Pengaruh Penyuntikan Berbagai Dosis Prostaglandin F2alfa terhadap Ovulasi Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius)

g p p 5!

RINGKASAN

hum=
a m m a

a:::

0

s s

C"

3x3-

2
a

s


3

m
a
s s 0
Q Q

S.ss

hammad Taufik Hidayat, C251278. Pengaruh Penyuntikao Berbagai Dosb

g.

istaglandin F2aTerhadap Ovulasi Udang Windu (Penaeusmonodon Fab.).

2 g9a.
g;:

Q m s Q

s 2 p g

awah bimbingan : Dr. H. Muhammad Eidman, MSc., Ir. Etty Riani, MS.,

'=cn.xrs

5~ g a

2

;I

$P$D
$ 3 0 5
a * QC
. g s 3

gg3,g

z'mcna P Q

a0

gc_
Q *

'8.5:
;2 j*:
Q

J'

m

- a

g

ggEk
s . gX
w


D

5
2*
xr

&
-.
2.

B

Q

m

? $

38


=
?
Q

Z

X

2.
--

mata dagangan ekspor. Untuk memenuhi perrnintaan udang yang meningkat

'C1

--m

,
~yebabkanusaha pembenihan udang sebagai penyedia benih untuk tambak menja4


G!a

3.

g5

.;

;

8%
35

Udang merupakan salah satu hasil perikanan yang penting karena di samping

xbi
lgai salah satu sumber pangan untuk pemenuhan protein yang baik, juga merupa3.
-


5

9 5
z g

Xr. Kadarwan Soewardi.

PI

gg

3r g g
Q

, Dr.

0

:makin penting. Kesinambungan produksi benih hanya dapat diwujudkan melalui


2- benihan yang dilakukan secara terkendali oleh manusia.
Salah satu masalah yang terdapat dalam pembenihan tersebut adalah ketidak-

E!

0

ian induk udang rnenghasilkan telur dan larva yang baik. Dalam ha1 ini lnduk

d

g ng matang telur seringkali mengalami ovulasi yang tidak sempurna (parsial)

Y

ze

can tidak memijah sama sekaii. Hal ini biasanya terjadi pada induk udang yang

ED-


h memijah lebih dari satu kafi. Salah satu teknologi yang muiai diperkenalkan

s 3

-8%

?

~krnembantu proses ovulasi adalah dengan horrnon. Hormon prostaglandin F,a

g. 3=
c $

upakan salah satu hormon yang dapat membantu perangsangan dan peyerentakan

X. P

lasi (Cohen et d. 1977 daIam Hatdijanto, 1982). Tujuan dari penelitian ini
m a h untuk mengetahui dan mendapatkan dosis yang efektif untuk merangsang


0
CQ asi udang rnatang gonad yang telah sekali memijah serta mengetahui kuafitas dan
0

b

cb

1

ititas telurnya.
Penelitian ini dilaksanakan rnulai tanggal 7 September sampai 26 Desember

0 ! di Pernbenihan Proyek Udang Nasional

c

(PUN) Labuan, Pandeglang. PeneIi-


P

d

g p p

o

= U U =

gaaj
In s s
""3

terdiri dari dua bagian yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama.
I

litian pendahuluan bertujuan untuk rnengetahui kisaran yang cukup efektif untuk

$ 50 5Q m3 a

angsang ovulasi udang. Dosis hormon yang diberikan berkisar antara 500-3500

g dan kontrol (diberi NaCl Fisiologis 0,65 %).Pada penelitian ini dilihat waktu
lasi dan sempurna atau tidaknya peneluran. Dari hasil yang dicapai kemudian
Qnjutkan pada penelitian utama. Penelitian utama dimaksudkan untuk mendapatkan

$
is yang efektif untuk merangsang ovulasi udang windu matang gonad. PenyuntiX

idilakukan secara intra muskuler pada abdomen sebelah kanan yang rnerupakan
3
- : yang paling tebal. Hormon yang digunakan adalah prostaglandin F2a dengan
01

z

7 la dagang "prosolvin " . Penyuntikan dilakukan pada pukul20.00 WIB. Perlam
2 n pada penelitian utama dibuat dalam tiga ulangan kemudian dianalisa dengan

