Analisis Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz Di Banten Tv

ANALISIS PROGRAM ACARA DAKWAH
NGOBROL SARENG KANG USTADZ DI BANTEN TV
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh

Quinn Rizqi Budiyanti
NIM: 1110051000132

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M/1435 H

ABSTRAK
Quinn Rizqi Budiyanti
1110051000132

Analisis Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten
TV
Televisi merupakan sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan
Islami (dakwah) melalui program-program acara yang ditayangkannya, seperti
halnya stasiun Banten TV merupakan stasiun televisi swasta lokal yang masih
tetap bertahan diranah pertelevisian Indonesia dengan menghadirkan programprogram acara yang edukatif dan inspiratif sesuai dengan slogan stasiun Banten
TV, yakni Dari Banten Untuk Nusantara. Program acara stasiun Banten TV yaitu
Ngobrol Sareng Kang Ustadz dengan
Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, penelitian ini ingin mengetahui
tentang Apa yang dimaksud dengan program acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz?
bagaimana proses produksi yang dilakukan tim dalam program acara dakwah
Ngobrol Sareng Kang Ustadz ditinjau dari tiga tahapan produksi, yaitu tahapan
pra-produksi, produksi dan pasca-produksi? serta apa saja faktor pendukung dan
faktor pengahmbat dalam melaksanakan proses produksi pada program acara
dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV?
Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz merupakan program
acara unggulan yang bersifat religi yang disiarkan setiap hari Senin-Jumat pada
pukul 17.00-18.00 WIB dengan dipandu oleh host dan narasumber, dengan format
talk show dialog interaktif melalui telepon dan media sosial yang disiarkan secara
langsung distudio stasiun Banten TV, proses produksi yang dilakukan oleh tim

dalam mengemas program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz secara
ringan dan menghibur, namun tetap sesuai dengan syariat Islam yang
berlandaskan Al-quran dan Hadist, yaitu dengan melakukan tiga tahapan yang
sesuai dengan standart Operation Procedure (SOP), yakni tahapan Pra-Produksi,
Produksi dan Pasca Produksi dan didalamnya terdapat faktor pendukung dan
faktor penghambat yang mana kedua faktor tersebut merupakan bagian dari
penunjang sebuah keberhasilan para tim dalam memproduksi program acara
dakwah tersebut.
Teori pada penelitian ini merujuk pada teori Maxure K dan Reed bahwa
proses produksi mempunyai kewajiban merubah konsep atau ide didalam naskah
menjadi program yang terpadu, menarik, kreatif dan efektif untuk ditayangkan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskritif, yang mana bertujuan untuk menggambarkan, berbagai kondisi,
berbagai situasi, berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang
menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai
suatu ciri, tanda atau gambaran fenomena tertentu. Sehingga, penelitian ini
bersifat mendalam.
Dari penjelasan singkat diatas, bahwahsanya program acara dakwah
Ngobrol Sareng Kang Ustadz adalah program acara dakwah unggulan yang
bersifat religi dengan format dialog interaktif melalui telepon dan media sosial,

dalam melaksanakan proses produksi program acara dakwah tersebut tim harus
melewati tiga tahapan, yakni tahapan pra produksi, produksi dan pasca produksi.

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillahi Rabbal Alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT,
atas segala kemurahan, cinta kasih dan sayang-Nya yang tak terhingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Program Acara
Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV”.
Tak lupa Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, berserta keluarga dan para sahabat yang
selalu istiqomah dalam memegang teguh ajarannya. Selanjutnya, penulis sangat
menyadari dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini banyak sekali
hambatan dan kendala yang penulis hadapi, mulai dari persoalan teknis
pengumpulan data sampai dengan rasa malas kerap kali menghinggapi penulis.
Namun, pada akhirnya penulis dapat mengatasi semua persoalan-persoalan
tersebut, tentunya dengan segala bantuan, bimbingan dan doa semua pihak. Untuk

itu penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan,
MA, Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Suparto, S.Ag. M.Ed, Wakil
Dekan II Bidang Administrasi Umum Drs. Jumroni, M.Si, Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan Dr. H. Sunandar, MA
2. Rahmat Baihaky, MA dan Umi Musyarrofah, MA selaku Ketua dan
Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
3. H. Zakaria, MA selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
bimbingan dan motivasi selama penulis menyelesaikan penulisan skripsi
untuk mencapai hasil yang lebih baik.
4. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu
Dakwah

dan

pengetahuannya

Ilmu

Komunikasi


yang

telah

bermanfaat

serta

dedikasi

yang

memberikan
selama

ilmu
penulis

mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan dari awal semester hingga

saat ini dan semoga penulis dapat mengamalkan ilmu yang telah
Bapak/Ibu Dosen berikan.

ii

5.

Bapak/Ibu seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu
penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penulisan ini
selesai.

6. Bapak/Ibu seluruh Staf dan Karyawan Perpustakaan Utama dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani penulis dalam urusan
peminjaman buku-buku sebagai referensi dan literatur penulis dalam
penyusunan skripsi hingga selesai.
7. Para Tim Produksi Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz
di Banten TV, Bapak Dito, Bapak Mahrup, Bapak Rio, Bapak Iman,
Ustadz Lancip, Mba Dian, Mas Sammy, dan Devia, yang telah membantu

penulis dalam mendapatkan data–data mengenai program acara dakwah
Ngobrol Sareng Kang Ustdaz, sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.
8. Orang tua tercinta, Papa Drs. Entus Sukria Hasan Surya, M.Ba. MM (Alm)
dan Mama Dra. Lilis Suryanti, M.Pd yang senantiasa ikhlas dan sabar
dalam

mengarungi

pahit

dan

getirnya

perjuangan

hidup

demi


kelangsungan pendidikan penulis mulai dari sekolah dasar sampai
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi selalu memberikan kasih
sayangnya, doa restu dan dukungan yang mendalam, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak dan Adik-Adik tersayang, Cendekia Ivanna Fatmawati, Yoga
Prakosa, Arya Ranamanggala Tirtayasa dan Tubagus Miftah Ar-royyan
yang selalu membantu penulis dan memberikan dukungan dan mendoakan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua Keluarga Besar, Om, Tante, Ibu, Pak de, dan lainnya yang tidak
bisa disebut satu persatu, yang telah memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Syefrinozi, Ririn Riyanti, Maria Safitri, Nyimas Ayu Galuh, dan Nanda
Cahaya Febriana yang senantiasa saling berbagi dalam suka dan duka
selama menjalani masa perkuliahan ini dan selalu memberikan dukungan

iii

serta nasehat positif kepada penulis, terimakasih atas kesetiaan dan
ketulusan yang kalian berikan.
12. Teman-teman seangkatan dan seperjuangan Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam 2010, terkhusus untuk teman sekelas KPI E 2010 dan
teman KKN Berdikari 2013 yang tidak pernah terlupakan.

Dengan demikian, Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari
kekurangan, karena itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi penyempurnaan skripsi ini, dan semoga penulisan skripsi ini
bermanfaaat bagi semua pihak khususnya penulis.

Ciputat, 7 Mei 2014

Quinn Rizqi Budiyanti

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................6
D. Manfaat Penelitian ................................................................6
1.

Manfaat Akademis ........................................................6

2.

Manfaat Praktis .............................................................6

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................7
F. Metodelogi Penelitian...........................................................9
1.

Jenis Penelitian ..............................................................9


2.

Subjek dan Objek Penelitian .........................................10

3.

Tempat dan Waktu Penelitian .......................................10

4.

Tahapan Penelitian ........................................................10
a.

Pengumpulan Data ....................................................10
1) Obeservsi Partisipan ..........................................10
2) Wawancara ........................................................11
3) Dokumentasi .....................................................11

b.

Pengolahan Data .......................................................12

c.

Analisis Data.............................................................12

G. Sistematika Penulisan ...........................................................13
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Televisi .................................................................................15
1. Pengertian Televisi ..........................................................15
2. Jangkauan Siaran Televisi ...............................................16
3. Program SiaranTelevisi ...................................................17
4. Format Siaran Televisi .....................................................22

v

B. Dakwah .................................................................................24
1. Pengertian Dakwah ..........................................................24
2. Tujuan Dakwah ................................................................25
3. Subjek dan Objek Dakwah ..............................................28
4. Materi Dakwah ................................................................31
5. Metode Dakwah ...............................................................32
6. Media Dakwah .................................................................33
C. Produksi Program Televisi ...................................................35
D. Televisi Sebagai Media Dakwah ..........................................45
BAB III

GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perkembangan Pertelevisian di Indonesia ...............46
B. Sejarah Perkembangan Pertelevisian Lokal di Indonesia.....47
C. Sejarah Perkembangan Stasiun Banten TV ..........................48
1. Slogan Stasiun Banten TV ...............................................49
2. Visi Dan Misi Stasiun Banten TV ...................................50
3. Struktur Organisasi Stasiun Banten TV ...........................51
4. Program-Program Acara Stasiun Banten TV ..................51
D. Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz .......53

BAB IV

ANALISIS PROGRAM ACARA DAKWAH
NGOBROL SARENG KANG USTADZ DI BANTEN TV
A. Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz .......55
B. Proses Proses Produksi Program Acara Dakwah Ngobrol
Sareng Kang Ustadz di Banten TV ......................................57
1. Pra Produksi .....................................................................58
2. Produksi ...........................................................................66
3. Pasca Produksi .................................................................86
C. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Dalam Program
Acara Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV .............88

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................91
B. Saran-Saran ..........................................................................96

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Format Acara Televisi ......................................................... 23
Gambar 2 Bagan Organisasi Dalam Produksi .................................................. 39
Gambar 3 Bagan Pra Produksi ......................................................................... 41
Gambar 4 Bagan Produksi ............................................................................... 43
Gambar 5 Bagan Pasca produksi...................................................................... 44

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1

Format Acara Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang
Ustadz .............................................................................................. 85

viii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia
semakin hari semakin dekat saja meskipun arus informasi yang mengalir
akan mempunyai dampak, positif maupun negatif. Namun, hal tersebut
tidak dapat dielakan karena perubahan zaman yang sangat dinamis saat
ini.1
Kehadiran televisi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya di depan
pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk
mengobrol dengan keluarga ataupun pasangan mereka. Bagi banyak orang
televisi adalah teman, televisi menjadi cermin perilaku dan menjadi candu,
karena televisi membujuk kita untuk mengonsumsi lebih banyak lagi,
disamping itu televisi juga memperlihatkan bagaimana kehidupan orang
lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani hidup
ini.2
Selain itu, televisi banyak keunggulan dimana ia mampu
menembus ruang dan waktu, juga mempunyai keunggulan lainnya
dibandingkan media massa saat ini. Pertama, dilihat dari sisi pesan televisi
yang disajikan secara audio visual, yakni dapat membangun daya tarik,
persepsi, perhatian, dan imajinasi dalam mengkontruksi realitas. Kedua,

1

Ciptono Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2005), h. 1
2
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Pernada Media Group, 2008), cet. Ke1, h. 1

1

2

dilihat dari sisi aktualitas peristiwa, televisi bisa lebih cepat memberikan
informasi kepada khalayak dari pada surat kabar, radio, dan majalah.
Ketiga, dilihat dari segi khalayak, televisi mampu menjangkau jutaan
pemirsa ketimbang surat kabar, radio atau majalah yang hanya
menjangkau ratusan ribu pembaca atau pendengar. Keempat, dilihat dari
efek kulturasi, televisi lebih besar daripada efek yang dihasilkan oleh
jenis-jenis media lainnya, khususnya bagi pembentukan perilaku,
proposisi, dan antisosial anak.3 Oleh karena itu, Indonesia kini sudah
mulai memasuki era televisi yang ditandai dengan munculnya stasiun
televisi, seperti TVRI, RCTI, TPI, SCTV, ANTV, Indosiar, TV ONE,
METRO TV, TRANS TV, TRANS 7, Global TV, Kompas TV, Net TV.
Disamping itu, disusul dengan kemunculan televisi-televisi lokal, seperti
Bali TV, Jak TV, Da’i TV, CTV Banten, dan lain-lain.
Program acara keagamaan di televisi banyak sekali yang
menggambarkan tentang dakwah, seperti ceramah agama, tanya jawab
tentang agama, lagu dan bahkan tarian khas yang dipandang islami, selain
itu perlu disadari juga bahwa televisi sebagai alat bantu untuk
menyebarkan ajaran agama islam keberbagai pelosok tanah air sangat
diperlukan dalam paradigma baru berdakwah. Dari segi waktu televisi
sangat efektif dan efesien, karena pesan yang disampaikan televisi dapat
langsung diterima oleh khalayak. Oleh karena itu, sebuah stasiun televisi
harus mampu mengemas dengan baik isi siaran dakwah yang akan

3

K.H Miftah Farid, Dakwah Kontemporer Pola Alterlatif Dakwah Melalui Televisi,
(Bandung; Pusat Press 2000), cet. Ke-1, hal. 87

3

ditayangkan sesuai dengan sasaran yang dituju, seperti orang tua, dewasa
bahkan anak-anak.
Stasiun Banten TV sebagai televisi lokal yang didirikan oleh PT.
Banten Media Global Televisi berusaha untuk memberikan yang terbaik
bagi pemirsanya, salah satunya dengan menyajikan program acara
dakwah. Keberadaan siaran-siaran keagamaan seperti dakwah yang
menggunakan media televisi sudah sangat banyak kita jumpai di beberapa
stasiun

televisi termasuk di stasiun Banten TV dengan menyiarkan

program acara dakwah, yakni Ngobrol Sareng Kang Ustadz.
Program acara dakwah Ngorol Sareng Kang Ustadz disiarkan
setiap hari Senin-Jumat pada jam 17.00-18.00 secara langsung (live)
didalam studio Banten TV, dengan format talk show dialog interaktif
melalui telepon dan media sosial, seperti facebook, twitter dan live
streaming. Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini
dikemas secara ringan, lucu dan menghibur, namun tetap sesuai dengan
syariat Islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadist. Selain itu, pada
program acara dakwah ini memiliki sebuah tagline, yakni “Ngobrol
Sareng Kang Ustadz, Anda Curhat Kang Ustadz Kasih Nasehat”, yang
tujuannya agar para pemirsa dapat menambah wawasan tentang agama
Islam dan dapat memberikan solusi terhadap masalah yang tengah
dihadapi pemirsa, karena program acara dakwah ini memberikan
kesempatan langsung untuk para pemirsa yang ingin curhat dengan Kang
Ustadz selaku narasumber dengan menggunakan telepon interaktif dan
media sosial seperti facebook, twitter dan live streaming yang dipandu

4

oleh seorang Host. Dalam setiap penayangan yang dilakukan oleh tim
memerlukan waktu enam puluh menit dengan empat segment didalamnya,
yang mana dari setiap segment penayangannya tim memberikan dua
segment untuk para pemirsa dirumah dapat curhat langsung kepada Kang
Ustadz yang pertanyaannya tidak dibataskan dengan tema-tema yang telah
ditentukan.
Program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz ini juga
sebagai salah satu contoh dari pengembangan metode dakwah, yaitu
dakwah bil lisan, yang dikembangkan melalui publikasi penyiaran dengan
menggunakan media penyiaran televisi. Maka, sudah selayaknya di zaman
yang modern ini kegiatan dakwah harus bisa memanfaatkan media-media
modern seperti televisi, agar kegiatan dakwah bisa diterima oleh
masyarakat secara komperhenshif.4 Dengan begitu seorang dai akan lebih
cepat mengetahui seberapa jauh keberhasilan dari dakwah yang
dilakukannya, terlebih dengan menggunakan format dialog interaktif
melalui saluran telepon, maka seorang dai akan lebih cepat mengetahui
kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat, sehingga untuk pertemuan
berikutnya seorang dai akan lebih bisa menjadikan dakwah tersebut betulbetul sebagai solusi bagi permasalahan yang muncul dalam kehidupan
masyarakat, yang tentunya dengan menggunakan pendekatan agama
Islam.
Melihat latar belakang diatas, bahwasanya televisi merupakan
sarana yang efektif dalam menyampaikan pesan Islami melalui program
4

28.

Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008), h.

5

yang ditayangkan, maka dari itu penulis tertarik untuk mengakat sebuah
judul skripsi: “Analisis Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng Kang
Ustadz di Banten TV”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi pada proses produksi
program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Banten TV selama
bulan Febuari 2014 yang narasumbernya adalah Ustadz Ahmad Rifqy
Umar (Ustadz Lancip) dan tema-tema yang dibahas mengenai Al-Quran
Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut Syariat/Hukum,
Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang, Menjual Ayat-Ayat
Allah/Hukum dan Perkawinan Dusta. Sebaliknya, penelitian ini tidak
membahas tentang pengaruh, respon dan pesan pada program acara
Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di Stasiun Banten TV.
Berdasarkan

pembatasan

diatas,

penulis

merumuskan

permasalahan sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud dengan program acara dakwah Ngobrol Sareng
Kang Ustadz di stasiun Banten TV?
b. Bagaimana proses produksi yang dilakukan tim dalam program acara
dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV, ditinjau
dari 3 tahapan produksi, yakni Pra Produksi, Produksi dan Pasca
Produksi?
c. Apa

saja

faktor

pendukung

dan

faktor

penghambat

dalam

melaksanakan proses produksi pada program acara dakwah Ngobrol
Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV?

