PENUTUP Perbandingan dengan Hasil Penelitian Lain
Pengujian Validitas Data Stok Kapital dan Perkembangan Stok Kapital Indonesia
modal dan 1 sektor ekonomi sektor industri pengolahan, sementara dalam penelitian ini data stok kapital tidak hanya disajikan dalam bentuk series yang lebih panjang 1980-2002
tetapi juga dalam bentuk data matriks menurut 6 jenis barang modal dan 10 sektor ekonomi. Dengan demikian, perbandingan dengan hasil penelitian sebelumnya hanya dapat dilakukan
pada sektor industri pengolahan, dimana kedua penelitian tersebut menyajikan angka persentase distribusi sektoral yang relatif sama, meskipun angka nominalnya berbeda.
Meskipun data stok kapital hasil perhitungan PIM terbukti cukup akurat dan dapat digunakan untuk keperluan analisis ekonomi, namun terdapat keterbatasan yang tidak
dapat dihindarkan, terutama pada penetapan asumsi-asumsi yang digunakan. Oleh karena itu, penelitian yang lebih komprehensif diperlukan guna memperbaiki asumsi-asumsi dalam
perhitungan PIM. Penyempurnaan asumsi dapat dilakukan melalui studi literatur yang lebih dan survei-survei khusus. Terhadap data matriks stok kapital yang dihasilkan masih
perlu dilakukan penelitian terhadap keakuratan data stok kapital secara lebih rinci, yaitu menurut jenis barang modal, sektor ekonomi, institusi dan wilayah asal barang, sehingga
data stok kapital yang tersedia dapat dimanfaatkan secara lebih optimal dalam kajian-kajian ekonomi. Dalam jangka panjang, apabila kajian perhitungan stok kapital dengan metode
langsung Direct Observation of Capital dimungkinkan maka hasilnya dapat digunakan untuk benchmarking
data stok kapital yang ada saat ini. Upaya penyediaan data stok kapital yang akurat bagi BI sendiri merupakan langkah
nyata dalam mengantisipasi rencana pengimplementasian kerangka kebijakan inflation tar- geting
. Penyempurnaan data stok kapital perlu terus dilakukan untuk menghasilkan data stok kapital yang semakin akurat. Ketersediaan data stok kapital yang akurat akan
memberikan kontribusi yang semakin optimal dalam pengembangan model struktural penghitungan output potensial, sehingga proyeksi laju inflasi dengan menggunakan variabel
antara output-gap dapat dilakukan secara lebih tepat. Pada akhirnya, ketepatan proyeksi inflasi akan memberikan sinyal bagi Bank Indonesia dalam pengambilan kebijakan moneter
yang diperlukan.