Deiksis Endofora Kata Ganti Persona Ketiga

✸✹ hubungan unsur bahasa dengan objeknya, dan pragmatik menelaah hubungan unsur bahasa dengan para pemakainya atau tindak linguistik beserta konteks situasinya. Salah satu cabang ilmu yang dipelajari dalam semantik ialah deiksis. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa deiksis adalah kata atau satuan kata, frasa, atau ungkapan yang rujukannya berpindah-pindah atau tidak tetap bergantung dari siapa yang menjadi pembicara dan waktu, dan tempat dituturkannya satuan bahasa tersebut, atau semua itu dapat diketahui maknanya setelah kita memerhatikan konteksnya. Selanjutnya hubungan antara deiksis dengan novel yang merupakan sumber data dalam penelitian ini, karena novel merupakan salah satu karya sastra yang di dalamnya terdapat jenis-jenis deiksis, dan deiksis tersebut tidak dapat diketahui bila tidak memerhatikan konteksnya. Sumber data dalam penelitian ini ialah novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra dalam novel ini terdapat jenis-jenis deiksis, seperti deiksis persona, deiksis ruang dan deiksis waktu, dan novel ini memiliki gaya bahasa yang cukup rumit, terlihat dari penjelasan penulis tentang pemaparannya pada cerita dan itu akan sulit dicerna pembaca bila pembaca tidak mengetahui konteksnya.

2. 5 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas SMA berdasarkan Kurikulum 2013

Pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ni Made Mulyasari, beliau melakukan penelitian tentang deiksis dan mengimplikasikannya pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah menengah Pertama SMP berdasarkan ✺✻ Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Pada penelitian ini peneliti mengimplikasikan pada pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas SMA berdasarkan Kurikulum 2013. Dilihat dari segi perencanaan silabus Kurikulum 2013 berbeda dari Kurikulum KTSP. Pada Kurikulum 2013 terdapat kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi inti mengacu pada struktur kurikulum sedangkan kompetensi dasar dikembangkan dari komptensi inti. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat dua aspek yakni kemampuan berbahasa dan bersastra. Kedua aspek tersebut masing-masing terdiri atas subaspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Bahasan pelajaran bahasa Indonesia tidak hanya sebatas kata, frasa, klausa dan kalimat saja, melainkan sudah sampai pada wacana. Wacana tersebut dianalisis sebagai satuan yang otonom dan tidak terlepas dari konteks. Parera dalam Mulyasari 2013: 39, akhir-akhir ini telaah bahasa tidak terbatas hanya pada satu-satuan kalimat. Kalimat-kalimat yang berhubungan satu dengan yang lain, baik dengan kalimat yang mendahuluinya maupun kalimat yang menyusulnya. Lahirlah satu hipotesis bahwa masih ada satuan yang lebih tinggi dari satuan kalimat, satuan ini disebut satuan suprakalimat atau satuan wacana. Untuk memahami sebuah wacana, tidak terlepas dari konteks dan tekstur wacana. Begitu juga untuk memahami dialog dalam sebuah novel, dibutuhkan konteks dan tekstur. Salah satu dari tekstur-tekstur yang dibutuhkan antara lain yakni deiksis. Untuk memahami kalimat yang mengandung deiksis, dibutuhkan konteks linguistik dalam novel tersebut. ✼✽ Penelitian novel sebagai bahan penelitian, disebabkan novel merupakan salah satu bahan ajar, dan dalam proses pemilihan itu ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yakni kegunaannya dalam pembelajaran di sekolah dan kesesuaiannya dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Kegunaan deiksis pada novel adalah untuk menghindari kebosanan pembaca novel. Bagi guru yang mengajar agar lebih bisa memperhatikan pemilihan kata atau diksi. Penelitian deiksis pada novel bertujuan agar dalam pembelajaran novel siswa lebih memahami pemilihan kata dalam novel tersebut. Dalam kurikulum 2013, program pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang terkait dalam pemilihan kata atau diksi terdapat pada kelas X SMA. Berikut ini adalah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan penggunaan deiksis guna pemilihan kata pada silabus SMA kelas X Kurikulum 2013. ✾ ✾ KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA WAJIB SEKOLAH MENENGAH ATAS SMAMADRASAH ALIYAH MA KELAS X Sekolah : SMA .......... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas Semester : XGanjil Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 4.2 Memproduksi teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan Indikator • Mampu menentukan langkah-langkah penulisan teks anekdot mengamati, menemukan topik, mengembangkan sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa dengan memerhatikan ejaan yang baik dan benar. • Mampu membuat teks anekdot sesuai dengan struktur isi teks anekdot abstrak, orientasi, krisis, respon, coda, ciri bahasa pertanyaan retoris, proses material, konjungsi temporal, dan kelucuan Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 4.3 Menyunting teks anekdot sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan Indikator • Mampu menganalisis bahasa teks anekdot pilihan kata, gaya bahasa, dan konjungsi dengan cermat • Mampu menyunting teks yang ditulis teman dari aspek struktur isi dan bahasa teks anekdot dengan cermat • Mampu menemukan dan menyimpulkan struktur dan kaidah teks anekdot yang baik. Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. ✿❀ Kompetensi Dasar 4.5 Mengonversi teks anekdot ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan Indikator • Mampu menulis ulang teks anekdot dalam bentuk uraian monolog • Mampu membuat naskah drama pendek yang berisi kritik sosial dengan memperhatikan struktur teks anekdot: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda . ❁❂

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto 2010:20 penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Pada penelitian ini menggunakan analisis kualitatif. Seperti yang dikemukakan Miles dan Huberman 1992:15 analisis kualitatif merupakan analisis dengan hasil data yang berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dalam aneka macam cara observasi, wawancara, intisari dokumen, pita rekaman, dan lain-lain.

