Bangunan Mall Menurut Feng Shui

utama dari shopping mall, dengan fungsi sebagai sirkulasi dan sebagai ruang komunal bagi terselenggaranya interaksi antar pengunjung dan pedagang. Mall adalah bangunan yang mewadahi kegiatan berbelanja shopping yang merupakan aktivitas primer manusia dalam hidup bermasyarakat dan merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak dapat dielakkan Bedigton,1978. Bangunan Mall memiliki kegunaan yang kompleks, dimana dapat digunakan sebagai area jual-beli, area rekreasi, area nongkrong, area makan dan sebagainya. Sebuah bangunan mall harus memiliki ketentuan, elemen dan fasilitas Chiara,1987. Selain hal-hal tersebut, bangunan mall memperhatikan unsur arsitektural yaitu orientasi bangunan. Ketentuan tentang orientasi bangunan mall untuk mengatur arah suatu bangunan adalah setelah mempertimbangkan kondisi fisik lingkungan dan kondisi nonfisik. 1. Pertimbangan terhadap kondisi fisik lingkungan seperti arah sirkulasi matahari timur-barat, jarak antar bangunan, klimatologi, sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki 2. Pertimbangan terhadap nonfisik seperti pengaruh ideologi dan nilai-nilai sosial budaya setempat untuk menciptakan makna ruang bangunan tersebut Orientasi sebuah bangunan mall akan mempengaruhi bangunan itu sendiri dan keadaan sekitar dari bangunan tersebut. Pengaruh tersebut diantaranya : sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, topologi bangunan sekitar, estetika bangunan, visual bangunan, dll.

2.6 Bangunan Mall Menurut Feng Shui

Bangunan Mall merupakan salah satu bangunan komersial. Feng Shui bangunan komersial mempunyai prinsip yang sama dengan Feng Shui rumah, dimana adalah penting untuk mencari tempat Ch’I yang maksimum. Dalam sebuah bangunan mall, penting untuk menjaga ketertarikan pengunjung, sehingga mereka tertarik untuk berjalan dan berkeliling dalam bangunan tersebut. Tata letak layout yang baik mempermudah sirkulasi, memberikan stimulus dan mengajak pengunjung berkeliling. Universitas Sumatera Utara Dalam layout bangunan mall, toko yang terkenal dan menarik pengunjung harus diletakkan pada ujung mall untuk membuat aliran pengunjung dari ujung yang satu ke ujung yang lain. Dengan meletakkan berbagai jenis toko dalam tingkatan yang sama. Untuk komunikasi visual antar tingkatan diberikan sebuah atrium, agar Ch’I lebih mudah bergerak dalam bangunan. Jika lahan toko berbentuk persegi atau persegi panjang, pastikan sudut toko tidak mengarah pada toko yang lainnya. Gambar 2.6.1 Bentuk Retail Yang Tidak Baik Sumber : Feng Shui for Business, 1989 Posisi toko yang disarankan dalam Feng Shui adalah posisi toko yang berada pada tengah bangunan, dimana posisi ini adalah posisi lalu-lalang para pengunjung serta memiliki perlindungan yang terbaik. Posisi toko yang amat berdekatan dengan pintu utama kurang baik, toko ini kurang memiliki perlindungan. Posisi toko yang terujung kurang baik, Ch’I yang mengalir dari pintu masuk tidak akan sampai ke daerah tersebut. Selain hal internal, bangunan mall juga perlu diidentifikasi dari eksternal. Terutama bagian pintu masuk utama, dimana pintu masuk utama adalah pintu masuk pertama bagi toko-toko di dalam bangunan tersebut. Pintu masuk kedua adalah pintu toko itu sendiri. Jika Ch’I tidak dapat melalui pintu masuk pertama, maka Ch’I tidak akan ada pada pintu masuk kedua. Pintu masuk utama bangunan mall harus terang dan lebar. Saat ini, di negara-negara barat maupun timur banyak menggunakan metode Feng Shui dalam pembangunan, seperti Hongkong, Malaysia dan Universitas Sumatera Utara Singapura. Salah satu contoh bangunan komersial yang menggunakan metode Feng Shui adalah Hotel Hyatt Singapore. Bangunan ini awalnya memposisikan pintu masuk dan meja kasir pada arah paralel dengan jalan utama. Dalam makna Feng Shui, kekayaan akan keluar dari bangunan dengan mudah. Sehingga akhirnya, pintu masuk utama hotel ini di pindahkan pada sudut bangunan dengan ditambah dua air mancur pada sisi-sisi pintu. Selain bangunan tersebut, pusat perbelanjaan Marina Bay Sands menerapkan Feng Shui pada bangunannya yang diatur oleh Master Chong dan Master Louisa. Pintu masuk utama pusat perbelanjaan ini menghadap air burung phoenix merah , dengan sisi kanan macan putih dan kiri naga hijau merupakan bangunan-bangunan. Pada bagian belakang pusat perbelanjaan ini merupakan bangunan hotel Marina Bay Sands, sebagai “backing“ mountain atau penyokong. Selain lokasi bangunan ini yang dibuat strategis, perletakkan pintu masuk utama bangunan ini didasarkan pada angka bintang terbang yang baik untuk komersial bangunan tersebut. Gambar 2.6.2 Simbolis Perumpamaan Binatang Marina Bay Sands Sumber : Properity Times, 2011 Orchard Road di Singapura merupakan salah satu jalan dengan berbagai pusat perbelanjaan. Jalan ini merupakan jalan dengan energi Yang maksimum dimana sangat ramai dan bising. Pusat perbelanjaan pada jalan tersebut kebanyakan menggunakan metode Feng Shui, sebagai contohnya: Pusat Universitas Sumatera Utara perbelanjaan ION Orchard. Bangunan ini dibangun untuk menghindari persimpangan jalan T, puncak tajam Wheelock Centre, dan seberang Tangs Plaza dengan dua patung singa Pi-Xiu. Depan bangunan ini memiliki patung palem yang besar, yang dipercaya mempunyai efek menyembuhkan. Patung ini diletakkan untuk menyembuhkan panah tajam dari berbagai tempat. Pada belakang bangunan ini merupakan bangunan apartemen tinggi sebagai penyokong bangunan kura- kura hitam ION Orchard. Bangunan lain pada Orchard Road yang menggunakan metode Feng Shui diantaranya : CK Tangs dengan bangunan segidelapan Pa-Kua, Wheelock Centre, Shaw Center, Wisma Atria, Ngee Ann City, dll. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jika ditinjau dari data penelitian yang diperoleh, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode Penelitian ini adalah metode kritik normatif. Metode kritik normatif adalah metode mengkritisi sesuatu baik secara abstrak maupun konkrit, yang didasarkan pada norma, aturan dan kaidah yang berlaku. Hakikat dari metode kritik normatif adalah suatu keyakinan bahwa di dalam lingkungan maupun bangunan kota mempunyai sebuah pola, standar dan prinsip. Metode penelitian kritik normatif memiliki empat pendekatan, salah satunya adalah pendekatan doktrin. Doktrin adalah dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang berawal dari keterpesonaan dalam sejarah dan ilmu arsitektur. Ilmu arsitektur itu sendiri meliputi nilai estetika, ideologi dan seluruh aspek budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat. Metode Kritik Normatif digunakan dalam penelitian ini, karena penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bangunan Grand Palladium Mall yang mana dihubungkan dengan kaidah Feng Shui. Ilmu Feng Shui merupakan sebuah kaidah tata letak bangunan yang telah digunakan oleh masyarakat Cina Kuno. Dalam sejarah Feng Shui, orientasi arsitektur berkembang dari norma-norma atau kaidah- kaidah yang telah diteliti oleh filsuf-filsuf Cina Kuno. Pendekatan doktrin mengacu pada ilmu yang dianggap paling baik untuk mengukur kualifikasi arsitektur yang diharapkan.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto 1998:99, variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas: • Orientasi bangunan Grand Palladium Mall • Lokasi bangunan Grand Palladium Mall • Perletakkan ruang bangunan Grand Palladium Mall Universitas Sumatera Utara