Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Mellitus Di Rsup H. Adam Malik, Medan

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TENTANG KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN.

OLEH:

VETHANAYAKI SELLAPPAN 100100302

FAKULTAS KEDOKTERAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

Latar Belakang--- Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Indonesia merupakan urutan keempat di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Sementara di Medan, Diabetes Mellitus menempati urutan pertama dibandingkan dengan penyakit lain. Tingginya angka ini disebabkan pengetahuan yang kurang tentang komplikasi,

Tujuan---Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

pengetahuan penderita diabetes melitus tentang komplikasi Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik, Medan.

Metode---Penelitian ini adalah penelitian diskriptif. Sampel penelitian ini terdiri

92 orang pasien Diabetes Melitus yang berkunjung ke Poli-Endokrinologi, Departement Ilmu Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2014. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan Consecutive Sampling. Penelitian ini dilaksanakan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Hasil---Dari 92 orang responden, 11 orang (12%) mempunyai tingkat

pengetahuan yang baik, 31 orang (33.7%) mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup dan 50 orang (54.3%) mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang.

Kesimpulan---Sebahagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang

yang dipengaruhi oleh usia lanjut dan rendahnya pendidikan.


(3)

ABSTRACT

Background---The prevalence of diabetes mellitus in the world has increased

significantly. Indonesia is the fourth in the world as the country with the highest number of diabetics. While in Medan, diabetes mellitus is on the first rank compare to other diseases. The high number is due to lack of knowledge about the complications.

Objective---The main purpose of this study is to determine the level of knowledge

about complications of diabetic among the patients at Haji Adam Malik General Hospital.

Method---Descriptive survey have been applied on these study. All 92

respondents who are the sample of these study are patients from Poly-Endocrinology , Department of Internal Medicine, Haji Adam Malik General Hospital, Medan and been chosen using Consecutive Sampling method. This research is done with interview and giving questionnaire

Results---The research of 92 respondents, 11 peoples (12%) have high level of

knowledge, 31 peoples (33.7%) have average level of knowledge and 50 peoples (54.3%) have low level of knowledge.

Conclusion---Majority of the respondents have a low level of knowledge

regarding complications of diabeticinfluenced by old age and lack of education.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka memenuhi kewajiban untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat, cinta dan terima kasih yang dalam saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, serta adiku atas doa dan dukungannya selama ini kepada saya selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked (PD), SpPD selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu, tenaga, pemikiran dan kesabarannya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, saya juga mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Riri Andri Muzasti, M.ked (PD), SpPD selaku dosen pembimbing penulis. Terima kasih atas segala bimbingan, ilmu, dan waktu yang diluangkan untuk membimbing penulis.

3. Dosen penguji seminar proposal dan hasil penelitian dr. Mutiara Indahsari, M.Kes dan dr. Lita Feriyawati, M.Kes.

4. Pimpinan RSUP Haji Adam Malik yang telah memberikan peluang kepada saya untuk melaksanakan penelitian di Poli-Endokrinologi RSUP Haji Adam malik, Medan.

5. Orang tua saya yang member semangat kepada saya sepanjang pelaksanaan penelitian saya, saya ucapkan ribuan terima kash.


(5)

6. Kepada teman-teman seperjuangan, satu kelompok yaitu Vinod, Hema, Perisha, Shri, Tina, dan lain yang sudah sangat membantu baik moral atau materi, memberikan masukan serta motivasi demi selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pasien di poli-endokrin, Departemen Penyakit Dalam, Rumah Sakit Haji Adam Malik yang sudi menjadi responden pada penelitian ini.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. “Tak ada gading yang tak retak”. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang. Akhirnya peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.

Medan, 24 Maret 2014

Vethanayaki Sellappan NIM : 100100302


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Singkatan……….iii

Daftar Tabel ... iv

Daftar Gambar ... v

Daftar Lampiran ... vi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.4. Tujuan Penelitian ... 3

1.4.1. Tujuan Umum ... 3

1.4.2 Tujuan Khusus ... 3

1.5. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Diabetes Melitus ... 5

2.1.1. Definisi………...5

2.1.2. Klasifikasi………...5

2.1.3. Manifestasi Klinik ……….…..…..6

2.1.4. Komplikasi Diabetes Melitus ………...….7

2.1.5. Pencegahan………..……...10

2.2.Pengetahuan ... 12

2.2.1.Pengertian ………..12

2.2.2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif ..………..12

2.2.3. Kategori Pengetahuan ..……….…14

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ……….14

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL………...16


(7)

3.2. Kerangka Konsep Penelitian………..……..16

3.3. Variabel dan Definisi Operasional………..…….16

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1. Jenis Penelitian ... 19

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

4.2.1. Tempat penelitian………...19

4.2.2. Waktu penelitian……….19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

4.3.1. Populasi Penelitian ... 20

4.3.2. Sampel Pnelitian ... 20

4.3.3.Besar Sampel ... 20

4.3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 21

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 21

4.5. Instrumen Penelitian ... 22

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22

4.7. Pengolahan dan Analisa Data... 23

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN...25

5.1. Hasil Penelitian………...25

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………..25

5.1.2. Karakteristik Responden………...25

5.1.3. Tingkat Pengetahuan………...27

5.2. Pembahasaan………...31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN...34

6.1. Kesimpulan……….34

6.2. Saran………...34

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR SINGKATAN KATA

ADA : American Diabetes Association DM : Diabetes Melitus

GDM : Gestational Diabetes Melitus HLA : Human Leucocyte Antigen

IDDM : Insulin Dependent Diabetes Melitus NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Melitus PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PVD : Peripheral Vascular Disease


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Definisi Operasional 16

4.1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner 24 5.1 Distribusi Responden Menurut Umur 25

5.2 Distribusi responden menurut jenis kelamin 26

5.3 Distribusi responden menurut pendidikan 26

5.4 Distribusi responden menurut pekerjaan 26

5.5 Distribusi responden menurut lama menderita DM 27

5.6 Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang komplikasi DM. 27

5.7 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan umur. 28

5.8 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin. 28

5.9 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan pendidikan. 29

5.10 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan. 29

5.11 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan lama menderita DM. 30


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian tingkat pengetahuan penderita 16 Diabetes Melitus tentang komplikasi Diabetes Melitus


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent Lampiran 4. Kuesioner Penelitian

Lampiran 5 Surat Izin Survei Awal Penelitian Lampiran 6. Lembar Ethical Clearance

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian RSUP H.Adam Malik Lampiran 9. Surat Izin Penelitian RSUD Dr.Pringadi Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Lampiran 11. Data Induk


(12)

ABSTRAK

Latar Belakang--- Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Indonesia merupakan urutan keempat di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Sementara di Medan, Diabetes Mellitus menempati urutan pertama dibandingkan dengan penyakit lain. Tingginya angka ini disebabkan pengetahuan yang kurang tentang komplikasi,

Tujuan---Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

pengetahuan penderita diabetes melitus tentang komplikasi Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik, Medan.

Metode---Penelitian ini adalah penelitian diskriptif. Sampel penelitian ini terdiri

92 orang pasien Diabetes Melitus yang berkunjung ke Poli-Endokrinologi, Departement Ilmu Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2014. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan Consecutive Sampling. Penelitian ini dilaksanakan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner.

Hasil---Dari 92 orang responden, 11 orang (12%) mempunyai tingkat

pengetahuan yang baik, 31 orang (33.7%) mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup dan 50 orang (54.3%) mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang.

Kesimpulan---Sebahagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kurang

yang dipengaruhi oleh usia lanjut dan rendahnya pendidikan.


(13)

ABSTRACT

Background---The prevalence of diabetes mellitus in the world has increased

significantly. Indonesia is the fourth in the world as the country with the highest number of diabetics. While in Medan, diabetes mellitus is on the first rank compare to other diseases. The high number is due to lack of knowledge about the complications.

Objective---The main purpose of this study is to determine the level of knowledge

about complications of diabetic among the patients at Haji Adam Malik General Hospital.

Method---Descriptive survey have been applied on these study. All 92

respondents who are the sample of these study are patients from Poly-Endocrinology , Department of Internal Medicine, Haji Adam Malik General Hospital, Medan and been chosen using Consecutive Sampling method. This research is done with interview and giving questionnaire

Results---The research of 92 respondents, 11 peoples (12%) have high level of

knowledge, 31 peoples (33.7%) have average level of knowledge and 50 peoples (54.3%) have low level of knowledge.

Conclusion---Majority of the respondents have a low level of knowledge

regarding complications of diabeticinfluenced by old age and lack of education.


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dan ditandai dengan hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi insulin dan atau gangguan kerja insulin (Rizal, 2008). Menurut kriteria diagnostik Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2006, seseorang didiagnosa menderita Diabetes Melitus jika mempunyai kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl. Manifestasi klinis Diabetes Melitus yang sangat khas adalah meningkatnya frekuensi berkemih (poliuria), rasa haus berlebihan (polidipsia), rasa lapar yang semakin besar (polifagia), keluhan lelah dan mengantuk, serta penurunan berat badan (Price, 2005)

Prevalensi diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000 menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia sekitar 171 juta dan diprediksikan akan mencapai 366 juta jiwa tahun 2030. Di Asia tenggara terdapat 46 juta dan diperkirakan meningkat hingga 119 juta jiwa. Di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 diperkirakan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (WHO, 2008). Indonesia merupakan urutan keempat di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak setelah India, Cina, Uni Soviet, Jepang, Brazil (Rahmadilayani, 2008). Sementara di Medan pula, penyakit Diabetes Melitus menempati urutan pertama berbanding dengan penyakit lain, yaitu diatas penyakit jantung koroner. Sejak bulan September hingga Oktober 2009, DM merupakan penyakit yang mencatatkan angka penderita terbanyak dan jumlahnya terus meningkat jika dibandingkan dengan jumlah pasien penyakit jantung koroner atau penyakit yang lain (Waspada Online, 2009).

Penyakit DM adalah penyakit seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan, akan tetapi kadar glukosa darah dapat dikendalikan sedemikian rupa sehingga


(15)

selalu sama dengan kadar glukosa orang normal atau dalam batas normal. Kadar glukosa yang tidak terkendali dan tertangani dengan baik bisa mengakibatkan berbagai komplikasi (Tandra, 2007). Kompikasi DM dapat muncul secara akut atau timbul secara mendadak seperti reaksi hipoglikemia dan koma diabetik. Komplikasi yang lain muncul secara kronik atau secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi akhirnya berangsur menjadi makin berat dan membahayakan. Komplikasi ini meliputi makrovaskuler, mikrovaskuler dan Diabetik Retinopati, Nefropati, ulkus kaki diabetes, Neuropati (Tjokroprawiro, 1997).

Berdasarkan informasi American Diabetes Association (ADA) 2005, ada peningkatan drastis komplikasi penyakit diabetes sejak 2001 hingga 2004. Pada 2001, penderita diabetes melitus beresiko mengalami penyakit kardiovaskuler hingga 32%. Sedangkan pada tahun 2004 angkanya meningkat 11%, yaitu mencapai 43%. Begitu juga dengan resiko yang mengalami hipertensi. Tahun 2001, 38% penderita diabetes mellitus mengalami hipertensi. Tahun 2004 angkanya mencapai 69% atau meningkat 31% (Wulandari, 2009). Dengan demikian sebetulnya kematian pada penderita diabetes terjadi tidak secara langsung akibat hiperglikemianya, tetapi berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Apabila dibandingkan dengan orang normal, maka penderita DM 5 kali Iebih besar untuk timbul gangren, 17 kali Iebih besar untuk menderita kelainan ginjal dan 25 kali Iebih besar untuk terjadinya kebutaan (Permana, 2009).

Pada umumnya 50% penderita diabetes sudah disertai kompliksi pada saat didiagnosa Diabetes melitus pertama kalinya (Rahmadilayani, 2008). Menurut Ketua Umum Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Sidartawan Soegondo, resiko kematian penderita diabetes 4 - 5 kali lebih besar dibandingkan nondiabetik dengan penyebab kematian 50% akibat Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 30% akibat gagal ginjal. Mereka yang mengidap Diabetes Melitus banyak yang menderita penyakit jantung koroner dengan prognosis lebih buruk bila mendapat serangan Infark Miokard Akut atau IMA (Smeltzer dan Bare, 2002).

Walaupun banyak penelitian telah dilakukan tentang tingkat pengetahuan penderita DM tentang komplikasi daripada penyakit tersebut, di Medan masih terjadi peningkatan dalam jumlah kunjungan penderita DM rawat jalan dan juga


(16)

jumlah penderita rawat inap (Waspada Online, 2009). Disebabkan pengetahuan yang kurang tentang komplikasi DM, penderita DM beresiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular dan hipertensi, yang secara tidak langsung dapat menyebabkan kematian pada penderita diabetes (Rahmadilayani, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian berjudul tingkat pengetahuan penderita DM tentang komplikasi DM di RSUP H. Adam Malik, Medan, sebagai usaha untuk mengurangi terjadinya kematian penderita DM akibat komplikasi daripada penyakit diabetes.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, bagaimanakah tingkat pengetahuan penderita Diabetes Melitus tentang komplikasi Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik, Medan?

1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan penderita Diabetes Melitus tentang komplikasi Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik, Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui karateristik penderita DM berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggkat pendidikan, pekerjaan, dan lama menderita penyakit DM.

b) Mengetahui tingkat pengetahuan penderita DM berdasarkan umur, jenis kelamin, tinggkat pendidikan, pekerjaan, dan lama menderita penyakit DM.


(17)

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Rumah Sakit

Dapat memberikan masukan terhadap Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk penderita DM dengan memberikan penyuluhan secara berkala.

2. Pasien

Memberi informasi tentang pencegahan DM agar menurunkan resiko timbulnya komplikasi pada penderita DM maupun keluarganya dengan lebih teratur.

3. Institusi Pendidikan

Memberi masukan sebagai acuan atau bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. DIABETES MELITUS

2.1.1. Definisi

Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan satu penyakit kronik yang terjadi bila pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin yang diproduksikan secara efektif. Hiperglikemia atau kadar gula darah yang meningkat adalah kesan umum DM yang tidak terkontrol dan bias menyebabkan kerusakan yang serius pada sistem tubuh terutama pada sistem saraf dan pembuluh darah (WHO, 2010). Menurut Soegonodo (a) (2007), DM adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

2.1.2. Klasifikasi

Menurut Waspadji (2006), klasifikasi DM dan penggolongan glukosa adalah seperti berikut:

a) Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau DM Tipe 1

Defisiensi insulin karena kerusakan sel-sel Langerhans yang berhubungan dengan tipe HLA (Human Leucocyte Antigen) spesifik, predisposisi pada insulin fenomena autoimun. Kelainan ini terjadi karena kerusakan sistem imunitas yang kemudian merusak pulau Langerhans di pankreas.Kelainan berdampak pada penurunan fungsi insulin.


(19)

b) Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau DM Tipe 2

Diabetes resisten, lebih sering pada dewasa, tapi dapat terjadi pada semua umur. Kebanyakan penderita kelebihan berat badan, ada kecenderungan familiar, mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik selama stress.

c) Diabetes Melitus Tipe lain

DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu hiperglikemik terjadi karena penyakit lain: penyakit pankreas, hormonal, alat / bahan kimia, endrokrinopati, kelainan reseptor insulin, sindrom genetik tertentu.

d) Impaired Glucose Tolerance

Kadar glukosa antara normal dan diabetes, dapat menjadi normal atau tetap tidak berubah.

e) Gestational Diabetes Mellitus (GDM)

Merupakan intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan. Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat yang menunjang pemanasan makanan bagi janin serta persiapan menyusui. Menjelang aterm, kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali lipat dari keadaan normal. Bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin sehingga relatif hipoinsulin maka mengakibatkan hiperglikemi.

