Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Tahun 2015

(1)

0

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN ROROTAN KECAMATAN CILINCING JAKARTA UTARA TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Disusun Oleh :

Indah Jamiatun Hasanah 1111101000001

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015


(2)

(3)

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, 14 Agustus 2015

Indah Jamiatun Hasanah, NIM : 1111101000001

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Tahun 2015

107 halaman, 25 tabel, 3 bagan, 35 lampiran

ABSTRAK

Posyandu merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan yang memudahkan masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya, terutama pada ibu hamil dan anak balita. Penimbangan balita setiap bulan sangat penting dilakukan sebagai salah satu upaya dalam memantau status gizi anak. Di Kelurahan Rorotan persentase cakupan penimbangan balita pada tahun 2014 sebanyak 77,7% balita yang ditimbang ke Posyandu, sedangkan dilihat dari indikator cakupan penimbangan balita ke Posyandu yang ditetapkan oleh pemerintah sebanyak 85% (Kemenkes RI, 2014).

Jenis penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional dengan tujuan untuk menganalisis hubungan faktor predisposisi, enabling dan reinforcing berdasarkan teori yang dikeluarkan oleh Lawrence W Green 1980 yaitu sebagai faktor-faktor untuk seseorang berperilaku. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang memiliki anak usia 6-59 bulan tinggal di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Rorotan tahun 2015, sedangkan sampel nya yaitu ibu yang mempunyai anak usia 6-59 bulan tinggal di Kelurahan Rorotan saat penelitian ini dilakukan. Analisis data melalui tahapan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel pengetahuan, sikap, jarak, pembinaan dari tenaga kesehatan, dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan kader dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu, dengan nilai Pvlue = (0,460), Pvlue = (0,868), Pvlue = (0,269), Pvlue = (0,937), Pvlue = (0,468), Pvlue = (0,061), Pvlue = (0,990), Pvlue = (0,443). Disarankan kepada Puskesmas Kelurahan Rorotan untuk lebih memberikan informasi seperti penyuluhan tentang tumbuh kembang anak, penimbangan dan cara membaca buku (KMS) Kartu Menuju Sehat, memberi pelatihan public speaking serta materi-materi penyuluhan sebagai upaya untuk dapat memberdayakan kader setempat dan memberikannya bekal, diharapkan dapat melakukan penyuluhan di masing-masing Posyandu yang kelolanya, dilakukannya advokasi untuk menambahkan penjelasan tentang makna garis ijo, kuning dan merah pada buku KMS.

Referensi : 60 (1980-2015)


(4)

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

Undergraduate Thesis, 14 Agustus 2015

Indah Jamiatun Hasanah, NIM : 1111101000001

Factors relating to the behavior of mothers in their children to Posyandu weigh in Puskesmas Village Rorotan 2015

107 pages, 25 tables, 3 charts, 35 attachments

ABSTRACT

Posyandu is one of healthcare unit that allows all people to check their health, include for pregnant woman and children under five. Weighings children under five is very important to do, because it‟s one way for monitoring children nutritional status. In 2014, child‟s weight percentage in Rorotan Village is 77,7%, whereas child‟s weight indicator Posyandu from government as much as 85% (Kemenkes RI, 2014).

The research apply cross sectional research aims to analyze relationship between predisposing, enabling, and reinforcing factor based on Lawrence W. Green Theory in 1980 about person behave. The population is all mother who lives around region Puskesmas Rorotan and have children age 6-59 months. The amount of the sample is mother who have children age 6-59 month and lives around region Puskesmas Rorotan when this survey was conducted. Data analysis using univariate and bivariate with Chi-square test

Results shows that there is a not significant relation between the variables of knowledge, attitude, distance, support from health provider, family support, friends support, teacher support, and cadre support with mother behavior for bring her children to posyandu, with Pvlue = (0,460), Pvlue = (0,868), Pvlue = (0,269), Pvlue = (0,937), Pvlue = (0,468), Pvlue = (0,061), Pvlue = (0,990), Pvlue = (0,443). For the next, Puskesmas Rorotan recommended to give more information especially about child development counseling, weighing, and how to read KMS, public speaking training and more lesson to empower cadres, so they can do counseling session for every mom who come in their Posyandu, and advocacy to explain definition line green, red, and yellow in KMS book.

Reference : 60 (1980-2015)


(5)

(6)

(7)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONAL DATA

Nama : Indah Jamiatun Hasanah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 26 November 1993

Agama : Islam

Email : Indahjamiatun@gmail.com

Alamat : Dian Asri 2 Blok D 12 No 12 Cibinong, Bogor

PENDIDIKAN FORMAL 1998-1999 : TK Al-Mugni 1999-2005 : SDN Pabuaran I

2005-2008 : SMP Pest. Putri As-Syafi‟iyah 04 2008-2011 : MAN Cibinong


(8)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Setiap kesulitan pasti ada kemudahan, barang siapa yang bersungguh sungguh pasti akan mendapatkan nya. Alhamdulillah terimakasih banyak

atas semua yang telah membantu saya dalam menyelesaikan SKRIPSI ini, SKRIPSI ini saya persembahkan untuk orang-orang yang SPECIAL

terutama untuk kedua orang tua saya. Banyak pengalaman yang sudah saya dapatkan dalam menyusun SKRIPSI ini semoga semua dapat dijadikan pembelajaran khusus nya untuk saya pribadi dan

teman-teman yang akan membaca tulisan ini. -TERIMA KASIH-


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, “Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu” Alhamdulillahirobbil alamin, puji sukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW, yang telah membawa kebenaran agama Islam, dan telah menjadi suri tauladan bagi kita umatnya. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Amin.

Dengan bekal pengetahuan, pengarahan serta bimbingan yang diperoleh selama perkuliahan penulis mencoba menyusun skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen pembimbing akademik.

2. Ibu Fajar Ariyanti, S.KM, M.Kes selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat.

3. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M. Si sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan dan saran perbaikan terhadap skripsi ini.


(10)

ix

4. Ibu Dr. Ela Laelasari, SKM, M.Kes sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan masukan dan saran perbaikan terhadap skripsi ini.

5. Para dosen-dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat dan dosen-dosen Peminatan Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.

6. Bapak H. Turmudzi, Ibu Hj. Siti Salsiah selaku orang tuaku, Kepada kakaku Siti Aminah, dan adik-adiku Ilham Achmad Turmudzi dan Salma Al-fauziah yang selalu memberi dukungan nya hingga saya bisa mencapai jenjang pendidikan tingkat strata-1, nasehat serta doa yang selalu dipanjatkan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.

7. Kak Ida Farida yang telah memberikan dukungan serta masukannya dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kak Ami, dan Kak Septi yang telah memberikan dukungan dan bantuan nya untuk memperlancar dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Betti, Ayu, Ismi dzalva, Yourike aliya, dan April yang telah membantu saya saat pengambilan data skripsi ini.

10. Ka Arga yang udah bantu untuk membantu memeriksa penulisan dalam skripsi ini.

11. Bidan Iis, dan keluarga besar Gerai Sehat Rorotan LKC Dompet Dhuafa yang telah memberikan tempat, izin dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini. 12. Kepala Puskesmas dr. Siti Maimunah, dan keluarga besar Puskesmas

Kelurahan Rorotan yang telah mengizinkan saya untuk dapat melakukan penelitian diwilayah Rorotan.


(11)

x

13. Ibu-ibu kader (bu Rina, bu dedeh, bu Pur, bu Vero dan bu Jueni) yang telah membantu saat pengambilan data mencari balita.

14. Warga Rorotan yang telah membantu saya dalam melakukan pengambilan data penelitian ini.

15. Temen-temen Kost Tulip indah n, miftah, mba jupe, sukma yang selalu memberikan dukungannya.

16. Temen-temen Promkes 2011 (nadra, iput, nurul, firna, rahma, uniq, farah, deis, karin, sugi, amri, munir, bakar, andam, fera, fuji).

17. Temanku Safira Hilwa terimakasih juga untuk dukungannya selama ini. Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran perbaikan dari pembaca.

“Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu”

Jakarta, 14 Agustus 2015


(12)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan Umum ... 9

2. Tujuan Khusus ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 12

1. Peneliti selanjutnya ... 12

2. Untuk Puskesmas Kelurahan Rorotan ... 12

3. Untuk Program Studi Kesehatan Masyarakat ... 13

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Posyandu ... 14

B. Balita ... 22


(13)

xii

D. Penimbangan Balita ... 25

E. Tumbuh Kembang Anak ... 27

F. Perilaku ... 30

G. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita ke Posyandu ... 36

H. Kerangka Teori ... 42

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 43

A. Kerangka Konsep ... 43

B. Definisi Operasional ... 48

C. Hipotesis ... 51

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 53

A. Desain Penelitian ... 53

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 53

C. Populasi dan Sampel ... 54

D. Instrumen Penelitian ... 56

E. Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 57

1. Pengumpulan Data ... 57

2. Pengolahan Data ... 58

F. Analisis Data ... 59

BAB V HASIL ... 60

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 60

B. Analisis Univariat ... 64

C. Analisis Bivariat ... 69


(14)

xiii

A. Keterbatasan Penelitian ... 78

B. Gambaran perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 78

C. Hubungan Pengetahuan ibu balita dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 81

D. Hubungan Sikap ibu balita dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 84

E. Hubungan Jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 87

F. Hubungan pembinaan dari tenaga kesehatan dengan Perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 88

G. Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 90

H. Hubungan dukungan teman dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 91

I. Hubungan dukungan toma dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu ... 93

J. Hubungan dukungan kader dengan perilaku ibu balita dalam menimbangkan anaknya ke Posyandu ... 94

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ... 98

A. Simpulan ... 98

B. Saran ... 99

1. Bagi Masyarakat... 99


(15)

xiv

3. Bagi Peneliti Lain ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 101

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvii


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sistim Lima Meja di Posyandu ...17 Tabel 4.1 Perhitungan Jumlah Sampel ...55 Tabel 4.2 Kode ...57 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan umur di Kelurahan Rorotan ...61 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kelurahan Rorotan ...62 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di

Kelurahan Rorotan ...62 Tabel 5.4 Nama Posyandu di Kelurahan Rorotan ...63 Tabel 5.5 Sistem Kewaspadaan Dini Nasional Kecamatan Cilincing tahun 2014 ...64 Tabel 5.6 Distribusi frekuensi perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...65 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...65 Tabel 5.8 Distribusi frekuensi sikap ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...66 Tabel 5.9 Distribusi frekuensi Jarak ke Posyandu di Kelurahan Rorotan

Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...66 Tabel 5.10 Distribusi frekuensi pembinaan dari tenaga kesehatan dalam

penimbangan balita ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...67 Tabel 5.11 Distribusi frekuensi keluarga dalam penimbangan balita ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...67


(17)

xvi

Tabel 5.12 Distribusi frekuensi dukungan teman dalam penimbangan balita ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...68 Tabel 5.13 Distribusi frekuensi dukungan toma dalam penimbangan balita ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...68 Tabel 5.14 Distribusi frekuensi dukungan kader dalam penimbangan balita ke Posyandu di Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...69 Tabel 5.15 Hubungan antara Pengetahuan ibu dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...70 Tabel 5.16 Hubungan antara Sikap ibu dengan perilaku ibu balita dalam

menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...71 Tabel 5.17 Hubungan antara Jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...72 Tabel 5.18 Hubungan antara pembinaan oleh tenaga kesehatan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...73 Tabel 5.19 Hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...74 Tabel 5.20 Hubungan antara dukungan teman dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...75 Tabel 5.21 Hubungan antara dukungan toma dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...76 Tabel 5.22 Hubungan antara dukungan kader dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2015 ...77


(18)

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.2 Kerangka Teori ...42 Bagan 3.1 Kerangka Konsep ...47


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...1

Lampiran 2 Output data spss ...7

Lampiran 3 Register Posyandu Balita ...27

Lampiran 4 Foto Pengambilan Data dan Kegiatan Posyandu ...35


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh kembang seorang anak dapat dikontrol sejak dini, pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan sejak awal untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) (Syafrudin dkk, 2009). Pertumbuhan pada balita dapat dipantau melalui penimbangan berat badan anak setiap bulan (Kemenkes RI, 2013).

Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan setiap bulan menunjukkan bahwa persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir cenderung meningkat dari 25,5% (2007), 23,8 % (2010) menjadi 34,3 % (2013) (Kemenkes RI,2013).

Jumlah anak balita yang berstatus gizi baik masuk kepada posisi rawan terus meningkat mengikuti pertambahan usia, 21,3% anak balita masuk kedalam kategori rawan dan dari 21,3% balita tersebut ada 10% balita sangat rawan untuk menjadi status rendah (gizi kurang) oleh karena itulah sangat diperlukan perbaikan gizi yang bersifat preventif (Basuri, 2011) .

Menurut Kemenkes tahun 2015 terdapat hubungan antara balita yang ditimbang dengan status gizi buruk dan kurang. Balita yang ditimbang tidak teratur memiliki resiko 1,5 kali mengalami gagal tumbuh dibandingkan yang ditimbang teratur (Ramadini, 2013).

Pelaksanaan penimbangan pada balita dapat dilakukan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Posyandu merupakan salah satu bentuk


(21)

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memiliki tujuan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA) (Kemenkes RI, 2013).

AKBA di Indonesia mengalami penurunan yaitu antara tahun 2003 sampai 2012 dari 46/1.000 menjadi 40/1.000 kelahiran hidup (BPS, 2012). Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif AKBA yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140 per 1.000 kelahiran hidup, tinggi dengan nilai 71-140 per 1.000 kelahiran hidup, sedang dengan nilai 20-70 per 1.000 kelahiran hidup, dan rendah dengan nilai < 20 per 1.000 kelahiran hidup. Artinya untuk Indonesia sendiri masuk kedalam kategori sedang (BPS, 2012).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 telah menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu 1) Meningkatkan Umur Harapan Hidup menjadi 72 tahun, 2) Menurunkan AKB menjadi 24 per 1000 Kelahiran Hidup (KH), 3) Menurunkan AKI menjadi 118 per 100 ribu KH dan 4) Menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 15% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi 32% (Kemenkes RI, 2010).

Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010-2014 bidang kesehatan, pemerintah telah menetapkan rencana strategi 2010-2014 yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan yaitu dengan menetapkan indikator 1) Balita


(22)

ditimbang berat badannya (D/S), 2) Balita gizi buruk mendapat perawatan (Kemenkes RI, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Nigeria tahun 2011 yaitu menunjukkan bahwa 23,6% anak stunting, dan 22,0% anak gizi kurang. Analisis menunjukkan bahwa faktor-faktor penentu signifikan dari gizi buruk adalah jenis kelamin dan usia anak, pendidikan dan indeks massa tubuh ibu, asupan kalori dari rumah tangga, akses ke air dan keberadaan toilet rumah tangga (Olanrewaju dkk, 2011).

Penelitian di daerah kumuh perkotaan Bhubaneswar Odisha India, melibatkan anak-anak dari kelompok usia (3-9 tahun) selama tahun 2013-2014, hasil penelitiannya yaitu 57,4% anak stanting, dan 45,4% anak gizi kurang. Faktor-faktor penentu ini disebabkan dari urutan kelahiran anak, periode inisiasi menyusui, pendidikan ibu, dan fasilitas toilet di rumah tangga (Panigrahi dkk, 2014).

Selain itu berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Darussalam kecamatan Medan tahun 2013 untuk partisipasi ibu menimbang balita ke Posyandu masih rendah 39,7% (Hindu dkk, 2013). Terdapat juga penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sragen yaitu untuk keaktifan ibu menimbangkan balita ke Posyandu sebagian besar tidak aktif sebanyak 52,4%.

DKI Jakarta estimasi jumlah balita pada tahun 2013 sebanyak 863,999 dari jumlah tersebut hanya 179,887 balita ditimbang, terdapat selisih 684,112 balita yang memiliki kemungkinan untuk tidak terdeteksi, terdapat balita gizi buruk atau gizi kurang. Selain itu di tahun 2014 dari


(23)

jumlah balita 836.594 tersebut, balita yang ditimbang sebanyak 556.267 (66,5%) (Kemenkes RI, 2015). Balita yang ditimbang masih belum mencapai target pemerintah 85% (Kemenkes RI, 2014).

Menurut data Riskesdas Provinsi DKI Jakarta 2013 salah satu indikator yang dapat digunakan untuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sesuai dengan kriteria PHBS yang ditetapkan oleh Pusat Promkes pada tahun 2011, yaitu penimbangan balita. Proporsi PHBS di Jakarta Utara 49,9% merupakan terendah kedua dari Kepulauan Seribu 38,8% (Kemenkes RI, 2013).

