yang disalurkan. Pada akhir triwulan I 2010, outstanding kredit investasi tumbuh 80,46 yoy, atau menjadi Rp 295,67 miliar dari Rp 163,84 miliar. Faktor
keterbatasan infrastruktur maupun aspek kepastian hukum diperkirakan menjadi penghambat laju investasi, khususnya investasi swasta. Pasokan listrik untuk
beberapa wilayah relatif masih belum memadai. Sampai saat ini sedang dilaksanakan pengembangan jaringan, dan diperkirakan baru akan selesai
antara 2010 – 2011 proyek 10 ribu MW. Terkait masalah kepastian hukum, pemerintah daerah telah melakukan langkah positif dengan membentuk Kantor
Pelayanan Perizinan, Terpadu Satu Pintu KP2TSP yang mulai disosialisasikan pada akhir 2009 semacam one stop service.
3. Net Ekspor Sejalan dengan melambatnya laju pertumbuhan aktivitas
konsumsi, diperkirakan kegiatan impor juga mengalami kondisi yang sama. Pada triwulan laporan diperkirakan impor tumbuh 4,88 yoy. Hal
tersebut tercermin dari meningkatnya volume bongkar peti kemas di Pelabuhan Tenau Kupang jika dibandingkan tahun lalu. Melambatnya aktivitas impor,
khususnya impor antarpulau diperkirakan para importir telah melakukan antisipasi peningkatan persediaan barang stok pada triwulan sebelumnya,
mengingat pada awal tahun kondisi cuaca dan gelombang laut yang besar sehingga mengganggu aktivitas pelayaran laut.
.
Sumber : Proyeksi BI
Grafik 1.14 Bongkar Muat Kargo Grafik 1.13 PDRB Ekspor Impor
Sumber : Pelindo Tenau
Kegiatan ekspor NTT, diperkirakan selama triwulan I akan tumbuh
sebesar 5,60 yoy. Aktivitas ekspor selama triwulan I diperkirakan didukung
oleh pengiriman hasil tambang batu-batuan marmer, mangan ke negara Asia,
|
Kajian Ekonomi Regional NTT
14
khususnya Cina dan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang umumnya dikirim ke Timor Leste. Dalam konsep PDRB, ekspor dan impor merupakan
transaksi barang dan jasa antar daerah maupun luar negeri internasional. Tingkat ketergantungan yang sangat tinggi pada pasokan barang dari
perdagangan antarpulau, mengakibatkan struktur impor didominasi oleh impor antar daerah. Kendala operasional khususnya alat transportasi laut yang belum
memadai menjadi salah satu penyebab kegiatan ekspor luar negeri barang- barang asal NTT, sebagian besar tidak
dilakukan melalui pelabuhan di NTT. Minimnya produksi sumber daya alam asal
NTT yang dijual ke luar daerah tercermin dari kondisi bongkar muat di Pelabuahan
Tenau yang sebagian besar didominasi oleh aktivitas bongkar unloading. Bahkan
sebagian besar kontainer yang digunakan untuk mengirim barang ke NTT, dikirim
kembali dalam kondisi kosong. Dalam beberapa tahun terakhir, sejalan dengan tumbuhnya aktivitas penambangan mangan, volume ekspor NTT sudah relatif
mengalami perkembangan positif.
Volume ekspor luar negeri NTT pada triwulan I sebesar 42,16 ribu ton sampai Februari. Sebagian besar ditujukan ke negara di kawasan Asia.
Dari 42,16 ribu ton total volume ekspor tersebut, 22,85 ribu ton ditujukan ke Cina. Jenis komoditi yang paling dominan adalah bahan-bahan hasil galian
batu-batuan, mangan, sedangkan 18,87 ribu ton di kirim menuju Timor Leste, yang umumnya merupakan bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari.
Sumber : Pelindo Tenau
Grafik 1.17 Tujuan Ekspor NTT Grafik 1.16 Tujuan Ekspor NTT
Grafik 1.15 Arus Peti Kemas NTT
Sumber : EDW DSM BI Sumber : EDW DSM BI
|
Kajian Ekonomi Regional NTT
15
1.2 Sisi Penawaran