Pemertahanan dan Sikap Bahasa di Kalangan Mahasiswa WNI Keturunan Cina di Medan dalam Konteks

Pemertahanan dan Sikap Bahasa di Kalangan Mahasiswa WNI Keturunan Cina di
Medan dalam Konteks Kedwibahasaan
Mukhamdanah
Program Studi Linguistik
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Abstrak
Penelitian tentang pemertahanan dan sikap bahasa di kalangan mahasiswa warga negara
Indonesia keturunan Cina di Medan ini adalah penelitian sosiolinguistik, dengan menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif dalam pemerolehan dan penganalisisan data.
Responden yang berhasil dijaring sebanyak 60 orang dari 65 kuesioner yang disebarkan.
Dalam daftar kuesioner ini di antaranya ditanyakan bahasa pertama (bahasa ibu), kemampuan
bahasa pertama, lingkungan tempat tinggal, dan intensitas komunikasi atau hubungan
intrakelompok.
Untuk mengetahui pemertahanan bahasa responden, ranah-ranah penggunaan bahasa yang
dikaji dalam penelitian ini adalah ranah keluarga, ranah ketetanggan, ranah kekariban, ranah
transaksi, ranah agama, dan ranah pendidikan. Selain itu, untuk mengetahui penggunaan bahasa
responden, juga dikaji bagaimana penggunaan bahasa responden berdasarkan peristiwa bahasa, di
antaranya pada saat bersenandung, berhitung dalam hati, bersenda gurau, bermusyawarah, dan
berdiskusi. Keseringannya mendengarkan lagu-lagu dan menonton film, mengumpat, menulis
surat/pesan, mengkhayal/merenung, marah, dan penggunaan bahasa pada saat bermimpi juga

diberikan untuk mengetahui penggunaan bahasa responden.
Berdasarkan penelitian ini, di dalam ranah keluarga, responden perempuan cenderung
lebih banyak menggunakan bahasa Hokkian dengan siapa pun yang diajak bicara, sementara
responden laki-laki cenderung selalu menggunakan bahasa Hokkian; pada ranah ketetanggan,
ranah kekariban, ranah transaksi, ranah agama, dan ranah pendidikan juga menunjukkan
kecenderungan yang sama.
Pada saat bersenandung, berhitung dalam hati, bersenda gurau, bermusyawarah, dan
berdiskusi, responden juga cenderung menggunakan bahasa Hokkian. Demikian juga pada saat
mengumpat, mengkhayal, marah, dan bermimpi juga cenderung digunakan bahasa Hokkian.
Namun demikian, responden mengaku menggunakan bahasa Indonesia pada saat menulis
surat/pesan dan lebih sering mendengarkan lagu-lagu dan menonton film berbahasa Inggris dan
Indonesia daripada film dan lagu berbahasa Cina.
Berdasarkan penelitian ini, pemertahanan bahasa responden terhadap bahasa Hokkian
cenderung aktif.
Sementara itu, untuk mengetahui sikap bahasa responden, diberikan beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan kesetujuan atau ketidaksetujuannya atas ciri atau atribut yang diberikan
untuk bahasa Indonesia mapun bahasa Hokkian, di antaranya adalah ciri kekeluargaan,
kepribadian, keakraban/keintiman, kepercayaan diri, intelegensia/kepandaian, ketulusan,
pendidikan,
keterbelakangan,

keramahtamahan,
kesetiaan,
jabatan/posisi,
dan
kemajuan/kemodernan.
Berdasarkan penelitian ini, sikap bahasa responden terhadap bahasa Indonesia maupun
terhadap bahasa Hokkian menunjukkan sikap positif.

e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara