Pengajaran Sastra Novel di Sekolah Menengah Atas SMA

sebagai sesuatu yang menarik untuk dibaca. Dalam segi kebahasaan, guru pun harus mempertimbangkan kosa kata baru, mempertimbangkan ketatabahasaan, serta teknik yang digunakan oleh pengarang dalam menuangkan ide-idenya dalam sebuah wacana sehingga pembaca khususnya siswa dapat memahami dan mencerna kata-kata yang mengandung makna kiasan tertentu. 2. Psikologi Pemilihan bahasa ajar hendaknya juga melihat tahap-tahap psikologi pada siswa. Hal tersebut dikarenakan besarnya pengaruh terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Oleh karena itu, guru haruslah menggunakan bahan ajar yang dapat meningkatkan dan menarik minat membaca siswa terhadap karya sastra yang akan dijadikan bahan ajar. Siswa SMA berada dalam tahap psikologi realistik dan generalisasi. Pada tahap realistik mereka terlepas dari dunia fantasi. Pada tahap ini mereka akan lebih cenderung mengetahui serta mengikuti kejadian dan fakta-fakta yang ada. Hal tersebut dikarenakan mereka telah siap dan berusaha memahami masalah yang terjadi dikehidupan nyata. Tahap generalisasi merupakan tahap selanjutnya di mana mereka tidak lagi tertarik pada hal-hal yang praktis saja, tetapi juga berusaha menemukan konsep-konsep yang bersifat abstrak dengan menganalisis suatu fenomena yang terjadi. Mereka akan mencoba menemukan penyebab utama fenomena dan terkadang mengarah pada pemikiran filsafat untuk menemukan keputusan-keputusan moral. Dengan demikian, jelaslah seorang guru Bahasa Indonesia harus memilih bahan ajar untuk pembelajaran sastra tingkat SMA dengan mencari novel yang sesuai dengan tahap psikologi siswanya yang berada pada tahap realistik dan generalisasi. 3. Latar Belakang Budaya Latar belakang budaya sastra hampir meliputi semua faktor kehidupan manusia diantaranya geografi, sejarah, seni, legenda, moral, dan etika. Biasanya siswa akan lebih tertarik pada karya sastra dengan latar belakang budaya mereka, terutama apabila karya itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka yang mempunyai kesamaan dengan mereka atau orang-orang disekitar mereka. Namun, latar belakang budaya di luar budaya lokal perlu diperkenalkan agar siswa mengenal budaya lain. Pelajaran sastra ditekankan agar siswa dapat menikmati dan mengambil hikmah dalam karya sastra tersebut. Melalui karya sastra, siswa dapat mengenali dan mengamalkan nilai-nilai yang dianggap baik. Untuk itu, pengetahuan tentang sastra lebih banyak diarahkan kepada pengajaran yang mengutamakan pada apresiasi, yaitu siswa langsung diperkenalkan dengan karya sastra agar siswa dapat mengenal, memahami, dan dapat mengapresiasi karya sastra Indonesia, khususnya karya sastra fiksi yaitu novel. III. METODE PENELITIAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan metode penelitian, sumber data, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data dalam penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan dan kelayakannya sebagai bahan ajar sastra di SMA.

3.1 Metode Penelitian

Pada hakikatnya sebuah penelitian untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti dengan menggunakan metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul diinterpretasikan secara objektif, kemudian dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Melalui penelitian deskriptif tersebut peneliti melakukan penelitian berlandaskan citra perempuan yang telah diidentifikasi dari novel berdasarkan dialog yang dilakukan tokoh utama dengan tokoh lain perempuan dan bagaimana cara berpikir tokoh-tokoh perempuan tersebut dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan, kemudian menilai kelayakan novel tersebut sebagai alternatif bahan ajar sastra di SMA.

3.2 Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini adalah novel yang berjudul Ibuk karya Iwan Setyawan, terbitan 2012 penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, cetakan pertama, dengan tebal buku 293 halaman.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Membaca novel secara keseluruhan dengan cermat dan seksama. 2. Mencari teori yang sesuai dan mendukung tujuan penelitian mengadakan studi kepustakaan untuk mengumpulkan bahan. 3. Mendeskripsikan citra perempuan melalui tokoh perempuan yang ditampilkan di dalam novel tersebut. 4. Menentukan kelayakan novel untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra Indonesia di SMA. 5. Menarik simpulan dan memberi saran.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa teknik membaca dan catat. Teknik membaca dan catat berarti peneliti sebagai instrumen kunci melakukan membaca secara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer, yakni sasaran peneliti yang berupa teks pada novel Ibuk karya Iwan Setyawan untuk memeroleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Hasil membaca kemudian dicatat sebagai sumber data. Dalam data yang dicatat itu disertakan kode sumber datanya untuk mengecek ulang terhadap sumber data ketika diperlukan dalam rangka analisis data. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis teks. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk menganalisis data ialah sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi tokoh-tokoh perempuan dalam novel. 2. Mengklasifikasikan tokoh-tokoh perempuan dalam novel berdasarkan kedudukan di masyarakat. 3. Mengidentifikasi citra perempuan dalam novel. 4. Memaparkan citra tokoh perempuan dalam novel melalui penokohan oleh pengarang. 5. Menyimpulkan citra perempuan yang ditampilkan melalui tokoh perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan berdasarkan kedudukannya di masyarakat. 6. Mendeskripsikan kelayakan hasil penelitian citra perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA. Menyimpulkan hasil penelitian citra perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan, layak atau tidak untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA. V. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis citra perempuan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan yang telah diuraikan dalam pembahasan, diperoleh simpulan yang terdiri atas tiga bagian yakni simpulan tokoh perempuan yang terdapat di dalam novel, simpulan hasil penelitian citra perempuan, dan simpulan kelayakan dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan. Berikut uraian simpulan berdasarkan hasil penelitian.

5.1 Simpulan

5.1.1 Delapan Tokoh Perempuan dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan Melalui reduksi data yang didasarkan pada intensitas kehadiran mereka dalam novel Ibuk, diper oleh delapan tokoh perempuan. Delapan tokoh perempuan tersebut adalah Ngatinah sebagai ibu dan istri, Mbok Pah adalah nenek Ngatinah, Mak Gini adalah ibu kandung Ngatinah, Mbak Gik adalah kakak dari Abdul Hasyim suami yang merupakan kakak ipar Ngatinah, Isa, Nani, Rini, dan Mira yang merupakan anak-anak Ngatinah hasil pernikahan dengan Abdul Hasyim.