BEBAN USAHA a. Tigaraksa Satria | Investor Info of PT Tigaraksa Satria Tbk. LP.KEUANGAN JUN 17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 Serta untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dan 2016
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
- 46 - Status pendanaan DPTRS pada tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 berdasarkan laporan aktuaris
adalah sebagai berikut:
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Nilai kini kewajiban imbalan pasti 10.967.083.000
9.365.999.000 Nilai wajar aset DPTRS
29.179.080.943 28.790.044.000
Kelebihan nilai wajar aset atas liabilitas aktuaria 18.211.997.943
19.424.045.000 Dampak pembatasan aset pensiun
2.093.916.143 3.863.003.000
Aset manfaat pensiun per laporan posisi keuangan konsolidasian
16.118.081.800 15.561.042.000
Aset dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka, reksadana, saham dan obligasi. Kategori utama aset program sebagai persentase dari total aset program adalah sebagai berikut:
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Deposito 65
65 Obligasi
28 29
Saham 3
2 Reksadana
4 4
Pada tahun 2005, Perusahaan dan BGI, Entitas Anak, menghentikan tingkat kenaikan gaji karyawan dimana dasar perhitungan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan
pada saat pensiun adalah berdasarkan gaji karyawan pada tanggal 31 Agustus 2005. Akibatnya, untuk tujuan perhitungan beban keuntungan pensiun, gaji karyawan diasumsikan tidak
mengalami peningkatan setelah 31 Agustus 2005. Perubahan kebijakan DPTRS tersebut telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. KEP-032KM.122006 tanggal 26 Juli 2006. Namun, pada tahun 2015, Perusahaan mengajukan permohonan pengesahan atas perubahan kebijakan DPTRS untuk
tingkat kenaikan gaji karyawan yang diubah menjadi tanggal 31 Desember 2007. Sehingga, untuk tujuan perhitungan beban keuntungan pensiun, gaji karyawan diasumsikan tidak
mengalami peningkatan setelah 31 Desember 2007. Perubahan atas kebijakan DPTRS tersebut telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan
Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. KEP-550NB.12015 tanggal 29 September 2015.
Beban keuntungan pensiun yang dibebankan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, serta disajikan dalam akun beban usaha, adalah sebagai
berikut:
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Keuntungan bunga bersih pada kewajiban manfaat penisun
793.723.500 1.696.748.000
Beban jasa kini 197.160.943
458.614.000 Jumlah beban penghasilan
manfaat pensiun
596.562.557 1.238.134.000
Keuntungan manfaat pensiun di atas merupakan dampak dari pembekuan dana pensiun atas gaji para anggota Dana Pensiun per tanggal 31 Desember 2007 yang menjadi dasar perhitungan
manfaat masa datang yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, dan kelebihan pendanaan dari liabilitas pensiun.
Beban penghasilan komprehensif lain yang dibebankan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian, serta disajikan dalam penghasilan beban
komprehensif lain, adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 Serta untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dan 2016
Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
- 47 -
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Beban keuntungan aktuarial 10.544.865
503.618.000 Tingkat pengembalian yang diharapkan
3.417.599 163.223.000
Perubahan atas dampak batasan aset
25.560.292 1.220.748.000
Jumlah beban penghasilan komprehensif lain
39.522.757 1.887.589.000
Perubahan mutasi aset manfaat pensiun untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Aset awal tahun 15.561.042.000
16.210.497.000 Beban penghasilan
manfaat pensiun 596.562.557
1.238.134.000 Penghasilan beban
komprehensif lain 39.522.757
1.887.589.000 Aset akhir tahun
16.118.081.800 15.561.042.000
b. Program Imbalan Kerja Liabilitas imbalan kerja jangka panjang berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 132003 terdiri
dari :
Perusahaan dan Entitas Anak juga menghitung dan mencatat estimasi biaya pensiun karyawan yang merupakan selisih lebih manfaat pensiun sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan
No. 132003 tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan ganti kerugian atas manfaat yang disediakan oleh DPTRS.
Pada tahun 2014, Perusahaan membentuk pendanaan untuk program imbalan kerja tersebut dengan menyisihkan dana sebesar Rp10.790.951.490 yang ditempatkan atau diinvestasikan
pada program asuransi Allianz Life. Dana ini disajikan sebagai pengurang liabilitas imbalan kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian karena dana ini hanya dapat digunakan untuk
pembayaran liabilitas imbalan kerja karyawan. Pada tanggal 4 Mei 2015, Perusahaan memindahkan dana investasi tersebut dari asuransi
Allianz Life kepada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dalam Manulife Program Pesangon Plus. Pada bulan Desember 2016 perusahaan menambahkan dana sebesar Rp2.000.000.000,
Pada 2017 perusahaan menambahkan dana sebesar Rp12.500.000.000, Pada tanggal 30 Juni 2017 dana ini naik menjadi Rp 26.037.227.736 2016: Rp 14.589.528.895 yang disajikan
sebagai dana pensiun di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian 30 Juni 2017 karena jika Perusahaan memutuskan untuk menghentikan perjanjian pendanaan ini, semua dana tersebut
akan dikembalikan kepada Perusahaan sesuai perjanjian dengan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Pada tahun 2015, BGI membuat perjanjian dengan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia untuk mendanai liabilitasnya atas pembayaran manfaat karyawan sesuai ketentuan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13 melalui Manulife Program Pesangon Plus. Dalam program ini, jika BGI membatalkan polis sebelum tanggal jatuh tempo, maka PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
akan mengembalikan seluruh nilai polis kepada BGI. Pada tanggal 30 Juni 2017, jumlah premi
30 Juni 2017 31 Desember 2016
Liabilitas imbalan kerja 75.397.516.324
70.470.543.000 Dana pensiun
8.657.056.631 9.049.951.733
Liabilitas imbalan kerja - neto 66.740.459.693
61.420.591.267