6

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari program acara dakwah Ngobrol Sareng
Kang Ustadz di stasiun Banten TV
2. Untuk mengetahui proses produksi yang dilakukan tim dalam program
acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV,
ditinjau dari 3 tahapan produksi, yakni Pra Produksi, Produksi dan
Pasca Produksi.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
melaksanakan proses produksi pada program acara dakwah Ngobrol
Sareng Kang Ustadz di stasiun Banten TV
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dan referensi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dalam penemuan kaidah ataupun mengenai
cara proses produksi suatu program acara dakwah berlangsung yang
diterapkan oleh televisi swasta lokal yaitu stasiun Banten TV.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi sebuah perkembangan
tentang penelitian Ilmu Komunikasi terutama pada kajian-kajian media
massa dan khususnya pada program-program acara pertelevisian

7

Indonesa yang saat ini terus berkembang, serta penelitian ini menjadi
sebuah masukkan untuk para pengelola stasiun televisi, khususnya
yang menjadikan televisi sebagai media dakwah.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan pengamatan langsung di Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta maupun Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, penulis menemukan ada beberapa skripsi yang telah
meneliti tentang Analisis Program Acara Dakwah di stasiun Televisi dan
radio, yakni:
Skripsi Ahmad Tamamy5. Ahmad Tamamy mengemukakan bahwa
program acara dakwah Liputan Kampung yang disiarkan oleh televisi
komunitas Palmerah melakukan semua tahapan dari proses produksi,
yakni pra produksi, produksi dan pasca produksi. Pada tahapan pra
produksi program acara dakwah Liputan Kampung di televisi komunitas
Palmerah ialah dengan menyiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk
meliput acara kegiatan warga, seperti kamera, lampu penerangan, kabel
roll, kaset mini dvd dan lain-lain. Selanjutnya, pada tahap produksi
program acara dakwah Liputan Kampung di televisi komunitas Palmerah
melakukan shooting yang tidak menggunakan rundwon acara hanya
seorang kameramen meliput kegiatan acara sampai selesai yang nantinya
akan ditayangkan pada pukul 19.00 WIB. Selanjutnya, proses terakhir
ialah proses pasca, yaitu mengemas atau proses editing. Persamaan
penelitian ini dengan skripsi Ahmad Tamamy adalah sama-sama
Ahmad Tamamy, “Program Dakwah Islam Di Televisi Komunitas Palmerah”, (Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
5

8

membahas tentang proses produksi program acara dakwah melalui tiga
tahapan, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Sedangkan
perbedaannya terletak pada stasiun televisi dan program acaranya, karena
pada skripsi Ahmad Tamamy memilih stasiun televisi komunitas Palmerah
dan Program Acara Dakwah yaitu Liputan Kampung, sedangkan
penelitian ini memilih stasiun televisi lokal Banten TV dan Program Acara
Dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz.
Penulis juga merujuk pada skripsi Fitria Ramdani.6 Fitria Ramdani
mengemukakan bahwa dalam membuat program acara dakwah di radio
idealnya harus melakukan 3 tahapan proses produksi, termasuk pada
program acara dakwah Fajar Islami di radio Sheba 99,3 FM Bogor. Pada
saat proses produksi berlangsung program acara dakwah Fajar Islami
melakukan 3 tahapan, yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi
dimana tahapan pra produksi meliputi tiga bagian, yakni penemuan ide,
perencanaan, dan persiapan, setelah itu dilakukannya tahapan produksi
secara langsung setiap hari senin-minggu mulai pukul 05.00-06.00 WIB
yang diselenggarakan sepenuhnya di radio Sheba 99,3 FM Bogor dengan
format acara berbentuk talk show dan setelah itu tahapan terakhir yaitu
pasca produksi dengan melaksanakan proses evaluasi setelah sebuah
program acara dakwah Fajar Islami selesai disiarkan oleh pendengar.
Persamaan penelitian ini dengan Fitria Ramdani adalah sama-sama
membahas tentang tiga tinjauan yang dilakukan pada saat proses produksi
berlangsung baik di televisi maupun di radio. Adapun perbedaannya, Fitria
Fitria Ramdani, “Analisis Produksi Program Dakwah Fajar Islami Di Radio Sheba 99,3
FM Bogor”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2011).
6

9

Ramdani meneliti tentang Proses Produkis Program Acara Dakwah Fajar
Islami di radio Sheba 99,3 FM Bogor. Sedangkan, penelitian ini meneliti
tentang Proses Produksi Pada Program Acara Dakwah Ngobrol Sareng
Kang Ustadz di stasiun televisi Banten TV.
F. Metodologi Penelitian
1.

Jenis Penelitian
Metodologi penelitian yang penulis gunakan ialah pada jenis
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Basrowi Sukidi menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau
dengan cara kuantifikasi lainnya.7 Sedangkan, penelitian kualitatif
menurut Taylor adalah sebagai prosedur sebuah penelitian yang
menghasilkan data deskritif, berupa kata tertulis atau lisan dari orang
atau perilaku yang diamati.8
Penelitian

deskritif

kualitatif

juga

bertujuan

untuk

menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,
berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang
menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu
kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau
gambaran fenomena tertentu. Sehingga, penelitian ini bersifat
mendalam karena kedalaman data yang menjadi pertimbangannya

7

Basrowi Sukidi, Metode Penelitian Kualitatif Mikro, (Surabaya: Insan Cendikia, 2002)

h.1.
8

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya,
2012), cet. Ke-30, h.4.

10

serta menusuk sasaran penelitian.9 Penelitian kualitatif deskriptif ini
melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris,
seperti studi kasus, pengalaman pribadi, intropeksi, riwayat hidup,
wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual.10
2.

Subjek dan Objek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah stasiun Banten TV dan
obyek dalam penelitian ini adalah Program Acara Dakwah Ngobrol
Sareng Kang Ustadz.

3.

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di stasiun Banten Tv, Jalan
Jenderal Sudirman Blok F18-20, Kota Serang Baru-Banten dan waktu
penelitian dilaksanakan satu bulan dari tanggal 3-28 Febuari 2014.

4.

Tahapan Penelitian
a. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan
data yang berhubungan dengan program acara dakwah Ngobrol
Sareng Kang Ustadz di Banten TV, meliputi:
1) Observasi Partisipan merupakan pengamatan untuk memperoleh
data yang diperlukan.11 Teknik yang penulis lakukan dalam
observasi ini ialah yang bersifat langsung. Obeservasi yang
bersifat langsung ini oleh penulis dengan mengikuti pelaksanaan

9

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 68.
10
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2001), cet. Ke- 1, h. 5.
11
Winarwo Surahmad, Dasar-Dasar Teknik Penelitian, (Bandung: CV. Tarsita, 1989), h.
162.

11

produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di
Studio Banten TV pada bulan Febuari 2014 selama delapan kali
pelaksanaan shooting bersama Ustadz Ahmad Rifqy Umar
(Ustadz Lancip) dan tema-tema yang dibahas mengenai AlQuran Untuk Siapa, Kenapa Harus Menikah, Menyanyi Menurut
Syariat/Hukum, Suami Durhaka, Istri Durhaka, Kurung Batang,
Menjual Ayat-Ayat Allah/Hukum dan Perkawinan Dusta..
Karena observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data terkait
program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz.
2) Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian melalui tanya jawab dengan menggunakan alat
panduan wawancara.12 Teknik yang penulis lakukan dengan
mewawancarai sumber-sumber terkait dalam pelaksanaan
produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz di
Banten TV. Sumber-sumber yang diwawancarai oleh penulis,
yakni Bapak Mahrup N.R selaku Produser program acara
dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, Devia Alviani selaku
Host program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz, dan
Ustadz Ahmad Rifqy Umar (Ustadz Lancip) selaku Narasumber
program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz.
3) Dokumentasi merupakan pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.13 Teknik yang penulis lakukan

12

Mohammad Nazir, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Gaila Indonesia, 1988), cet. Ke-3,

13

Husaini Usman, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet. Ke-4,

h.234
h.73

12

dengan mengumpulkan bahan-bahan yang didokumentasikan
oleh penulis berupa, hasil wawancara, rundwon acara, dan fotofoto terkait program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang
Ustadz, karena nantinya akan dibutuhkan oleh penulis sebagai
bahan penguat atas kebenaran informasi yang diperoleh pada
pelaksanaan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng
Kang Ustadz di Banten TV.
b. Pengolahan Data
Pengolaan data merupakan langkah yang dilakukan setelah
selesai dikumpulkannya data-data. Data-Data tersebut berupa data
dari

hasil

observasi,

wawancara

dan

dokumentasi

terkait

pelaksanaan produksi program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang
Ustadz dengan mencoba menyederhanakan dan mengelola data
dalam bentuk tabel, bagan, roda jam siar, dan foto-foto. Dalam
teknis penulisan pada penelitian ini, penulis menggunakan buku
pedoman penulisan karya ilmiah (CEQDA)14, sebagai upaya
meningkatkan produktivitas penulisan karya ilmiah penulis.
c. Analisis Data
Berdasarkan data-data yang sudah terkumpul oleh penulis
melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, maka penulis
kemudian

mengolah

mendeskripsikan,

data-data

menggambarkan

yang
dan

terkumpul

dengan

menginterprestasikan

semua data terlebih dahulu, kemudian setelah semua data
14

Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis dan Disertasi,
(Ciputat: UIN Press, 2007), cet. Ke-1, h.33

13

terkumpul sesuai dengan kebutuhan, maka penulis menganalisa dan
menarik kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian.
G. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodelogi penelitian dan sistematika
penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Memuat tentang televisi; pengertian televisi, jangkauan
siaran televisi, program televisi, format prosgram siaran
televisi, dakwah; pengertian dakwah, tujuan dakwah, subjek
dan objek dakwah, materi dakwah, dan metode dakwah,
proses produksi siaran televisi dan televisi sebagai media
dakwah.

BAB III

GAMBARAN UMUM
Memuat tentang sejarah perkembangan pertelevisian di
Indonesia, sejarah perkembangan pertelevisian lokal di
Indonesia, sejarah dan perkembangan stasiun Banten TV,
slogan stasiun Banten TV, visi dan misi stasiun Banten TV,
struktur organisasi stasiun Banten TV, program-program
stasiun Banten Tv dan program acara dakwah Ngobrol
Sareng Kang Ustadz.

14

BAB IV

ANALISIS

PROGRAM

ACARA

DAKWAH

NGOBROL SARENG KANG USTADZ DI BANTEN
TV
Memuat tentang program acara dakwah Ngobrol Sareng
Kang Ustadz,

proses produksi program acara dakwah

Ngobrol Sareng Kang Ustadz; tahapan pra-produksi,
porduksi, dan pasca produksi, faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam proses produksi berlangsung pada
program acara dakwah Ngobrol Sareng Kang Ustadz.
BAB V

PENUTUP
Memuat tentang kesimpulan dan saran-saran

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Televisi
Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada
tahun 1884, namun baru tahun 1928 Vladimir Zworky (Amerika Serikat)
menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan
mengirim Gambar ke kotak bernama televisi. Iconoscope bekerja
mengubah Gambar dari bentuk Gambar optis kedalam sinyal elektronis
untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan ke dalam gelombang radio.
Zworkyn dengan bantuan Philo Fransworth berhasil menciptakan pesawat
televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan
World’s Fair pada tahun 1939.
1. Pengertian Televisi
Televisi berasal dari bahasa Yunani, dari kata “tele” yang
artinya jarak jauh dan kata “vision” yang artinya penglihatan.1 Adapun
pengertian televisi dari segi jauhnya diusahakan oleh prinsip radio dan
dari segi penglihatan oleh prinsip Gambar. Maka dari itu, televisi
dapat dikatakan media massa yang bersifat audio visual. Pengertian
televisi menurut J.B Wahyudi, televisi diartikan dengan melihat jauh,
yaitu dengan Gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat
(studio televisi) yang dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah
perangkat penerima televisi (televisi set).2 Sementara menurut
Maurice Gorhan yang dikutip Ton Kertapati mendefinisikan bahwa
1

Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: Firma
Rainbow, 1989), cet. Ke-2, h. 221.
2
J.B. Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, (Bandung: Alumni, 1989), h. 49.

15

16

televisi adalah penyampaian Gambar-Gambar dengan kawat atau
radio dan penerimanya secara stimulan ditempat tertentu yang jauh.3
Dari beberapa pengertian televisi diatas dapat disimpulkan,
bahwasanya televisi adalah alat atau benda untuk menyiarkan siaransiaran yang membawakan suara dan Gambar, sekaligus dari siaran
televisi juga penonton dapat mendengar dan melihat Gambar yang
disajikan. Karena, mengingat sifatnya terbuka, cakupan pemirsanya
tidak mengenal usia meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai anakanak, remaja hingga orang dewasa dan luas jangkauan siarannya yang
menjadikan media televisi sebagai media pembawa informasi yang
besar dan cepat pegaruhnya terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku
anggota masyarakat serta perubahan sistem dan tata nilai yang ada.4
2. Jangkauan Siaran Televisi
Jangkauan siaran ini merupakan faktor yang sangat penting
bagi pemasang iklan yang merupakan perusahaan atau produsen dalam
mempromosikan dan memasarkan produknya (barang dan jasa) kepada
khalayak karena terkait dengan wilayah pemasaran yang dimilikinya.
Dalam stasiun penyiaran jangkauan siaran televisi dapat dibagi
menjadi dua jangkauan siaran, yaitu:5
a. Stasiun Televisi Lokal

3

Ton Kertapati, Dasar-Dasar Publisistik Dalam Perkembangan Di Indonesia Menjadi
Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. Ke-3, h. 59.
4
Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, Media Televisi; Tujuan, Isi, Pengelola serta
Dampaknya terhadap Perubahan Sistem Nilai, (Pengaruh Tanyangan Program Televisi Terhadap
Perilaku Anak Dan Pemuda), (Jakarta: BPPN, 1992), h.1.
5
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. Ke-1, h.104.

17

Stasiun penyiaran radio dan televisi lokal merupakan stasiun
penyiaran dengan wilayah siaran terkecil yang mencakup satu
wilayah kota atau kabupaten. Undang-Undang Penyiaran
menyatakan bahwa stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di
lokasi tertentu dalam wilayah negara Rebuplik Indonesia
dengan jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut.
b. Stasiun Televisi Nasional
Stasiun televisi nasional adalah stasiun radio atau televisi yang
menyiarkan program-programnya ke sebagaian besar wilayah
negara dari hanya satu stasiun penyiaran saja. Negara-negara
yang memiliki sistem penyiaran tersentralisasi atau terpusat
biasanya yang memiliki stasiun radio atau televisi nasionala,
baik yang dikelola pemerintah maupun swasta. Di Indonesia,
hingga tahun 2007 terdapat 10 stasiun televisi yang berlokasi di
Jakarta yang melakukan siarannya secara nasional. Stasiun
nasional menyebarluaskan program siarannya melalui berbagai
stasiun pemancar (stasiun relai) yang dibangun diberbagai
daerah.
3. Program Siaran Televisi
Program siaran televisi adalah acara atau rancangan yang akan
disiarkan ditelevisi. Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman
Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, mendefinisikan bahwa
“Program siaran televisi adalah bahan yang telah disusun
dalam format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur

18

audio yang secara teknik memenuhi persyaratan layak siar, serta
telah memenuhi standar estektik dan arstikt yang berlaku”.6
Jenis program siaran televisi umumnya dapat dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar, yaitu hiburan, informasi dan berita, tetapi
dari ketiganya dapat diperinci lagi menjadi jenis-jenis program yang
lebih spesifik dengan nama yang bervariasi, seperti: talent show dan
kompotitif show. Pembagian jenis program televisi tersebut dibuat
dengan cermat agar mudah dipahami oleh audiensi dan profesional
penyiaran.
Dalam menyiapkan program siaran televisi, ada lima yang
harus diperhatikan, yakni:7
a. Pola siaran. Pola siaran merupakan pola penyusunan mata acara
yang memuat penggolongan, kelompok hari, waktu, dan frekuensi
siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu, dan ini
dijadikan panduan dalam penyelenggaraan siaran. Sebelum penata
program menyusun acara siaran, terlebih dahulu harus menyiapkan
pola siaran. Kemudian, programmer akan mengumpulkan terlebih
dahulu referensi-referensi yang diperlukan, seperti kebijakan
siaran dari pimpinan stasiun televisi, persoalan sosial budaya yang
berkembang ditengah masyarakat, jangkauan siaran, hasil jajak
pendapat penonton, pemasok-pemasok program (rumah produksi,
distributor), dan tentunya analisis bahan siaran yang mengacu
pada kebijaksanaan umum siaran televisi.
6

P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Scenario Televisi Dan Video, (Jakarta: PT.
Grasindo, 1993), cet. Ke-1, h. 9.
7
R.M. Soenarto, Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran (Jakarta:
FFTV-IKJ Press, 2007), cet. Ke-1, h. 5.

19

Dalam penyelenggaraan program siaran televisi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Mampu memberi informasi (informatif),
2) Mampu mendidik penonton (edikatif),
3) Mampu memengaruhi penonton (persuasif),
4) Mampu menghibur penonton (entertaining), dan
5) Mampu menakuti penonton.
Sementara, dalam penggolongan penyelenggaraan program siaran
televisi itu terdiri dari lima kategori, yakni:
a) Televisi yang berazaskan siaran umum (general television)
b) Televisi yang berazaskan siaran pendidikan (instructional TV /
educational TV)
c) Televisi bukan siaran (close circuit)
d) Televisi kabel/televisi berlangganan
e) Televisi pemberitaan
b. Arahan pola siaran. Arahan pola siaran televisi dimaksudkan
sebagai rambu-rambu kebijakan pola penyiaran televisi. Untuk
memolakan suatu acara siaran dibutuhkan wawasan arahan
penyiaran program dari arahan itu diharapkan akan memperkuat
posisi perusahaan atau instansi pertelevisian bersangkutan.
Dibawah ini ada beberapa pedoman arahan pola penyiaran televisi,
yaitu:
1.

