Analisis Data METODE PENELTIAN

dilakukan dengan cara memperhatikan ciri pembeda individu jantan dan betina. Menurut Fedigan 1992, ukuran tubuh ndividu betina relatif lebih kecil dari individu jantan. Ciri lain yang membedakan yaitu pada individu jantan memiliki skrotum diantara kedua paha. Rasio seksual kokah dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut: S = JB Keterangan : S : Rasio Seksual J : Individu Jantan B : Individu Betina 4. Habitat Defenisi habitat menurut Alikodra 1990, adalah sebuah kawasan yang terdiri dari komponen fisik maupun abiotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembang biaknya satwa liar. Satwa liar menempati habitat yang sesuai dengan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung kehidupannya, karena habitat mempunyai fungsi menyediakan makanan, air dan pelindung. Habitat yang sesuai untuk suatu jenis, belum tentu sesuai untuk jenis yang lain, karena setiap satwa menghendaki kondisi habitat yang berbeda. Pada penelitian ini dianalisis komponen penyusun habitat yang meliputi tempat naungan, perilaku sosial dan pakan kokah di Cagar Alam Lembah Harau.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Status Kawasan

Kawasan ini ditunjuk berdasarkan Besluit Van Der Gouverneur General Van Netherlanch Indie No. 15 Stbl 24 tahun 1933 tanggal 10 Januari 1933 dengan status Nature Reserve cagar alam seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 478KptsUm81979 tanggal 2 Agustus 1979 sebagian kawasan Cagar Alam Lembah Harau yaitu seluas 27,5 ha dialih fungsikan menjadi Taman Wisata Lembah Harau, sehingga luas Cagar Alam Lembah Harau menjadi 270,5 ha BKSDA Sumatera Barat, 2012.

B. Letak, Luas dan Batas

Berdasarkan letak astronomi kawasan Cagar Alam Lembah Harau berada pada 100º39’10” BT - 100º41’58” BT dan 00º04’39” LS - 00º11’46 LS. Kawasan ini merupakan hamparan perbukitan dengan dinding curam yang merupakan ciri khas kawasan ini. Secara administrasi kehutanan, terletak di wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah I yaitu Resort KSDA Lima Puluh Kota BKSDA Sumatera Barat, 2012. Secara administrasi pemerintahan, kawasan ini terletak di dua Nagari yaitu Jorong Lubuk Limpato di Nagari Tarantang dan Jorong Harau di Nagari Harau yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Luas kawasan Cagar Alam Lembah Harau berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 478KptsUm81979 tanggal 2 Agustus 1979 adalah 270,5 ha, dengan batas sebagai berikut: 1. Bagian Utara : Areal Penggunaan Lain APL dan Jorong Harau 2. Bagian Timur : Hutan Lindung 3. Bagian Selatan : Jorong Lubuk Limpato 4. Bagian Barat : Jorong Lubuk Limpato

C. Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan Cagar Alam Lembah Harau mempunyai tipe A. Pada tahun 2010 jumlah rerata bulan kering berkisar 4,92 dan jumlah rerata bulan basah berkisar 1,17. Suhu rerata minimum berkisar 0-17º C dan suhu rerata maksimum berkisar 25-33º C BKSDA Sumatera Barat, 2012.

D. Topografi

Kawasan Cagar Alam Lembah Harau terletak pada ketinggian antara 400 mdpl sampai dengan 800 mdpl. Topografi kawasan ini adalah berbukit, landai dan terdapat tebing yang curam BKSDA Sumatera Barat, 2012.

E. Hidrologi

Cagar Alam Lembah Harau mengalirkan 4 sungai yaitu Batang Simolakama, Batang Air Putih, Sungai Air Tiris dan Batang Harau. Sungai tersebut mempunyai peranan penting bagi masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai, terutama untuk pengairan pertanian, budidaya ikan dan kebutuhan hidup sehari-hari BKSDA Sumatera Barat, 2012.

F. Aksesibilitas

Kawasan Cagar Alam Lembah Harau yang berbatasan langsung dengan ruas jalan negara Payakumbuh-Pekanbaru, sangat mudah dijangkau melalui jalan darat dengan kondisi jalan beraspal. Berdasarkan klasifikasi jalannya, cagar alam ini dilalui jalan propinsi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, jalan nagari dan jalan jorong BKSDA Sumatera Barat, 2012.

G. Vegetasi

Susunan vegetasi kawasan Cagar Alam Lembah Harau merupakan tipe ekosistem hutan hujan campuran non-Dipterocapaceae Tim Unit Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat, 2000. Vegetasi hutan kawasan ini didominasi oleh tumbuhan daratan tinggi BKSDA Sumatera Barat, 2012.