Lap Final Penelitian Nov2013 – LPPM UNPAR
79
Kajian Literatur Penetapan
Lokasi Kota Kajian Awal Data
Obyek kawasan Penetapan
Metoda Analisis
ANALISIS GRAFIS
dan Tekstual
Survai analisis
Lapangan Penyimpula
n Rumusan Akhir
Komposisi arsitektural Massa Ruang
Simbolisasi Lingkungan Kultural-Visual
Perilaku,
Manusia Lingkungan
INDIKASI EKSPRESI
KEESTETIKAAN LINGKUNGAN
ELEMEN-ELEMEN Fisik Spasial
Lingkungan Perkotaan
Parameter
BAB III. METODE PENELITIAN
Kerangka Proses Penelitian
Proses penelitian ini secara prosedural dilakukan sebagaimana kerangka di bawah ini.
Skema III-1 Proses Prosedural Penelitian
Berdasar pada kerangka analisis tersebut, penetapan metoda analisis menjadi bagian penting yang dapat menentukan rumusan akhir penelitian yang terkait
dengan topik indikasi keestetikaan lingkungan. Oleh karena penelitian ini diarahkan sebagai suatu observasi visual analitis atas kondisi yang sudah eksis,
maka metoda analisisnya didefinisikan sebagai model evaluasi keestetikaan lingkungan.
MODEL EVALUASI KEESTETIKAAN Lingkungan binaan Evaluasi keestetikaan lingkungan-binaan
urban environment
secara empiris sehari-hari dapat diartikan sebagai suatu tindakan apresiasi visual, atau
penilaian visual-spontan terkait dengan rasa kenyamanan dan kesukaan, baik melalui perilaku individual maupun kolektif. Teori estetika untuk obyek
perkotaan sangat perlu diberi muatan pendekatan obyek dengan segala lingkup perkara yang membentuk suatu kawasan lingkungan fisik terbangun.
Berdasar pada matriks Materi Estetika Perkotaan, diperoleh relasi teoritik yang diarahkan untuk memahami apresiasi keestetikaan lingkungan sbb :
Skema III-2 Relasi Teoretik pemahaman apresiasi Estetika
Lap Final Penelitian Nov2013 – LPPM UNPAR
80
Tahapan Analisis
Secara teoritik langkah-langkah analisis dilakukan dengan tahapan sebagaimana diagram di bawah ini :
Skema III-3 Langkah Analisis apresiasi Estetika
Pada tahap awal, berdasar analisis literatur utama yang terkait dengan topik keestetikaan lingkungan, khususnya latar historis terbentuknya Daerah
Istimewa Yogyakarta di sekitar pertengahan abad XVIII, serta fenomena perkembangan lingkungan fisik-spasial berbasis norma kultural awal. Seiring
dengan itu dilakukan analisis tahap kedua berupa observasi analitis atas fakta- fakta yang ada, maupun abstraknormatif di lapangan. Kedua simpulan awal
tersebut dianalisis lebih tajam secara grafis dan tekstual di studio arsitektur- kota untuk memperoleh simpulan akhir berupa indikasi-indikasi keestetikaan
yang potensial.
Analisis Literatur.
Deskripsi faktor analisis Utama, Pendukung Pelengkap. Faktor Utama
: Tata BangunanGedung Ruang Faktor Pendukung : Tata Elemen-Lansekap perkotaan
Faktor Pelengkap : Tata Elemen Temporal dan aktivitas
Fakta empirik potensial Panorama Serial
: Segmentasi Tipologis Rupa Ruang Karakteristik Tempat : Keunikan tatanan Tipe Rupa Ruang
Analisis Lapangan Area Penelitian.
Segmentasi Obyek Kawasan. Berbasis simpul-simpul ruang strategis visual
Fakta eksisting potensial. Seleksi tata-elemen dan pemanfaatan ruang
Fenomena perwujudan dan sifat ruang publik perkotaan. Klasifikasi tipologis rupa ruang dan pemanfaatannya
Dialektika tatanan visual Keragaman dan keunikan tata-elemen dan Rupa Ruang
Analisis Awal Literatur
Deskripsi faktor analisis Utama, Pendukung
Pelengkap. Fakta empirik potensial
Analisis Lapangan
Segmentasi Obyek Kawasan. Fakta eksisting potensial
Fenomena perwujudan dan sifat ruang publik perkotaan
Dialektika tatanan visual
Analisis GRAFIS dan Tekstual
Relasi spasial elemen ruang kota.
Relasi Visual-Spasial dan Aktivitas
Fenomena keharmonisan ruang publik perkotaan
Dialektika keestetikaan visual
indikator potensial keestetikaan lingkungan
Lap Final Penelitian Nov2013 – LPPM UNPAR
81
Analisis Grafis dan TekstualNaratif.
Relasi spasial elemen ruang kota. Ilustrasi proporsi ruang publik
DH Relasi Visual-Spasial dan Aktivitas.
Ilustrasi ketertutupan dan keterbukaan Ilustrasi kepadatan aktivitas
Fenomena keharmonisan ruang publik perkotaan. Ilustrasi irama visual panorama ruang
Dialektika keestetikaan visual. Ilustrasi naratif komprehensif per-tempat tertentu
Model Formulasi Empirik
Skema III-4 Formulasi pragmatika Kasuistik Ruang Perkotaan Cullen, 1961
Lap Final Penelitian Nov2013 – LPPM UNPAR
82
Hasil Akhir Analisis
1. Sejumlah indikator baik bersifat fisik-spasial maupun non-fisik
fungsional yang diklasifikasikan secara sistematik, dan secara langsung memiliki dampak positif maupun negatif pada tatanan ruang arsitektural di
kedua koridor ruang publik perkotaan tersebut.
2. Formulasi indikator spesifik terkait dengan kekhususan identitas dan
dinamika masing-masing lokasi penelitian. Proses penyimpulan kedua hasil analisis tersebut dirumuskan secara kuantitatif
dan kualitatif.
Lap Final Penelitian Nov2013 – LPPM UNPAR
83
Gbr IV-1 Perkembangan Fisik Spasial sepanjang
Selokan Mataram di Kecamatan Depok, Yk.
BAB IV IDENTIFIKSI AREA PENELITIAN IV.1. Kabupaten Sleman, Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok.