Proyek Perhutanan Sosial terhadap Tingkat Pendapatan dan Distribusinya Serta Tingkat Kemiskinan Petani Peserta Proyek (Studi Kasus di RPH Banteran, KPH Banyumas Barat Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah)

0 3 127

Analisis pendapatan, distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan rumah tangga pesanggem proyek perhutanan sosial di RPH Banteran KPH Banyumas Barat, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah

0 2 11

Analisa pemasaran kapulaga di Jawa Tengah dalam upaya pengembangannya pada proyek perhutanan sosial (studi kasus di RPH Sapuran KPH Kedu Selatan)

1 12 120

Tingkat dan Distribusi Pendapatan Rumahtangga Tani di Proyek Perhutanan Sosial di RPH Jeblogan, KPH Bojonegoro, Jawa Timur

0 10 10

Pengaruh Pemasaran terhadap Pendapatan Petani Peserta Perhutanan Sosial di RPH Gantar, KPH Indramayu Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

0 4 9