Secara umum dapat dikatakan bahwa masalah gizi pada anak berusia balita di DKI Jakarta adalah akut masalah tersebut terjadi di Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Proporsi gizi buruk anak berusia kurang dari lima tahun (balita) di DKI Jakarta mengalami stagnan pada angka sekitar 2,8 persen (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan hasil Proporsi status gizi balita BB/U menurut Kabupaten/Kota, pada Riskesdas di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013 yaitu didapatkan Jakarta Utara 3,5% untuk status gizi buruk balitanya yang artinya bahwa tertinggi kedua setelah Jakarta Barat 4,3%. Selain itu status gizi baik Jakarta Utara 75,0% merupakan terendah pertama dibandingkan Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu yang memiliki status tertinggi 83,9% (Kemenkes RI, 2013).

Jakarta Utara memiliki enam kecamatan, salah satunya yaitu kecamatan Cilincing. Kecamatan Cilincing merupakan kecamatan yang memiliki Kelurahan terbanyak dibandingkan kecamatan yang lain.


(24)

Berdasarkan hasil sensus penduduk kecamatan Cilincing memiliki jumlah penduduk tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya dengan jumlah 391.544 penduduk (BPS, 2013).

Wilayah kerja Puskesmas kecamatan Cilincing membawahi 10 Kelurahan yaitu Semper Timur, Semper Barat I, Semper Barat II, Semper Barat III, Kalibaru, Sukapura, Rorotan, Marunda, Cilincing I dan Cilincing II. Kelurahan Rorotan pada tahun 2014 untuk cakupan penimbangan merupakan terendah dari kelurahan-kelurahan lain sebanyak 64,07% dengan cakupan tertinggi yaitu Kelurahan Semper barat I sebanyak 98,23% (Puskesmas Kecamatan Cilincing, 2014) .

Perilaku adalah suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus baik yang dilakukan secara sadar maupun tanpa sadar (Green, 1980). Perilaku kadarzi pada keluarga yang memiliki balita 6-59 bulan adalah salah satunya menimbang balita secara teratur (Kemenkes RI, 2007).

Cakupan penimbangan balita dapat diukur dengan frekuensi kunjungan balita untuk menimbang berat badan secara rutin enam bulan terakhir (Kemenkes RI, 2015). Ibu merupakan bagian dari keluarga balita berperan sebagai orang yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan mengasuh memberikan pengaruh besar terhadap tumbuh kembang balita (Rahmadini dkk, 2013).

Puskesmas kelurahan Rorotan merupakan satu-satunya Puskesmas yang ada di wilayah kelurahan Rorotan. Kelurahan Rorotan memiliki jumlah penduduk 44.360 jiwa. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, di


(25)

Kelurahan Rorotan hanya 76,9% balita yang mau menimbang berat badan ke Posyandu. Hal ini masih belum memenuhi indikator cakupan penimbangan di Posyandu pada tahun 2014 yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu 85% (Kemenkes RI, 2014).

Balita yang ditimbang tersebut, dapat dilihat juga bahwa balita yang naik timbangannya sebanyak 1336 artinya, hanya 55,4% balita yang memiliki peningkatan pada cakupan penimbangannya. Terkait hal tersebut maka pengaruh dari permasalahan yang ada apabila setiap balita tidak diperhatikan pemantauan tumbuh kembangnya akan berdampak kepada permasalahan gizi.

Pada tahun 2014 di wilayah Rorotan didapatkan bahwa terdapat 19 balita yang memiliki hasil penimbangan dibawah garis merah, atau dapat disebut dengan balita BGM dan terdapat 1 balita mengalami gizi buruk. Hal inilah yang membawa peneliti untuk tertarik mengangkat topik penelitian yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan, di Kelurahan Rorotan hanya 76,9% balita yang mau menimbang berat badannya ke Posyandu. Ini masih belum memenuhi indikator cakupan penimbangan pada tahun 2014 yaitu 85% (Kemenkes RI, 2014). Di Rorotan pada tahun 2014 juga


(26)

didapatkan bahwa terdapat 19 balita yang memiliki hasil penimbangannya dibawah garis merah (BGM) dan terdapat 1 balita mengalami gizi buruk. Hal inilah yang membawa peneliti untuk tertarik mengangkat topik penelitian yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?

3. Bagaimana gambaran sikap pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?

4. Bagaimana gambaran jarak Posyandu pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 5. Bagaimana gambaran pembinaan dari tenaga kesehatan pada ibu


(27)

Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?

6. Bagaimana gambaran dukungan keluarga pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 7. Bagaimana gambaran dukungan teman pada ibu balita dalam

menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 8. Bagaimana gambaran dukungan tokoh masyarakat pada ibu balita

dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 9. Bagaimana gambaran dukungan kader pada ibu balita dalam

menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 10. Bagaimana hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu balita dalam

menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 11. Bagaimana hubungan sikap dengan perilaku ibu balita dalam

menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 12. Bagaimana hubungan jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita

dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?


(28)

13. Bagaimana hubungan pembinaan dari tenaga kesehatan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?

14. Bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 15. Bagaimana hubungan dukungan teman dengan perilaku ibu balita

dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015? 16. Bagaimana hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku

ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?

17. Bagaimana hubungan dukungan kader dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015?

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.


(29)

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

b. Diketahuinya gambaran pengetahuan pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 c. Diketahuinya gambaran sikap pada ibu balita dalam menimbang

anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

d. Diketahuinya gambaran jarak Posyandu pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 e. Diketahuinya gambaran pembinaan dari tenaga kesehatan pada ibu

balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

f. Diketahuinya gambaran dukungan keluarga pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 g. Diketahuinya gambaran dukungan teman pada ibu balita dalam

menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015


(30)

h. Diketahuinya gambaran dukungan tokoh masyarakat pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

i. Diketahuinya gambaran dukungan kader pada ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 j. Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu balita

dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

k. Diketahuinya hubungan sikap dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015 l. Diketahuinya hubungan jarak Posyandu dengan perilaku ibu balita

dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

m. Diketahuinya hubungan pembinaan dari tenaga kesehatan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

n. Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja


(31)

Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

o. Diketahuinya hubungan dukungan teman dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

p. Diketahuinya hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015

q. Diketahuinya hubungan dukungan kader dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015.

E. Manfaat Penelitian 1. Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan data pembanding pada penelitian dengan topik yang sama.

2. Untuk Puskesmas Kelurahan Rorotan

Sebagai bahan masukan kepada pihak Puskesmas agar data dan hasil yang didapatkan sebagai bahan pertimbangan perencanaan program selanjutnya.


(32)

3. Untuk Program Studi Kesehatan Masyarakat

Sebagai pengembangan keilmuan Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2015. Dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Rorotan. Pelaksanaan penelitian ini pada bulan Mei-Agustus 2015 Penelitian sifatnya kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 6-59 bulan tinggal di wilayah Kelurahan Rorotan Jakarta Utara tahun 2015.


(33)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu memiliki kegiatan-kegiatan didalamnya yaitu terbagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama dan kegiatan pengembangan/pilihan (Kemenkes RI, 2012).

1. Kegiatan utama

Kegiatan utama yang dilakukan oleh masing-masing Posyandu diantaranya yaitu pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan Keluarga Berencana, pelayanan Imunisasi, pelayanan dan pemeriksaan gizi, pencegahan dan penanggulangan diare.

2. Kegiatan pengembangan/pilihan,

Masing-masing Posyandu dapat menambah kegiatan baru disamping lima kegiatan utama yang telah ditetapkan oleh pemerintah. hal ini apabila dilaksanakan pada masing-masing Posyandu maka Posyandu tersebut dinamakan dengan Posyandu Terintegrasi. Berikut adalah contoh-contoh kegiatan tambahan yang dilakukan oleh Posyandu Terintegrasi.

a. Bina Keluarga Balita (BKB) b. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)


(34)

c. Bina Keluarga Lansia (BKL)

d. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

e. berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.

Keberadaan Posyandu memang sangat penting terutama bagi masyarakat. Disini dijelaskan bahwa terdapat 2 (dua) manfaat yang dapat dirasakan dengan keberadaan Posyandu sendiri yang dilihat dari sisi Masyarakat dan dari sisi kader kesehatan (Kemenkes RI, 2012).

1. Manfaat Posyandu bagi Masyarakat

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.

b. Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk.

c. Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A. d. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

e. Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

f. Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe). Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak.

g. Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

h. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita.


(35)

2. Manfaat Posyandu bagi Kader Kesehatan

a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap.

b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita dan kesehatan ibu.

c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan.

d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu (Kemenkes, 2012).

Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh kader Posyandu. Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan. Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/ dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakan oleh kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 orang. Jumlah ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh


(36)

Posyandu, yakni yang mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah serta para penanggung jawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 2.1

Sistim Lima Meja di Posyandu Meja/

Langkah

Pelayanan Pelaksanaan

Pertama Pendaftaran Kader

Kedua Penimbangan Kader

Ketiga Pengisian Kartu

Menuju Sehat

(KMS)

Kader

Keempat Penyuluhan Kader

Kelima Pelayanan

Kesehatan

Petugas

kesehatan dan sektor terkait bersama kader

Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela (Kemenkes RI, 2011). Fasilitasi Penyelenggaraan Posyandu (Tugas kader Posyandu) sebagai berikut (Kemenkes RI, 2012).

1. Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:

a. Memastikan data sasaran seperti jumlah bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, PUS, dan WUS.

b. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat, sarana ibadah, dan lainlain.

c. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu. d. Mempersiapkan sarana dan prasarana Posyandu. e. Melakukan pembagian tugas antar kader.


(37)

f. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan, tim penggerak PKK Desa, dan petugas lainnya.

g. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan PMT pemulihan jika diperlukan.

2. Pada hari buka Posyandu, antara lain:

a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.

b. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke Posyandu.

c. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.

d. Mencatat hasil penimbangan dan pengukuran di buku KIA atau KMS dan mengisi buku register Posyandu.

e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta hasil rujukan kasus balita dan ibu hamil berisiko.

f. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.

g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut (Kemenkes RI, 2012).

3. Di luar hari buka Posyandu, antara lain:

a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui, serta bayi dan anak balita.


(38)

b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah semua balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang datang pada hari buka Posyandu, dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik.

c. Melakukan tindak lanjut terhadap 1) Sasaran yang tidak datang.

2) Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.

d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka.

e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan (Kemenkes RI, 2012).

Sebagai fasilitator Posyandu, fasilitasi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan kegiatan Posyandu.

2. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu (Kemenkes RI, 2012).

a. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program berdasarkan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan


(39)

b. Meningkatkan kapasitas kader agar terampil menyelenggarakan Posyandu.

c. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.

d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga Berencana di langkah 5 hanya diselenggarakan satu kali sebulan. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling kesehatan, KB, dan gizi kepada pengunjung Posyandu dan masyarakat luas.

e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan Posyandu.

f. Melakukan bimbingan dan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara berkesinambungan.

g. Menganalisis hasil kegiatan Posyandu, melaporkan hasilnya kepada Puskesmas, Pokjanal Posyandu, menginformasikan kepada Lurah/Kepala Desa serta menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu (Kemenkes RI, 2012).

Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan Posyandu yang dikenal dengan nama telaah kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan


(40)

adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 (empat) tingkatan sebagai berikut :

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang.

2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata


(41)

jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu (Kemenkes RI, 2006).

B. Balita

Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih populer dengan anak usia dibawah lima tahun (Muaris, 2006). Pada anak balita usia 6-59 bulan, masa ini adalah masa dimana anak mulai bisa melakukkan penyesuaian sepanjang rentan hidup yaitu dengan mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, berhitung, mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tata nilai belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya, membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum, dan mencapai kebebasan pribadi (Syafrudin „dkk‟, 2009).

Mengacu dari berbagai hasil penelitian, pemilihan intervensi gizi didasarkan pada intervensi yang telah terbukti “cost effective”. Terdapat 3 kelompok kegiatan gizi, yaitu kegiatan peningkatan (promotif) yang bertumpu pada kegiatan pemberdayaan dan pendidikan gizi masyarakat, kegiatan pencegahan (preventif) agar anak gizi kurang tidak menjadi gizi buruk, dan kegiatan pemulihan (kuratif) yaitu tatalaksana kasus gizi buruk.


(42)

Kegiatan promotif adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tingkat masyarakat oleh masyarakat dan petugas. Kegiatannya meliputi pemantauan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling tentang pemberian makanan bayi adan anak, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan, pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, promosi garam beriodium, pelacakan dan tindak lanjut kasus gizi buruk (Kemenkes RI, 2013).

1. Promosi kesehatan pada anak balita

a. Pemeriksaan dan penimbangan anak dilaksanakan setiap bulan untuk menjamin kesehatan, perkembangan termasuk kecerdasan dan pertumbuhan anak.

b. Berikan anak balita satu kapsul vitamin A takaran tinggi setiap 6 bulan untuk mencegah kebutaan akibat kekurangan vitamin A. c. Berikan anak balita sayuran dan buah-buahan berwarna untuk

mencegah kebutaan.

d. Berikan oralit pada anak balita yang terkena penyakit mencret atau diare.

e. Anak yang menderita diare tetap memerlukan makanan, oleh karena itu jangan dipuasakan.

f. Berbicara, bermain dan memperlihatkan kasih sayang penting bagi pertumbuhan jasmani, mental dan emosi anak.

g. Anak balita yang tumbuh dan berkembang yang baik akan menjamin kelangsungan hidup yang lebih besar sehingga


(43)

menimbulkan rasa tentram pada peserta KB testari (Syafrudin dkk, 2009).

C. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat untuk Balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya, KMS harus disimpan oleh ibu balita dirumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas kesehatan, termasuk bidan dan dokter. KMS-Balita menjadi alat yang bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidakseimbangan pemberian makan anak.

Penggunaan KMS balita yaitu sebagai bahan penunjang petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau memulihkan kesehatannya. Isi dari KMS sendiri adalah catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak, pemberian ASI Eksklusif, makanan pendamping ASI, pemberian makanan dan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit (RS) (Prasetyawati, 2012).

1. Manfaat KMS Balita

a. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap, meliputi pertumbuhan, perkembangan,


(44)

pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan, pemberian ASI Eksklusif, dan makanan pendamping ASI.

b. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.

c. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan layanan kesehatan dan gizi.

2. KMS balita dapat berguna apabila memperhatikan syarat berikut.

a. Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan tiap bulan.

b. Semua kolom isian dengan benar.

c. Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat dalam KMS balita. d. Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil

penimbangan (Prasetyawati, 2012).

D. Penimbangan Balita

Penimbangan bulanan anak balita merupakan salah satu kegiatan yang harus dilaksanakan di setiap pelaksanaan Posyandu. Hasil penimbangan ini merupakan suatu indikator bagi ibu-ibu dalam mengetahui apakah anaknya ini sehat atau tidak, dan ini pun dapat mempengaruhi perilaku ibu-ibu dalam penimbangan berikutnya.


(45)

Komisi teknik perbaikan menu makanan rakyat mengemukakan bahwa tujuan dari penimbangan bulanan adalah :

1. Untuk mengetahui keadaan gizi anak balita dengan memeperhatikan berat badan anak tetap, naik atau menurun dengan memperhatikan berat badan anak tetap, naik atau menurun dengan melakukan penimbangan berat badan melalui perbandingan terhadap tabel berat badan dan umur.

2. Untuk lebih meyakinkan ibu-ibu mengerti pentingnya hubungan makanan dengan kesehatan anak (Depkes RI, 1978) dalam (Hutanggalung, 1992)

Penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan. Pada Riskesdas 2013, informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir. Idealnya dalam enam bulan anak balita ditimbang minimal enam kali (Kemenkes RI, 2015). Frekuensi penimbangan ≥ 4 kali sedikit menurun pada tahun 2013 (44,6%) dibanding tahun 2007 (45,4%). Anak umur 6-59 bulan yang tidak pernah ditimbang dalam enam bulan terakhir meningkat dari 25,5 persen (2007) menjadi 34,3 persen (2013).

