87
dan kecelakaan, pengendalian terhadap lingkungan. Hal tersebut diharapkan dapat memenuhi standart K3. Sistem Manajemen mutu,
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dan Sistem Manajemen Lingkungan ini digunakan untuk tujuan
kegiatan jasa konstruksi yang dilaksanakan oleh perusahaan konstruksi pembangunan hotel Yogyakarta, dan komitmen
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mempertimbangkan dampak lingkungan dalam setiap kegiatan dan penerapan SMK3.
2. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko IBPR
IBPR yang terdapat dalam proyek pembangunan hotel di Yogyakarta sesuai dengan sampel objek yang di teliti oleh penulis, rata-
rata menerapkan IBPR standar sebagai berikut: a.
Kegiatan kantor, meliputi beberapa kegiatan seperti 1
Pemadaman api dengan APAR; 2
Membuat jalur evakuasi; 3
Menagkap pencuri; 4
Mengoprasikan genset; 5
Menanggulangi huru-hara; 6
Pemakaian AC dan kendaraan. b.
Pekerjaan persiapan Pekerjaan persiapan, meliputi beberapa kegiatan yang cukup
beresiko tinggi seperti: 1
Pembuatan pagar proyek;
88
2 Bongkar muat barang secara manual;
3 Instalasi listrik untuk pekerjaan sementara;
4 Bongkar muat barang menggunakan alat;
5 Erection tower crane dan pembersihan lokasi.
c. Pekerjaan struktur
1 Galian pondasi;
2 Pembesian pondasi;
3 Pengecoran pondasi;
4 Pembesian kolom praktis;
5 Pengecoran dan install plat deck.
d. Pekerjaan arsitekturfinishing
1 Pekerjaan kulit luar;
2 Pasangan batu bata;
3 Plester dan acian;
4 Pemasangan pintu dan jendela;
5 Pengecatan plafond;
6 Pemasangan marmer.
3. Penerapan syarat-syarat K3
Guna memenuhi dan menuju tepat pada sasaran keselamatan kerja, proyek pembangunan hotel di daerah Yogyakarta haruslah memenuhi
standar syarat-syarat keselamatan kerja, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1 yaitu :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
89
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian- kejadian lain yang berbahaya; e.
Memberi pertolongan pada kecelakaan; f.
Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; g.
Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran; h.
Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya; n.
Mengamankan dan memperlancar pengang- kutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang; q.
Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
90
Dari beberapa syarat-syarat K3 di atas dari hasil penelitian penulis, hanya
beberapa syarat-syarat
saja yang
dilaksanakan oleh
perusahaanpemilik proyek pembangunan hotel di Yogyakarta. Untuk pembangunan hotel besar dan pengerjaannya dipercayakan pada
perusahaan jasa konstruksi besar yang tersertifikasi Nasional maka syarat-syarat di atas hampir 90 dilaksanakan dalam pelaksanaan
proyek, seperti yang dilakukan oleh PT. PULAU INTAN. Penerapan untuk proyek pembangunan yang dilaksanakan dengan
mandiri tanpa menggunakan perusahaan jasa konstruksi seperti pembangunan hotel Zana Availa dan Weest Tugu Jogja syarat-syarat
K3 dilaksanakan hanya dari 10 sampai dengan 50 hal tersebut jika tidak dilaksanakan dengan baik, maka sangat berpengaruh dengan
potensi untuk terjadi kecelakaan kerja dalam sebuah proyek pembangunan.
4. Penerapan dan Operasi Kegiatan K3