Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Pedoman Teknis Penanaman Nilam Tahun 2013 4

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

Kemampuan Indonesia sebagai sumber bahan baku minyak atsiri khususnya minyak nilam untuk industri flavour dan fragrance serta industri lainnya merupakan peluang besar yang menjadi tantangan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu minyak nilam. Peluang yang besar untuk mengembangkan tanaman nilam di sentra-sentra kawasan produksi memerlukan pembinaan dan bimbingan teknis terutama dibidang budidaya. Penanaman dilakukan dengan memperbaiki praktek budidaya melalui penerapan teknis budidaya yang baik dan benar Good Agricultural Practices.Dengan diterapkannya teknis budidaya yang baik dan benar, maka akan dapat meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman nilam dan pada gilirannya akan diperoleh mutu minyak nilam yang baik. Pelaksanaan penanaman tanaman nilam dengan menerapkan Good Agricultural Practices GAP memerlukan adanya kegiatan sosialisasi dan pengawalan teknis serta monitoring dan evaluasi untuk mengetahui pencapaian target produksi dan luasan penanaman. Selain itu, penanaman tanaman nilam dilakukan dengan memperbaiki teknis budidaya harus diikuti dengan kegiatan kelembagaan melalui penumbuhan dan penguatan kelembagaan pelaku usaha. Dengan dilakukannya pemberdayaan petani, penataan kelembagaan, pelayanan data dan informasi melalui Pedoman Teknis Penanaman Nilam Tahun 2013 5 berbagai fasilitasi pemerintah atau swadaya masyarakat sendiri diharapkan akan tumbuh dan berkembang kelompok tani produktif, profesional, mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang memadai sehingga sanggup menghadapi berbagai tantangan. Metode pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman nilam adalah sebagai berikut: 1. Sosialisasi kegiatanagenda penanaman tanaman nilam tahun 2014 kepada instansi terkait di daerah dan kelompok tani sasaran. 2. Membangun jejaring kerja antar instansi terkait antara lain: Balittro, UPTUPTD Perkebunan, Dinas yang membidangi Perkebunan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Provinsi dan Kabupaten, perusahaan mitra petani dan eksportir minyak nilam atau lainnya sehingga kegiatan penanaman tanaman nilam dilakukan secara terpadu. 3. Penetapan CPCL a. Pemilihan calon petani dan calon lahan CPCL dilakukan oleh Tim Teknis kabupaten. Sebelum ditetapkan sebagai kelompok tanipetani pelaksana kegiatan penerima bantuan, terlebih dahulu diverifikasi oleh tim verifikator, demikian juga bila terjadi perubahan maka perlu persetujuan dan rekomendasi dari tim verifikator. Penetapan kelompok tanipetani peserta penanaman tanaman nilam oleh Kepala Dinas yang membidangi Perkebunan di Kabupaten diharapkan dapat diselesaikan sebelum bulan Februari tahun 2014. Pedoman Teknis Penanaman Nilam Tahun 2013 6 b. Hal-hal yang perlu dimuat dalam penetapan CPCL adalah: lokasi, nama kelompok, nomor rekening kelompok tani dan luas lahan. c. Persyaratan, mekanisme pemilihan dan penetapan petanikelompok tani peserta penanaman tanaman nilam tahun 2014 diatur lebih lanjut dalam Juklak yang disusun oleh Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi dan Juknis yang dikeluarkan oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di Kabupaten. 4. Pengawasan mutu benih a. Penetapan kebun penangkar benih nilam sebagai sumber benih bila sudah dilakukan pemurnian oleh BalittroBP2MBUPTD-Provinsi serta direkomendasikan sebagai Kebun Sumber Benih Nilam. Surat Keputusan Penetapan sebagai Sumber Benih dapat dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi setempat. b. Sebelum benih ditanam di lahan penanaman tanaman nilam dalam persemaian dilakukan sertifikasi oleh UPTD Benih setempat. UPTD Benih berwenang melakukan pengawasan mutu benih. 5. Penanaman tanaman nilam a. Penyediaan benih 1. Benih nilam dapat berasal dari kebun nilam yang memiliki kelayakan sebagai sumber benih atau sumber benih yang memiliki kompetensi sebagai sumber benih sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pedoman Teknis Penanaman Nilam Tahun 2013 7 2. Pengadaan benih dan pupuk dilakukan melalui proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan PERPRES No.54 tahun 2010 berikut perubahannya. 3. Sumber benih nilam secara teknis di bawah binaan dan pengawasan UPTD Benih setempat yang penyalurannya melalui sertifikasi benih. b. Persiapan lahan, pembuatan lubang tanam, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan dilakukan sesuai dengan pedoman budidaya nilam yang ada. Pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman nilam perlu dukungan fasilitasi baik pemerintah maupun publik. 1. Fasilitasi pemerintah Fasilitasi pemerintah melalui dana Tugas Pembantuan TP-APBN tahun 2014 yang dilaksanakan oleh Satker Tugas Pembantuan TP Provinsi atau Kabupaten adalah: a. Benih dan pupuk untuk penanaman sebesar 50 dari jumlah kebutuhan standar teknis, sedangkan 50 sisanya dipenuhi petani secara swadaya. b. Pembekalan penerapan GAP berupa pelatihan teknis penerapan “Good Agricultural Practices ” GAP melalui sosialisasi penerapan Teknis Budidaya Tanaman Nilam yang baik dan benar. c. Pengadaan benih, pupuk, dan obat-obatan dilakukan melalui proses pengadaan barang dan jasa berdasarkan PERPRES No.54 tahun 2010 berikut perubahannya. Pedoman Teknis Penanaman Nilam Tahun 2013 8 2. Dukungan publik Dukungan publik yaitu kerjasama yang harmonis antara petani, petani penyuling atau pengusaha penyuling, perusahaan mitra, eksportir dan pemakai. Tenaga kerja yang melekat pada petani peserta HOK juga merupakan dukungan publik.

B. Spesifikasi Teknis