Perencanaan Pendidikan Konservasi di Taman Nasional Gunung Halimun

RINGKASAN
Eva Rachmawati. 303495052. Perencanaan Pendidikan Konscrvasi di Tarnan Nasional Gunung
Halimun. Dibinibing oleh Dra. E. K. S. Harini Muntasib, MS.

Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) adalah salah satu kawasan konservasi di Jawa
Barat yang salah satu tujuamya adalah menyelenggarakan kegiatan pendidikan konservasi kepada
masyarakat baik itu ~nasyarakatsekitar maupun masyarakat umum lainnya. Pelaksanaan kegiatan
pendidikan konservasi tersebut harus disesuaikan deiigan kondisi taman nasional itu sendiri dan
karakteristik dari masyarakat tersebut.

Untuk itu perlu disusun perencanaannya

terlebih dahulu.

Tujjuan penelitian ini adalah untuk lncnyusun perencanaan pendidikan konservasi di TNGH.
Data-data yang dikumpulkan bempa data primer yaitu kebijakan-kebijakan mengenai
pendidikan konservasi yang berlaku (yang slidah maupun akan diberlakukan) di Taman Nasional,
karakteristik masyarakat yang terkait deogan TNGH (baik secara langsung yaihl 111asyaral;at sekitar
dan pengelola, maupun secara tidak langsung yaitu pengunjung dan kelompok-kelompok masyarakat).
yaitu ko~tdisisosial ekononii, budaya tujuan, peran serta dan lain-lain, serta sumberdaya alan~yang ada
di TNGH yaihl flora, fauna, gejala-gejala alani dan lain-lain yang nantinya dapat dijadiksn sebagai

sarana program pendidikan dan data sekunder yaitu kondisi urnum lokasi penelitian dan prograuiprogram pendidikail yang telali dan akan dilaksanakan. Data-data tersebut kemudian ditabulasikan,
dideskripsikan, dilakukan analisis SWOT dan kemudian disusun perencanaan umutnnpa.
TNGH ditetapkan berdasarkan Kepiitusan Menteri Kehutanan No. 2821Kpts-I111992 tanggal
26 Pebri~ari199'dengan luas 40.000 ha. Berdasarkan administrasi pemerintahan terletak di 3 uilayah
kabupaten yaitu Lebak, Bogor dan Sukabumi, propinsi Jawa Barat. Di dalamnya terdapat 7 lokasi
enclave yang seluruhnya seluas 83,07 ha. Selain itu terdapat sekitar 31 lokasi perambahan kawasan
yang mencakup luasan 203 ha.

Enclave Nimala dan Cianten merupakan 2 enclave di areal

perkebuiian teh PTP XIII, sedangkan lokasi-lokasi perambahan lebih banyak terdiri dari lahan garapan
pertanian dan pemukirnan. Sejaktahun1993, Tm1-Itelahterpigh s&agailokasi Prqye~Konservasi~,
Keanekaragaman Hayati yang mempakan proyek kerjasama antara pemerintali Republik Indonesia
dengan penierintah Jepaiig ~iielaluiJapan International Coorperation Agency (JICA).
Kebijakan-kebijakan yang terdapat di TNGH mengenai pendidikan konservasi berasal dari
DepHutBun Kanwil Propinsi Jawa Barat dan dari pihak TNGH. Perencanaan pendidikan konservasi di
TNGH berpedonian pada h~juanpengelolaan dan disesuaikan dengan masterplan JICA. Jumlah
populasi penduduk di dalam dan sekitar taman nasional berj~unlahlebih dari 190.000 orang, berada di
Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak. Kepadatan rata-ratahi'


267,1?

orangkm'. Sumber utama pendapatan lnasyarakat yang berdomisili di sekitar kawasan taman nasional

~

~

~

~~~

Menyesuaikan isi dan metodologi PK dengan kebudayaan masyarakat sekitar (Kasepuhan dan non
Kasepuhan).
Menggali data dan informasi mengenai konservasi dan sumber-sumber niengenai PK ke~nudian
disusun serta dikumpulkan dalam suatu pusat data untuk menyusun berbagai kegiatan pendidikan
konservasi yang akan dilakukan.
Meningkatkan publikasi dan proniosi mengenai kegiatan-kegiatan di TNGI-I serta perluasan
jaringan kerja baik regional, nasional maupun intemasional.
Menyusun kegiatan yang menindaklanjuti kegiatan yang sudah dilaksanakan baik dalani bentik

monitoring, evaluasi maupun pengembangan kegiatan pendidikan konservasi
Piliak pengelola TNGH perlu melakukan penyusunan rencana kegiatan pendidikan konservasi
yang lebih terinci dengan berdasarkan data dan infonnasi yang telab tersedia (disesuaikan dengan
potensi S D A TN dan karakteristik masyarakat). Dalam nienyusun perencanaan kegiatan pendidikan
konservasi sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan LSM, insitusi lain serta masyarakat yang terkait
dengan kegiatan tersebut.