2.1.3. Manifestasi Klinik

Menurut Riyadi (2007), manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien DM adalah seperti berikut:


(20)

b) Polidipsia

c) Rasa lelah dan kelemahan otot d) Polifagia

e) Penurunan kerentanan terhadap infeksi f) Kelainan kulit (gatal-gatal, bisul)

g) Kelaian ginekologis (jamur seperti candida) h) Kesemutan rasa baal akibat terjadinya neuropati i) Kelemahan tubuh

j) Luka/ bisul yang tidak sembuh-sembuh k) Impotensi (umumnya pada laki-laki) l) Mata kabur

2.1.4. Komplikasi Diabetes Melitus

Menurut Tandra (2007), selama bertahun-tahun penderita hidup dengan diabetes dan dapat memungkinkan munculnya berbagai kerusakan atau komplikasi yang kronis pada penderitanya. Komplikasi kronis tersebut yaitu :

a. Kerusakan saraf (Neuropathy)

Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit, dan organ lain, serta susunan saraf otonom yang mengatur otot polos di jantung dan saluran cerna. Hal ini biasanya terjadi setelah glukosa darah terus tinggi,tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung sampai 10 tahun atau lebih. Apabila glukosa darah berhasil diturunkan menjadi normal, terkadang perbaikan saraf bisa terjadi. Namun bila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi normal maka akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik (diabetic neuropathy). Neuropati


(21)

diabetik dapat mengakibatkan saraf tidak bisa mengirim atau menghantar pesan-pesan rangsangan impuls saraf, salah kirim atau terlambat kirim. Tergantung dari berat ringannya kerusakan saraf dan saraf mana yang terkena.

b. Kerusakan ginjal (Nephropathy)

Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan berjuta-juta pembuluh darah kecil yang disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi sebagai saringan darah. Bahan yang tidak berguna bagi tubuh akan dibuang ke urin atau kencing. Ginjal bekerja 24 jam sehari untuk membersihkan darah dari racun yang masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila ada nefropati atau kerusakan ginjal, racun tidak dapat dikeluarkan, sedangkan protein yang seharusnya dipertahankan ginjal bocor ke luar. Semakin lama seseorang terkena diabetes dan makin lama terkena tekanan darah tinggi, maka penderita makin mudah mengalami kerusakan ginjal. Gangguan ginjal pada penderita diabetes juga terkait dengan neuropati atau kerusakan saraf.

c. Kerusakan mata (Retinopathy)

Penyakit diabetes bisa merusak mata penderitanya dan menjadi penyebab utama kebutaan. Ada tiga penyakit utama pada mata yang disebabkan oleh diabetes, yaitu:

(i) retinopati, retina mendapatkan makanan dari banyak pembuluh darah kapiler yang sangat kecil. Glukosa darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah retina.

(ii) katarak, lensa yang biasanya jernih bening dan transparan menjadi keruh sehingga menghambat masuknya sinar dan makin diperparah dengan adanya glukosa darah yang tinggi.

(iii) glaukoma, terjadi peningkatan tekanan dalam bola mata sehingga merusak saraf mata.


(22)

d. Penyakit jantung

Diabetes merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan lemak di dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya suplai darah ke otot jantung berkurang dan tekanan darah meningkat, sehingga kematian mendadak bisa terjadi. e. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhan yang dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat hipertensi dapat memicu terjadinya serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Risiko serangan jantung dan stroke menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes juga terkena hipertensi.

f. Penyakit pembuluh darah perifer

Kerusakan pembuluh darah di perifer atau di tangan dan kaki, yang dinamakan Peripheral Vascular Disease (PVD), dapat terjadi lebih dini dan prosesnya lebih cepat pada penderita diabetes daripada orang yang tidak menderita diabetes. Denyut pembuluh darah di kaki terasa lemah atau tidak terasa sama sekali. Bila diabetes berlangsung selama 10 tahun lebih, sepertiga pria dan wanita dapat mengalami kelainan ini. Dan apabila ditemukan PVD disamping diikuti gangguan saraf atau neuropati dan infeksi atau luka yang sukar sembuh, pasien biasanya sudah mengalami penyempitan pada pembuluh darah jantung.

g. Gangguan pada hati

Banyak orang beranggapan bahwa bila penderita diabetes tidak makan gula bisa bisa mengalami kerusakan hati (liver). Hati bisa terganggu akibat penyakit diabetes itu sendiri. Dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes, penderita diabetes lebih mudah terserang


(23)

diabetes harus menjauhi orang yang sakit hepatitis karena mudah tertular dan memerlukan vaksinasi untuk pencegahan hepatitis. Hepatitis kronis dan sirosis hati (liver cirrhosis) juga mudah terjadi karena infeksi tau radang hati yang lama atau berulang. Gangguan hati yang sering ditemukan pada penderita diabetes adalah perlemakan hati atau fatty liver, biasanya (hampir 50%) pada penderita diabetes tipe 2 dan gemuk.Kelainan ini jangan dibiarkan karena bisa merupakan pertanda adanya penimbunan lemak di jaringan tubuh lainnya.

h. Penyakit paru

Pasien diabetes lebih mudah terserang infeksi tuberkulosis paru dibandingkan orang biasa, sekalipun penderita bergizi baik dan secara sosio-ekonomi cukup. Diabetes memperberat infeksi paru-paru, demikian pula sakit paru-paru akan menaikkan glukosa darah.

i. Gangguan saluran makan

Gangguan saluran makan pada penderita diabetes disebabkan karena kontrol glukosa darah yang tidak baik, serta gangguan saraf otonom yang mengenai saluran pencernaan. Gangguan ini dimulai dari rongga mulut yang mudah terkena infeksi, gangguan rasa pengecapan sehingga mengurangi nafsu makan, sampai pada akar gigi yang mudah terserang infeksi, dan gigi menjadi mudah tanggal serta pertumbuhan menjadi tidak rata. Rasa sebah, mual, bahkan muntah dan diare juga bisa terjadi. Ini adalah akibat dari gangguan saraf otonom pada lambung dan usus. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul akibat pemakaian obat-obatan yang diminum.

j. Infeksi

Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam menghadapi masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah terkena infeksi. Tempat yang mudah mengalami infeksi


(24)

adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga mengurangi kepekaan penderita terhadap adanya infeksi.

2.1.5. Pencegahan

Menurut Suyono (2006), upaya pencegahan pada diabetes ada 3 tahap, yaitu :

Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu yang berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, aktivitas fisik, penurunan berat badan) dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Pencegahan primer merupakan cara yang paling sulit karena yang menjadi sasaran adalah orang-orang yang belum sakit artinya mereka yang masih sehat. Semua pihak harus memprogandakan pola hidup sehat dan menghindari pola hidup berisiko. Kendati program ini tidak mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-negara dengan sumber daya terbatas (Suyono, 2006).

Pencegahan sekunder merupakan tindakan pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka panjang. Syarat untuk mencegah komplikasi adalah kadar glukosa darah harus selalu terkendali mendekati angka normal. Dalam upaya pengendalian kadar glukosa darah harus diutamakan cara-cara non-farmakologis terlebih dahulu secara maksimal agar tidak terjadi resistensi insulin, misalnya dengan aktivitas fisik, edukasi makanan, dan lain-lain. Bila tidak berhasil baru menggunakan obat, baik oral maupun insulin.

Pencegahan tersier adalah upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan yang timbul akibat komplikasi. Pencegahan ini meliputi 3 tahap yaitu :

• mencegah timbulnya komplikasi diabetes, yang pada consensus dimasukkan sebagai pencegahan sekunder


(25)

• mencegah berlanjutnya (progresi) komplikasi untuk tidak menjurus kepada penyakit organ

• mencegah terjadinya kecacatan disebabkan oleh karena kegagalan organ atau jaringan

Langkah pertama dalam mengelola diabetes melitus selalu dimulai dengan pendekatan non-farmakologis, yaitu berupa perencanaan makanan/ terapi nutrisi medik, aktivitas fisik, dan penurunan berat badan jika didapati berat badan lebih atau obesitas. Bila dengan langkah-langkah tersebut sasaran pengendalian diabetes belum tercapai, maka dilanjutkan dengan penggunaan obat atau intervensi farmakologis.

Tujuan terapi untuk pasien diabetes adalah (Soegondo, (b) 2007) : (1) mengurangi gejala yang disebabkan hiperglikemi.

(2) mengurangi komplikasi makrovaskular dan non mikrovaskular dari DM.

