PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.33
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
1.4 Keadaan Lingkungan
Sebagian besar daerah penyelidikan ditutupi oleh hutan tropis heterogen dan merupakan
zona konsevasi. Hutan tropika dataran rendah di tumbuhi berbagai macam kayu tropis dan
rotan. Habitat jenis fauna yang hidup di dae- rah ini terdiri dari jenis-jenis mamalia, burung,
reptilia dan ikan, seperti misalnya, Babi hutan susbarbatus, Kancil tragulus javanicus,
Biawak varanusborneanus dan jenis-jenis Ular. Hewan air seperti beberapa jenis ikan
banyak terdapat di daerah ini.
Penduduk setempat terdiri dari suku Banjar dan Dayak sungai atau dikenal dengan suku
Bakumpai yang berasal dari hulu S. Barito. Penduduk pendatang umumnya berasal dari
Sunda, Jawa dan Bali, mereka telah bermukim di daerah ini semenjak dibukanya program
trasmigrasi dan penebangan kayu secara besar-besaran oleh H.P.H.
Tingkat pendidikan relatif baik, karena terse- dia berbagai tingkat sarana pendidikan, seperti
SMA di Kecamatan dan SD dan. SMP yang umumnya berada di pedesaan.
1.5. Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan
Personil yang melakukan penyelidikan penda- huluan direncanakan pelaksana kegiatan terdiri
dari 6 orang. Waktu penyelidikan selama 45 hari, dilaksanakan bulan pertengahan Juni sampai
awal Agustus 2011. Penanggung Jawab Kegiatan kegiatan inventarisasi gambut adalah Kepala Pusat
Sumber Daya Geologi.
2. GEOLOGI UMUM
2.1. Stratigrafi Regional
Secara geologi daerah penyelidikan termasuk ke dalam Cekungan Barito; dalam peta geologi
termasuk ke dalam Peta Geologi Lembar Peta Amuntai, Kalimantan skala 1:250.000 Heryanto
dan Sanyoto, 1994.
Cekungan Barito secara umum ditempati oleh batuan sedimen Tersier berupa perbukitan
landai dan tidak teratur yang dipisahkan oleh dataran berawa-rawa. Menurut Heryanto dan
Sanyoto 1994 dalam Lembar Peta Amuntai, stratigrafi regional berturut-turut dari tua ke
muda, adalah sebagai berikut:
Batuan Malihan Mm, berumur Jura terdiri atas amfibolit dan sekis epidot terdapat di bagian
timurtenggara peta.
Di atas batuan malihan terdapat batuan Granit Belawayan Kgr berumur Kapur Awal, terdiri
atas granit gabungan dari granodiorit dan diorit.
Di atas batuan granit Belawayan diendap- kan Batugamping Batununggal Klb berumur
Kapur Awal, terdiri atas batugamping orbitula dan breksi batugamping dan terendapkan seba-
gai paparan karbonat.
Di atas Batugamping Batununggal diendapkan Batuan Gunungapi Haruyan Kvh, berumur
Kapur Akhir, terdiri atas breksi gunungapi dan lava basal, berkedudukan menjemari dengan
Formasi Pitap yang terdapat di atasnya.
Di atas Batugamping Batununggal atau men-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.33
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
jemari dengannya adalah Formasi Pitap Ksp, berumur Kapur Akhir, terdiri atas batulanau
kersikan, batupasir kersikan dan konglomerat aneka bahan, setempat gampingan, terendap-
kan di daerah kipas bawah laut; ketebalannya sekitar 2500 m.
Di atas Formasi Pitap diendapkan tidak selaras batuan Formasi Tanjung Tet, berumur Eosen,
terdiri atas batupasir kuarsa dan batulempung dengan sisipan batubara, setempat bersisi-
pan batugamping, mengandung fosil. Formasi Tanjung terendapkan dalam lingkungan fluvia-
til sampai dengan laut dangkal; ketebalannya sampai 750 m.
Di atas Formasi Tanjung diendapkan selaras batuan Formasi Berai Tomb, berumur Oli-
gosen, terdiri atas batugamping fosil foram besar dan bersisipan napal. Formasi ini teren-
dapkan dalam lingkungan neritik dengan ketebalan sekitar 1000 m.
Di atas Formasi Berai diendapkan selaras batuan Formasi Warukin Tmw berumur Mio-
sen Tengah sampai Miosen Akhir, terdiri atas batupasir kuarsa dan batulempung dengan
sisipan batubara dan diendapkan dalam ling- kungan fluviatil, ketebalan sekitar 400 meter.