3. 2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang berjumlah 392 halaman, cetakan pertama November 2013 yang diterbitkan pertama kali oleh PT Gramedia Pustaka Utama. ❃ ❄ Data penelitian adalah deiksis yang terdapat pada novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Peneliti memilih novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra karena novel ini memiliki gaya bahasa yang cukup rumit, terlihat dari penjelasan penulis tentang pemaparannya pada cerita dan itu akan sulit dicerna pembaca bila pembaca tidak mengetahui konteksnya oleh karena itu peneliti merasa tertarik meneliti deiksis pada novel ini.

3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Sesuai dengan penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah analisis dokumentasi. Analisis dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada hubungannya dengan dokumen. Dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, serta meramalkan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis dokumentasi dari novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. Teknik analisis data dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Wetty 2008: 90 bahwa analisis dilakukan secara bersamaan yang mencakup empat kegiatan yaitu 1 pengumpulan data, 2 reduksi data, 3 penyajian data, 4 dan penarikan kesimpulan. Analisis data seperti ini diberi nama dengan analisis data model alir. Di bawah ini penjelasan gambar analisis data model alir. ❅ ❆ Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data: Model Alir Analisis data model alir ini, diawali dengan data yang mucul berupa deskripsi kata-kata atau rangkaian kata. Kemudian reduksi data diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang mucul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama di lokasi penelitian. Reduksi bukan terpisahkan dari analisis. Peneliti memilih data mana yang dikode dan mana yang dibuang. Cerita-cerita apa yang sedang berkembang, semuanya merupakan pilihan-pilihan analisis. Penyajian data merupakan alur terpenting kedua. Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian lebih banyak mengacu pada teks naratif dan akan dilakukan penyederhanaan pada informasi yang bersifat kompleks. Penarikan kesimpulan dilakukan dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti atau makna dari model pembelajaran. ❇❈ Penarikan kesimpulan disusun berdasarkan pola-pola induktif yaitu diverifikasi selama penelitian berlangsung. Setelah itu, makna-makna yang muncul dari data perlu diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya melalui check dan crosscheck. Menurut Miles dan Huberman dalam Wetty 2008: 92 penganalisisan data yang mengacu pada sebuah model interaktif dapat dibedakan menjadi empat tahap kegiatan analisis, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan seperti yang dijelaskan pada gambar 3.1. tahap-tahap tersebut agar mudah dipahami, penulis sajikan dalam tabel 3. Tabel 3.4 Tahapan Masa Pengumpulan Data Model Alir No. Tahap Analisis Keterangan 1. Pengumpulan data Proses ini diawali dengan data yang muncul berupa deskripsi kata-kata atau rangkaian kata dan dapat juga berupa kalimat-kaimat sebagai sebuah narasi, yang jelas bukan rangkaian angka. Dilakukan dengan menggunakan instrument dokumentasi. 2. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama di lokasi penelitian. Reduksi bukan terpisahkan dari analisis 3. Penyajian data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian lebih banyak mengacu pada teks naratif dan akan dilakukan penyederhanaan pada informasi yang bersifat kompleks. 4. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan disusun berdasarkan pola-pola induktif yaitu diverifikasi selama penelitian berlangsung. Setelah itu, makna-makna yang muncul dari dataperlu diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya melalui check dan crosscheck. Sumber: Milles dan A. Michael. 1992. ❉ Dari penjelasan teknik pengumpulan data dan teknik analisis data di atas, maka dapat dijabarkan langkah-langkah nya sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data a Hal yang pertama kali dilakukan dalam pengumpulan data yaitu, penulis membaca novel 99 Cahaya di Langit Eropa sebagai sumber data terlebih dahulu. b Kemudian mengidentifikasi deiksis pada sumber data setelah dibaca, seperti yang sudah dijelaskan pada Bab I latar belakang, peneliti menggunakan teori-teori dari Bambang Kaswanti Purwo 1984, menurutnya deiksis dibagi menjadi tiga yaitu deiksis persona, deiksis ruang tempat dan deiksis waktu. 2. Reduksi data Pada langkah kedua ini, sesuai dengan pengertian reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, maka dilakukanlah pemilihan antara teks yang terdapat deiksis dan teks yang tidak terdapat deiksis pada sumber data. 3. Penyajian Data a Menganalisis dan membuat deskripsi deiksis pada novel 99 Cahaya di Langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra. b Mengklasifikasikan jenis-jenis deiksis menurut Bambang Kaswanti Purwo, dan menganalisisnya berdasarkan makna semantisnya.

Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

4 93 24

Implikatur Percakapan pada Novel "99 Cahaya di Langit Eropa" Karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra serta Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

3 19 126

DEIKSIS PADA NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

5 32 148

IDENTITAS BUDAYA ISLAM PADA NOVEL 99 CAHAYA Di LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Identitas Budaya Islam Pada Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra Kajian Antropologi Sastra Dan Imp

0 8 15

IDENTITAS BUDAYA ISLAM PADA NOVEL 99 CAHAYA Di LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Identitas Budaya Islam Pada Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra Kajian Antropologi Sastra Dan Imp

0 4 16

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya

0 2 13

ASPEK RELIGIUS DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA: Aspek Religius Dalam Novel 99 Cahaya Di Langit Eropa Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya

0 3 18

EKRANISASI NOVEL KE BENTUK FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA.

4 38 153

NILAI RELIGI PADA NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

0 0 12

DEVIASI ALUR FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA TERHADAP NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA

0 0 12