BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Analisis adalah penguraian dari suatu permasalahan kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dengan metode tertentu dan
mengevaluasi permasalahan serta kebutuhan untuk mencapai sebuah kesimpulan. Dalam melakukan analisis diperlukan pengetahuan tentang permasalahan yang
dihadapi serta teori-teori yang mendukung pemecahan masalah.
3.3
Analisis
Dalam penelitian ini dilakukan analisis hasil kompresi file audio menggunakan algoritma Zero Compression dan Difference Coding. Ide kompresi data didasarkan
pada perulangan pada komponen data yang dimilikinya, misalnya di dalam suatu data audio akan terdapat pengulangan frekuensi penggunaan angka 0 sampai 9 atau huruf
a sampai huruf z. Untuk melakukan kompresi, frekuensi setiap komponen dikodekan dengan cara tertentu sehingga bentuk komponen yang terbentuk akan lebih pendek
untuk suatu komponen yang sering muncul.
Pada metode Zero Compression, kompresi file audio dilakukan pada sampel audio yang bernilai nol 0 berurutan. Ada dua tahap utama kompresi dengan metode
Zero Compression untuk data audio, yaitu reading redudance data dan coding. Reading redudance data adalah merepresentasikan frekuensi kemunculan setiap
sampel audio kedalam bilangan eksak sedangkan Coding adalah menuliskan kode yang berisi nilai sampel dengan frekuensi kemunculannya. Sedangkan kompresi
dengan metode Difference Coding adalah data difference yaitu adalah pengurangan nilai sampel audio dengan nilai sampel audio sebelumnya serta coding.
3.3.1
Sampel Audio WAV
Pada file audio WAV yang akan dikompresi, terlebih dahulu dilakukan pembacaan file audio untuk mendapatkan data berupa header dalam ukuran byte 8 bit bentuk
Universitas Sumatera Utara
pasangan bilangan heksadesimal. File audio berformat WAV adalah file audio hasil perekaman yang belum terkompresi yang terdiri dari header-header yang berisi
informasi tentang file audio. Dibawahnya diberikan contoh data header yang terdapat pada file audio WAV seperti pada Gambar 3.1.
52 49 46 46 24 08 00 00 57 41 56 45 66 6d 74 20 10 00 00 00 01 00 02 00 22 56 00
00 88 58 01 00 04 00 10 00 64 61 74 61 -1 0 0 0 129 129 0 0 0 -1 -1 3d 0 12 18 f9 34
e7 0 0 0 0 24 f2 0 0 0 0 00 7f 11 00 22 07 3d 3d 0 3d 0 2 9a 2a 4f 3e 3d 00 10 10 10 03 3d 10 10 2 f 10 10 12 00 12 10 25 23 13 00 04 11 23 00 00 12 11 32 2a 2a 9f 25
10 -10 02 12 10 53 13 00 a6 11 12 23 00 0f 10 10 10 12 10 5d 23 13 70 11 26 23 00 01 13 9a 2a 2f 10 10 10 12 10 53 90 56 11 23 00 01 13 0e 22 529a 2a 10 3d 10 02 2f
10 10 10 12 -10 11 33 13 00 07 3d 10 02 3f 10 10 12 12 53 13 30 30 37 07 13 3d 10 02 f 0 10 10 12 -10 53 14 13 00 07 3d 10 02 f 0 10 00 12 26 25
Gambar 3.1 Data Audio Wav dalam Hexa Keterangan:
a. Empat byte pertama selalu berisi 52 49 46 46 hexa yang jika di konvensi
mempunyai arti R =52, I =49, F= 46, F = 46 sama dengan RIFF. b.
Empat byte berikutnya berisi 24 08 00 00 menyatakan ukuran file audio yaitu 24=36, 08=8, 00=0, 00=0 yang sama dengan 36800, maka ukuran filenya
adalah 36800 kb – I kb = 36799 kb. c.
