Kewajiban Orang Tua Laki-Laki Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah Terjadinya Perceraian

KEWAJIBAN ORANG TUA LAKI-LAKI ATAS BIAYA
NAFKAH ANAK SAH SETELAH TERJADINYA PERCERAIAN
Kajian Putusan Pengadilan Agama Medan

TESIS

OLEH

INDRAJAYA AMRAN
002111022

MAGISTER KENOTARIATAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2003
Indrajaya Amran : Kewajiban Orang Tua Laki-Laki Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah…, 2003
USU Repository © 2007

KEWAJIBAN ORANG TUA LAKI-LAKI ATAS BIAYA NAFKAH ANAK SAH SETELAH
TERJADINYA PERCERAIAN

(Kajian Putusan Pengadilan Agama Medan)
Indra Jaya Amran1
Prof. Hj. Rehngena Purba, SH, MS 2
Prof. Dr. H.M.Hasballah Thaib, MA 2
Drs. RamIan Yusuf Rangkuti, MA2
INTISARI
Perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 merupakan ikatan lahir
batin antara seorang pria dan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Namun tidak jarang dalam perkawinan terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus
menerus maupun sebab-sebab lain yang kadang menimbulkan suatu keadaan yang
menyebabkan suatu perkawinan tidak dapat dipertahankan lagi dan harus bercerai. Bila
perceraian terjadi biasanya yang menjadi permasalahan ialah menyangkut tentang anak,
siapa yang memeliharanya dan siapa pula yang menanggung biaya nafkahnya. Oleh
karena itu perlu dikaji prinsip hukum tentang kewajiban orang tua laki-laki atas biaya nafkah
anak sah setelah terjadinya perceraian, sikap dan Pengadilan Agama Medan dalam
memutus biaya nafkah anak, faktor-faktor penyebab tidak dilaksanakannya putusan
pengadilan Agama Medan, serta upaya yang dapat ditempuh agar orang tua laki-laki
mematuhi isi putusan yang menghukumnya tersebut.
Untuk mengkaji hal-hal tersebut di atas, dilakukan penelitian yang bersifat

deskriptif analitis. Lokasi penelitian di Kota Medan dan Pengadilan Agama Medan. Metode
pendekatan penelitian adalah pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data
sekunder dikumpulkan melalui studi dokumen. Putusan-putusan Pengadilan Agama Medan
yang diteliti ditetapkan secara purposive sejumlah 8 (delapan) putusan. Sedangkan data
primer diperoleh memalui wawancara dengan 3 (tiga) orang hakim Pengadilan Agama
Medan dilengkapi dengan seorang Advokat dan seorang tokoh agama serta dilakukan pula
penyebaran kuesioner. Responden ditetapkan secara random sebanyak 30 orang yang terdiri
dari orang tua laki-laki yang telah bercerai 10 responden, orang tua perempuan yang
telah bercerai 10 orang dan anak yang orang tuanya bercerai 10 orang. Analisis data
dilakukan secara kualitatif untuk memperoleh gambaran tentang pokok permasalahan
dengan mempergunakan metode berfikir deduktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip hukum tentang kewajiban memberi nafkah
anak setelah terjadinya perceraian baik itu dalam peraturan perundang-undangan nasional, hukum
Islam,

1.
2.
2.
2.


Mahasiswa Program Pascasarjana USU Medan Program Studi Magister Kenotariatan.
Dosen Program Pascasarjana USU Medan Program Studi Magister Kenotariatan.
Dosen Program Pascasarjana USU Medan Program Studi Magister Kenotariatan.
Dosen Program Pascasarjana USU Medan Program Studi Magister Kenotariatan.

Indrajaya Amran : Kewajiban Orang Tua Laki-Laki Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah…, 2003
USU Repository © 2007

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip hukum tentang kewajiban memberi
nafkah anak setelah terjadinya perceraian baik itu dalam peraturan perundang-undangan
nasional, hukum Islam, maupun dalam hukum adat membebankan kewajiban itu kepada orang
tua laki-laki. Namun walau telah dihukum untuk membayar nafkah setelah perceraian,
banyak yang tidak mematuhinya. Penyebabnya ialah faktor ekonomi si orang tua lakilaki, orang tua laki-laki telah menikah lagi, faktor psikologis yang dialami orang tua
perempuan, orang tua laki-laki dan sianak, dan yang terakhir , orang tua perempuan
mampu untk memberi nafkah anak. Sedangkan upaya yang dapat ditempuh oleh si ibu
jika suami tidak membayar biaya nafkah maka is dapat memohonkan upaya eksekusi ke
Pengadilan Agama.
Disarankan kepada Pengadilan Agama agar tetap memutus tentang biaya nafkah
anak meskipun orang tua laki-laki tidak mampu secara ekonomi sebagai langkah awal
terhadap perlindungan hukum terhadap anak yang orang tuanya bercerai. Di samping itu

Pengadilan Agama juga harus memberitahukan kepada orang tua perempuan agar meminta
biaya nafkah anak dalam proses persidangan, bahkan ke masa depan harus dibuka
wacana bagi dimungkinkannya hakim menetapkan biaya nafkah anak meskipun tidak
dimintakan di persidangan.

Kata-Kata Kunci :

Kewajiban orang tua laki-laki
Tanggung jawab biaya nafkah anak sah
Perceraian

Indrajaya Amran : Kewajiban Orang Tua Laki-Laki Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah…, 2003
USU Repository © 2007

PATERNAL PARENT OBLIGATION FOR ANY LIVING EXPENSES OF DIVORCED
NATIVE-OFFSPRINGS
(A Review of Verdict of the Religious Court Medan)
Indra Jaya Amran1
Prof. Hj. Rehngena Purba, SH, MS 2
Prof. Dr. H.M.Hasballah Thaib, MA 2

Drs. RamIan Yusuf Rangkuti, MA2
ABSTRACT
Marriage in pursuance of the Laws No. I of 1974 is a spiritual and physical bond
between a male and female as a couple intended to establish a happily and eternal family
based on the Almighty God. In fact, however, it is rarely to find a marriage in full of continuously
disputes and conflicts or other causative factors sometimes leading to a divorce. Divorce, of course,
result in legal consequences for both parties and even for their offspring’s who born for
marriage especially in deciding who is responsible for any living expense of their offspring.
Considering the verdict decided by the Religious Court Medan, there was discrepancy
between a verdict with a punishment and a verdict without punishment on paternal. In addition,
there were many paternal parents who disobeyed the verdict decided by the Religious Court
Medan..
To review the problems mentioned above, a descriptive analytical study has been carried
out. The location of study is at the Religious Court Medan and Medan Municipality. The study
used normative juridical and empiric juridical approaches. The secondary data was collected
through documentary study. There were eight (8) verdicts of the Religious Court Medan
sampled by using a purposive sampling method. Whereas the primary data was collected by
both interview with three (3) judges of the Religious Court Medan along with an advocate and
a religious figure and spreading questionnaire. The respondents were determined randomly as of
30 consisting of 10 divorced parental parents, 10 divorced maternal parents, and 10 offspring’s

born for their divorced parents. The collected data was analyzed qualitatively to find an
overview of the problems using a deductive method.
The results of the study showed
That the legal principle regarding the living expenses or divorced offspring’s as stipulated
in the Statutory Rules of Indonesia or Islamic Laws charged the obligation on the parental parents.
However many parental parent disobey the verdicts .The causative factors underlying the parents to
disobey the verdicts of the Religious Court Medan for provision of their divorced offspring’s living
expenses included;

1.
2.
2.
2.

A Student of Magister Program of USU Majoring in Notary
A Teaching Staff of Magister Program of USU Majoring in Notary
A Teaching Staff of Magister Program of USU Majoring in Notary
A Teaching Staff of Magister Program of USU Majoring in Notary

Indrajaya Amran : Kewajiban Orang Tua Laki-Laki Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah…, 2003

USU Repository © 2007

inadequate economical resources, possibility of remarriage by the parents,
psychological reasons experienced by parental and maternal parents or the offspring’s themselves
and, economical capability of maternal parents to provide the living expenses. The legal
resolution/treatment that can be taken in the case of parental parents who did not provide their
divorced offspring’s with living expenses included the maternal parents apply an execution to
force the parental parents to provide their divorced offspring’s with living expenses as stipulated by
the Religious Court.
It is suggested that the Religious Court to commit the living expenses of any divorced
offspring even though the parental parents are incapable economically as an initial treatment for
legal protection of any offspring’s born to their divorced parents. In addition, The Religious Court
also has to make a notice for the maternal parents to receive any jurisdictional expenses and even in
the future, a discourse for allowing a judge to decide the living expenses of the divorced offspring’s
even though it is out of the jurisdiction.

Key words:

Obligation of Parental Parents
Responsibility of Living Expenses of Native Offspring

Divorce

Indrajaya Amran : Kewajiban Orang Tua Laki-Laki Atas Biaya Nafkah Anak Sah Setelah…, 2003
USU Repository © 2007