Paraf pihak pertama Paraf pihak kedua
7
5. Hubungan antara tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara
khusus, tunduk pada peraturan yang berlaku.
Pasal 16 L A P O R A N
1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan yang termasuk dalam pasal 1 perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA wajib membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilakukan, dan jika diminta oleh PIHAK PERTAMA untuk keperluan pemeriksaan
sewaktu-waktu diserahkan. 3. segala laporan atau catatan tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini dibuat berbentuk buku
harian rangkap 4 empat diisi formulir yang telah disetujui pengawas dan pekerja harus selalu ditempat pekerjaan.
4. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA photo-
photo dokumen yang dimasukkan dalam album proyek tentang pelaksanaan, perkembangan kegiatan, hasil kerja tiap-tiap pos pelaksanaanbagian pekerjaan sampai selesai yang dibuat
dalam rangkap 4 empat.
Pasal 17 SANKSI DAN DENDA
1. Apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA setelah mendapat
peringatan 3 tiga kali berturut-turut tidak mengindahkan dari tugas kewajibannya sebagaimana tercantum dalam pasal 3, pasal 4 ayat 1 dan 2, pasal 5 ayat 1 dan 3, pasal 7 ayat 1,
pasal 14 ayat 2 dan 4 serta pasal 15 surat perjanjian ini, maka untuk setiap kali melakukan
kelalaian PIHAK KEDUA
wajib membayar “denda kelalaian” sebesar 1‰ satu permil dari harga borongan, sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 5 lima persen. dari harga
borongan, dengan ketentuan bahwa PIHAK KEDUA tetap berkewajiban untuk memenuhi
ketentuan termasuk dalam ayat ini.
2. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan jangka
waktu pelaksanaan yang tercantum pada pasal 8 surat perjanjian ini, maka untuk setiap hari
keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar denda kelalaian
1‰ satu permil dari harga borongan, sampai dengan sebanyak-banyaknya sebesar 5 lima persen
3. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban
pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Pasal 18
R E S I K O 1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan kepada
PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerugian yang timbul, kecuali jika PIHAK PERTAMA telah lalai untuk menerimanya hasil
pekerjaan tersebut.
Paraf pihak pertama Paraf pihak kedua
8
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan
kedua belah pihak akibat Keadaan Kahartersebut dalam pasal 9 sebelum pekerjaan diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk menerima menyetujui
hasil pekerjaan tersebut maksa segala kerugian yang timbul akibat keadaan itu akan ditanggung oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat.
3. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah disebabkan pekerjaannya tidak sesuai dengan bestek, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerugiannya.
4. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebahagian atau seluruhnya musnah disebabkan karena
kesalahan karena perubahan penggunaan fungsi maka segala kerugian yang timbul ditanggung
PIHAK KEDUA
5. Jika waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan dari
PIHAK KEDUA maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut pada dasarnya
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA
6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun kontraktor menjadi beban dan tanggung
jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA. 7. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan pemborongan ini menimbulkan
kerugian bagi PIHAK KETIGA orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam perjanjian ini, maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 19 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka diselesaikan oleh suatu “Panitia Perdamaian” yang berfungsi sebagai Juriwasit, yang dibentuk dan diangkat oleh
kedua belah pihak yang terdiri dari:
Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota.
Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang terpilihdan disetujui kedua
anggota tersebut. 3. Keputusan Panitia Perdamaian ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama. 4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu
pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri Jambi.
Pasal 20 PEMUTUSAN PERJANJIAN
1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian secra sepihak, dengan pemberitahuan