Empat byte berikutnya 57 41 56 45 menyatakan jenis file: 57=W, 41=A, 56=V, 45=E
d. Empat byte berikutnya adalah 66 6d 74 20 menyatakan ID “fmt”, 66=f, 6d=m,
74=t dan 20=spasi kosong. e.
Empat byte berikutnya adalah 10 00 00 00 yang menyatakan panjang informasi, 10 = 16, 00=0, 00=0, 00=0 semuanya bernilai 16.
f. Empat byte berikutnya adalah 01 00 02 00 yang bernilai 1 dan 2 channel
stereo. g.
Empat byte berikutnya adalah 22 56 00 00 yang menyatakan sample rate dengan nilai 22=”, 56=V, 00=0, 00=0.
h. Empat byte berikutnya adalah 88 58 01 00 yang menyatakan byte rate dengan
nilai 88=X”, 58=:, 01=1, 00=0.
Universitas Sumatera Utara
i. Dua byte berikutnya adalah BlockAlign yang bernilai 04 00 yang menyatakan
ukuran data untuk satu sample penuh dalam byte. Yang dimaksud dengan satu sample penuh adalah satu sample yang mewakili nilai dari sample pada semua
channel pada suatu waktu. j.
Dua byte berikutnya adalah nilai bit per sampel BitsPerSample yang bernilai 10 00 adalah 16 dan 00 = 16 bit per sampel untuk sampel right channel
maupun untuk sampel left channel. k.
Empat byte berikutnya adalah 64 61 74 61 yang menyatakan ID dengan nilai 64=d, 61=a, 74=t, 61=a dengan arti “data” yang menyatakan data sampel
digital audio. l.
Enam belas 16 byte berikutnya adalah sampel audio right channel sampel 1 sampai sampel ke 4 dengan nilai -1 0 0 0 129 129 0 0 0 -1 -1 3d 0 12 18 f9.
m. Enam belas 16 byte berikutnya adalah sampel audio left channel sampel 5
sampai sampel ke 8 dengan nilai 34 e7 0 0 0 0 24 f2 0 0 0 0 00 7f 11 00. n.
Lanjutkan sampai semua data sampel audio diperoleh.
3.3.2
Kompresi dengan Algoritma Zero Compression
Algoritma Zero Compression melakukan kompresi file audio dengan bernilai sampel nol 0 yang berurutan. Dari data hasil pembacaan sample audio di atas, diperoleh data
mulai dari sample right ke 1 adalah: -1 0 0 0 129 129 0 0 0 -1 -1 3d 0 12 18 f9 sama dengan 16 byte. Coding sampel audio ke 1 sebagai hasil kompresi adalah: -1 03 129
129 03 -1 -1 3d 01 12 18 f9 adalah 12 byte, jadi rasio kompresinya adalah: 16 -12 byte 16 byte x 100 = 25 . Untuk sampel audio left ke 1 adalah 34 e7 0 0 0 0 24
f2 0 0 0 0 00 7f 11 00 dengan 16 byte. Coding sampelnya menjadi 34 e6 04 24 f2 06 7f 11 02 menjadi 9 byte. Jadi rasio kompresi yang diperoleh adalah 16-9 byte16 x
100 = 43,75 .
Dari hasil kompresi diatas dapat diperoleh tabel hasil kompresi per sampel audio seperti yang terlihat pada Tabel 3.1 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1 Hasil Kompesi Zero Compresion per Sampel Audio
Sampel Audio Jumlah byte Asli
Jumlah byte Kompresi Rasio
1 16
12 25
2 16
9 43.75
Rata-rata 16
15.5 34,25
Proses dekompresi file audio dengan algoritma Zero Compression adalah: a.
Baca file audio terkompresi seperti berikut: -1 03 129 129 03 -1 -1 3d 01 12 18 f9.
b. Baca nilai yang mengandung 0 nol, yaitu 03.
c. Lakukan dekoding 03 menjadi 0 0 0.
d. Ulangi langkah 2 sampai nilai sampel data habis.
e. Simpan hasil dekoding.
