Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PENGGUNA WEBSITE PORNO RAFIKA DURI D 101 09 250
ABSTRAK
Skripsi ini berkenaan dengan pertanggungjawaban pidana pengguna website porno. Berdasarkan dasar-dasar hukum pidana, penggunaan website
porno merupakan suatu kejahatan yang perlu untuk dipertanggungjawabkan jika terbukti melanggar aturan yang berlaku. Tujuan skripsi ini adalah untuk
mengetahui
bentuk penggunaan
website porno
dan mengetahui
pertanggungjawaban pidana pengguna website porno. Metode penelitian ini bersifat normatif, mengkaji segala sumber data
sekunder yang berasal dari berbagai peraturan hukum atau perundang- undangan dan ditunjang pendapat ahli hukum atau dokrine berkaitan dengan
masalah yang hendak dikaji. Peneliti menggunakan data primer yang diperoleh dari KUHP, UU ITE, Undang Undang Nomor 44 Tahun 2008,
yurisprudensi, dan lain-lain. Data sekunder yang berupa bahan hukum seperti rancangan perundang-undangan, hasil-hasil penelitian yang selaras, dan
literatur-literatur lainnya, dan data tersier seperti kamus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengturan penggunaan pornografi di website diatur dalam
undang-undang pidana dan pertanggungjawaban pidana dapat dilaksanakan berdasarkan undang-undang pidana yang berlaku.
Kata Kunci : Pertanggunjawaban Pidana, Pengguna, Website Porno.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Website
atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan
informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau
gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu
rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman hyperlink.
1
Kenyataannya,
website
yang berisikan pornografi masih marak berkembang di
internet khususnya dalam wilayah Indonesia. Walaupun ada upaya penanggulangan yang
dilakukan seperti pemblokiran
website
porno, namun masih ada beberapa
website
porno asal luar Indonesia yang masih dapat di akses
masyrarakat.
1
Lihat: http:tegararian.blogspot.com201303pengertian-
website.html
Berdasarkan KUHP dan UU ITE No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik tidak diatur tentang peraturan pornografi hanya saja menjelaskan tentang
“muatan yang
melanggar kesusilaan.
Kemudian, dalam UU Pornografi dalam UU No. 44 Tahun 2008 pengaturan pornografi
melalui internet dijelaskan secara tegas.
Dalam kasus
ini, upaya
pertanggungjawaban pidana bagi pemilik situs website menjadi hal yang tidak mungkin
dilakukan karena di luar jangkauan undang- undang di Indonesia. Sehingga, sebagai upaya
penanggulangan tindak pidana di dunia maya khususnya
website
porno adalah upaya penegakan
hukum pertanggaungjawaban
pidana bagi pengguna
website
porno. Karena dalam undang-undang tidak hanya berpatokan
pada pembuat, pemilik, atau produsen, namun semua pihak yang menggunakan dapat
dikenakan sanksi pidana.
Seharusnya pengguna
website
porno juga menjadi patokan sebagai pemberantasan
Edisi 4, Volume 3, Tahun 2015
pornografi di dunia maya maupun dunia nyata. Misalnya,
website
porno digunakan sebagai tempat mengunduh gambar, video, atau tulisan
untuk disebarluaskan atau dikomersialkan kepada masyarakat. Karena dalam Pasal 5 UU
Pornografi
2
dikatakan bahwa “setiap orang dilarang meminjamkan atau mengunduh
pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1”.
Berdasarkan dasar-dasar hukum pidana, hal tersebut merupakan suatu kejahatan yang
perlu untuk dipertanggungjawabkan jika terbukti melanggar aturan yang berlaku.
Dengan demikian, pengguna
website
pono dapat di jatuhi tindak pidana pornografi jika
terbukti melakukan pelanggaran sesuai UU yang berlaku baik dari aspek KUHP, UU ITE
maupun
UU pornigrafi.
Berawal dari
penggunan yang semakin marak di Indonesia perlu adanya pencegahan yang dilakukan
dengan pertanggngjawaban pidana pengguna
website
porno.
B. Rumusan Masalah