Pengasuhan Anak Setelah Terjadinya Perceraian

PENGASUHAN ANAK SETELAH TERJADINYA
PERCERAIAN
(STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BINJAI)

TESIS

Ol eh:
SYARIFAH TIFANY
037011076/MKn

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006

Syarifah Tifany : Pengasuhan Anak Setelah Terjadinya Perceraian (Studi Kasus Putusan…, 2006
USU Repository © 2007

PENGASUHAN ANAK SETELAH TERJADINYA PERCERAIAN
(Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Binjai)
Syarifah Tifanyl)

Prof. H.M. Hasballah Thaib, MA.Ph.D.2)
Pro f. H.T. Sy amsu l Bah ri, SH. 3 )
Prof.Dr. Runtung Sitepu, S.H.,M.Hum.4)
INTISARI
Anak mempunyai pengertian yang sangat luas, tetapi yang dimaksud adalah anak yang
lahir di dalam atau akibat dari suatu perkawinan yang sah, dikenal dengan anak sah atau anak
kandung. Anak merupakan amanah dari Allah SWT dan penerus kehidupan manusia. Anak sangat
membutuhkan dan berhak memperoleh kehidupan manusia. Anak sangat membutuhkan
dan berhak memperoleh pengasuhan, perlindungan, pemeliharaan dan pendidikan dari
orang tuanya, terutama di saat anak itu belum mencapai umur 12 tahun (mumayyiz). Di sisi
lain orang tua dari anak berhak melakukan pemeliharaan terhadap anaknya.
Dengan latar belakang di atas, maka penulis membahas permasalahan tentang
apa yang menjadi hak-hak anak serta apa kewajiban orang tua terhadap anaknya
d a l a m h u k u m I s l a m , b a g a i m a n a me n e n t u k a n h a k p e n g a s u h a n a k ( h a d h a n a h ) d i
Pengadilan Agama Binjai jika terjadi perceraian serta bagaimana eksekusi putusan
perkara-perkara hadhanah di Pengadilan Agama Binjai. Untuk menjawab
p e r m a s a l a h an d i a t a s , mak a penulis men ggunakan metod e l i b ra r y r e sea rch
(stu d i kepustakaan) dan field research (penelitian lapangan) dengan melakukan
wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Binjai. Dan basil penelitian di Pengadilan
Agama Binjai terhadap perkara hadhanah yang diproses di pengadilan tersebut sejak

tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 ada berjumlah 27 perkara. Dari perkara tersebut
hak hadhanah (pemeliharaan) terhadap anak diberikan kepada isteri atau ibu kandungnya.
Hasil dari penelitian orang tua dari anak berhak untuk
m e l a k s a n a k a n pemeliharaan terhadap anaknya, tetapi jika Tergugat terjadi perceraian
antara kedua orang tua anak itu, pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum
berumur 12 (dua belas) tahun adalah hak ibunya dan biaya pemeliharaan ditanggung oleh
ayahnya (Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam). Sebab ibu diutamakan dalam
pemeliharaan anak karena dialah yang berhak untuk melakukan hadhanah dan
menyusui serta ia lebih mengetahui dan lebih mampu untuk mendidiknya, juga karena ibu
mempunyai rasa kesabaran untuk melakukan tugas ini yang tidak dipunyai oleh bapak
serta ibu lebih punya waktu untuk mengasuh anaknya dari pada bapak.
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan dalam upaya pelaksanaan
putusan Pengadilan A g a m a t e n t a n g p e m e l i h a r a a n a n a k d a n u n t u k k e p a s t i a n
h u k u m , h e n d a k n y a pemerintah harus segera membuat suatu peraturan yang khusus
tentang hal tersebut atau melengkapi hukum secara perdata yang berlaku di Indonesia yang
diatur dalam

1)

Mahasiswa Sekolah Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara Medan

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan
3
)Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan
4)
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan
2)

Syarifah Tifany : Pengasuhan Anak Setelah Terjadinya Perceraian (Studi Kasus Putusan…, 2006
USU Repository © 2007

HIR dan RBg serta Rv yang merupakan masih produk peninggalan zaman penjajahan Belanda.
Para pejabat Pengadilan Agama yaitu Hakim dan Kepaniteraan perlu memahami dan
menerapkan tatacara yang dapat dilakukan dalam proses perkara pemeliharaan anak, sehingga
apabila terjadi pengingkaran oleh pihak yang dihukum terhadap putusan yang dijatuhkan
oleh Pengadilan, dapat dilaksanakan oleh Pengadilan dengan secara paksa (eksekusi).
Perlunya peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelaksanaan dan kewajiban
orang tua terhadap pemeliharaan anak, dengan memperhatikan kepentingan anak itu sendiri.
Hal itu dapat dilakukan melalui penyuluhan hukum dan upaya-upaya lainnya.
Kata kunci :


- Pengasuhan Anak
- Perceraian

Syarifah Tifany : Pengasuhan Anak Setelah Terjadinya Perceraian (Studi Kasus Putusan…, 2006
USU Repository © 2007

CHILD CARE AFTER DIVORCE
(A Case Stydy of the Decision of Binjai Islamic Court)
Syarifah Tifany*
Hasballah Thaib,**
Syamsul Bahri,.**
Runtung Sitepu,.**
ABSTRACT
In general, A child can be broadly defined, but the focus of this paper is the child born by
a legally married couple and know as a legitimate child. A child need protected, and educated
by his parents especially when he is still under 12 years old (mumayyiz).
This paper discussed the problems related to child's rights and parents' responsibility to
their child according to Islamic law, how Binjai Islamic court decides who has the right
to take care of the child (hadhanah) if his parents divorce, and how decisions of hadhanah
cases were executed in Binjai Islamic court. To answer the above questions, the data were

collected through library research and field research by interviewing the judges assigned in
Binjai Islamic court. It is found out that 27 hadhanah cases had been processed in Binjai
Islamic court from 2000 to 2004. Of the 27 cases, the hadhanah right was given to the child's
natural mother.
This study reveals that parents have the right to take care of their children but if the
parents of the child divorce, the right to take care of the child less than 12 years old
(mumayyiz) is given to his mother and all the cost it takes will be under his father's
responsibility (Article 105 of Islamic Law Compilation). A mother is prioritized to be
given the madhanah right because she breastfeeds and knows more about her child and is more
capable of educating him for she is more patient and has more time to do this duty than a
father does. It is suggested that the government through religious court should immediately
make a special regulation on child care or improve the civil law existing in Indonesia regulated
in the 141R, RBg, and RV which are still the product of the Dutch colonial era. The officials of
religious court such as judges and the secretariat should understand and apply appropriate
manners that could be conducted in the process of child care cases that if the party who has
been sentenced denies the decision made by the court, the court can execute its decision on the
sentenced Also, the government could implement legal extensions and other activities to
help community improve their understanding on the importance of the implementation of
parents' responsibility on child care by paying good attention to the child's own interest.
Key words : - Child care, divorce

- Divorce
* Student of Magister of Notarial Affairs Program Study, School of Postgraduates Studies, University of
Sumatera
** Professor, Faculty of Law, University of Sumatera

Syarifah Tifany : Pengasuhan Anak Setelah Terjadinya Perceraian (Studi Kasus Putusan…, 2006
USU Repository © 2007