3.3.3
Kompresi dengan Algoritma Difference Coding
Algoritma Difference Coding dalam mengkompresi file audio dilakukan dengan mengurangi nilai sampel dengan nilai sampel sebelumnya. Ada dua tahap utama
kompresi dengan metode Difference Coding untuk data audio, yaitu data difference dan coding. Data difference adalah pengurangan nilai sampel audio dengan nilai
sampel audio sebelumnya ke dalam nilai eksak. Coding adalah menuliskan kode yang berisi nilai sampel dengan hasil pengurangannya. Sebagai contoh diberikan sampel
audio sebagai berikut: 40 40 40 40 40 43 43 100 102 102 102 12 45 45 30 12 sebanyak 836 byte.
Langkah-langkah dalam melakukan kompresi adalah: 7.
Baca nilai sampel audio dari awal sampai akhir. 8.
Bandingkan data sampel pertama dengan kedua. 9.
Hitung selisihnya. 10.
Coding data sebagai nilai sampel dengan selisihnya. 11.
Ulangi langkah 2 sampai 4 sampai sampel habis. 12.
Simpan hasil coding data terkompresi
Universitas Sumatera Utara
Selisih data ke dua dengan pertama yaitu 40 – 40 0 dan pada data pertama dilakukan coding yaitu 40 ditambah hasil selisih menjadi: 40 0, selanjutnya lakukan
cara difference untuk data 3, 4 dan seterusnya sehingga menghasilkan kode hasil kompresi sebagai berikut: 40 0 0 0 0 3 0 57 2 0 0 0 33 45 0 15 18 sebanyak 213 byte.
Jadi rasio kompresi yang diperoleh adalah 836 - 213 byte836 x 100 = 74,52 .
Dari hasil kompresi diatas dapat diperoleh tabel hasil kompresi persampel audio seperti yang terlihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Hasil Kompesi Difference Coding per Sampel Audio
Sampel Audio Jumlah byte Asli
Jumlah byte Kompresi Rasio
1 836
213 74,52
Rata-rata 836
213 74,52
Proses dekompresi file audio dengan algoritma Difference Coding adalah: a.
Baca file audio terkompresi seperti contoh berikut: 40 0 0 0 0 3 0 57 2 0 0 0 33 45 0 15 18.
b. Baca nilai sampel awal sampai terakhir.
c. Baca nilai sampel pertama yaitu 40 dan ke dua yaitu 0.
d. Tambahkan nilai sampel kedua dengan ke pertama yaitu 0 + 40 = 40.
e. Maju ke sample audio ke dua, dan ulangi langkah d sampai selesai.
f. Simpan hasil penambahan nilai sampel sebagai file audio terdekompresi.
3.4
Perancangan
Usulan dalam perancangan perangkat lunak kompresi audio dengan algoritma Zero Compression dan Difference Coding adalah dalam model Flow Chart, Data Flow
Diagram DFD yang terdiri dari proses-proses yang digambarkan secara rinci serta rancangan antarmuka interface yang terdiri dari tampilan sebagai perantara antara
sistem dengan User pengguna.
Universitas Sumatera Utara
3.4.1
Flow Chart Kompresi Algoritma Zero Compression
Flow chart kompresi audio dengan menggunakan algoritma Zero Compression dapat dilihat seperti pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Flow Chart Kompresi File Audio Algoritma Zero Compression
Start
Input File Audio Asli
No Baca Nilai Sampel Audio j
ValZero=ValZero+1 Nilai j=0?
i=i-1 Yes
Stop File Audio Terkompresi
Baca Jumlah Sampel Audio i
Coding Sampel: j ValZero
Yes No
j=o,i=0 ValZero=0
i= 0 ?
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Pada Gambar 3.2, langkah-langkah kompresi adalah:
1. Pemasukan file audio asli dan dilakukan pembacaan jumlah sampel audio i
dan pembacaan nilai sampel j. 2.
Cek apakah nilai sampel j adalah 0, jika ya maka tambah counter valZero= valZero +1.
3. Jika data habis i=0, maka coding sampel audio dengan nilai sampel j
valZero. 4.
Tampilkan file audio terkompresi.
3.4.2
Flow Chart Dekompresi Algoritma Zero Compression
Flow chart dekompresi audio dengan menggunakan algoritma Zero Compression dapat dilihat seperti pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Flow Chart Dekompresi File Audio Algoritma Zero Compression
Start
Input File Audio Terkompresi
Baca Jumlah Sampel Audio i
Sampel Audio j : lefti,1 ValZero: righti,1
j=0?
A B
j=0,i=0 ValZero=0
Yes No
C
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Flow Chart Dekompresi File Audio Algoritma Zero Compression Lanjutan
Keterangan: Pada Gambar 3.4, langkah-langkah dekompresi adalah:
1. Pemasukan file audio terkompresi dan dilakukan pembacaan jumlah sampel
audio i dan pembacaan stream audio dari sampel untuk mendapatkan nilai data j.
2. Cek apakah nilai data ke i memiliki 0, jika ya maka coding data.
3. Baca maju ke data selanjutnya i=i-1.
4. Jika data habis i=0, maka baca sampel audio selanjutnya.
5. Jika sampel habis, maka simpan decoding ke dalam stream audio.
6. Simpan file audio dekompresi.
No
Yes i = 0 ?
i=i-1
Stop Simpan Decoding
File Audio Dekompresi A
B
Decoding Sampel: J ValZero
C
Universitas Sumatera Utara
3.4.3
Flow Chart Kompresi Algoritma Defference Coding
Flow chart kompresi audio dengan menggunakan algoritma Defference Coding dapat dilihat seperti pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Flow Chart Kompresi File Audio Algoritma Difference Coding
Start
Input File Audio Asli
Selisih Nilai Sampel D=|V
i
-V
i+1
|
i=i-1 No
Stop File Audio Terkompresi
i=0 ? Baca Jumlah Sampel Audio i
Yes Coding
j
i
=
D
Simpan hasil coding j=0,i=0,V=0,D=0
Baca Nilai Sampel Audio j
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Pada Gambar 3.5, langkah-langkah kompresi adalah:
1. Pemasukan file audio asli dan dilakukan pembacaan jumlah sampel audio i
dan pembacaan stream audio dari sampel untuk mendapatkan data j. 2.
Koding sampel data. 3.
Hitung selisih D nilai data ke i dengan data i+1. 4.
Koding selisih data j=D. 5.
Jika data habis i=0, maka baca sampel audio selanjutnya. 6.
Simpan file audio terkompresi.
3.4.4
Flow Chart Dekompresi Algoritma Defference Coding
Flow chart dekompresi audio dengan menggunakan algoritma Difference Coding dapat dilihat seperti pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Flow Chart Dekompresi File Audio Algoritma Difference Coding
Start
Input File AudioTerkompresi
Baca Nilai Sampel Audio j Baca Jumlah Sampel Audio i
Decoding T
ij
A B
j=0,i=0,V=0,T=0
Jumlahkan nilai sampel T
ij
=
i
j
+ i
j+1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7 Flow Chart Dekompresi File Audio Algoritma Difference Coding Lanjutan
Keterangan: Pada Gambar 3.7, langkah-langkah Dekompresi adalah:
1. Pemasukan file audio terkompresi dan dilakukan pembacaan jumlah sampel
audio i. 2.
Pembacaan nilai dari sampel data untuk mendapatkan nilai j. 3.
Baca sampel data sampai habis. 4.
Jumlahkan nilai sampel data pertama dengan sesudahnya. 5.
Decoding sampel data. 6.
Baca maju ke sampel data selanjutnya. 7.
Jika sampel habis, maka simpan coding ke dalam stream audio. 8.
Simpan file audio dekompresi.
3.4.5
Pemodelan Persyaratan Sistem dengan Use Case
Pemodelan sistem dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang objek apa saja yang akan berinteraksi dengan sistem serta hal-hal apa saja yang harus
dilakukan oleh sebuah sistem sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan fungsionalitasnya.