Penyiaran televisi diharapkan dapat menggalang dan
menyalurkan pendapat umum yang konstruktif dalam

20

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
menjaga

kelestarian

persatuan

dan

kesatuan

bangsa

Indonesia.
2.

Dapat meningkatkan keimanan, ketakwaan, dan kecerdasan
kehidupan bangsa.

3.

Mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa.

4.

Dapat menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai
kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam.

5.

Dapat meningkatkan peranan bangsa dan negara ditengahtengah pergaulan antarbangsa dalam ikut melestarikan
ketertiban dunia.

6.

Meningkatkan pembangunan watak, kepribadian bangsa,
harkat, dan martabat manusia.

c. Perubahan pola acara. Pola acara siaran dapat diubah sesuai
keadaan. Karena perubahan acara yang sering dilakukan dapat
mengurangi simpati dari khalayak. Khalayak atau masyarakat biasa
menilai stasiun tersebut tidak profesional dalam memolakan
program siaran. Ada dua alasan mendasar mengapa adanya
perubahan pola acara. Pertama, penempatan susunan acara harian
dan mingguan ternyata tidak tepat. Kedua, ada acara-acara tertentu
yang berbenturan antara stasiun yang satu dengan stasiun lainnya.
Acara yang satu dinilai unggul dari pada yang lain pada waktu
yang sama, akibat benturan ini acara bisa diberhentikan

21

penyiarannya, lalu digantikan dengan judul acara lain untuk
bertanding melawan acara distasiun televisi lainnya.
d. Bahan program. Bahan program siaran didapat dari budaya yang
dimiliki oleh manusia. Manusia bisa berpikir, punya akal, punya
peradaban, serta punya kepandaian. Mereka juga punya budaya
dari budaya itulah program siaran televisi bisa dipetik.
e. Sistem penempatan program siaran. Sistem Penempatan Program
Siaran, dibagi menjadi tiga program siaran televisi:
1. Program Tahunan. Perencanaan program tahunan berpijak
pada

tahun

berlakunya

manajemen

stasiun

televisi

bersangkutan. Isi program tahunan mengacu pada peristiwaperistiwa penting setiap bulannya, sehingga peristiwa penting
itu bisa dijadikan sebagai panduan tema siarannya.
2. Program Pekanan atau Mingguan. Program pekanan atau
mingguan adalah susunan program siaran dalam setiap
minggunya atau lebih rinci lagi susunan mata acara dari senin
sampai minggu, konfigurasi acara harian dari menit ke menit,
dan penggunaan studio untuk penyelenggaraan operasional
siaran–siaran langsung ataukah rekaman atau yang lainnya.
Dasar pemprograman siaran pekanan adalah dari pola tahunan.
Dengan dasar ini sistem penyiaran akan berjalan berseiring
dengan pelaksanaan di lapangan.
3. Program harian. Penyusunan program harian didasarkan pada
berapa banyak bahan siaran yang tersedia. Ketersediaan bahan

22

ini bisa berupa bahan jadi (istilahnya: completed program atau
canned product), bisa pula berupa bahan siaran yang harus
diproduksi terlebih dahulu.
Oleh karena itu, setiap program televisi punya sasaran atau
tujuan yang akan dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhatikan
dalam penyusunan program siaran televisi, yaitu:
a. Landasan filosofi yang mendasari tujuan semua program
b. Strategi penyusunan program sebagai pola umum dan tujuan
program
c. Sasaran program
d. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program
e. Karakter institusi dan manajemen sumber program untuk mencapai
usaha yang optimal.
4. Format Program Siaran Televisi
Perkembangan kreativitas program televisi saat ini telah
melahirkan berbagai bentuk program televisi yang sangat beragam.
Keberagaman program acara televisi, berjalan seiring dengan tren
gaya hidup masyarakat disekitarnya yang saling memengaruhi,
sehingga muncullah ide-ide yang menampilkan format baru pada
program acara televisi agar memudahkan produser, sutradara, dan
penulis naskah untuk menghasilkan karya yang spektakuler.
Insan televisi berusaha menempatkan sebuah program acara
yang dapat disaksikan oleh beberapa unsur audiensi yang ada. Setiap
sutradara menginginkan sebuah program acara yang disaksikan

23

banyak orang dan menyebabkan audiensi seolah-olah sebagai pelaku
didalamnya, yaitu memprovokasi pola pikir dan mengimajinasi
audiensi. Oleh sebab itu, mereka harus memahami format program
acara televisi apa yang akan dieksekusikan, setelah mengetahui
dengan jelas format yang ditentukan, maka akan dapat dihasilkan
kenyamanan dalam bekerja sama dan ketepatan waktu pada proses
produksi yang efektif.8
Menurut Naratama, kunci keberhasilan suatu program siaran
televisi ialah penentuan format acara televisi tersebut. Adapun definisi
format acara televisi menurut Naratama adalah sebuah perencanaan
dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan
kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai
kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa
acara tersebut.9 Adapun Format acara Televisi, yaitu :
Gambar 1.
Bagan Format Acara Televisi
Format Acara
Televisi
Drama
(Timeless&
Imajinatif)

8

Non Drama
(Timeless&
Faktual)

Berita
(Faktual &
Aktual)

Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-Dasr Penyiaran: Sejarah, Organisasi,
Operasional dan Regulasi, (Jakarta: Kencana Perdana Media Group, 2011), cet. Ke-1, h. 167168.
9
Naratama, Media Sutradara Televisi, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2004), h. 63.