Di atas Formasi Warukin diendapkan tidak selaras Anggota Layang Formasi Dahor TQdt,
berumur Pliosen. Anggota Layang terdiri atas konglomerat aneka bahan berkomponen semua
batuan lebih tua dengan ukuran kerikil - bong- kah.
Di atas Anggota Layang Formasi Dahor teren- dapkan Formasi Dahor TQd, berumur Plio
- Plistosen. Formasi Dahor terdiri atas batupa- sir kuarsa lepas berbutir sedang terpilah buruk,
konglomerat lepas dengan komponen kuarsa, batulempung lunak, setempat dijumpai lignit
dan limonit; terendapkan dalam lingkungan fluviatil dengan ketebalan sekitar 250 m.
Di atas Formasi Dahor terendapkan batuan aluvial Qa terdiri atas batulempung kaolinit
dan batulanau bersisipan pasir, gambut, kera- kal dan bongkahan lepas, merupakan endapan
sungai dan endapan rawa. Endapan gambut yang berasal dari berbagai jenis tetumbuhan
yang mati dan terakumulasi pada daerah-da- erah pedataran rendah dan lembah-lembah
dalam cekungan dengan kondisi dan ling- kungan yang basah relatip stabil dan tenang,
terjadi terus menerus berulang-ulang pada waktu yang lama.
2.2. Struktur Geologi
Secara umum struktur geologi dalam lembar peta ini terdiri atas kelurusan, lipatan dan sesar
yang berarah timurlaut - baratdaya. Jenis sesar diduga berupa sesar geser dan sesar normal.
Kegiatan tektonik yang diketahui adalah pada paska Miosen dan diduga telah berlangsung
sebelum Tersier.
Batuan tertua berupa batuan malihan Mm yang diterobos batuan granit Kgr berhubun-
gan dengan proses penelusupan dan berumur Kapur Awal. Pada waktu yang hampir bersa-
maan terendapkan batugamping orbitolina Klb yang merupakan endapan paparan kar-
bonat. Batuan-batuan tersebut merupakan alas dari sedimen laut Ksp yang berumur Kapur
Akhir pada cekungan muka. Kegiatan gunun-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.33
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
gapi Kvh berlangsung sampai dengan Kapur Akhir dan berkedudukan menjemari dengan
sedimen laut Ksp. Pada awal Tersier kemung- kinan terjadi benturan yang menimbulkan
terendapkannya batuan sedimen dan karbonat sebagai endapan tanahmuka. Kegiatan magma
pada Tersier diduga merupakan kegiatan paska penelusupan.
2.3 Endapan Gambut
Gambut Indonesia menempati separuh dari luas gambut tropika. Dari segi umur, gambut-
gambut di Kalimantan lebih tua dari gambut di Sumatra. Gambut di Barambai dan Muarapu-
lau Kalimantan selatan dengan ketebalan + 1 meter ditaksir berumur 4350 tahun. Dari segi
kesuburan gambut di Sumatra nisbi lebih subur dibandingkan dengan gambut di Kalimantan.
Dari 20 negara di dunia, termasuk Indonesia secara keseluruhan 426 juta hektar di dunia
yang telah di manfaatkan hanya sekitar 9,5 juta hektar dengan laju pemanfatan 64.000 hek-
tar per tahun. Indonesia sendiri baru berhasil memanfaatkan gambut sekitar 1,1 juta hektar,
yang umumnya hanya untuk pertanian.
Menurut data geologi sebagian daerah pedataran Kalimantan Selatan dan Tengah
mengandung sumberdaya endapan gambut cukup banyak, di indikasikan dengan laporan
dari P4S Departemen PU, tentang lahan gambut sejuta hektar dan kadar keasaman air permu-
kaan yang berhubungan dengan keberadaan endapan gambut.
Di Mengkatip dan sekitarnya, diendapkan gam- but di atas Formasi Dahor. Endapan gambut
yang berasal dari berbagai jenis tetumbuhan yang mati dan terakumulasi pada daerah-da-
erah pedataran rendah dan lembah-lembah dalam cekungan dengan kondisi dan ling-
kungan yang basah relatip stabil dan tenang, terjadi terus menerus berulang-ulang pada
waktu yang lama.
3. KEGIATAN PENYELIDIKAN