10
dan lelang eksekusi. Penelitian terhadap sejarah peraturan perundang- undangan tersebut dapat mengetahui alasan terbentuknya hak tanggungan
dan lelang melalui kantor lelang. Berdasarkan perbedaan antara peraturan masa lalu dengan masa kini tersebut dilakukan uji terhadap efektif
berlakunya aturan.
C. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.
a. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum Primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif, yang artinya bahan hukum yang memiliki otoritas. Bahan Hukum primer
terdiri atas peraturan perundang –undangan Marzuki, 2005:141.
Bahan Hukum Primer ini adalah: a
Undang–Undang Dasar 1945 BAB XIV Tentang kesejahteraan sosial Pasal 33 ayat 1, ayat 2 dan ayat 3
b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104 tahun 1960, Pasal 16 ayat 1,Pasal 25, Pasal 33 dan Pasal 39
c Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Tanah
beserta Benda-Benda yang berkaitan dengan Tanah, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 42 Pasal 6, Pasal 14 dan Pasal
20 d
Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Pasal 1 angka 11, Pasal 2, Pasal 8, Pasal 12A
e Undang–Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundangan Lembaran Negara No. 82, Pasal 7 ayat 1 f
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 106PMK.062013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
11
Keuangan Nomor 93PMK.062010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, Pasal 27 Huruf c
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapat-pendapat para ahli hukum yang diperoleh dalam berbagai
literatur hukum, makalah hukum, jurnal hukum dan tulisan-tulisan yang
dimuat di website dan wawancara. Marzuki, 2011:141. c.
Bahan hukum tersier
Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kamus Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum. Marzuki, 2011:141.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data sebagai bahan penelitian ini mempergunakan data yang diakui kebenarannya dengan melalui dua cara:
1. Studi Kepustakaan
Penelitian ini mempergunakan studi kepustakan. Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh bahan- bahan hukum primer, bahan-bahan
hukum sekunder dan bahan tersier.
2. Wawancara
Untuk memperoleh data dari narasumber, dengan mempergunakan cara wawancara secara mendalam kepada narasumber yang sebelumnya telah
ditentukan terlebih dahulu.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, data akan diolah secara sistematis dan akan dianalisis dengan membuat klasifikasi terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder. Tujuan dari diadakannya penglasifikasian bahan- bahan tersebut adalah untuk mempermudah peneliti dalam proses analisis
bahan. Proses analisis bahan yang dilakukan dengan cara: a.
Analisis Data Bahan Hukum Primer Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji dan memahami peraturan
perundang- undangan yang berkaitan dengan kekuatan eksekutorial
12
hak tanggungan dalam lelang eksekusi dengan adanya gugatan perlawanan. Pengkajian dan pemahaman ini dilakukan dengan cara :
1 Deskripsi
Langkah ini dilakukan untuk mendeskripsikan isi dan struktur Hukum Positif Hadjon, 1994:7. Akan dilakukan
Deskripsi agar memberikan gambaran tentang ketentuan hukum yang terdapat pada bahan hukum primer, tentang kekuatan
eksekutorial hak tanggungan dalam lelang eksekusi dengan adanya perlawanan pihak ketiga Derden Verzet berdasarkan
hukum positif berupa peraturan perundang-undangan. 2
Sistematisasi Sistematisasi dalam penelitian ini dilakukan baik secara
vertikal maupun horisontal. Sistematisasi secara vertikal antara Pasal 33 ayat 3 Undang
–undang Dasar 1945, dengan Pasal- pasal dalam Pasal 6, Pasal 14 dan Pasal 20 UUHT, Pasal 1
angka 11 dan angka 23, Pasal 2, Pasal 8 ayat 1, Pasal 12 A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah
dengan Undang –Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, Pasal 16 ayat 1, Pasal 25, Pasal 33, Pasal 39 dan Pasal 51 UUPA dan Pasal 27 huruf c Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 106PMK.062013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93PMK.062010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, dan Pasal 195 ayat 6 dan ayat 7 HIR tentang Perlawanan Derden
Verzet. Prinsip penalarannya menggunakan penalaran hukum subsumsi, yaitu menghubungkan peraturan-peraturan yang
mempunyai hubungan logis antara dua aturan atau lebih secara vertikal.
Sistematisasi Horizontal Pasal- Pasal UUHT, Pasal- pasal Undang
–Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah