Jenis Data ARTIKEL KEKUATAN EKSEKUTORIAL SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN DALAM LELANG EKSEKUSI TERHADAP PERLAWANAN PIHAK KETIGA (DERDEN VERZET).
12
hak tanggungan dalam lelang eksekusi dengan adanya gugatan perlawanan. Pengkajian dan pemahaman ini dilakukan dengan cara :
1 Deskripsi
Langkah ini dilakukan untuk mendeskripsikan isi dan struktur Hukum Positif Hadjon, 1994:7. Akan dilakukan
Deskripsi agar memberikan gambaran tentang ketentuan hukum yang terdapat pada bahan hukum primer, tentang kekuatan
eksekutorial hak tanggungan dalam lelang eksekusi dengan adanya perlawanan pihak ketiga Derden Verzet berdasarkan
hukum positif berupa peraturan perundang-undangan. 2
Sistematisasi Sistematisasi dalam penelitian ini dilakukan baik secara
vertikal maupun horisontal. Sistematisasi secara vertikal antara Pasal 33 ayat 3 Undang
–undang Dasar 1945, dengan Pasal- pasal dalam Pasal 6, Pasal 14 dan Pasal 20 UUHT, Pasal 1
angka 11 dan angka 23, Pasal 2, Pasal 8 ayat 1, Pasal 12 A Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah
dengan Undang –Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, Pasal 16 ayat 1, Pasal 25, Pasal 33, Pasal 39 dan Pasal 51 UUPA dan Pasal 27 huruf c Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 106PMK.062013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93PMK.062010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, dan Pasal 195 ayat 6 dan ayat 7 HIR tentang Perlawanan Derden
Verzet. Prinsip penalarannya menggunakan penalaran hukum subsumsi, yaitu menghubungkan peraturan-peraturan yang
mempunyai hubungan logis antara dua aturan atau lebih secara vertikal.
Sistematisasi Horizontal Pasal- Pasal UUHT, Pasal- pasal Undang
–Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang telah diubah
13
dengan Undang –Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, Pasal-Pasal dalam UUPA ada Harmonisasi. Prinsip penalaran hukum yang dipergunakan adalah Non Kontradiktif
yaitu tidak boleh menyatakan ada tidaknya suatu kewajiban yang sama dikaitkan dengan situasi yang sama. Keberadaan
Undang –undang tersebut diatas terjalin harmonisasi sehingga
tidak memerlukan asas berlakunya peraturan Perundang- undangan.
3 Interpretasi Hukum
Interpretasi hukum yang dilakukan dalam analisis data bahan hukum primer, dilakukan dengan cara:
a Interpretasi gramatikal, yaitu pemberian arti kepada suatu
istilah sesuai dengan bahasa sehari-hari atau bahasa hukum. b
Interpretasi sistematisasi, yaitu interpretasi secara vertikal dan secara Horisontal.
c Interpretasi Teleologis yaitu interpretasi berdasar pada
tujuan. d
Interpretasi antisipatif yaitu interpretasi mendasarkan pada suatu aturan yang belum berlaku. Hadjon,1994:7
4 Analisis Hukum Positif
Menilai hukum positif. Hukum positif dinilai dengan acara menilai asas-asas yang terdapat UUHT dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 109PMK.062013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93 PMK.062010
tentang Petunjuk Lelang Eksekusi, Pasal 159 ayat 6 dan ayat 7 HIR tentang Perlawanan pihak ketiga.
Menganalisa hukum positif untuk memperoleh nilai hendak diketemukan atau syarat nilai serta menilai tujuan
hukum terhadap setiap peraturan perundang –undangan. Nilai
yang diketemukan yaitu Asas Keadilan, Asas Kepastian Hukum, dan Asas Kemanfaatan.