(3) membuat pasien menjalani pola makan dan gaya hidup yang normal. Untuk mencapai target ini maka dokter harus mengindentifikasi target penurunan kadar gula darah untuk setiap pasien, memberikan pengobatan yang sesuai, dan mengontrol ketat komplikasi yang mungkin dialami pasien.

2.2. PENGETAHUAN 2.2.1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Keraf, 2001). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “What”. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.


(26)

Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba. Pengatahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Bloom dan Skinner pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).

2.2.2. Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengatahuan yang paling rendah.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah faham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)


(27)

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menyambungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.2.3. Kategori Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu: a) Baik: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari

seluruh petanyaan

b) Cukup: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh pertanyaan

c) Kurang: Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari seluruh pertanyaan

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


(28)

1. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperloeh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

3. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

4. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.

5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.


(29)

6. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep ialah rangkaian variabel-variabel yang tersusun dalam suatu bagian yang menjelaskan hubungan masing-masing sesuai tujuan penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2.Variabel dan Definisi Operasional

Definisi operasional adalah rumusan pengertian variabel yang akan dipakai sebagai pegangan dalam pengumpulan data. Definisi operasional dalam penelitian ini antara lain:

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi

Operasional

Alat ukur Cara ukur

Skala Hasil ukur

Tingkat Pengetahu -an Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasien DM yang berkaitan

Kuesioner Wawan-cara, dengan memberi skoring Benar: skor 1

Ordinal Baik 76%-100% Cukup 56%-75% Kurang 40%-55% Tingkat pengetahuan penderita DM Komplikasi DM


(31)

dengan komplikasi kronis DM. dan Salah: skor 0 Karakteris -tik pasien DM 1.umur 2.jenis kelamin 3.tingkat pendidika-n 4.pekerjaa -n 5.lama menderita dihitung dari tanggal lahir perbedaan gender pasien perbedaan tingkat pendidikan pasien DM perbedaan pekerjaan pasien DM Durasi pasien DM Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Wawan-cara Wawan-cara Wawan-cara Wawan-cara Wawan- cara Ordinal Nominal Ordinal Ordinal Ordinal Tahun a.laki-laki b.perempuan a.tidak sekolah b.SD c.SMP d.SMA e.PT a.pegawai negeri b.pegawai swasta c.petani d.tidak bekerja a.1-5 tahun b.6-10 tahun


(32)

DM mengeluhkan komplikasi Seperti penyakit jantung, gagal ginjal,

gangguan penglihatan, hipertensi dan gangguan pada saraf.


(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan ialah penelitian deskriptif. Disebut studi deskriptif karena ingin melihat karakteristik pasien DM seperti umur, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, pekerjaan, lama menderita DM.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu, (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan dan (3) tahap penyelesaian. Tahap persiapan merupakan tahap proses persiapan proposal penelitian ini termasuk menyediakan kuesioner. Ini dilaksanakan dari bulan Juni hingga Desember 2013. Tahap pelaksanaan akan dilakukan pada bulan Januari hingga April 2014. Tahap ini meliputi konsultasi pelaksanaan, pengambilan data melalui penyebaran kuesioner, mengumpul jawaban, mengolah data, menginterprestasi hasil dan menyimpulkan hasil penelitian.Tahap penyelesaian adalah tahap terakhir yaitu penulisan, ujian, revisi, penjilidan dan penyerahan hasil karya tulis ilmiah pada akhir bulan Mei 2014.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Poli-Endokronologi, Departement Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik, Medan.


(34)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita rawat jalan Diabetes Melitus (DM), laki-laki dan perempuan yang mengunjungi Poli-Endokrionologi pada bulan Juli hingga Desember 2013.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi.

4.3.3. Besar Sampel

Besar sampel dengan menggunakan rumus di bawah :-

n

=

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = kesalahan (absolut) yang diinginkan Kesalahan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10 %.

Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

n = 1202 1+1202 (0.12) n = 92

Berdasarkan perhitungan tersebut, besar sampel yang diperlukan adalah 92 orang. Besar sampel ini didapat setelah melakukan survei awal proposal penelitian di RSUP H. Adam Malik. Besar sampel ini merupakan jumlah pasien rawat jalan Diabetes Mellitus dari bulan Juli hingga Desember tahun 2013 di Poli Endokrinologi RSUP H. Adam Malik.


(35)

4.3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel penelitian ini dipilih menggunakan:

1) kriteria inklusi atau penerimaan sebagai berikut:- a) Penderita Diabetes Melitus

b) Pasien yang dapat berkomunikasi dengan baik c) Bersedia menjadi responden penelitian

2) Kriteria eksklusi sebagai berikut:-

Pasien yang tidak mengisi kuesioner dengan lengkap

Pemilihan sampel dengan menggunakan Consecutive Sampling yaitu menetapkan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti dan memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu dengan metode pemberian kuesioner pada penderita Diabetes Melitus. Data sekunder dari data tentang keadaan umum RSUP Haji Adam Malik melalui proses survei.

Langkah-langkah yang peneliti akan lakukan dalam proses pengumpulan data antara lain:

1. Setelah mendapat ijin dari RSUP Haji Adam Malik, peneliti akan melakukan survei responden yang akan dijadikan sebagai sampel dalam penelitian.

2. Peneliti akan mencatat penderita Diabetes Melitus yang akan dijadikan sampel.


(36)

3. Peneliti akan melakukan pendekatan serta meminta persetujuan pada calon responden yakni pasien Diabetes Melitus dengan cara menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan.

4. Setelah responden setuju, peneliti akan memberikan kuesioner kepada penderita Diabetes Melitus.

5. Setelah responden mengisi kuesioner, peneliti mengumpulkan dan memeriksa kelengkapannya.

4.5. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan penderita DM tentang komplikasi adalah data primer yang berupa kuesioner yang diberikan pada penderita DM. Kuesioner adalah daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri daripada 20 pertanyaan dimana dalam pertanyaan tersebut disediakan pilihan jawaban “benar” dan “salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Cara penskoran untuk pernyataan jika jawabanya benar skor 1 dan jika jawabanya salah skor 0. Kuesioner dari penelitian Palanimuthu. B, (2010) dan Hassan. H, (2011) dan dimodifikasikan supaya pasien dapat memahami dengan mudah.

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang baik harus memenuhi 2 persyaratan yaitu valid dan reliabel. Pembuatan instrumen dilandasi dengan kajian pustaka. Oleh karena itu, kuesioner sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini akan diuji validitas dan reliabilitas. Kuesioner ini divalidkan dengan cara “validity of content” oleh dr.Tambaran Kemaran, SpPD. Uji coba instrument akan dilakukan dengan 20 orang responden dari rumah sakit lain dengan karakteristik yang sama dan hasil uji coba akan di uji melalui program komputer. Uji Validitas dilakukan


(37)

dengan metode Pearson atau metode Product Moment. Uji Realibilitas adalah metode Cronbach’s Alpha, dan dilakukan setelah uji validitas selesai. Uji validitas dan realibilitas ini dianalisa menggunakan program SPSS. Hasil uji validitas dan realibilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Kuesioner No.

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

1 0.444 Valid 0.761 Reliabel

2 0.444 Valid Reliabel

3 0.470 Valid Reliabel

4 0.470 Valid Reliabel

5 0.308 Valid Reliabel

6 0.444 Valid Reliabel

7 0.470 Valid Reliabel

8 0.444 Valid Reliabel

9 0.308 Valid Reliabel

10 0.308 Valid Reliabel

11 0.470 Valid Reliabel

12 0.470 Valid Reliabel

13 0.308 Valid Reliabel

14 0.308 Valid Reliabel

15 0.308 Valid Reliabel

16 0.308 Valid Reliabel

17 0.308 Valid Reliabel

18 0.366 Valid Reliabel

19 0.366 Valid Reliabel

20 0.308 Valid Reliabel

4.7. Pengolahan dan Analisa Data

Data dari setiap responden akan dimasukkan ke dalam komputer oleh peneliti. Analisa data yang diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program computer. Data hasil akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi.


(38)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP Haji Adam Malik di Kecamatan Medan Sunggal. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai SK Menkes No.502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan. Penelitian ini dilakukan di Poli-Endokrinologi, Department Ilmu Penyakit Dalam, RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2014.

5.1.2 Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Umur

Umur Jumlah Persentase(%)

30-40 19 20.7

41-50 14 15.2

51-60 25 27.2

61-70 30 32.6

>70 4 4.3

Total 92 100.0

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut umur yang terbanyak adalah 61-70 tahun yaitu 30 orang (32.6%) dan yang paling sedikit adalah penderita DM yang berumur >70 tahun yaitu 4 orang (4.3%).


(39)

Tabel 5.2 Distribusi responden menurut jenis kelamin Jenis

kelamin

Jumlah Persentase(%)

Laki-laki 54 58.7

Perempuan 38 41.3

Total 92 100.0

Tabel 5.2 menunjukan bahwa distribusi responden menurut jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki yaitu 54 orang (58.7%).

Tabel 5.3 Distribusi responden menurut pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase(%)

Tidak bersekolah 3 3.3

Tamat SD 22 23.9

Tamat SMP 34 37.0

Tamat SMA 27 29.3

Akademi/PT 6 6.5

Total 92 100.0

Tabel 5.3 menunjukan bahwa distribusi responden menurut pendidikan yang terbanyak adalah SMP yaitu 34 orang (37%) dan yang paling sedikit adalah penderita DM yang tidak bersekolah yaitu sejumlah 3 orang (3.3%).

Tabel 5.4 Distribusi responden menurut pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase(%)

Petani/buruh 10 10.9

Pegawai Negeri 21 22.8

Pegawai Swasta 33 35.9

Tidak Bekerja/Pensiunan 28 30.4

Total 92 100.0

Tabel 5.4 menunjukan bahwa distribusi responden menurut pekerjaan yang terbanyak adalah pegawai swasta yaitu 33 orang (35.9%) dan yang


(40)

paling sedikit adalah penderita DM yang berkerja sebagai petani/buruh yaitu sejumlah 10 orang (10.9%).

Tabel 5.5 Distribusi responden menurut lama menderita DM Lama menderita DM Jumlah Persentase(%)

1-5 28 30.4

6-10 39 42.4

>10 25 27.2

Total 92 100.0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa distribusi responden menurut lama menderita DM yang terbanyak adalah selama 6-10 tahun yaitu 39 orang (42.4%) dan yang paling sedikit adalah selama >10 tahun yaitu 25 orang (27.2%).

5.1.3 Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.6 Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang komplikasi DM.

Tingkat pengetahuan Jumlah Persentase(%)

Baik 11 12.0

Cukup 31 33.7

Kurang 50 54.3

Total 92 100.0

Tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 92 responden, sebanyak 11 orang (12%) mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dan sebanyak 50 orang (54.3%) mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang. Sedangkan, responden yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup adalah sebanyak 31 orang (33.7%).


(41)

Tabel 5.7 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan umur. Kelompok tingkat pengetahuan Total

Usia Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

30-40 tahun 3 27.3 2 6.5 14 28.0 19 20.7

41-50 tahun 3 27.3 10 32.3 1 2.0 14 15.2

51-60 tahun 5 45.5 8 25.8 12 24.0 25 27.2

61-70 tahun 0 0 11 35.5 19 38.0 30 32.6

>70 tahun 0 0 0 0 4 8.0 4 4.3

Total 11 100.0 31 100.0 50 100.0 92 100.0 Tabel 5.7 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik paling banyak terdapat pada kelompok usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 5 orang (45.5%). Mankala kelompok usia 61-70 tahun mempunyai tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 11 orang (35.5%) dan tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 19 orang (38%).

Tabel 5.8 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin.

Kelompok tingkat pengetahuan Total Jenis kelamin Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

Laki-laki 5 45.5 21 67.7 28 56.0 54 58.7 Perempuan 6 54.5 10 32.3 22 44.0 38 41.3 Total 11 100.0 31 100.0 50 100.0 92 100.0 Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden perempuam yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sejumlah 6 orang (54.5%), manakala responden laki-laki mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang yaitu sejumlah 28 orang (56.0%). Sedangkan bagi tingkat pengetahuan yang dikatergorikan cukup paling banyak adalah responden laki-laki yaitu sebanyak 21 orang (67.7%).


(42)

Tabel 5.9 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan pendidikan.

Kelompok tingkat pengetahuan Total Pendidikan

pasien

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

Tidak Bersekolah 0 0 0 0 3 6.0 3 3.3

Tamat SD 0 0 3 9.7 19 38.0 22 23.9

Tamat SMP 3 27.3 14 45.2 17 34.0 34 37.0

Tamat SMA 6 54.5 13 41.9 8 16.0 27 29.3

Akademi/PT 2 18.2 1 3.2 3 6.0 6 6.5

Total 11 100.0 31 100.0 50 100.0 92 100.0

Tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok pendidikan yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah SMA yaitu sebanyak 6 orang (54.5%) dan tingkat pengetahuan cukup adalah SMP yaitu sebanyak 14 orang (45.2%). Manakala, kelompok pendidikan yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan kurang adalah SD yaitu sejumlah 19 orang (38.0%).

Tabel 5.10 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan.

Kelompok tingkat pengetahuan Total Pekerjaan pasien Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

Petani/buruh 0 0 0 0 10 20 10 10.9 Pegawai Negeri 3 27.3 12 38.7 6 12.0 21 22.8 Pegawai swasta 8 72.7 10 32.3 15 30.0 33 35.9

Tidak bekerja/pensiunan

0 0 9 29.0 19 38.0 28 30.4


(43)

Tabel 5.10 menunjukkan mayoritas responden yang bekerja sebagai pegawai swasta memiliki tingkat pengetahuan yang baik yaitu 8 orang (72.7%), dan responden bekerja sebagai pegawai negeri memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 12 orang (38.7%). Bagi yang tidak bekerja ataupun pensiunan memiliki tingkat pengetahuan kurang yaitu 19 orang (38%).

Tabel 5.11 Distribusi tingkat pengetahuan responden berdasarkan lama menderita DM.

Kelompok tingkat pengetahuaan Total Lama

menderita DM

Baik Cukup Kurang

f % f % f % f %

1-5 2 18.2 6 19.4 20 40.0 28 30.4

6-10 6 54.5 15 48.4 18 36.0 39 42.4 >10 3 27.3 10 32.3 12 24.0 25 27.2 Total 11 100.0 31 100.0 50 100.0 92 100.0 Tabel 5.11 menunjukkan bahwa rata-rata responden yang menderita DM selama 6-10 tahun memiki tingkat pengetahuan yang baik dan cukup yaitu sejumlah 6 orang (54.5%) dan 15 orang (48.4%) dan responden yang menderita DM selama 1-5 tahun memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu sejumlah 20 orang (40%).


(44)

5.2 Pembahasaan

Desain deskriptif digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan mengidentifikasi tingkat pengetahuan pasien diabetes melitus tentang komplikasi diabetes melitus dengan jumlah responden yang terlibat adalah 92 orang pasien diabetes melitus yang rawat jalan di Poli-Endokrinologi RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang komplikasi Diabetes Mellitus, sebahagian besar pasien berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 50 orang (54.3%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUD Pamekasan, Jawa Timur yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan dari 66 orang pasien diabetes mellitus, sebagian besar adalah kurang baik yaitu sebanyak 33 orang (50 %) dan sisanya sebanyak 26 orang (39%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, dan 7 orang (11%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik (Sugiyanto, 2011). Penelitian di Ludhiana, India (2005) oleh Indian Council of Medical Research (ICMR) tentang tingkat pengetahuan pasien DM tentang komplikasi DM turut dinyatakan bahawa tingkat pengetahuan pasien diabetes masih kurang pada total 100 orang responden. Tingkat pengetahuan yang bervariasi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang terdiri dari: pendidikan, persepsi, motivasi dan pengalaman. Faktor eksternal meliputi lingkungan, kebudayaan dan informasi (Notoadmojo, 2002). Pada penelitian ini rendahnya tingkat pengetahuan kemungkinan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan (dibawah SMA 78%) sedangkan faktor lain tidak dianalisa pada penelitian ini.

Berdasarkan umur, responden dari kelompok umur yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan yang baik adalah 51-60 tahun yaitu seramai 5 orang (45.5%). Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut. Semakin tua umur seseorang semakin matang perkembangan mentalnya dan juga berpengaruh pada pengetahuan yang diperolehnya, Akan tetapi, menjelang lansia kemampuan mengingat dan menerima suatu pengetahuan berkurang (Hendra 2008). Hal ini


(45)

terbukti juga pada penelitian ini karena usia rata-rata pada kategori tingkat pengetahuan cukup maupun kurang adalah 61-70 tahun.

Penelitian ini mendapatkan tingkat pengetahuan baik pada responden perempuan dan laki-laki hampir sama yaitu 6 orang (54.5%) dan laki-laki sebanyak 5 orang (45.5%). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Vijaya Sorganvi dkk (2013), di Karnataka, India yang mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan tentang komplikasi diabetes mellitus secara keseluruhan adalah kurang dan kedua kelompok baik laki-laki maupun perempuan memperoleh skor tingkat pengetahuan yang sama.

Berdasarkan pendidikan, kelompok responden yang tamat SMA mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 6 orang (54.5%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmadilayani (2008), di Puskesmas I, Jawa Tengah, Indonesia yang menyatakan bahwa paling banyak responden tamat SMA memiliki tingat pengetahuan tentang diabetes mellitus yang baik. Tidak dapat dimungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Wahid dkk, 2007).

Berdasarkan pekerjaan, tingkat pengetahuan baik terbanyak dari kelompok pegawai swasta yaitu sebanyak 8 orang (72.7%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Hassan, H (2011), yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan baik paling banyak terdapat pada kelompok pegawai swasta yaitu sebanyak 81.8% karena mereka tidak terikat dengan jadwal dan waktu bekerja yang padat sehingga bisa dapat mencari informasi yang lebih tentang penyakit mereka. Selain itu, lingkungan pekerjaan juga dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baik, secara langsung maupun tidak langsung (Wahid dkk, 2007).

Berdasarkan lama menderita DM, responden yang menderita selama 6-10 tahun mempunyai pengetahuan baik dan cukup yaitu sebanyak 6 orang (54.5%) dalam kategori baik dan 15 orang (48.4%) dalam kategori cukup. Menurut penelitian D.P. Perera di Rumah Sakit Mortuwa, Sri lanka (2013) dinyatakan sebagian besar responden menderita DM lebih dari 5 tahun mempunyai tingkat


(46)

pengetahuan yang tinggi tentang komplikasi dan pencegahan DM yaitu sebanyak 74 orang (49.3%) dengan jumlah responden 150 orang. Pengalaman pasien dapat diperoleh dari lamanya pasien mengalami suatu penyakit. Semakin lama menderita DM semakin banyak pengetahuan yang dapat tentang penyakit tersebut dan dalam mengendalikan DM dengan benar juga semakin bertambah ( Wicaksono,2012).


(47)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

Sebahagian besar responden (54.3%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang komplikasi Diabetes Melitus.

Hanya 12.0% responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 33.7% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup tentang komplikasi Diabetes Melitus.

Secara keseluruhan, karakteristik responden terbanyak pada tingkat pengetahuan baik adalah seperti berikut: perempuan, kelompok umur 51-60, pendidikan SMA, pekerjaan pegawai swasta, dan yang terdiagnosa lama sakit 6-10 tahun.

6.2. Saran

1. Pengetahuan mayoritas masyarakat masih dalam kategori kurang maka, sebaiknya program-program penyuluhan perlu ditingkatkan kepada pasien DM yang mengunjungi Poli-Endokrinologi.

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien DM tentang komplikasi dan pencegahan terhadap komplikasi penyakit DM.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. Position. Statement. Implication Of The Diabetes

Control and Complication Trial. Diabetes Spectrum 2005 : 4 (3) : 225-27

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Gulabani, M. et al. (2005). Patients' Knowledge Regarding The Treatment And

Complications Of Diabetes Indian Council of Medical Research (ICMR)

Grant No .21/220/2005 BMS Available from: http://www.ncbi.nlm. nih.gov/pmc/articles/PMC2763678/

Hassan. H. (2011) Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Pola Makan dengan

Komplikasi pada Penderita DM di RSUP.H. Adam Malik. Skripsi. Sumatera

Utara: Program Studi Ilmu Kedokteraan Universitas Sumatera Utara [Accessed on 15 Maret 2014]

Keraf. A.S. & Dua. M. (2001) Ilmu Pengetahuan Sebuah tinjauan Filosofi, Yogjakarta, Komisius.

Notoatmojo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmojo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Notoatmojo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Palanimuthu. B. (2010) Tingkat Pengetahuan Diet Pasien DM serta

Komplikasinya di Poli-Endrokrinologi, Department Ilmu Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik. Skripsi. Sumatera Utara: Program Studi Ilmu

Kedokteraan Universitas Sumatera Utara

Perera. D.P. et al, (2013). Knowledge of diabetes among type 2 diabetes patients

attending a primary health care clinic in Sri Lanka Eastern Mediterranean

Health Journal EMHJ • Vol. 19 No. 7 • 2013

PERKENI. (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes mellitus

Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB. PERKENI

Permana, H. (2009). Komplikasi Kronik dan Penyakit Penyerta pada Diabetesi. Diakses pada tanggal 18 September 2010 dari

dan_penyakit_penyerta_pada_diabetesi.pdf

Price, S. A. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (Edisi 6.Vol 2). Jakarta : EGC


(49)

Rahmadilayani, N. (2008). Hubungan antara Pengetahuan tentang Penyakit dan

Komplikasi Diabetes pada Penderita Diabetes Melitus dengan Tingkat mengontrol Kadar Gula Darah. Diakses tanggal 23 September 2009. dari

http://eprints.ums.ac.id/1041/1/2008v1n2-a3.pdf

Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2009, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Yogyakkarta : Graha Ilmu.

Rizal, N. B. (2008). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian PJK

pada Penderita DM tipe 2 di RSUP DR. M. Djamil Padang. Skripsi. Padang

: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Andalas Padang

Smeltzer, S.Bare,B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed.8. Vol 2. Jakarta: EGC

Sorganvi. V. et al (2013) Knowledge And Its Complications Of Diabetes Amongst

The Known Diabetic Patients – A Hospital Based Study Vol 05issue 22

Section: Healthcare Category Research, Shri B.M. Patil Medical College Karnataka State, India.

Soegondo, S. (a) (2007). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini,

dalam Soegondo, S.dkk. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu,

Jakarta FK-UI.

Soegondo, S. (b) (2007). Prinsip Pengobatan Diabetes Mellitus, Insulin dan Obat

Hipoglilcemi oral. Dalam Soegondo, dkk. Jakarta FK-UI

Sugiyanto, J. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Diabetes

Mellitus Dengan Tingkat Motivasi Penderita Dalam Mencegah Komplikasi Diabetes Mellitus Di RSUD Pamekasan. Majalah Kesehatan FKUB.

Suyono, S (2006). Kecenderungan Peningkatan Jumlah Pasien Diabetes, dan

Tatalaksana Terpadu. Pusat Diabetes dan Lipid RSUP Nasional RSCM, Jakarta.

Tandra, H. (2007). Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Diabetes Tanya Jawab Lengkap dengan Ahlinya.Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

Tjokroprawiro, A. (1997). Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes Mellitus. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Waspada Online, (2009). Medan, Terbanyak Penderita Diabetes. Available from:


(50)

Waspadji, Sarwono, (2006). Komplikasi Kronik diabetes : Mekanisme Terjadinya,

Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. Ilmu penyakit dalam jilid III. Jakarta;

Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

WHO. (2008). Global Prevalence of Diabetes. Diakses tanggal 18 April 2011 dari

WHO, World Health Organization. (2010). Definition and Diagnosis of Diabetes

Mellitus and Intermediate Hyperglycemia. Geneva: WHO Press

Wicaksono, AP. et al, (2012). The Relationship Between Diabetic Knowledge And

Social Support With The Behavior Of Diabetic Retinopathy Prevention At Dm Sufferers In Prof. Dr. Margono Soekarjo General Hospital Of Purwokerto. Nursing Health Science Faculty, Muhammadiyah University of

Purwokerto

Wulandari, A. (2009). Evaluasi Pemilihan Obat Antidiabetes pada Penderita

Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Tahun 2008. Skripsi. Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas


(51)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vethanayaki Sellappan

Tempat/tanggal lahir : Kuala Lumpur, Malaysia/5 Nopember 1990 Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Hindu

Alamat : Jalan dr.Mansur, Gang Sehat 29, Medan Selayang Riwayat pendidikan : SMK Bandar Baru, Sg. Buloh, Selangor(SPM) – 2007 SMP Jalan Ipoh, Kuala Lumpur(STPM) – 2009

President College, Kuala Lumpur -2010 Fakultas Kedokteraan USU-sekarang

Riwayat Organisasi : Ahli Kelab Kebudayaan India Malaysia (KKIM).