Stop File Audio Terkompresi
i =0 ? Yes
A B
Simpan Hasil Decoding
Universitas Sumatera Utara
Perancangan fungsionalitas perangkat lunak kompresi file audio yang nantinya akan dikembangkan dimodelkan dengan diagram use case. Aktor yang nantinya akan
berinteraksi dengan sistem adalah user pengguna dikategori yaitu entitas yang melakukan kompresi dan dekompresi file audio.
Sesuai dengan analisis kebutuhan sistem, beberapa hal yang nantinya harus dilakukan sistem adalah:
1. Melakukan kompresi terhadap file audio asli untuk mengurangi ukuran dengan
algoritma Zero Compression dan Difference Coding.
2. Melakukan dekompresi file audio yang telah terkompresi.
Berdasarkan informasi kebutuhan sistem dan aktor yang berperan, diagram use case berikut dirancang sebagai pemodelan persyaratan sistem seperti pada Gambar
3.8.
Gambar 3.8 Use Case Diagram Sistem yang Akan dikembangkan
Pada diagram tersebut tampak bahwa seorang User pengguna hanya bekerja dengan mengakses use case Sistem KompresiDekompresi file Audio. Pengguna tidak
perlu mengetahui secara persis proses apa saja yang terjadi pada setiap tahap. Dengan ANALISIS HASIL KOMPRESI FILE AUDIO
MENGGUNAKAN ALGORITMA ZERO COMPRESSION DAN DIFFERENCE CODING
Kompresi
Dekompresi uses
uses User
Universitas Sumatera Utara
demikian untuk memutuskan proses apa yang nantinya dilakukan pada setiap tahap menjadi tanggung jawab sistem.
Berikut ini merupakan dokumentasi naratif untuk use case Proses Kompresi
file audio.
Tabel 3.3 Dokumentasi Naratif Use Case Kompresi Nama use case
Sistem Kompresi File Audio Aktor
User Deskripsi
Use case yang mendeskripsikan fungsi kompresi file audio untuk mengurangi ukuran.
Pre-condition File Audio yang dikompresi berformat WAV
Typical course of event
Aksi aktor Respon system
Langkah 1: User memilih tombol Kompresi dari menu utama.
Langkah 3 User memilih menu program algoritma.
Langkah 5: User memilih pilihan proses Kompresi.
Langkah 6 : User memilih tombol Browse untuk memilih file audio
yang akan dikompresi. Langkah 8 : User memilih tombol
Browse untuk mamasukkan nama file audio hasil kompresi.
Langkah 2: Sistem merespon dengan menampilkan menu
pilihan algoritma yang akan digunakan Algoritma Zero
Compression dan Difference Coding.
Langkah 4: Sistem menampilkan form
kompresidekompresi dengan algoritma yang sesuai pilihan.
Langkah 7: Sistem menampilkan file audio
berformat WAV. Langkah 9 : Sistem
menghitung Size file Wav yang dipilih dan meminta
Password.
Universitas Sumatera Utara
Langkah 10. User memasukkan 5 angka sebagai password untuk
kompresi dan dekompresi. Langkah 11 : User memilih
tombol Proses untuk melakukan kompresidekompresi file wav.
Langkah 12: Sistem memriksa jumlah huruf pada password
yang digunakan. Jika kurang dari 5 huruf maka sistem
menampilkan pesan kesalahan. Langkah 13: Menampilkan
waktu proses serta rasio kompresi.
Alternate course Aksi aktor
Respon system -
-
Post condition File audio hasil kompresi tersimpan pada disk komputer dalam
format .zc untuk kompresi dengan algoritma Zero Compression dan .dc dengan algoritma Difference coding.
Universitas Sumatera Utara
Activity diagram untuk use case kontrol proses kompresi dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 3.9 Activity Diagram Kontrol Proses Watermarking
Universitas Sumatera Utara
Pada dokumentasi naratif use case dan activity diagram terlihat bahwa kontrol proses dilakukan dengan menjaga tahapan kompresidekompresi berlangsung sesuai
dengan mekanisme yang seharusnya dan kemudian sistem memutuskan apa saja yang harus dilakukan oleh sistem pada setiap tahapan dengan memanggil modul program
yang sesuai untuk memproses kompresi.
Berikut ini merupakan dokumentasi naratif untuk use case Proses Dekompresi.
Tabel 3.4 Dokumentasi Naratif Use Case Dekompresi Nama use case
Sistem Dekompresi File Audio Aktor
User Deskripsi
Use case yang mendeskripsikan fungsi dekompresi file audio untuk mengembalikan ukuran file audio .zc atau .dc.
Pre-condition File Audio yang di dekompresi berformat .zc atau .dc
Typical course of event
Aksi aktor Respon system
Langkah 1: User memilih tombol Kompresi dari menu utama.
Langkah 3 User memilih menu program algoritma.
Langkah 5: User memilih proses Dekompresi.
Langkah 6 : User memilih tombol Browse untuk memilih file audio
yang akan di dekompresi. Langkah 2: Sistem merespon
dengan menampilkan menu pilihan algoritma yang akan
digunakan Algoritma Zero Compression dan Difference
Coding. Langkah4
Sistem menampilkan form
Kompresidekompresi dengan algoritma yang sesuai pilihan.
Langkah7 Sistem menampilkan file audio
berformat .zc atau .dc.
Universitas Sumatera Utara
Langkah 8 : User memilih tombol Browse untuk mamasukkan nama
file audio hasil dekompresi.
Langkah 10. User memasukkan 5 angka sebagai password untuk
melakukan dekompresi. Langkah 11 : User memilih
tombol Proses untuk melakukan dekompresi file audio.
Langkah 9 : Sistem menghitung Size file audio
yang dipilih dan meminta Password.
Langkah 12: Sistem menampilkan waktu proses
serta rasio dekompresi.
Alternate course Aksi aktor
Respon system -
- Post condition
File audio hasil kompresi tersimpan pada disk komputer dalam format .wav.
Universitas Sumatera Utara
Activity diagram untuk use case kontrol proses dekompresi dapat dilihat sebagai berikut.
Gambar 3.10 Activity Diagram Kontrol Proses Watermarking
Universitas Sumatera Utara
Pada dokumentasi naratif use case dan activity diagram terlihat bahwa kontrol proses dilakukan dengan menjaga tahapan kompresidekompresi berlangsung sesuai
dengan mekanisme yang seharusnya dan kemudian sistem memutuskan apa saja yang harus dilakukan oleh sistem pada setiap tahapan dengan memanggil modul program
yang sesuai untuk memproses dekompresi.
3.4.6
Analisis Proses Sistem
Analisis hasil kompresi file audio menggunakan algoritma Zero Compression dan Difference Coding dapat digambarkan dalam penelitian sebagai sequence diagram.
Sequence Diagram proses kompresi dapat dilihat seperti pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Sequence Diagram Proses Kompresi
:Kompresi Browse File
File Audio :Baca File Audio
Sampel Audio
:Hitung Nilai Sampel
Insert Password Sampel
Audio
Password :Kompresi
File Audio Kompresi .Zc .DC
Nilai Sampel Audio
User
Universitas Sumatera Utara
Sistem kompresi memerlukan file audio asli serta password yang akan dimasukkan pada proses kompresi. Tahap awal dilakukan pembacaan sampel audio serta nilai
sampel audio. Tahap selanjutnya adalah kompresi sesuai langkah-langkah algoritma yang telah ditentukan.
Sequence Diagram proses Dekompresi dapat dilihat seperti pada Gambar 3.12.
Gambar 3.12 Sequence Diagram Proses Dekompresi
Sistem dekompresi memerlukan file audio yang terkompresi serta password yang akan dimasukkan untuk mendapatkan file audio yang terdekompresi wav. Tahap awal
dilakukan pembacaan file audio untuk sampel audio dan nilai sampel.
:Dekompresi Browse File
File Audio :Baca File Audio
Sampel Audio
:Hitung Nilai Sampel
Insert Password Sampel
Audio
Password :Dekompresi
File Audio Dekompresi .wav
Nilai Sampel Audio
User
Universitas Sumatera Utara
3.4.6.1
Rancangan Menu Utama
Rancangan Menu Utama terdiri dari menu KompresiDekompresi, Help, About dan Quit. Pada bagian atas menu Utama terdapat empat menu, yaitu menu:
a. Kompresi
b. Help
c. About
d. Quit
Rancangan Menu Utama dapat dilihat pada Gambar 3.15 berikut ini.
Gambar 3.15 Rancangan Menu Utama
Keterangan : 1.
Menu Kompresi yang memanggil program Kompresi dan Dekompresi 2.
Menu About untuk membuka halaman About 3.
Menu Help untuk membuka halaman Help 4.
Menu Quit untuk menjalankan program Quit 5.
Label tempat menampilkan judul skripsi 6.
Picture Box tempat menampilkan gambar latar Kompresi
Help About Quit
TAMPILAN JUDUL SKRIPSI XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
TAMPILAN GAMBAR LATAR BELAKANG
1 2
3 4
6 5
Universitas Sumatera Utara
3.4.6.2
Rancangan Kompresi
Rancangan Kompresi berfungsi untuk melakukan kompresi serta dekompresi file
audio dengan algoritma Zero Compression dan Difference Coding. Rancangan Kompresi dapat dilihat pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Rancangan Kompresi Keterangan :
1. Combo Box untuk menampilkan pilihan kompresi atau dekompresi.
2. Botton untuk menampilkan nama file audio sebelum proses.
3. Text Box untuk menampilkan ukuran awal file audio.
4. Botton untuk menampilkan nama file hasil kompresi
5. Text Box untuk menampilkan ukuran sesudah kompresi.
6. Text Box untuk menampilkan nama file hasil dekompresi
7. Text Box untuk menampilkan progres waktu proses kompresi dekompresi
8. Text Box untuk menampilkan rasio proses
9. Text Box untuk menampilkan waktu proses
10. Command button untuk tombol pemrosesan file.
11. Command button untuk tombol untuk pembersihan tampilan layar
12. Command button untuk tombol untuk menutup halaman kompresi.
File Tujuan 4
3 1
File Asal
7 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Size
999
Proses
Bersih Keluar
8 9
10 11
12 Tampilan Frekuensi
Sample Audio xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Proses
xxxxxxxxx
2
999
Size 999
6 5
Password
Lama Ratio
999
999 Browse
Browse
Universitas Sumatera Utara
3.4.6.3
Rancangan Help
Rancangan Help berfungsi untuk menampilkan informasi Judul Skripsi dan Proses yang terjadi pada kompresi dan Dekompresi file Audio. Rancangan Help dapat dilihat
pada Gambar 3.17.
Gambar 3.17 Rancangan Help Keterangan :
1. Label untuk menampilkan Judul Skripsi
2. Label untuk menampilkan Proses kompresidekompres file audio.
3. Command Button, tombol untuk keluar dari halaman Help dan kembali ke Menu
Utama.
3.4.6.4
Rancangan About
Rancangan About berfungsi untuk menampilkan informasi judul skripsi, logo perguruan tinggi penulis, foto penulis, nama penulis, NIM, dan nama perguruan tinggi
penulis. Rancangan About dapat dilihat pada Gambar 3.18. XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
1
3
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
2
Tombol
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.18 Rancangan About
Keterangan : 1.
Label untuk menampilkan Judul Skripsi 2.
Logo Fakultas. 3.
Foto Penulis. 4.
Label untuk menampilkan nama penulis 5.
Label untuk menampilkan NIM penulis
3.4.7
Rancangan Hasil Pengujian
Rancangan Hasil Pengujian berfungsi untuk menampilkan informasi Pengujian Kompresi serta Dekompresi file audio antara lain nama file audio asli, ukuran file asli,
nama file audio kompresi, ukuran terkompresi, rasio, waktu kompresi serta Status kompresi. Rancangan Hasil Pengujian Kompresi dan Dekompresi dapat dilihat pada
Tabel 3.3 dan 3.4.
XXXXXXXXXXXXXXXXX XXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXX Logo USU
1
3 2
XXXXXXXXXXXXXXXXXX 4
5
Universitas Sumatera Utara
3.4.7.1
Rancangan Hasil Pengujian Kompresi
Rancangan Hasil Pengujian Kompresi adalah tampilan informasi hasil kompresi file audio menggunakan algoritma Zero Compression dan Diference Coding. Rancangan
Hasil Pengujian Kompresi dapat dilihat seperti pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Rancangan Hasil Pengujian Kompresi
No File Audio Ukuran
bytes File Hasil
Kompresi Ukuran
Bytes Rasio
Waktu Det
Status 1
xxxx 9.999
xxxx 9.999
99.99 99
Ok 2
xxxx 9.999
xxxx 9.999
99.99 99
Ok 3
xxxx 9.999
xxxx 9.999
99.99 99
Ok 4
xxxx 9.999
xxxx 9.999
99.99 99
Ok 5
xxxx 9.999
xxxx 9.999
99.99 99
Ok 6
xxxx 9.999
xxxx 9.999
99.99 99
Ok
3.4.7.2
Rancangan Hasil Pengujian Dekompresi
Rancangan Hasil Pengujian Dekompresi adalah tampilan informasi hasil dekompresi file audio menggunakan algoritma Zero Compression dan Diference Coding.
Rancangan Hasil Pengujian Dekompresi dapat dilihat seperti pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Rancangan Hasil Pengujian Dekompresi
No File Hasil Kompresi
Ukuran bytes
File Hasil Dekompresi
Ukuran Bytes
Rasio Waktu
Det Status
1 xxxx
9.999 xxxx
9.999 99.99
99 Ok
2 xxxx
9.999 xxxx
9.999 99.99
99 Ok
3 xxxx
9.999 xxxx
9.999 99.99
99 Ok
4 xxxx
9.999 xxxx
9.999 99.99
99 Ok
5 xxxx
9.999 xxxx
9.999 99.99
99 Ok
6 xxxx
9.999 xxxx
9.999 99.99
99 Ok
HASIL PENGUJIAN KOMPRESI ALGORITMA: xxxxxxxxxxxxxx
HASIL PENGUJIAN DEKOMPRESI ALGORITMA: xxxxxxxxxxxxxx
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Nama File Asli .wav
= Nama file audio yang akan dikompresi Ukuran bytes
= Ukuran file audio yang akan dikompresi Nama File Kompresi.zc
= nama file hasil kompresi Ukuran Bytes
= Ukuran file hasil kompresi Rasio
= Rasio Kompresi Waktu detik
= lama proses kompresi Status
= kondisi kompresi berhasil atau gagal.
3.4.7.3
Rancangan Grafik Hasil Kompresi
Rancangan Grafik Hasil Kompresi adalah tampilan informasi hasil kompresi file audio menggunakan algoritma Zero Compression dan Diference Coding dalam bentuk
bagan. Rancangan grafik hasil kompresi dapat dilihat seperti pada Gambar 3.19.
Gambar 3.19 Rancangan Grafik Hasil Kompresi
Universitas Sumatera Utara
3.4.7.4
Rancangan Grafik Hasil Dekompresi
Rancangan Grafik Hasil Dekompresi adalah tampilan informasi hasil dekompresi file audio menggunakan algoritma Zero Compression dan Diference Coding dalam bentuk
bagan. Rancangan grafik hasil dekompresi dapat dilihat seperti pada Gambar 3.20.
Gambar 3.20 Rancangan Grafik Hasil Dekompresi
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN