Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara Kasus Pengingkaran Kewajiban warga Negara

Menurut Jimly Asshiddiqie hak warga negara Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak hukum : - Hak konstitutional adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD Negara RI Tahun 1945, - Hak hukum timbul berdasarkan jaminan undang-undang dan peraturan perundang- undangan di bawahnya. Disamping itu, terdapat pula ketentuan mengenai jaminan hak asasi manusia tertentu yang hanya berlaku bagi warga negara atau setidaknya bagi warga negara diberikan kekhususan atau keutamaan-keutamaan tertentu, misalnya, hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan dan lain-lain.Hak warga negara yang meliputi : a. Hak asasi manusia tertentu yang hanya berlaku sebagai hak konstitusional bagi warga negara Indonesia saja. Misalnya hak yang tercantum dalam UUD Negara RI Tahun 1945, antara lain : 1 Pasal 28D ayat 3 2 Pasal 27 ayat 2 3 Pasal 27 ayat 3 4 Pasal 30 ayat 1 5 Pasal 31 ayat 1 b. Hak asasi manusia tertentu yang meskipun berlaku bagi setiap orang, akan tetapi dalam kasus-kasus tertentu, khusus bagi Warga negara Indonesia berlaku keutamaan- keutamaan tertentu. Misalnya, Pasal 28D ayat 2 UUD 1945 c. Hak warga negara untuk menduduki jabatan-jabatan yang diisi melalui prosedur pemilihan, baik secara langsung atau secara tidak langsung oleh rakyat. d. Hak warga negara untuk diangkat dalam jabatan-jabatan tertentu, jabatan yang dimaksud hanya berlaku dan hanya dapat diduduki oleh warga negara Indonesia sendiri sesuai dengan maksud ketentuan Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 28D ayat 3 Hak dan kewajiban warga negara Indonesia adalah sikap, tekad, tindakan warga negara yang teratur, terpadu, menyeluruh dan berkelanjutan, yang dilandasi oleh kecintaan seseorang pada tanah air dan memiliki kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Hak dan kewajiban memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan haknya, dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya. Hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya.

B. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

1. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara

Contoh bentuk pelanggaran hak warga negara : - Proses penegakkan hukum yang belum optimal pasal 27 ayat 1 - Tingkat kemiskinan dan angka pengangguran masih cukup tinggi pasal 27 ayat 2 - Kasus pelanggaran hak asasi manusia, seperti pembunuhan, KDRT, pemerkosaan masih terjadi pasal 28A -28J - Tindak kekerasan mengatasnamakan agama pasal 29 ayat 2 - Angka putus sekolah yang cukup tinggi pasal 31 ayat 1 - Pelanggaran hak cipta, peredaran VCDDVD bajakan, software sistem operasi copian

2. Kasus Pengingkaran Kewajiban warga Negara

Contoh bentuk pengingkaran kewajiban warga negara : - Membuang sambah sembarangan - Melanggar aturan berlalulintas - Merusak fasilitas negara - Tidak membayar pajak pada negara 2 - Tidak berpartisifasi dalam usaha pertahanan dan keamanan Faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara : - adanya kelalaian dari pemerintahnegara atau oleh warga negara dalam pemenuhan hak warga negaranya, misalnya masih ada yang hidup terlantar, putus sekolah - tingginya sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara - rendahnya kesadaran hukum warga negara - sikap nasionalisme, patriotisme yang masih rendah Yang harus dilakukan pemerintah dalam memecahkan persoalan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban sebagai warga negara : - memberikan sanksi yang tegas bagi warga negara yang mengingkari kewajiban - menegakkan supremasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten dan bertanggungjawab - meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, yang berpihak pada pemberdayaan ekonomi rakyat - negara menjamin terpenuhinya segala kebutuhan warganya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara adalah berusaha untuk mendahulukan kewajiban dari pada hak, tidak hanya pandai menuntut hak tetapi harus diimbangi dengan pelaksanaan kewajiban 3

BAB VII MENATAP TANTANGAN INTEGRASI NASIONAL

A. Mewaspadai Ancaman terhadap Integrasi nasional

Negara Indonesia berada pada posisi silang dunia yang sangat strategis, baik dari aspek kewilayahan maupun aspek kehidupan sosial : - Aspek kewilayahan : Indonesia diapit oleh dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua Samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik - Aspek kehidupan kehidupan sosial : Indonesia diapit oleh negara berpenduduk padat utara dan jarang selatan, ideologi komunisme dan liberalisme, demokrasi rakyat dan demokrasi liberal, ekonomi sosialis utara dan ekonomi kapitalis selatan, masyarakat sosialis dan masyarakat individualis, kebudayaan timur dan kebudayaan barat, sistem pertahanan continental pakta warsawa dan sistem pertahanan maritim NATO

1. Ancaman Militer

Ancaman adalah segala sesuatu yang membahayakan kedaulatan nasional, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa dan negara, serta kehidupan demokrasi di Indonesia Contoh ancaman militer : - agresiinvansi - sabotase - spionase - pelanggaran wilayah oleh negara lain, - pemberontakan bersenjata, - gerakan separatis bersenjata, - aksi teror bersenjata,

2. Ancaman Non Militer

Contoh ancaman non militer : - ancaman di bidang ideologi : paham komunis, zionis, liberalis - ancaman di bidang politik : adanya intimidasi, provokasi, blokade politik eksternal, adanya separatisme, pergerakan masa, aksi radikal, teroris internal - ancaman di bidang ekonomi : free fight liberalism, etatisme, monopoli - ancaman di sosial budaya : adanya budaya konsumtif, hedonisme, individualisme, westernisasi, KKN, narkoba

B. Strategi Untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

1. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Militer

Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta pada hakikatnya merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan negara dan seluruh rakyat serta segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh Strategi bangsa Indonesia menghadapi ancaman militer adalah - memperkuat sishankamrata, yaitu dengan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama TNI dan POLRI , komponen cadangan Sumber daya manusia, alam dan buatan dan komponen pendukung rakyat - mendayagunakan dan mengerahkan seluruh kekuatan nasional dengan pertahanan berlapis yang diwujudkan melalui fungsi-fungsi diplomasi dan perlawanan tanpa senjata 4