Kelayakan Usahatani Tinjauan Pustaka

ukurannya adalah dengan menggunakan deviasi standar yang diberi symbol � sigma. Semakin kecil deviasi standar, semakin rapat distribusi probabilitas dan dengan demikian semakin rendah risikonya. Risiko dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: CV = Keterangan: CV = Koefisien variasi σ = Standart deviasi E = Rata-rata hasil mean

8. Perilaku Petani Terhadap Risiko

Menurut Lyncolin 1995, perilaku petani dalam menghadapi risiko terbagi dalam tiga fungsi utilitas yaitu: a. Fungsi utilitas untuk risk averter atau orang yang enggan terhadap risiko. b. Fungsi utilitas untuk risk neutral atau orang yang netral terhadap risiko. c. Fungsi utilitas untuk risk lover atau orang yang berani menanggung risiko. Berdasarkan hasil penelitian Sriyadi 2010, risiko ekonomi yang dihadapi petani dalam usahatani bawang putih cukup tinggi. Sebagian besar petani mempunyai perilaku enggan terhadap risiko usahatani bawang putih dan petani mengelola usahatani bawang putih belum efisien.

B. Penelitian Sebelumnya

Menurut hasil penelitian Gunardi 2013, pada penelitian yang berjudul Analisis kelayakan usahatani melon action 434 di Desa Curut Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan menunjukan bahwa pendapatan usahatani melon Sebesar Rp 188.734.926Hamusim. Sedangkan keuntungan yang diterima petani rata-rata sebesar 156.127.625Hamusim. Usahatani melon di Kecamatan Penawangan pada satu musim tanam berdasarkan analisis RC, produktifitas modal, produktifitas tenaga kerja, dan produktifitas lahan layak untuk diusahakan. Menurut sumarno 2012, pada penelitian yang berjudul analisis komperatif usahatani melon antara varietas melo n “Apollo” dengan varietas melon ”Action” menunjukan bahwa biaya rata-rata per hektar usahatani melon jenis Apollo lebih besar dibandingkan usahatani melon jenis Action. Hal ini dapat ditunjukkan biaya rata-rata per hektar melon jenis Apollo yaitu sebesar Rp 48.573.947, sedangkan melon jenis Action sebesar Rp 39.598.365. untuk pendapatan rata-rata per hektar melon jenis Action lebih tinggi yaitu sebesar Rp 168.767.019 dibanding melon jenis Apollo sebesar Rp 84.168.230. Menurut Wilastinova 2012, pada penelitiannya yang berjudul analisis pengaruh faktor-faktor produksi usahatani semangka pada lahan pasir di pantai Kabupaten Kulon progo menunjukkan bahwa besarnya penerimaan usahatani semangka pada lahan pasir pantai adalah sebesar Rp 20.403.262HaMT, sedangkan biaya total yang dikeluarkan petani semangka pada lahan pasir pantai adalah sebesar Rp12.444.940HaMT. untuk pendapatan usahatani semangka sebesar Rp 7.958.322HaMT. Menurut Ragil Prasetyo Kurniawan 2013, pada penelitian yang berjudul Analisis usahatani cabai rawit dilahan tegalan Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag kabupaten Purworejo menunjukan bahwa besarnya pendapatan usahatani cabai rawit sebesar 3.126.832musim, kemudian untuk keuntungan yang diterima sebesar 2.226.391musim. Usahatani cabai rawit di