24

B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari sudut etimologi (bahasa), kata dakwah berasal
dari bahasa Arab, yang berarti panggilan, ajakan dan seruan.10 Dalam
ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah berbentuk sebagi “isim masdar”,
kata ini berasal dari fi’il (kata kerja), yaitu da’a – yadu’u artinya
mengajak, menyeru, mengundang, atau memanggil.11 Kemudian, kata
jamaknya, yaitu da’watan berarti ajakan, seruan, undangan atau
panggilan.12 Sedangkan secara terminologi kata dakwah mempunyai
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dakwah, yaitu:
Pertama, pengertian dakwah menurut H.M.S Nasaruddin Latif,
yaitu: “ Dakwah merupakan setiap usaha atau aktivitas dengan lisan
atau tulisan yang bersifat mengajak, menyeru, memanggil manusia
lainnya untuk beriman dan menaati Allah SWT sesuai dengan garis
aqidah, syariah dan akhlak islamiyah.”13
Kedua, menurut Sudirman (1979) dalam bukunya Problema
Dakwah Islam di Indonesia,yaitu: “..Dakwah adalah merealisasikan
ajaran Islam didalam kenyataan hidup sehari-hari baik bagi kehidupan
perorangan maupun masyarakat sebagai keseluruhan tata hidup

10

Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), h.

17
11

Firdaus Al-Hisyam dan Rudi Haryono, Kamus Lengkap Tiga Bahasa Arab-IndonesiaInggris, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h. 247.
12
Ahmad Ghulusy, Al-Da’wah Al-Islamiyah, (Kairo: Dar Al-Kitab, 1987), h. 9.
13
Rafi’udin dan Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung: Pustaka
Setia, 2001), h. 24.

25

bersama dalam rangka pembangunan bangsa dan umat manusia untuk
memperoleh keridhoan Allah SWT...”14
Dari

beberapa

pendapat

para

ahli

dakwah

dalam

mendefinisikan kata dakwah, maka dapat disimpulkan bahwa dakwah
secara bahasa berarti menyampaikan dan memanggil serta mengajak
manusia ke jalan Allah SWT, untuk melaksanakan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya dalam mencapai kehidupan di dunia dan di
akhirat (Amal Ma’ruf Nahi Munkar).
2. Tujuan Dakwah
Pada pokoknya dakwah itu mempunyai tujuan untuk mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia
dan di akherat. Adapun tujuan program kegiatan dakwah dan
penerangan agama adalah menumbuhkan pengertian, kesadaran
penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang dibawakan oleh
aparat dakwah atau penerangan agama.
Ditinjau dari aspek berlangsungnya suatu kegiatan dakwah,
tujuan komunikasi dakwah terbagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka
pendek dan tujuan jangka panjang:
1. Tujuan jangka pendek.
Dalam jangka pendek tujuan kegiatan dakwah adalah untuk
memberikan pemahaman tentang Islam kepada masyarakat sasaran
dakwah itu, dengan adanya pemahaman masyarakat tentang Islam

14

Sudirman, Problematika Dakwah Islam Di Indonesia, ( Jakarta: PDII, 1979), h. 47.

26

maka masyarakat akan terhindar dari sikap dan perbuatan yang
mungkar dan jahat.
2. Tujuan jangka panjang.
Dalam jangka panjang tujuan kegiatan dakwah adalah untuk
mengadakan perubahan sifat masyarakat dakwah itu. Sifat yang
dimaksud adalah perilaku-perilaku yang tidak terpuji dari
masyarakat yang tergolong kepada kemaksiatan yang tentunya
membawa kepada kemudharatan dan mengganggu ketentraman
masyarakat lingkungannya.
Sedangkan tujuan dakwah menurut Drs. Masyhur Amin, dibagi
menjadi dua bagian yakni tujuan dari obyeknya dan tujuan dari
segi materinya.15
a. Tujuan dakwah dari segi obyeknya.
1) Tujuan perorangan yaitu terbentuknya pribadi muslim yang
mempunyai iman yang kuat, prilaku sesuai dengan hukumhukum yang disyari’atkan Allah SWT dan berakhlak karimah.
Diharapkan agar pribadi-pribadi umat manusia itu menjadi
muslim secara tuntas, dari ujung rambut sampai ke tapak kaki.
2) Tujuan untuk keluarga, yakni terbentuknya keluarga bahagia,
penuh ketentraman dan cinta kasih antara anggota keluarga.
3) Tujuan untuk masyarakat, yaitu terbentuknya masyarakat yang
sejahtera yang penuh dengan suasana ke-Islaman. Suatu
masyarakat di mana anggota-anggotanya mematuhi peraturan15

H. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Pers,
1997), h. 15-19.

27

peraturan yang telah di syari’atkan oleh Allah SWT, Baik yang
berkaitan antara hubungan manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan sesamanya saling bantu membantu penuh
persaudaraan, persamaan dan senasib dan sepenanggungan.
4) Tujuan untuk umat manusia seluruh dunia, yakni terbentuknya
masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan
ketenangan. Dengan tegaknya keadilan, persamaan hak dan
kewajiban, tidak adanya diskriminasi dan eksplorasi, saling
tolong menolong dan hormat menghormati.
b. Tujuan dakwah dari segi materinya.
1) Tujuan akidah, yaitu tentramnya suatu akidah yang mantap di
setiap hati seseorang, sehingga keyakinan-keyakinan tentang
ajaran-ajaran Islam itu tidak lagi dicampuri dengan cara
keraguan atau syak wasangka.Dalam hal ini agar orang yang
belum beriman menjadi beriman, bagi orang yang imannya
masih ikut-ikutan menjadi orang yang beriman karena melalui
bukti-bukti baik dalil aqli maupun naqli.
2) Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang kepada hukumhukum yang disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasinya
adalah orang yang belum melakukan ibadah menjadi orang
yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran.
3) Tujuan akhlak, yaitu terbentuknya muslim yang berbudi luhur
dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat yang
tercela. Realisasi dari tujuan ini dapat dilihat hubungan dia dari

28

Tuhannya, hubungan dia dengan sesama manusia dan
hubungan dia dengan alam sekelilingnya dapat berjalan dengan
seimbang dan harmonis tanpa berat sebelah.
Dari semua tujuan di atas memiliki tujuan akhir yang
sama ber