%

lisis sidik ragam (Steel dan Torrie, 1986).
Hasil penelitian pendahuluan rnemperlihatkan bahwa dosis 500 pglkg menye-

$

3-s kan raw-rata waktu ovulasi 2,5 jam kemudian 1500

pglkg rnenyebabkan waktu

lasi 4,s jam, dosia 2500 pglkg menyebabkan waktu ovulasi 3,33 jam, dosis
0

.3 0

~ g / k gmeyebabkan waktu ovulasi 4,67 jam dan kontrol meyebabkan waktu

asi 4,67 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat peneluran adalah sema (serentak). Dari hasil tersebut kemudian ditentukan kisaran dosis untuk penen utama yang terbaik dan dilakukan penentuan kisaran dosis yang lebih sempit.
lisa beberapa parameter kualitas air menunjukkan media peneluran udang pada
isi yang layak untuk induk udang.
s

Hasil penelitian utama rnemperlihatkan bahwa udang uji dapat memijah

E'

cn
0 ira serentak.

i
s

cn

3
B

0

-.9
Q
3

El
7

Dosis 250 pglkg menyebabkan rata-rata waktu ovulasi 2,27 jam.

7

>;is 500 menyebabkan rata rata waktu ovulasi 2,33 jam dan dosis 750 meyebabkan
2,-rata waktu ovulasi 1 jam serta dosis 1000 menyebabkan ram-rata waktu ovulasi

C
-7 jam. Hasil analisis statiseik rnenunjukkan terdapat perbedaan yang nyata akibat

e

i3
C
s
-.

<

(D

2
-.

u"

P

d

g p p

o

huu=

akuan yang diberikan (P

gaaj
In s s

< 0,OS). Dari analisa kuantitas dan kuaIitas telur,

nditas
udang uji berada pada kisaran yang normal yaitu antara 308.320 sampai
~

""3 I
3
2 Q Q a~ a

5

s ~

c ,075 butir. Diameter telur juga berada pada kisaran normal yaitu rata-rata antara

*ssInr

2 8r z9 s2 i~
;s 2i psgm
0

'=cn.ra

9 sampai 0,291 mm.

Udang uji menunjukkan telur telur udang yang disudik

5 n"ga 5

punyai persentase kematangan telur yang baik yaitu rata-rata sebesar 76-77,3

!jZs*c

Hal ini berarti PGF,a tidak menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas telur

Q

33xg9.

u$ ax mz 1g g
$

s

3j

a c

U ' T Q

8

Sz
$ s a

~

9

" Q2

g Jc' i
%
;.2 IlBsz*- .
0-0
Q

5
. gX
-a

*
E

5
3*

r

&
-.
2.

P

g
$

serta nitrit menunjukan pada umumnya kondisi air percobaan layak untuk proses

? $

38

gg

9%

9:

Dari hasil yang dicapai dapat disimpulkan bahwa peneluran udang windu

2;5

disuntik PGF2a bersifat sempurna. Waktu ovuIasi yang paling cepat ditunjuk-

G!a

oleh perlakuan dosis 750 pglkg yaitu rata-rata 1 jam. Hasil analisa menunjukkan

3 3

edaan yang nyata (P < 0,05). Diameter telur, fekunditas dan persentase

0

Q

Z E

atangan telur yang baik menunjukkan telur udang uji berada pada kisaran yang

F

al. Uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan

'3

12
?

Q

0.05). Dari hasiI yang dicapai maka perlu kiranya dilakukan penelitian Ianju-

X. Pa
5 =
c
?J

ng nyata antara perIakuan yang diberikan (P>0,05). Berarti kisar-

n kualitas air yang rnelipuri salinitas, pH, oksigen terlarut, amo-

i&
35
3r z g
X

~

osis PGF,a yang diberikan memberi pengaruh yang sama terhadap udang uji.

gg!L
s

but. Hasil anal isa statistik terhadap ketiga faktor tersebut menunjukkan tidak

3

engenai kelangsungan hidup dari telur yang diovulasikan oleh udang windu

=
.
r

disuntik oleh PGF2a.

8s

0