dengan pekerjaan berat yang memiliki riwayat trauma sebanyak 4 orang 33,3, sedangkan tanpa riwayat trauma sebanyak 8 orang 66,7.
Tabel 5.11. Frekuensi Beratnya Pekerjaan Berdasarkan Riwayat Trauma
Beratnya Pekerjaan
Riwayat Trauma Total
Trauma + Trauma -
Ringan 26 59,1
18 40,9 44
Sedang 26 63,4
15 36,6 41
Berat 4 33,3
8 66,7 12
Total 56
41 97
5.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian HNP lebih banyak pada perempuan 54,6 dibandingkan laki-laki 45,4.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa subjek penelitian HNP servikalis lebih banyak pada laki-laki 13,6 dibandingkan pada perempuan 7,5, HNP
torakalis hanya dijumpai pada laki-laki 2,3. Hal yang serupa juga disebutkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa perbandingan kejadian
HNP pada laki-laki dibandingkan pada perempuan adalah 2 : 1 Jordan, Konstantinou
O’Dowd, 2008. Hal yang berbeda terjadi pada HNP lumbalis yang lebih banyak terjadi pada perempuan 92,5 dibandingkan laki-laki
84,1. Pada penelitian sebelumnya, wanita memiliki faktor risiko sebesar 50,61 terkena HNP lumbalis dibandingkan laki-laki dan lokasi paling sering
terkena adalah L4-L5 yaitu sebesar 72,4, karena L4-L5 tidak terikat pada pelvis, sehingga respon ketidakseimbangan otot pada lumbo-pelvis dapat menyebabkan
iritasi saraf pada kolumna vertebralis Kim et al.,2015. Berdasarkan hasil penelitian lainnya, disebutkan bahwa pasien dengan kelompok usia lebih tua lebih
sering terkena pada L3-L4 dan dihubungkan dengan morbiditas dan kegagalan operasi yang lebih tinggi Pinzon, 2012.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia paling sering terkena HNP adalah kelompok usia 46-59 tahun, diikuti oleh kelompok usia 18-45
tahun, 60-74 tahun dan usia 75-90 tahun. Hasil penelitian sebelumnya juga
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi kejadian HNP terjadi pada kelompok usia 30-50 tahun Jordan, Konstantinou
O’Dowd, 2008. Selain itu, hasil penelitian lainnya menyebutkan bahwa HNP paling sering terjadi pada kelompok
usia 40-60 tahun sebesar 59,6 diikuti oleh kelompok usia 20-39 tahun sebesar 40,4 Naufal, 2013. Hasil penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa usia
rata-rata terkena HNP adalah 50,4 ± 8,2 tahun. Pinzon, 2012. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian
dengan riwayat trauma lebih beresiko terkena HNP lumbalis sebesar 87,5. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa riwayat trauma signifikan dijumpai pada
82,5 kasus HNP Pinzon, 2012. Sebagian besar kasus trauma disebabkan oleh ekstrusi nukleus pulposus yang disebabkan oleh gangguan pada anulus fibrosus
and ligamen logitudinal posterior Vinas, Wilner Rengachary, 2001. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek penelitian dengan berat
pekerjaan ringan, sedang dan berat lebih rentan terkena HNP lumbalis berturut- turut sebesar 88,6, 92,7, 75. Hasil analisa data menunjukkan nilai p = 0,151
p 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan antara beratnya pekerjaan dengan kejadian HNP. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian sebelumnya
yang menyebutkan bahwa HNP sering terjadi pada pekerjaan ringan sebesar 44,7, pekerjaan sedang sebesar 25,5 dan pekerjaan berat sebesar 29,8
Seidler et al., 2002. Hal serupa juga disebutkan pada penelitian lainnya bahwa HNP dapat terjadi pada subjek penelitian 34 tahun dengan pekerjaan ringan dan
juga dapat terjadi pada pekerjaan yang membutuhkan beban yang berat. Hal yang serupa juga disebutkan pada penelitian sebelumnya pada subjek penelitian yang
sering mengangkat beban, bahwa adanya hubungan antara kejadian HNP dengan mengangkat beban lebih dari 11,3 kg dengan rata-rata 25 kalihari Kelsey, 2003.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh mayoritas subjek penelitian dengan pekerjaan ringan dan sedang memiliki riwayat trauma berturut-turut
sebesar 59,1 dan 63,4, sedangkan mayoritas subjek penelitian dengan pekerjaan berat yang tidak memiliki riwayat trauma yaitu sebesar 66,7. Hal
yang berbeda disebutkan pada penelitian sebelumnya bahwa pekerjaan yang
Universitas Sumatera Utara
terlalu berat atau frekuensi mengangkat barang yang melebihi batas toleransi dapat menyebabkan trauma pada lumbar sebesar 53 Johanning, 2000.
Variasi hasil penelitian yang diperoleh juga disebabkan oleh beratnya pekerjaan bukan satu-satunya yang mempengaruhi terjadinya HNP. Faktor-faktor
lain yang mempengaruhi terjadinya HNP adalah riwayat trauma, aktivitas sehari- hari, cara mengangkat yang salah, postur tubuh yang tidak diposisikan secara
benar, olahraga yang tidak menentu, merokok, berat badan berlebih, dan batuk yang berkepanjangan Mahadewa Maliawan, 2009.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Frekuensi HNP servikalis pada laki-laki sebanyak 6 orang 13,6 dan
perempuan sebanyak 4 orang 7,5, HNP torakalis pada laki-laki sebanyak 1 orang 2,3 dan tidak dijumpai pada perempuan, dan HNP
lumbalis pada laki-laki sebanyak 37 orang 84,1 dan perempuan sebanyak 49 orang 92,5.
2. Dari 97 pasien hernia nukleus pulposus, sebanyak 44 orang 45,4
dengan pekerjaan ringan, 41 orang 42,3 dengan pekerjaan sedang, dan 12 orang 12,4 dengan pekerjaan berat.
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pekerjaan ringan, sedang dan berat
paling sering menyebabkan HNP lumbalis berturut-turut sebesar 88,6, 92,7, dan 75.
4. Tidak adanya hubungan antara beratnya pekerjaan dengan kejadian HNP
dengan nilai p = 0,151 p 0,05.
6.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti berhubungan dengan penelitian ini adalah :
1. Kepada peneliti lainnya untuk mempertimbangkan variable lain yang mungkin dapat menjadi faktor resiko terjadinya HNP.
2. Kepada RSUP H. Adam Malik agar meningkatkan kualitas rekam medisnya agar lebih lengkap dan lebih akurat sehingga dapat membantu
pengumpulan data yang lebih akurat pula.
Universitas Sumatera Utara