1
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan masyarakat
bersumber daya masyarakat UKBM yang dikelola dan diselenggarkan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggarakan pembagunan kesehatan,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, terutamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi Kemenkes, 2011. Upaya
pengembangan kualitas
sumberdaya manusia
dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara
merata, apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efesien dan dapat menjangkau semua
sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan anak, ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.
Sejak dicanangkannya posyandu pada tahun 1986, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan
serta umur harapan hidup rata-rata bangsa indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 2003 AKI tercatat 307 100.000 kelahiran hidup dan
AKB sebesar 37 1000 kelahiran hidup SKDI, 2003, maka pada tahun 2007 angka kematian ibu AKI dan angka kematian bayi AKB mengalami penurunan
yaitu masing- masing adalah 228100.000 kelahiran hidup serta 341.000 kelahiran hidup SDKI, 2007. Sementara pada Rencana Pembagunan Jangka
Universitas Sumatera Utara
Menengah Nasional RPJMN 2010-2014 menyatakan bahwa umur harapan rata- rata meningkat dari 70,5pertahun pada tahun 2007, menjadi 72pertahun pada
tahun 2014 Kemenkes,2011. Rancangan pembangunan jangka menengah nasional atau disebut juga
RPJMN Bidang Kesehatan periode 2010-2014. Tema prioritas pembangunan kesehatan adalah menitik beratkan pembangunan bidang kesehatan melalui
pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, diantaranya melalui peningkatan kesehatan msyarakat dan lingkungan dengan memperluas penyedian air bersih,
pengurangan wilayah kumuh,sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7.pada tahun 2009 menjadi 72,0 pada tahun 2014
mengalami penurunan, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millennium Development Goals MDGs tahun 2015, sera menumbuh kembambangkan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan tetap melestarikan posyandu diwilayah masyarakat setempat Kemenkes,2013.
Secara kuantitas perkembangan jumlah posyandu sangat mengembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3-4 posyandu. Pada saat posyandu
dicanagkan pada tahun 1986,jumlah posyandu tercatat sebanyak 25.000 posyandu, dan pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 posyandu dengan rasio 3,55
posyandu per desa kelurahan. Namun jika ditinjau dari aspek kualitas, masih banyak ditemukan masalah, antara lain kelengkapan sarana dan keterampilan
kader yang belum memadai Kemenkes,2011.
Universitas Sumatera Utara
Menurut hasil analisis profil upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat UKBM menunjukan grafik pergeseran tingkat perkembangan posyandu. Jika
pada tahun 2001, tercatat 44,2 posyandu strata pratama, 34,7 posyandu strata madya, serta 18 posyandu tergolong strata purnama. Kemudian pada tahun 2003
tercatat 37,7 posyandu tergolong strata madya, serta 21,6 posyandu tergolong strata purnama. Sementara jumlah posyandu tergolong mandiri meningkat dari
3,1 pada tahun 2001 menjadi 4,82 pada tahun 2003 Kemenkes,2011. Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama
atau investasi dalam pembagunan kesehatan. Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas
hidup sumberdaya manusia. Dalam upaya laporan UNDP United Nations Development Program pada tahun 2011 Indeks pembangunan manusia IPM
indonesia yaitu sebesar 0,617 dan menduduki peringkat 124 dari 187 negara.Kemenkes,2011.
Visi rencana strategis departemen kesehatan tahun 2010- 2014 adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkendali. Untuk mewujudkan visi tersebut,
salah satu strategisnya adalah meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta, dan masyarakat madani dalam pembagunan kesehatan melalui kerjasama nasional
dan global. Terkait pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang selama ini digerakkan oleh PKK, sehinga prinsip penyelenggaraan posyandu dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat dapat tetap bertahan dan berlangsung hingga kini lebih dari seperempat abad Depkes, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Rencana aksi pembinaan gizi masyarakat RAPGM tahun 2010- 2014, posyandu meupakan salah satu upaya dalam penanggulagan masalah gizi kurang,
cakupan penimbangan balita diposyandu DS merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan
kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan DS, semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan
imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Sehingga partisipasi masyarakat dalam posyandu sangat diperlukan guna mendapatkan pelayanan
kesehatan gizi pada balita. Frekuensi kunjungan balita ke posyandu semakin berkurang dengan semakin meningkatnya umur anak. Sebagian gambaran
proporsi anak 6-11 bulan yang ditimbang di posyandu 91,3, pada anak usia 12- 23 bulan turun menjadi 83,6, dan pada usia 24-35 bulan turun menjadi 73,3
Kemenkes, 2010. Menurut Green 1986 dalam Notoatmodjo 2007 ada tiga faktor yang
memberi konstribusi seseorang melakukan tindakan atau perilaku yaitu faktor prediposisi, misalnya pengetahuan ibu, sikap, motivasi, keyakinan, kepercayaan,
nilai-nilai dan sebagainya. 2 faktor pendukung, sumber daya kesehatan, keterjangkauan, komitmen. 3. Faktor penguat, dukungan keluarga, masyarakat,
petugas kesehatan. Berdasarkan data dari puskesmas medan johor sendiri terdapat 33
posyandu wilayah kerja puskesmas medan johor, diantaranya kawasan kerja wilayah puskesmas medan johor yaitu kwala bekala memiliki 13 posyandu,
pangkalan masyhur 13 posyandu, dan gedung johor 7 posyandu. Dari 33
Universitas Sumatera Utara
posyandu tersebut tercatat pada tahun 2014 kunjungan ibu dan balita di posyandu sebanyak 2306 dengan usia 0-23 bulan. Sementara itu bayi dan balita yang
mengalami gizi buruk sebanyak 4 orang pada tahun 2014 dengan cakupan persentase kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita yang mendapatkan
Vitamin A balita 78,8 dan bayi 76.4. Fenomena rendahnya kunjungan ibu bayi dan balita diposyandu telah
diteliti oleh Safarina 2012 bahwa rendahnya kunjungan ibu keposyandu karna kurangnya pengetahuan ibu tehadap manfaat posyandu dan motivasi ibu dalam
kunjungannya membawa balita di posyandu masih sangat minim ini merupakan suatu faktor yang dapat mempengaruhi ibu berperilaku terhadap kunjungannya.