Sementara itu menurut Purnawan Junadi dan kawan-kawan dalam bukunya program usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) di dalam Posyandu mengemukakan bahwa dilihat dari sudut pelaksanaan programnya, tujuan UPGK adalah untuk tercapainya keadaan gizi yang baik, melaui tujuan antara lain yaitu perubahan perilaku. Ada 2 perilaku penting yang menjadi sasaran pertama yaitu perilaku membawa anaknya


(46)

ke Posyandu untuk mengetahui tumbuh kembang anaknya melalui penimbangan, tempat memperoleh informasi serta pertolongan yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan gizi dan kesehatan nya, dan yang kedua adalah perilaku pemberian penggunaan makanan bergizi yang akan menjamin gizi tetap baik (Junaedi, Purnawan dkk ) dalam (Hutanggalung, 1992).

E. Tumbuh Kembang Anak

1. Definisi Tumbuh Kembang Anak

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan anak dapat terbagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat


(47)

memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Syafrudin dkk, 2009).

2. Proses Tumbuh Kembang Anak

Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terdiri atas dua proses yang tidak bisa dipisahkan karena saling mempengaruhi yaitu proses pertumbuhan ditandai dengan semakin besarnya ukuran tubuh (berat, tinggi badan, lingkaran lengan atas, dan lainnya) dan proses yang ditandai dengan bertambahnya kemampuan anak (koordinasi gerakan, bicara, kecerdasan, pengendalian perasaan, interaksi dengan orang lain, dan sebagainya). Kedua proses ini perlu diikuti secara teratur agar dapat mengetaui pertumbuhan dan perkembangan anak (Syafrudin dkk, 2009).

3. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak a. Pertumbuhan Anak

Terdapat berbagai cara untuk mengikuti pertumbuhan anak secara teratur. Salah satu yang dapat dilakukan secara mudah adalah dengan memantau berat badan anak menurut tinggi badannya, pengukuran ini adalah salah satu cara untuk mengetahui status gizi anak.

b. Perkembangan Anak

Perkembangan seorang anak menurut kemampuannya dapat dikelompokan dalam 4 aspek, yaitu :


(48)

1) Kemampuan gerak dasar : yaitu kemampuan melakukkan gerakan yang tampak jelas, misalnya berjalan, berlari, melompat.

2) Kemampuan gerak halus : yaitu kemampuan melakukan gerakan halus yang memerlukan kecermatan dan koordinasi gerakan otot kecil, misalnya mengkancingkan baju, mengedipkan mata.

3) Kemampuan berbicara, berbahasa dan kecerdasan : yaitu kemampuan mengungkapkan perasaan, keinginan dan pendapat melalui kata-kata, mengerti dan memahami perkataan orang lain, serta kemampuan berfikir.

4) Kemampuan bergaul dan mandiri : yaitu kemampuan berteman, mengenal sopan santun, mengikuti peraturan, dan memenuhi kebutuhan sendiri (Syafrudin dkk, 2009).

4. Penilaian Keadaan Tumbuh Kembang Anak

Keadaan tumbuh kembang dapat dinilai dalam empat macam aspek yaitu :

a. Penilaian pola tumbuh kembang dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik, yaitu corak normal atau corak yang tidak normal misalnya kelainan kepala.

b. Penilaian proses tumbuh kembang dilakukan dengan cara pemeriksaan antropometri secara berkala. Anak yang normal akan mengikuti kurva tumbuh kembang secara mantap dalam persentil yang kira-kira sama, terutama tinggi badan. Suatu penyimpangan


(49)

dari kurva normal adalah suatu indikator terhadap adanya kelainan atau sakit atau kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi. Penyimpangan menjurus kebawah merupakan lintas sentil kebawah untuk berat merupakan indikator yang disebut tumbuh terlambat, terlambat, dan berhenti.

c. Penilaian posisi anak yaitu normal atau tidak. Untuk tinggi dan berat badan diperoleh dari hasil tumbuh kembang pada suatu waktu.

d. Keadaan gizi merupakan bagian dari tumbuh kembang (Syafrudin dkk, 2009).

F. Perilaku

Terdapat dua pandangan terkait definisi perilaku itu sendiri yaitu dapat dilihat dari sudut biologis, dan psikologis. Dari segi biologis definisi perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organsime (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena punya aktifitas masing-masing. Perilaku (manusia) adalah semua tindakan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung dan yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dari segi psikologis menurut Skiner (1938) dalam (Maulana, 2009), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Definisi perilaku kesehatan adalah respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit,


(50)

sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku (Maulana, 2009).

Dalam ilmu perilaku kesehatan, terdapat beberapa teori tentang faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang salah satunya yaitu teori Lawrence W Green. Menurut Lawrence W. Green Pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dari penentuan terbaik untuk proses perubahan perilaku. Definisi perilaku menurut Lawrence Green adalah suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus baik yang dilakukan secara sadar maupun tanpa sadar. Agar lebih mudah, disini penulis mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor penyebab perilaku menurut Lawrence W. Green, 1980. Menurutnya terdapat tiga jenis yang berbeda penyebab seseorang atau individu berperilaku yaitu dari faktor (Predisposing) predisposisi, (Enabling) pemungkin, dan (Reinforcing) penguat.

Faktor predisposisi merupakan faktor utama pembentuk perilaku berdasarkan motivasi seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai. Faktor pendukung merupakan faktor pembentuk perilaku yang membuat motivasi untuk melakukan perubahan perilaku seperti keterampilan pribadi, dan sumber informasi. Faktor penguat adalah faktor


(51)

selanjutnya dalam pembentuk perilaku yang menyediakan hadiah, dorongan, dan hukuman untuk membentuk perilaku, apakah perilaku tersebut dapat terbentuk atau tidak seperti keuntungan mendapatkan hadiah.

Teori yang telah dicetuskan oleh Lawrence W. Green pada tahun 1980 memiliki konsep terkait perencanaan program-program pendidikan kesehatan yang mengarah kepada upaya pragmatik mengubah perilaku kesehatan dibandingkan dengan pengembangan teoritis. Teori ini menganalisa kebutuhan-kebutuhan kesehatan masyarakat dengan lima analisa yang berbeda yaitu secara sosial, epidemiologi, perilaku, pendidikan, dan administrasi.

Kelima analisa tersebut dapat menghindarkan diri dari kesalahan penilaian terhadap individu. Dikatakan juga bahwa menurut Lawrence W. Green terdapat dua faktor penentu masalah kesehatan yang dapat dilihat dari faktor lingkungan dan bukan faktor lingkungan (Nadra, 2012). Adapun faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan untuk seseorang berperilaku sebagai berikut :

1. Predisposisi (Predisposing)

Pada faktor ini terdapat beberapa variabel untuk mendukung adanya perilaku yaitu ilmu pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan persepsi yang berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok dalam bereaksi atau bertindak. Pada umumnya kita berfikiran bahwa faktor predisposisi sebagai faktor personal yang setiap individu atau kelompok membawa pengalaman edukasinya.


(52)

Namun dalam hal tersebut memiliki pengaruh juga terhadap perilaku yang berdampak kepada kesehatannya. Selain itu terdapat faktor demografi seperti status sosial ekonomi, usia, jenis kelamin, dan ukuran keluarga. Pada faktor tersebut juga merupakan bagian dari faktor predisposisi yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap program pendidikan kesehatan.

2. Pemungkin (Enabling)

Pada faktor ini variabel yang berperan untuk seseorang memungkinkan dapat berperilaku yaitu dengan adanya sumber daya. Sumberdaya disini diantaranya yaitu terdapatnya fasilitas pelayanan kesehatan, adanya tenaga kesehatan yang memadai, sarana pendidikan seperti sekolah, klinik atau yang lainnya.

Selain itu faktor pendukung untuk adanya kemungkinan perilaku itu berjalan dengan baik yaitu dengan adanya akses yang mudah untuk masyarakat mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan dari sumber biaya yang terjangkau, terdapatnya transportasi untuk ke pelayanan kesehatan, jam buka fasilitas yang hingga mencapai 24 jam, dan lain sebagainya.

3. Penguat (Reinforcing)

Faktor penguat merupakan faktor dimana pada setiap individu mendapatkan dukungan dari lingkungannya untuk berperilaku. Seperti contohnya pada perilaku ibu memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya apakah hal tersebut sang ibu mendapatkan dukungan penuh


(53)

dari kelauarga atau suami. Sumber dukungan ini tentu saja bervariasi tergantung pada tujuan dan jenis programnya.

6 1

2

5

3 4

(Bagan 2.1 Teori Lawrence W. Green, 1980) Faktor predisposisi :

Pengetahuan Kepercayaan Nilai

Sikap

(variabel demografi terpilih)

Faktor pemungkin :

Ketersediaan sarana kesehatan Akses menuju kesarana kesehatan Komitmen dan prioritas

pemerintah/masyarakat Kemampuan tenaga kesehatan

Faktor penguat : Keluarga Teman Guru Pengusaha Tenaga kesehatan

Permasalah perilaku yang


(54)

Menururt Lawrence Green dalam buku “Health Education Planning a diagnostic Aprproach” tahun 1980 dijelaskan bahwa maksud dari faktor -faktor penentu untuk seseorang berperilaku sesuai pada bagan 2.1 yaitu berawal dari faktor predisposing (predisposisi) seperti (pengetahuan, kepercayaan, nilai, sikap dan variabel demogafi) dan untuk faktor keduanya dari faktor pemungkin (Enabling) (ketersediaan pelayanan kesehatan, ketersediaan akses ke pelayanan kesehatan, prioritas dan komitmen pemerintah/masyarakat, kemampuan tenaga kesehatan) kedua faktor tersebut dapat menjadi penentu faktor-faktor perilaku yang menyebabkan timbulnya masalah perilaku kesehatan.

Permasalahan perilaku kesehatan dapat juga mempengaruhi timbulnya faktor ketiga yaitu Reinforcing (Penguat) (keluarga, teman, guru, employer, tenaga kesehatan) begitu sebaliknya faktor penguat ini juga dapat mempengaruhi tentang permasalahan perilaku kesehatan untuk tetap berperilaku sehat atau sakit. Selanjutnya, faktor penguat juga memiliki hubungan tidak langsung dengan faktor predisposisi yang mana pada faktor penguat contohnya keberadaan keluarga dapat memiliki kemungkinan untuk tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden bisa jadi responden tersebut memiliki pengetahuan berdasarkan pengalaman dari keluarganya. Untuk yang terakhir yaitu faktor pemungkin yang memiliki hubungan tidak langsung kepada faktor predisposisi dengan contoh keberadaan akses menuju pelayanan kesehatan apabila jauh maka kemungkinan dapat berpengaruh juga dengan niat responden untuk pergi ke pelayanan kesehatan.


(55)

G. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Balita ke Posyandu

1. Pengetahuan Ibu

Berdasarkan teori dari Lawrence W. Green tahun 1980 telah dijelaskan bahwa peningkatan pengetahuan tidak selalu menjadi penyebab dari perubahan perilaku seseorang, tetapi sangat berkaitan dengan penentu awal untuk seseorang berperilaku.

Pengetahuan kesehatan adalah suatu kemungkinan baik yang sangat penting sebelum perilaku sehat seseorang terbentuk, tetapi perilaku kesehatan yang diinginkan berkemungkinan untuk tidak terjadi, kecuali jika seseorang menerima suatu isyarat yang cukup kuat untuk memotivasi mereka untuk tidak dalam pengetahuannya.

Sesuai penelitian yang telah dilakukan oleh Reihana dkk tahun 2014 yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan partisipasi ibu untuk menimbang balita ke Posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Heriani tahun 2010 yaitu tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan frekuensi kunjungan balita ke Posyandu.

2. Sikap Ibu

Sikap adalah salah satu kata samar namun yang paling sering digunakan dalam ilmu perilaku (Green, 1980). Untuk singkatnya, terdapat dua definisi yang dikombinasikan menutupi elemen pokok sikap. Mucchielli mendefinisikan “sikap yaitu sebagai kecenderungan fikiran atau perasaan yang stabil terhadap suatu objek tertentu, seseorang atau situasi”. Sedangkan menurut Kirscht “menunjukan


(56)

bahwa sikap merupakan kumpulan keyakinan yang selalu meliputi aspek evaluatif, yaitu, sikap selalu dapat dinilai dari segi baik dan buruk atau positif dan negatif”.

Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Pengertian sikap berdasarkan unsur kepribadian adalah berkaitan dengan motif yang mendasari tingkah laku seseorang berdasarkan keyakinan, kebiasaan, pendapat dan konsep (Wirawan, 2002).

Sikap memiliki unsur penilaian dan reaksi afektif yang tidak sama dengan motif, akan tetapi menghasilkan motif tertentu yang dapat menghasilkan perilaku. Penilaian individu tentang objek diperoleh melalui pengalaman langsung berdasarkan interaksi. Penilaian ini menghasilkan reaksi afektif yang berupa dimensi positif atau negatif terhadap objek sikap (Mar‟at, 1981). Nilai adalah sikap juga yang didasarkan oleh pengetahuan dan kepercayaan (Wirawan, 2002).

Penelitian yang dilakukan oleh Jannah tahun 2012 yaitu terdapatnya hubungan antara variabel sikap dengan kunjungan ibu ke posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Yunidar tahun 2012 yaitu tidak ada hubungan antara sikap ibu dengan tingkat kunjungan ke Posyandu.

3. Jarak Posyandu

Menurut teori Green, 1980 dalam faktor pemungkin untuk seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan fasilitas tenaga kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang


(57)

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dasar seperti Posyandu (Permenkes RI, 2013).

Sesuai yang telah dijelaskan tersebut bahwa setiap masing-masing daerah sudah memiliki pelayanan kesehatan dasar seperti Posyandu, namun berbagai macam alasan kenapa faktor ini diteliti yaitu sesuai teori Lawrence W Green 1980 menyatakan bahwa faktor enabling atau memungkinkan untuk seseorang berperilaku dilihat dari akses menuju tempat pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryaningsih tahun 2012 yaitu terdapat hubungan antara jarak ke Posyandu dengan Perilaku kunjungan ibu bayi dan balita ke Posyandu. Terdapat juga penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Pancoran Mas Depok yaitu tidak adanya hubungan antara jarak Posyandu dengan perilaku kunjungan ke Posyandu (Hairunida, 2012).

4. Pembinaan dari tenaga kesehatan

Menurut teori Green, 1980 dalam faktor pemungkin untuk seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan kemampuan tenaga kesehatan. Sebagai tenaga kesehatan yang terampil sudah seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup serta melakukan pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memberikan


(58)

informasi dalam bentuk penyuluhan. Kemampuan tenaga kesehatan ini dilihat dari kemampuan petugas Puskesmas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Reihana dkk tahun 2014 yaitu terdapatnya hubungan antara kehadiran tenaga kesehatan dengan partisipasi ibu untuk menimbang anaknya ke Posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Hairunida tahun 2012 yaitu tidak terdapat hubungan antara pelayanan imunisasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas dengan perilaku kunjungan ke Posyandu.

5. Dukungan Keluarga

Faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan keluarga (Green, 1980). Ibu akan aktif ke Posyandu jika ada dorongan dari orang terdekat termasuk keluarga. Dukungan keluarga sangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan status gizi balita yang optimal.

Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilakukan, dan diamankan keluarga memberikan perawatan kesehatan bersifat preventif dan bersama-sama merawat anggota keluarga. Keluarga memiliki tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan (Azzahy, 2011) dalam (Nofianti, 2012).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Reihana dkk tahun 2014 yaitu terdapatnya hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi ibu untuk menimbangkan anaknya ke Posyandu.


(59)

Namun berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Hairunida pada tahun 2012 yaitu tidak adanya hubungan dukungan keluarga dengan perilaku kunjungan ke Posyandu.

6. Dukungan Teman

Menurut teori Green, 1980 dalam faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan peers atau teman dalam penelitian ini dukungan teman dilihat dari ajakan tetangga atau sesama ibu balita yang mengajak responden untuk berkunjung ke Posyandu.

Berdasarkah hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rohman dkk tahun 2013 yaitu terdapatnya hubungan antara teman sebaya dengan frekuensi kunjungan ibu ke Posyandu. Selain itu terdapat junga penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Keboan Ngusikan Jombang yaitu tidak terdapat hubungan antara dukungan teman sebaya dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu (Purnamasari, 2011).

7. Dukungan Tokoh Masyarakat

Faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan guru, disini guru dalam masyarakat dapat dikatakan serbagai tokoh masyarakat (Green, 1980). Tokoh masyarakat memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi perilaku masyarakat didalam pengambilan keputusan termasuk keputusan dalam perilaku kesehatan, seperti perilaku membawa balita ke Posyandu (Nofianti, 2012).


(60)

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di Depok yaitu tidak terdapat hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan perilaku kunjungan ke Posyandu (Hairunida, 2012). Selain itu juga terdapat penelitian yang dilakukan di Jombang bahwa tidak terdapat hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu (Purnamasari dkk, 2011).

8. Dukungan Kader

Faktor penguat untuk seseorang berperilaku sehat yaitu berdasarkan dukungan tenaga kesehatan seperti perawat, dokter, bidan dan kader kesehatan (Green, 1980). Penelitian ini melihat dukungan yang diberikan kader Posyandu kepada ibu balita untuk membawa anaknya ke Posyandu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ari dkk yaitu terdapatnya hubungan antara peran serta kader dengan keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu. Selain itu terdapat juga penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningrum tahun 2015 yaitu terdapatnya hubungan peran serta kader dengan keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu. Terdapat juga penelitian yang dilakukan di Jombang tidak terdapatnya hubungan antara dukungan kader dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu (Purnamasari dkk, 2011).


(61)

H. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini mengembangkan teori dari Lawrence W. Green. Berikut adalah kerangka teori yang digambarkan oleh Lawrence W. Green terhadap tiga faktor variabel untuk mendukung seseorang berperilaku.

Bagan 2.2 Kerangka Teori

(Lawrence W. Green, 1980) dan (Hutanggalung, 1992) Predisposisi

Pengetahuan Ibu Kepercayaan Ibu Nilai Ibu

Sikap Ibu

Pemungkin

Ketersediaan Posyandu Jarak Posyandu

Pembinaan dari tenaga kesehatan

Komitmen prioritas pemerintah

Penguat

Dukungan Keluarga Dukungan Teman Dukungan Tokoh Masyarakat Dukungan Kader

Perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu


(62)

43 BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori Lawrence W Green 1980 dengan faktor-faktornya, maka disini peneliti ingin mengambil variabel-variabel penelitian ini berdasarkan teori tesebut. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini yaitu (perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu) dan untuk variabel independennya yaitu (pengetahuan ibu, sikap ibu, jarak Posyandu, pembinaan dari tenaga kesehatan, dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan tokoh masyarakat, dan dukungan kader).

1. Perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu

Perilaku pada penelitian ini yaitu jumlah tindakan ibu dalam membawa anaknya yang memiliki usia 6-59 bulan ke Posyandu untuk melakukan penimbangan dalam 6 bulan terakhir saat penelitian ini dilakukan. Perilaku ibu dianggap penting untuk diteliti dikarenakan ibu merupakan orang terdekat dengan anak balitanya yang dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap balitanya.

2. Pengetahuan

Pengetahuan disini yang diambil yaitu pengetahuan ibu yang memiliki balita usia 6-59 bulan, pemilihan variabel pengetahuan karena dianggap penting, seseorang untuk berperilaku sebagian besar dapat didasarkan dari pengetahuan yang didapatkannya.


(63)

3. Sikap

Sikap disini yang diambil yaitu sikap ibu yang memiliki balita usia 6-59 bulan, pemilihan variabel sikap karena dianggap penting, seseorang untuk berperilaku sebagian besar dapat didasarkan dari pengetahuan yang membentuk sikap.

4. Jarak Posyandu

Jarak disini yaitu jarak rumah ibu ke Posyandu, jarak dihitung dengan satuan kilometer. Variabel jarak dianggap penting untuk diteliti dikarenakan perilaku seseorang baik jika mendapatkan pelayanan kesesehatan mudah didapatkan.

5. Pembinaan dari tenaga kesehatan

Pembinaan dari tenaga kesehatan dilihat dari kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas ke Posyandu serta memberikan pelayanan kesehatan dan materi penyuluhan di Posyandu. Pembinaan ini dianggap penting dikarenakan petugas kesehatan di Puskesmas dianggap sebagai orang terdekat dengan masyarakat yang dipercaya masyarakat untuk bisa mengkonsultasikan masalah kesehatannya. 6. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dilihat dari pernahnya anggota keluarga mengingatkan ibu untuk membawa anaknya ke Posyandu dan bentuk tindakan seperti motivasi keluarga kepada responden. Variabel ini dianggap penting dikarenakan seseorang untuk berperilaku dapat diperkuat dari dukungan lingkungan sekitarnya seperti keluarga.


(64)

7. Dukungan teman

Dukungan teman dilihat dari pernahnya teman-teman sesama ibu yang memiliki balita mengingatkan responden untuk membawa anaknya ke Posyandu. Variabel ini dianggap penting dikarenakan seseorang untuk berperilaku dapat diperkuat dari dukungan lingkungan sekitarnya seperti teman.

8. Dukungan tokoh masyarakat

Dukungan tokoh masyarakat dilihat dari tindakan yang diberikan tokoh masyarakat seperti ketua RT atau RW kepada warganya ibu-ibu yang memiliki balita untuk datang ke Posyandu. Variabel ini dianggap penting dikarenakan seseorang untuk berperilaku dapat diperkuat dari dukungan tokoh masyarakatnya yang memang memberikan contoh untuk berperan aktif dalam kegiatan Posyandu.

9. Dukungan kader

Dukungan tenaga kesehatan disini dilihat dari tindakan yang diberikan kader untuk membawa ibu yang memiliki balita menimbang anaknya ke Posyandu. Variabel ini dianggap penting dikarenakan kader dianggap orang terdekat dengan masyarakat.

Terdapat beberapa variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini namun terdapat beberapa alasan peneliti untuk tidak meneliti variabel-variabel tersebut seperti pada penjelasan berikut. Variabel Kepercayaan dan Nilai seseorang tidak diteliti dikarenakan, Kepercayaan dan nilai seseorang dianggap sudah mewakili dengan melihat variabel sikap yang akan diteliti. Seperti yang dijelaskan oleh Nirawan tahun 2002 bahwa


(65)

Nilai adalah sikap juga, dan sikap didasarkan oleh pengetahuan serta kepercayaan.

Variabel demografi tidak diteliti dikarenakan, Menurut Lawrence Green, dikatakan bahwa “meskipun variabel demografi seperti status ekonomi, umur, jenis kelamin, jumlah keluarga penting juga, tetapi sulit untuk melihat dampak langsung dalam program pendidikan kesehatan”.

Variabel Ketersediaan tempat pelayanan Posyandu tidak diteliti dikarenakan keterbatasan waktu peneliti untuk dapat memasukan variabel ini, jika variabel ini diteliti maka peneliti harus memastikan jawaban responden dengan mendatangi seluruh posyandu satu persatu sehingga keterbatasan tersebut peneliti tidak memasukan variabel ini dalam penelitian.

Variabel Komitmen dan prioritas pemerintah atau masyarakat tidak diteliti dikarenakan definisi komitmen sendiri menurut KBBI adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu kontrak. Didalam perjanjian yang telah dijelaskan dalam no 19 tahun 2011 bahwa Posyandu merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini melalui layanan sosial dasar masyarakat untuk menunjang pembangunan. Pemerintah memang telah memiliki keterkaitan terhadap pelaksanaan Posyandu sendiri dan komitmen telah dilaksanakan bahwa didaerah Rorotan sudah adanya pelaksanaan Posyandu sesuai dalam permen no 19 tahun 2011 tersebut.

Variabel dukungan employer tidak diteliti dikarenakan Responden penelitian ini yaitu ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak usia 6-59


(66)

bulan sehingga kemungkinan untuk variabel mendapatkan dukungan employer tidak ada, yang akan menyebabkan data homogen.

Predisposisi

Pemungkin

Penguat

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Dukungan Kader

Perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu Pengetahuan

Jarak Posyandu

Dukungan keluarga Sikap

Pembinaan dari tenaga kesehatan

Dukungan teman

Dukungan tokoh masyarakat


(67)

B. Definisi Operasional

Variabel Dependen

Variabel Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Skala Hasil ukur Perilaku ibu

balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu

Jumlah kunjungan ibu balita untuk ke Posyandu menimbangkan anaknya secara rutin sebulan sekali dalam 6 bulan terakhir dari waktu penelitian berlangsung.

Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk : ≤ 3 2. Baik : > 3

(Kemenkes RI, 2015)

Variable Independen Pengetahuan Jawaban yang diketahui ibu

tentang tujuan, manfaat penimbangan dan hubungan nya dengan keadaan gizi anak.

Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 9 2. Baik > 9

Sikap Pendapat atau pandangan responden yang terlihat dalam jawaban dari pertanyaan

Kuesioner Wawancara Ordinal 1. Buruk ≤ 12 2. Baik > 12


(1)

99 Khoirunisa 6/6/2012 Djunaidi Warsinah RT 09 P

100 Ineke 24/9/2012 Eko Suroso Dita RT 09 P

101 Nabilah Arsyilla 11/12/2012 Slamet Aspiana RT 09 P

102 Najuah 9/7/2013 Solihin Ika RT 09 P

103 Najila 13/3/2014 Mustopa Catih RT 09 P

104 Zulfa 12/11/2010 Nur Ahmad Maesaroh RT 09 P

105 Chika 5/4/2014 Dedy Ismi RT 09 P

106 Sella 4/10/2012 Parange Ronge RT 09 P

107 Zulia Indriani 28/7/2011 Anwar Saidah RT 09 P

108 Nurvita 14/8/2012 Nahroji Dasini RT 09 P

109 Sahla 25/1/2011 Syarif Royhana RT 09 P

110 M. Dzaka Rasid 11/11/2013 sukandar Saodah RT 09 L

111 M. Jaelani 9/10/2014 Mardani Aminah RT 09 L

112 Deva Rayhan 10/4/2012 Suryadi Endang RT 09 L

113 Lutfi 12/5/2014 Heriyanto Indriyani RT 09 L

114 Rifki Alyudistira 22/2/2015 Casnuri Dewi RT 09 L

115 Fadil 31/3/2015 Angga Puput RT 09 L

116

M. Nur

Ulinnuha 6/3/2015 Nuriman Rini RT 09 L

117 Abdul Hanif 15/8/2014 Arif Umi RT 09 L

118 Al Gierra R 3/4/2014 Cahyo Nastati RT 10 P

119 Alfath Jailah 22/7/2013 Mursali Husnul RT 10 P

120 Aulia 17/4/2011 Bani Fitra RT 10 P

121 Nabila 4/8/2014 Edy P Sulastri RT 10 P

122 Siti Fatimah 12/9/2014 Maswah Madali RT 10 P

123 Vasyah 30/8/2012 Fikri Elma RT 10 P

124 Dwi Oktalia 21/10/2013 M. Hasan Sumarni RT 10 P 125 Al Ghazali 25/12/2014 Byafriandi Hana Indra RT 10 L

126 Iksan 31/7/2013 Sahim Nani RT 10 L

127 Afif 17/6/2011 Aat Nuraini RT 10 L

128 Avecienna 5/12/2011 Cahyo Nastati RT 10 L

129 Rafa 29/1/2014 Amat Cici RT 10 L

130 Fahruroji 12/12/2011 Tuti Toni RT 10 L

131 M. Malik 6/11/2011 Aidil Lina RT 10 L

132 Ahmad Shaka 23/4/2012 Wiwan Ati RT 10 L

133 Farraz 16/8/2011 Zainal Siti RT 10 L

134 Rafki 24/11/2010 Fikri Ema RT 10 L


(2)

REGISTER POSYANDU BALITA ANGGREK 03 RW 05 KELURAHAN ROROTAN TAHUN 2015

NO NAMA BALITA TANGGAL LAHIR NAMA ORANG TUA ALAMAT JENIS KELAMIN

IBU BAPAK

1 Hanifah 26/03/2011 Nuraeni Hasan Basri RT 12 P

2 Patriana 4/4/2011 Riana Simanjuntak RT 06 P

3 Askia Nur 25/5/2011 Maysaroh Nanang RT 06 P

4 Almi Rizki 31/5/2011 Ningsih Solehudin RT 06 P

5 Desnal 5/12/2011 Sari Budi RT 12 L

6 Syafa F 10/8/2011 Umi Hayulqoyum RT 06 P

7 Ashar A 29/12/2011 Indri Lukman RT 02 L

8 Fauziah S 13/4/2012 Hasanah Budiman RT 12 P

9 M. Fauzi Al Asmi 8/3/2012 Nurhasanah M.Fauzi RT 06 L 10 M. Zain Rofifah 31/12/2012 Nurbayni Heri RT 05 L

11 Nayla 26/7/2010 Mizkawati Deni RT 02 P

12 Haykal 24/6/2012 Yuyun Aris R RT 03 L

13 M. Rafa Aditya 30/4/2012 Superyati Asrofi RT 01 L

14 M. Fahru 6/9/2012 Nur Asiyah Nandam RT 06 L

15 Hendi Gusfino 23/8/2012 Retno Rustam RT 06 L

16 Ahmad Mursalin 1/1/2012 Poniati Habibi RT 02 L

17 Dani Dwi S 18/11/2013 Ningsih Narzi RT 12 L

18 Riva Toti 3/1/2013 Budiarti Priyanto RT 02 P

19 Ninda Nur F 3/1/2013 Rasmiyati Hadi RT 06 P

20 Munawir Al Asam 12/4/2011 Nasiha M. Jubir RT 02 L

21 M Arsad 8/10/2012 Neng Yanti Rian H RT 02 L

22 Abel 26/4/2011 Rina Rizal RT 12 P

23 Hausar Faiq 4/3/2012 Yuli Sihono RT 12 L

24 Fardan 4/12/2012 Saroja Samsul Bahri RT 02 L

25 Nabila Jasirah 15/4/2013 Silvia R Imam P RT 06 P

26 A. Jaki 7/2/2013 Yanti Edi RT 01 L

27 Rizki Dwi 12/5/2013 Rojulah Sudaryanto RT 02 L

28 Alfito M. Putra 29 bulan Esih Raswanto RT 06 L

29 Gilang Andika 49 bulan Ani Widiono RT 03 L

30 Chrischie 3/10/2013 Ririn Kristian RT 12 L

31 Nabila Jasirah 17/5/2012 Jumini Mahmudin RT 02 P

32 Kanza Nabilah 22/10/2013 Diana Sukri RT 06 P

33 Pramesti 27/11/2013 Sukinah Pujiana RT 01 P

34 Marsya Pedia 22/8/2012 Edah RT 03 P

35 Bulan Sahfira 21/2/2014 Sri Astuti Nur Ali RT 02 P

36 Auliya 26/7/12 Eti Heru P

37 Agustinus 48 bulan Anastasya Bambang RT 12 L


(3)

39 Dava Alhusairi 21 bulan Nurhasanah Amaludin RT 02 L

40 Nur Afifah 3/12/2013 Retno Riswan RT 03 P

41 Aska Sauhi Nur 17/4/2014 Nurul Budirahman RT 12 L

42 Chelsie 22/4/2013 Maiya Ulfa Saripudin RT 03 P

43 Sania 10/6/2013 Kurniyawati Winarko RT 03 P

44 Ariqa Fatimah 4/11/2014 Robana Sutrisno P

45 Putri Salsabila 31/10/2012 Sulastri Sahrul P

46 Wisnu 11 bulan Eis Nanang RT 06 L

47 Ali 8 bulan Daryanti Edika RT 02 L

48 Naufal 1/11/2014 Neng Rian RT 02 L

49 Nazwa Khaina 28/10/2015 Sutarman RT 11 L

50 Ismawati Dewi 13/02/2015 Matalih RT 02 P

51 Khairunisa 21/10/2014 Paroni RT 05 P

52 Shafira 17/2/2015 Marni Muhajir RT 06 P

53 fatih Fajrin Tahsya 27/4/2015 Nasrul RT 02 P

54 Krisna 19/4/2012 Zeni RT 11 L


(4)

LAMPIRAN 4

FOTO PENGAMBILAN DATA

KEGIATAN POSYANDU


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Faktor- Faktor Perilaku Kunjungan Ibu Bayi dan Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor Kelurahan Pangkalan Masyhur

3 73 125

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013

28 315 123

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015.

0 3 11

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Ibu Balita ke Posyandu (Studi di Kelurahan Cabawan Wilayah Kerja Puskesmas Margadana Kota Tegal Tahun 2011).

0 0 1

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi Ibu Balita untuk Menimbang Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang Bandar Lampung Tahun 2010 | Reihana | Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 30788 70974 1 SM

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MELAKUKAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

0 0 8

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU MEMBAWA ANAKNYA KE POSYANDU KELURAHAN KRICAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 1 5

D. Data Tingkat Partisipasi Ibu Ke Posyandu - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat Partisipasi Ibu dalam Penimbangan Balita ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2013

0 1 19

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN 2013 SKRIPSI

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

0 0 8