Ahli Persatuan Kebangasaan Pelajar-pelajar Malaysia Indonesia Cawangan Medan (PKPMI-CM).


(52)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Dengan hormat, Saya yang bernama VETHANAYAKI SELLAPPAN/ NIM 100100302 adalah mahasiswi yang sedang menjalani pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik, Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan penderita diabetes mellitus tentang komplikasi Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik, Medan. Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada pasien tentang pencegahan DM agar menurunkan resiko timbulnya komplikasi pada penderita DM maupun keluarganya dengan lebih teratur. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Ibu/ Bapak untuk mengisi kuesionar dengan jujur dan apa adanya. Jika Ibu/ Bapak bersedia, silalah menandatangani persetujuan ini sebangai bukti kesukarelaan anda.

Identitas pribadi Ibu/ Bapak sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Ibu/ Bapak dapat bertanya langsung kepada peneliti.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu/ Bapak yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu/ Bapak dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.


(53)

LAMPIRAN 3

SURAT PERNYATAAN

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Kelamin :

Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,

Judul penelitian : Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Melitus di RSUP H. Adam Malik, Medan.

Nama peneliti : Vethanayaki Sellappan

Institusi yang melakukan penelitian : Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian ini.

Medan,……….2013,


(54)

LAMPIRAN 4. KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TENTANG KOMPLIKASI DIABETES MELITUS DI

RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN.

No. Responden : Nama Responden : Alamat Responden : Tanggal wawancara :

A.DATA RESPONDEN

1. Umur : __________ tahun

2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

3. Pendidikan : 1. Tidak tamat SD / tidak bersekolah 2. Tamat SD 3. Tamat SMP 4. tamat SMA 5. Akademi / PT

4. Pekerjaan : 1. Petani / Buruh 2. Pegawai kerajaan 3. Pegawai swasta 4. Pensiunan / tidak bekerja

5. Lama menderita DM : _____________ tahun 6. Komplikasi DM :1. tidak

2. ada

B. KUESIONER PENGETAHUAN

No. Pertanyaan Benar Salah

1. Penurunan kadar gula darah dibawah 50 mg/dl merupakan suatu komplikasi diabetes.

2. Kadar gula darah meningkat sesuai dengan usia adalah hal yang wajar

3. Sebagai penderita diabetes mellitus dengan melakukan perilaku hidup sehat seperti mengatur pola makan dengan baik akan memperkecil kemungkinan terkena komplikasi diabetes melitus.

4. Diabetes mellitus yang tidak ditanggulangi akan sembuh dengan sendirinya.

5. Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit dengan sangat jarang menimbulkan komplikasi.


(55)

6. Semakin lama seseorang terkena diabetes mellitus makin mudah terjadi kerusakan saraf.

7. Pada penderita diabetes mellitus mudah terserang infeksi kuman karena fungsi kekebalan tubuh terganggu. 8. Kadar glukosa yang tinggi tidak menyebabkan sakit

pada paru-paru.

9. Penderita diabetes mellitus tidak mempunyai tekanan darah yang tinggi.

10. Penyakit diabetes mellitus sering menyebabkan sirkulasi darah tidak baik.

11. Penyakit diabetes mellitus dapat menyebabkan hilangnya rasa sensasi (baal/kebas) pada jari-jari, tangan dan kaki.

12. Seseorang yang terkena diabetes memiliki resiko lebih besar terhadap penyakit jantung.

13. Pada penderita diabetes mellitus, jika ada luka akan sulit disembuhkan.

14. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul akibat diabetes.

15. Hati bisa terganggu akibat penyakit diabetes itu sendiri. 16. Penurunan kemampuan seksual akibat dari komplikasi

diabetes.

17. Diabetes tidak dapat menyebabkan kebutaan pada penderitanya.

18. Kurangnya penglihatan pada pasien diabetes hanya disebabkan oleh pengaruh usia, tidak ada hubungannya dengan diabetes.

19. Kerusakan ginjal pada diabetes dipengaruhi oleh tekanan darah tinggi penderita diabetes mellitus.

20. Komplikasi pada ginjal adalah akibat banyaknya minum obat bukan karena pengaruh kadar gula darah yang tidak terkontrol.


(56)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.761 21

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Pertanyaan 1 .75 .444 20

Pertanyaan 2 .75 .444 20

Pertanyaan 3 .70 .470 20

Pertanyaan 4 .70 .470 20

Pertanyaan 5 .90 .308 20

Pertanyaan 6 .75 .444 20

Pertanyaan 7 .70 .470 20

Pertanyaan 8 .75 .444 20

Pertanyaan 9 .90 .308 20

Pertanyaan 10 .90 .308 20

Pertanyaan 11 .70 .470 20

Pertanyaan 12 .70 .470 20

Pertanyaan 13 .90 .308 20

Pertanyaan 14 .90 .308 20

Pertanyaan 15 .90 .308 20

Pertanyaan 16 .90 .308 20

Pertanyaan 17 .90 .308 20

Pertanyaan 18 .85 .366 20

Pertanyaan 19 .85 .366 20

Pertanyaan 20 .90 .308 20


(57)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Pertanyaan 1 31.40 112.042 .571 .750

Pertanyaan 2 31.40 112.042 .571 .750

Pertanyaan 3 31.45 108.997 .855 .742

Pertanyaan 4 31.45 108.997 .855 .742

Pertanyaan 5 31.25 112.724 .733 .751

Pertanyaan 6 31.40 112.042 .571 .750

Pertanyaan 7 31.45 108.997 .855 .742

Pertanyaan 8 31.40 112.042 .571 .750

Pertanyaan 9 31.25 112.724 .733 .751

Pertanyaan 10 31.25 112.724 .733 .751

Pertanyaan 11 31.45 108.997 .855 .742

Pertanyaan 12 31.45 108.997 .855 .742

Pertanyaan 13 31.25 112.724 .733 .751

Pertanyaan 14 31.25 112.724 .733 .751

Pertanyaan 15 31.25 112.724 .733 .751

Pertanyaan 16 31.25 113.250 .651 .752

Pertanyaan 17 31.25 113.776 .569 .754

Pertanyaan 18 31.30 113.800 .470 .754

Pertanyaan 19 31.30 113.800 .470 .754

Pertanyaan 20 31.25 113.250 .651 .752

Pertanyaan total 16.30 29.589 .994 .945

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(58)

Umur Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 30-40 tahun 19 20.7 20.7 20.7

41-50 tahun 14 15.2 15.2 35.9

51-60 tahun 25 27.2 27.2 63.0

61-70 tahun 30 32.6 32.6 95.7

>70 tahun 4 4.3 4.3 100.0

Total 92 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 54 58.7 58.7 58.7

Perempuan 38 41.3 41.3 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pendidikan Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Bersekolah 3 3.3 3.3 3.3

Tamat SD 22 23.9 23.9 27.2

Tamat SMP 34 37.0 37.0 64.1

Tamat SMA 27 29.3 29.3 93.5

Akademi/PT 6 6.5 6.5 100.0


(59)

Perkerjaan Pasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent V

a l i d

Petani/Buruh 10 10.9 10.9 10.9

Pegawai Kerajaan 21 22.8 22.8 33.7

Pegawai Swasta 33 35.9 35.9 69.6

Tidak Bekerja/Pensiunan 28 30.4 30.4 100.0

Total 92 100.0 100.0

Lama Menderita DM

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-5 28 30.4 30.4 30.4

6-10 39 42.4 42.4 72.8

>10 25 27.2 27.2 100.0

Total 92 100.0 100.0

Kategori Pasien

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 11 12.0 12.0 12.0

Cukup 31 33.7 33.7 45.7

Kurang 50 54.3 54.3 100.0


(60)

Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 28 30.4 30.4 30.4

1 64 69.6 69.6 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 43 46.7 46.7 46.7

1 49 53.3 53.3 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 15 16.3 16.3 16.3

1 77 83.7 83.7 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 21 22.8 22.8 22.8

1 71 77.2 77.2 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(61)

1 56 60.9 60.9 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 43 46.7 46.7 46.7

1 49 53.3 53.3 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 49 53.3 53.3 53.3

1 43 46.7 46.7 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 52 56.5 56.5 56.5

1 40 43.5 43.5 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 45 48.9 48.9 48.9

1 47 51.1 51.1 100.0

Total 92 100.0 100.0


(62)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 47 51.1 51.1 51.1

1 45 48.9 48.9 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 38 41.3 41.3 41.3

1 54 58.7 58.7 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 43 46.7 46.7 46.7

1 49 53.3 53.3 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 29 31.5 31.5 31.5

1 63 68.5 68.5 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(63)

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 50.0 50.0 50.0

1 46 50.0 50.0 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 56 60.9 60.9 60.9

1 36 39.1 39.1 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 68 73.9 73.9 73.9

1 24 26.1 26.1 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(64)

1 17 18.5 18.5 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 44 47.8 47.8 47.8

1 48 52.2 52.2 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 69 75.0 75.0 75.0

1 23 25.0 25.0 100.0


(65)

Umur Pasien * Kategori Pasien Crosstabulation

Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Umur Pasien 30-40 tahun Count 3 2 14 19

% within Kategori Pasien 27.3% 6.5% 28.0% 20.7%

41-50 tahun Count 3 10 1 14

% within Kategori Pasien 27.3% 32.3% 2.0% 15.2%

51-60 tahun Count 5 8 12 25

% within Kategori Pasien 45.5% 25.8% 24.0% 27.2%

61-70 tahun Count 0 11 19 30

% within Kategori Pasien .0% 35.5% 38.0% 32.6%

>70 tahun Count 0 0 4 4

% within Kategori Pasien .0% .0% 8.0% 4.3%

Total Count 11 31 50 92

% within Kategori Pasien 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Jenis Kelamin * Kategori Pasien Crosstabulation

Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Jenis Kelamin Laki-laki Count 5 21 28 54

% within Kategori Pasien 45.5% 67.7% 56.0% 58.7%

Perempuan Count 6 10 22 38

% within Kategori Pasien 54.5% 32.3% 44.0% 41.3%

Total Count 11 31 50 92


(66)

Pendidikan Pasien * Kategori Pasien Crosstabulation

Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Pendidikan Pasien Tidak Bersekolah Count 0 0 3 3

% within Kategori Pasien .0% .0% 6.0% 3.3%

Tamat SD Count 0 3 19 22

% within Kategori Pasien .0% 9.7% 38.0% 23.9%

Tamat SMP Count 3 14 17 34

% within Kategori Pasien 27.3% 45.2% 34.0% 37.0%

Tamat SMA Count 6 13 8 27

% within Kategori Pasien 54.5% 41.9% 16.0% 29.3%

Akademi/PT Count 2 1 3 6

% within Kategori Pasien 18.2% 3.2% 6.0% 6.5%

Total Count 11 31 50 92

% within Kategori Pasien 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Perkerjaan Pasien * Kategori Pasien Crosstabulation

Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Perkerjaan Pasien Petani/Buruh Count 0 0 10 10

% within Kategori Pasien .0% .0% 20.0% 10.9%

Pegawai Kerajaan Count 3 12 6 21

% within Kategori Pasien 27.3% 38.7% 12.0% 22.8%

Pegawai Swasta Count 8 10 15 33

% within Kategori Pasien 72.7% 32.3% 30.0% 35.9%


(67)

Total Count 11 31 50 92 % within Kategori Pasien 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Lama Menderita DM * Kategori Pasien Crosstabulation

Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Lama Menderita DM 1-5 Count 2 6 20 28

% within Kategori Pasien 18.2% 19.4% 40.0% 30.4%

6-10 Count 6 15 18 39

% within Kategori Pasien 54.5% 48.4% 36.0% 42.4%

>10 Count 3 10 12 25

% within Kategori Pasien 27.3% 32.3% 24.0% 27.2%

Total Count 11 31 50 92


(1)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 47 51.1 51.1 51.1

1 45 48.9 48.9 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 38 41.3 41.3 41.3

1 54 58.7 58.7 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 43 46.7 46.7 46.7

1 49 53.3 53.3 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 29 31.5 31.5 31.5

1 63 68.5 68.5 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 50.0 50.0 50.0


(2)

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 46 50.0 50.0 50.0

1 46 50.0 50.0 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 56 60.9 60.9 60.9

1 36 39.1 39.1 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 17

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 68 73.9 73.9 73.9

1 24 26.1 26.1 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(3)

1 17 18.5 18.5 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 44 47.8 47.8 47.8

1 48 52.2 52.2 100.0

Total 92 100.0 100.0

Pertanyaan 20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 69 75.0 75.0 75.0

1 23 25.0 25.0 100.0


(4)

Umur Pasien * Kategori Pasien Crosstabulation Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Umur Pasien 30-40 tahun Count 3 2 14 19

% within Kategori Pasien 27.3% 6.5% 28.0% 20.7%

41-50 tahun Count 3 10 1 14

% within Kategori Pasien 27.3% 32.3% 2.0% 15.2%

51-60 tahun Count 5 8 12 25

% within Kategori Pasien 45.5% 25.8% 24.0% 27.2%

61-70 tahun Count 0 11 19 30

% within Kategori Pasien .0% 35.5% 38.0% 32.6%

>70 tahun Count 0 0 4 4

% within Kategori Pasien .0% .0% 8.0% 4.3%

Total Count 11 31 50 92

% within Kategori Pasien 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Jenis Kelamin * Kategori Pasien Crosstabulation Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Jenis Kelamin Laki-laki Count 5 21 28 54

% within Kategori Pasien 45.5% 67.7% 56.0% 58.7%

Perempuan Count 6 10 22 38

% within Kategori Pasien 54.5% 32.3% 44.0% 41.3%

Total Count 11 31 50 92


(5)

Pendidikan Pasien * Kategori Pasien Crosstabulation

Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Pendidikan Pasien Tidak Bersekolah Count 0 0 3 3

% within Kategori Pasien .0% .0% 6.0% 3.3%

Tamat SD Count 0 3 19 22

% within Kategori Pasien .0% 9.7% 38.0% 23.9%

Tamat SMP Count 3 14 17 34

% within Kategori Pasien 27.3% 45.2% 34.0% 37.0%

Tamat SMA Count 6 13 8 27

% within Kategori Pasien 54.5% 41.9% 16.0% 29.3%

Akademi/PT Count 2 1 3 6

% within Kategori Pasien 18.2% 3.2% 6.0% 6.5%

Total Count 11 31 50 92

% within Kategori Pasien 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Perkerjaan Pasien * Kategori Pasien Crosstabulation

Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Perkerjaan Pasien Petani/Buruh Count 0 0 10 10

% within Kategori Pasien .0% .0% 20.0% 10.9%

Pegawai Kerajaan Count 3 12 6 21

% within Kategori Pasien 27.3% 38.7% 12.0% 22.8%

Pegawai Swasta Count 8 10 15 33

% within Kategori Pasien 72.7% 32.3% 30.0% 35.9%

Tidak Bekerja/Pensiunan Count 0 9 19 28


(6)

Total Count 11 31 50 92

% within Kategori Pasien 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Lama Menderita DM * Kategori Pasien Crosstabulation Kategori Pasien

Total

Baik Cukup Kurang

Lama Menderita DM 1-5 Count 2 6 20 28

% within Kategori Pasien 18.2% 19.4% 40.0% 30.4%

6-10 Count 6 15 18 39

% within Kategori Pasien 54.5% 48.4% 36.0% 42.4%

>10 Count 3 10 12 25

% within Kategori Pasien 27.3% 32.3% 24.0% 27.2%

Total Count 11 31 50 92