Faktor yang berikutnya yang mempengaruhi perilaku ibu untuk berkunjung ke posyandu adalah sikap. Berdasarkan penelitian Pamungkas 2008
menyatakan bahwa ada hubungan yang singnifikan pengetahuan dan sikap ibu bayi da balita dengan perilaku kunjungannya ke posyandu. Kurangnya sikap
antuisme dari ibu bayi dan balita yang mengikuti rangkaian kegiatan di posyandu, dikarenakan tingkat aktivitas ibu.
Faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku ibu untuk membawa anaknya ke posyandu adalah dukungan dari keluarga. Menurut Maylor2009
dalam Suharti 2012 dukungan kepada ibu dapat diberikan oleh keluargasuami, kader, dan petugas kesehatan baik dalam bentuk- bentuk dukungan emosional,
dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan
Universitas Sumatera Utara
dukungan penilaian agar ibu bayi dan balita berpartisipasi dalam kegiatan posyadu dan dapat menikmati hasil dari program posyandu tersebut.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti faktor- faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan
pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor. Sebagai bahan peneliti untuk menyelesaikan tugas akhir peneliti serta menuangkan sebagai karya tulis
ilmiah berupa skripsi. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan penelitian ini adalah bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu bayi dan balita di
posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor, Kecamatan Medan Johor. 3. Pertanyaan Penelitian
3.1. Bagaimana gambaran faktor prediposisi yaitu ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan
pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?
3.2. Bagaimana gambaran faktor pendukung atau enablig factors ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu
kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?
3.3. Bagaimana gambaran faktor penguat atau reinforcing factors ibu tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu
kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?
Universitas Sumatera Utara
4. Tujuan Penelitian 4.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan pangkalan masyhur
wilayah kerja puskesmas medan johor. 4.2 Tujuan Khusus
4.2.1. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor prediposisi tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di posyandu kelurahan
pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan johor ?
4.2.2. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor pendukung atau enabling factors tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita
di posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas
medan johor ?
4.2.3. Untuk mengidentifikasi gambaran faktor penguat atau reinforcing factors tentang perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi dan balita di
posyandu kelurahan pangkalan masyhur wilayah kerja puskesmas medan
johor ?
5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan deskripsi secara mandalam dan
menyeluruhan tentang faktor-faktor perilaku kunjungan ibu yang mempunyai bayi
Universitas Sumatera Utara
dan balita di posyandu, Kelurahan Pangkalan Masyhur Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor..
5.1. Bagi Instansi Pendidikan Hasil penelitian ini menjadi sumber referensi mahasiswa, dan sebagai informasi
tambahan untuk proses pembelajaran perkuliahan terhadap faktor-faktor perilaku kunjungan ibu bayi dan balita di posyandu Kelurahan Pangkalan Masyhur
Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor. 5.2. Bagi Intansi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber informasi kepada petugas Puskesmas dan keperawatan komunitas Kelurahan Pangkalan Masyhur diwilayah petugas
Puskesmas Medan Johor, untuk terus meningkatkan perhatian dan mutu pelayanan kesehatan yang ada di posyandu tentang faktor-faktor perilaku kunjungan ibu
membawa bayi dan balita di posyandu. 5.3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan peneliti terhadap faktor-faktor perilaku kunjungan ibu yang membawa bayi dan balita di
posyandu Kelurahan Pangkalan Masyhur diwilayah kerja Puskesmas Medan Johor.
Universitas Sumatera Utara
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA