MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN TARI HALIBAMBANG DI KELAS XI IPS 1 SMA AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG
MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM PEMBELAJARAN TARI
HALIBAMBANG DI KELAS XI IPS 1 SMA AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG
Oleh :
ANNISA CHAIRIYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(2)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
PERNYATAAN SKRIPSI ... vi
RIWAYAT HIDUP ... vii
MOTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
SANWACANA ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR DIAGRAM ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.5 Ruang Lingkup ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1 Pembelajaran ... 11
2.1.1 Teori Belajar ... 11
2.1.2 Aktivitas Belajar ... 13
2.1.3 Pengertian Pembelajaran ... 14
2.1.4 Ciri-Ciri Pembelajaran ... 15
2.1.5 Tujuan Pembelajaran ... 16
2.2 Model Pembelajaran ... 17
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran ... 17
2.2.2 Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) .... 18
(3)
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
3.1 Desain Penelitian ... 35
3.2 Sumber Data ... 36
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 37
3.3.1 Observasi ... 37
3.3.2 Wawancara ... 38
3.3.3 Dokumentasi ... 39
3.3.4 Tes Praktik ... 40
3.3.5 Nontes ... 44
3.4 Instrumen Penelitian ... 50
3.5 Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
4.1 Lingkungan Tempat Penelitian ... 54
4.1.1 Identitas Sekolah ... 54
4.1.2 Data Sekolah ... 56
4.2 Temuan Penelitian ... 58
4.2.1 Temuan Tentang Proses ... 58
4.2.2 Temuan Pertemuan Pertama ... 59
4.2.3 Temuan Pertemuan Kedua ... 86
4.2.4 Temuan Pertemuan Ketiga ... 109
4.2.5 Temuan Pertemuan Keempat ... 128
4.2.6 Temuan Pertemuan Kelima ... 141
4.3 Pembahasan ... 153
4.3.1 Pengamatan Hasil Kegiatan Belajar Mengajar ... 154
4.3.2 Capaian ... 156
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 163
5.1 Kesimpulan ... 163
5.2 Saran ... 165
DAFTAR PUSTAKA ... 166
(4)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 tahun 2003).
Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): “Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3”, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 tahun 2003).
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan rumusan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak dapat dilakukan dengan waktu yang singkat, tetapi dibutuhkan berbagai macam usaha perubahan dan perbaikan. Berhasil atau tidak suatu pencapaian dari tujuan pendidikan ini
(5)
yang terpenting adalah dari setiap individu itu sendiri dan dari pendidikan sekolah serta dari proses pembelajarannya.
UU Sikdiknas No. 20 tahun 2003 bab 1 Pasal 1 Ayat 20 didefinisikan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Khanifatul, 2013: 14).
Berdasarkan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah satu rangkaian tindakan proses belajar yang telah dirancang dan disusun alur proses belajarnya serta dilakukan oleh pengajar, pendidik atau guru dan diberikan kepada siswa. Pengoptimalan pembelajaran ini dibutuhkan interaksi dan kerjasama antara siswa dan guru terutama peranannya dalam pembelajaran. Tugas guru dalam pembelajaran berada pada posisi yang sangat diperlukan karena guru harus bisa mengajarkan kepada siswa apa itu belajar, bagaimana cara belajar, mendidik kepribadian, mengembangkan keterampilan dan kreativitas serta memberikan dan menanamkan motivasi dalam diri siswa agar dapat menjadi dorongan pada diri setiap siswa untuk secara terus menerus belajar.
Untuk mencapai tugas guru dalam pembelajaran diperlukan beberapa persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran. Guru harus mempersiapkan perencanaan
(6)
proses pembelajaran yang sesuai dengan tugas, tujuan, dan kebutuhan semua pihak yang ada dalam pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran ini salah satunya adalah rencana pelaksanaan pembelajaran. Setiap guru pada satuan pendidikan wajib menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan lengkap agar pembelajaran berlangsung menyenangkan, memotivasi dan menciptakan ruang yang cukup untuk mengembangkan kreativitas, kemandirian serta minat dan bakat siswa. Salah satu komponen dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang perlu diperhatikan seorang guru, yakni tentang pemilihan model pembelajaran yang merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran agar mencapai pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980: 1 dalam rusman, 2013: 133).
Pemilihan model pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan maka dipilih salah satu model pembelajaran yakni model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI). Pemilihan model ini karena model pembelajaran TAI
termasuk dalam salah satu dari macam-macam model cooperative learning. Model cooperative learning merupakan model yang sering digunakan dan menjadi perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Slavin (1995) menyatakan bahwa penggunaan model cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat menigkatkan hubungan sosial,
(7)
menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain (Rusman, 2013: 205).
Model pembelajaran TAI adalah bantuan individual dalam kelompok (Bidak) dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa (Driver dalam Ngalimun, 2013: 168). Model pembelajaran TAI ini menuntut kepada siswa agar lebih bertanggung jawab dengan setiap individu dan siswa juga harus mampu membangun pengetahuannya sendiri serta siswa tidak hanya menerima hasil akhir pembelajaran yang diberikan oleh guru. Penerapan model pembelajaran TAI dalam pembelajaran diharapkan bisa membuat siswa berpikir lebih kreatif mengenai pengembangan cara atau usaha dalam pembelajaran di sekolah dan mengajarkan kepada siswa tentang bertanggung jawab, disiplin dan percaya diri terhadap diri sendiri dan lingkungan.
Pada penelitian pendahuluan sebelumnya, diperoleh data bahwa guru sudah pernah menggunakan model think pair share (TPS). Model TPS ini hampir sama dengan model TAI hanya terdapat erbedaan pada pembagian sistem kerja. Jika pada model TPS pembagian sistem kerja dibagi secara berpasangan sedangkan pada model TAI sistem kerja dibagi secara kelompok yang terdiri dari 4-6 orng siswa perkelompok. Keinginan guru mengajarkan tari yang berbeda pada pembelajaran sebelumnya maka membuat guru memilih untuk mengganti model pembelajarannya dalam mata pelajaran seni budaya, yakni dari model TPS menjadi model TAI.
(8)
Di sekolah siswa dihadapkan dengan berbagai mata pelajaran yang diajarkan oleh berbagai guru. Salah satu mata pelajaran yang mampu mengembangkan kreativitas siswa adalah mata pelajaran seni budaya. Mata pelajaran seni budaya ini terbagi menjadi 4 sub bab, yakni seni musik, seni rupa, seni tari dan seni teater. Mata pelajaran seni budaya yang akan diberikan di sekolah dalam penelitian ini adalah seni tari.
Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna. Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi 2007: 13). Pada dasarnya seni tari merupakan ungkapan dan ekspresi gerak serta dilakukan oleh tubuh yang menjadi kebiasaan dalam kegiatan bergerak dalam kehidupan sehari-hari dan dituangkan dalam bentuk estetika yang lebih diperbaiki secara simbolik, tempo, dan ritme serta diselaraskan dengan estetika iringan musik.
Tari halibambang memiliki dua pengertian, yaitu hali diartikan seperti dan bagaikan sedangkan halibambang adalah kupu-kupu. Tari halibambang dapat diartikan sebagai tarian yang menggambarkan kupu-kupu yang sedang beterbangan dengan mengibas-ngibaskan sayapnya di alam yang bebas dan berayun-ayun di bunga. Tarian ini terdapat di Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat dan tumbuh berkembang di daerah tersebut. Makna yang terkandung dalam tari halibambang adalah sifat keagungan dan keindahan serta
(9)
kesopanan gadis atau putri dalam menyapa para tamu. Makna kesopanan gadis ini menjadi salah satu alasan dalam memilih tari ini untuk diteliti di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung kelas XI IPS 1 yang semua siswanya adalah perempuan. Selain itu tari halibambang juga masih kurang dikenal terutama di dalam lingkungan SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung sehingga menjadi motivasi dalam penelitian agar dapat sekaligus memperkenalkan tari ini.
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang beralamat di Jln. M. Nur I Sepang Jaya Way Halim Bandar Lampung merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di ProvinsiLampung, Indonesia. Dipilihnya SMA AL-AZHAR 3 Bandar Lampung karena sekolah ini mempunyai visi dan misi yang menjadi panduan dalam melaksanakan pembelajaran. Visi SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, yakni mewujudkan sekolah islami yang berkualitas dan terpercaya. Salah satu misi untuk mewujudkan misi tersebut adalah menciptakan nuansa pembelajaran yang islami, efektif, kreatif dan menyenangkan. Usaha mewujudkan misi tersebut maka warga SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung menjaga dan menumbuh kembangkan nilai-nilai positif, seperti kerja sama, tanggung jawab, disiplin, peduli, aktif, kreatif dan inovatif. Salah satu misi inilah yang membuat daya tarik untuk mengamati penerapan model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar
3 Bandar Lampung.
Penelitian mengenai pembelajaran dengan materi tari halibambang sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti di antaranya Arum Puspita Sari
(10)
dengan judul pembelajaran tari halibambang dengan metode latihan di SMP N 8 Bandar Lampung dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang dengan menggunakan metode latihan di SMP N 8 Bandar Lampung. Sumarmi dengan judul “Pembelajaran Tari Halibambang Menggunakan Metode Pemodelan Pada Siswa SMP N 25 Bandar Lampung” dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang menggunakan metode pemodelan pada siswa SMP N 25 Bandar Lampung. Meita Widya Hapsari dengan judul “Pembelajaran Gerak Tari Halibambang Melalui Metode Demonstrasi Di SMA N 1 Seputih Agung Tahun Pelajaran 2012/2013” dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran gerak tari halibambang melalui metode demonstrasi di SMA N 1 Seputih Agung tahun pelajaran 2012/2013.
Fairus dengan judul “Motivasi Dan Kemampuan Belajar Tari Halibambang Pada Siswa SMP N 4 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran” dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan hasil pembelajaran motivasi dan kemampuan belajar tari halibambang pada siswa SMP N 4 Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Ade Herliyanti dengan judul “Pembelajaran Tari Halibambang Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Di SMP N 10 Bandar Lampung” dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang pada mata pelajaran seni budaya di SMP N 10 Bandar Lampung. Kajian pada penelitian terdahulu untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan beberapa metode dan model yang dipilih baik pada pembelajaran intrakulikuler maupun ekstrakulikuler.
(11)
Refrensi mengenai penelitian pembelajaran dengan materi tari halibambang dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian ini ingin mengkaji lebih dalam mengenai model pembelajaran Team Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dengan tujuan penelitian mendeskripsikan hasil penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil dan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
2. Mendeskripsikan hasil pembelajaran tari halibambang dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
(12)
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut.
1. Diharapkan hasil penelitian ini mampu memperjelas mengenai penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.
2. Diharapkan hasil penelitian ini mampu menumbuhkan percaya diri dan keaktifaan siswa dalam pembelajaran
3. Diharapkan hasil penelitian ini membantu guru dan semua pihak di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung untuk mengetahui keterampilan setiap siswa terhadap pembelajaran tari halibambang
4. Diharapkan penelitian ini mampu menambah pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai penerapan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung 2. Subjek Penelitian
(13)
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 30 siswa dan semuanya perempuan di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jln. M. Nur I Sepang Jaya Way Halim, Bandar Lampung 4. Waktu Penelitian
(14)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran
Pembelajaran berhubungan erat dengan belajar dan mengajar. Kegiatan pembelajaran dan belajar sama-sama memiliki input maupun output yang dimaksud dengan proses dari tidak tahu menjadi tahu. Pembelajaran dan belajar juga tidak terlepas dari proses mengajar. Ketika pembelajaran dilaksanakan maka kegiatan proses belajar dan mengajar pun selalu ada sehingga proses belajar, mengajar, dan pembelajaran selalu besama.
2.1.1 Teori Belajar
Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa
“belajar adalah perubahan perilaku sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan atau beberapa tindakan yang dapat
diamati”.
Menurut Gagne belajar didefinisikan sebagai proses suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman (Siregar dan Hartini, 2014: 4). Slameto
(15)
(2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Abdillah (2002) dalam Aunurrahman (2010 :35) menyimpulkan
bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam
perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan
tertentu”.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Setiap individu dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
Teori yang digunakan dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan teori belajar kognitivistik dengan model pembelajaran Team Asissted Individualization (TAI) di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Teori kognitivistik ini lebih menekankan proses belajar daripada hasil belajar. Pada teori ini belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakukan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari
(16)
informasi, memecahkan masalah, mencermti lingkungan, dan memraktikan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan (Siregar dan Hartini, 2014: 31).
2.1.2 Aktivitas Belajar
Belajar bukanlah berproses dalam kehampaan dan tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas serta tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi saat aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, mencatat memandang, membaca, mengingat, berfikir, atau praktek (Djamarah, 2008: 38). Aktivitas istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan bergerak, eksplorasi, dan berbagai repson lainnya terhadap rangsangan sekitar (Syah, 2000: 89). Aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar mulai ketika seseorang melakukan aktivitas sendiri maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar (Annurahman, 2010: 33).
Aktivitas belajar adalah kegiatan peserta didik dalam proses belajar mulai dari kegiatan fisik sampai psikis. Aktivitas belajar dapat dilakukan dimana saja di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Sekolah merupakan tempat yang dominan untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa. Dierdrich sebagaimana dikutip Sardiman (2011: 101) membuat daftar berisi beberapa macam kegiatan siswa, yaitu
(17)
a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya; membaca, memperhati-kan, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
b. Oral activities, seperti; menyatakan, bertanya, memberi sesuatu, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.
c. Listening activities, misalnya; mendengarkan, uraian, percakapan, musik dan
pidato.
d. Writing activities, seperti; menulis cerita, karangan, laporan, angket dan
menyalin.
e. Drawing activities, misalnya; menggambar, membuat grafik, peta dan diagram.
f. Motor activities, misalnya; melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
persepsi, bermain, berkebun, dan beternak.
g. Mental activities, seperti; menganggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat dukungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities, misalnya; menaruh minat, merasa bosan, berani, tenang,
gugup.
Berdasarkan beberapa macam kegiatan siswa yang dikutip dari Sudirman (2011: 101) maka dalam penerapan model pembelajaran TAI dalam pembelajaran tari Halibambang di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung akan digunakan 3 kegiatan siswa, yakni visual activities, oral activities, dan motor activities.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU Sisdiknas No.20 tahun 2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20
(18)
dalam Khanifarul, 2013: 14). Sementara menurut Gagne, instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Khanifarul, 2013: 14).
Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel, 1991 dalam Eveline & Hartini, 2011 : 12). Kesimpulan pengertian pembelajaran dari teori di atas adalah satu rangkaian tindakan proses belajar yang telah dirancang dan disusun alur proses belajarnya serta dilakukan oleh pengajar, pendidik atau guru dan diberikan kepada siswa.
2.1.4 Ciri-Ciri Pembelajaran
Ada tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran yaitu sebagai berikut.
1. Rencana ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
2. Kesalingtergantungan (interdepence), antara unsur “sistem pembelajaran yang
serasi dalam suatu keseluruhan”. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing
(19)
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Seperti sistem transportasi, sistem komunikasi, dan sistem pemerintahan semuanya memiliki tujuan (Oemar Hamalik, 2007: 66)
Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.
2.1.5 Tujuan Pembelajaran
Menurut Robert F. Mager (1962) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu baik bagi guru maupun siswa.
(20)
Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu
1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri
2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar
3. Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran
4. Memudahkan guru mengadakan penilaian
2.2 Model Pembelajaran
Salah satu komponen dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang perlu diperhatikan seorang guru, yakni tentang pemilihan model pembelajaran yang merupakan salah satu bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran agar mencapai pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce & Weil, 1980: 1 dalam rusman, 2013: 133).
(21)
2.2.2 Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
2.2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) adalah bantuan individual dalam kelompok dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa (Driver dalam Ngalimun, 2012: 168). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Model ini menerapkan bimbingan antarteman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah.
Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) ini juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki 8 (delapan) komponen, yaitu
1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai
6 siswa.
2. Placement test, yakni pemberian pre-test kepada siswa atau melihat
rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa dalam bidang tertentu.
(22)
3. Student Creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
4. Team Study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh
kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.
5. Team Scores and Team Recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil
kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
6. Teaching Group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok.
7. Facts Test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa.
8. Whole Class Units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir
waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah (Slavin 1984 dalam Huda, 2014: 200).
Ciri-ciri model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI):
1. Belajar bersama dengan teman
2. Selama proses belajar terjadi tatap muka antarteman
3. Saling mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok 4. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
(23)
6. Siswa aktif (Stahl, 1994). Paling utama adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru
Berdasarkan 8 komponen model pembelajaran TAI terdapat 3 komponen yang secara aktif dilakukan oleh siswa, yakni pada komponen teams, student creative, dan team study sedangkan pada 5 komponen lain merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu dalam penerapan model pembelajaran TAI dalam pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung akan digunakan 3 komponen, yakni teams, student creative, dan team study.
2.2.2.2Langkah-Langkah Implementasi Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran TAI yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan Pendahuluan
a.Memeriksa kesiapan siswa b.Melakukan kegiatan apersepsi 2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari
2) Memberitahukan kepada siswa mengenai materi bahan ajar yang akan diselesaikan secara kelompok
(24)
b. Elaborasi
1) Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 4-6 siswa perkelompok
2) Memberi tugas kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan
c. Konfirmasi
1) Memantau siswa dalam melaksanakan tugas kelompok
2) Memberikan bantuan secara individual atau kelompok bagi yang memerlukan
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan penilaian kepada setiap kelompok atas hasil kerja mereka b. Memberikan evaluasi dan refleksi
2.2.2.3 Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)
Model pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI).
a. Kelebihan Model Pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) 1. Meningkatkan hasil belajar,
2. Meningkatkan motivasi belajar,
(25)
4. Program ini bisa membantu siswa yang lemah/ siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi belajar,
5. Model pembelajaran Team Assisted Individualization membantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
6. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization siswa mendapatkan penghargaan atas usaha mereka,
7. Melatih siswa untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.
b. Kelemahan Model Pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) 1. Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI.
2. Apabila model pembelajaran ini merupakan model pembelajan yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar siswa lain.
2.3 Tari
Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna. Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan-gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi 2007: 13). Pada dasarnya seni tari merupakan ungkapan dan ekspresi gerak yang dilakukan oleh tubuh serta menjadi kebiasaan dalam kegiatan bergerak dalam kehidupan sehari-hari dan dituangkan
(26)
dalam bentuk estetika yang lebih diperbaiki secara simbolik, tempo, dan ritme serta diselaraskan dengan estetika iringan musik.
2.4 Tari Halibambang
2.4.1 Sejarah Tari Halibambang
Tari halibambang memiliki dua pengertian, yaitu hali diartikan seperti dan bagaikan sedangkan halibambang adalah kupu-kupu. Tari halibambang dapat diartikan sebagai tarian yang menggambarkan kupu-kupu yang sedang beterbangan dengan mengibas-ngibaskan sayapnya di alam yang bebas dan berayun-ayun di bunga. Makna yang terkandung dalam tari halibambang adalah sifat keagungan dan keindahan serta kesopanan gadis atau putri dalam menyapa para tamu. Tarian ini terdapat di Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat dan tumbuh berkembang di daerah tersebut (Mustika, 2013: 62).
2.4.2 Unsur dan Bentuk Tari Halibambang
a. Penari
Jumlah penari dalam tari halibambang ini ditarikan oleh oleh 6 (enam) orang penari wanita. Tari halibambang hanya ditarikan oleh penari wanita tidak ada penari laki-laki.
(27)
b. Busana dan Aksesoris Tari Halibambang
1. Kumbang Gijekh (Kumbang Goyang) sebagai lambang keanggunan dan keindahan.
2. Sanggul (keindahan).
3. Tali Galah(tali leher) yang diberi kumbang tabokh (keindahan). 4. Kipas (properti)lambang sayap kupu-kupu.
5. Gelang Kana (kemakmuran).
6. Gajah Minung atau kalung selembok (kemakmuran) 7. Busung /ikat pinggang (kemakmuran).
8. Kawai/baju beludru (kesucian). 9. Injang bumpe
c. Musik Iringan Tari Halibambang
1. Musik pengiring tari halibambang menggunakan talo balak, nada yang dihasilkan dari bunyi tabuhan Talo balak ini dapat disimpulkan pada kunci nada = G ( Sedikit Sumbang ),
2. Gong besar berbunyi nada = 1( do ) 3. Gong Kecil berbunyi nada = 2/ ( ri ) 4. Talo Balak
5. Gendang
d. Gerak Tari
Secara umum gerakan tari halibambang yang sudah mengalami kreasi dari bentuk awalnya yakni sebagai berikut.
(28)
Tabel 2.1
Ragam Gerak Tari Halibambang No. Nama
Gerak Foto Deskripsi
1 Lapah
Tebeng
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping, serta ekspresi muka tersenyum. Langkahkan kaki kanan ke depan. Hitungan 5 sampai 8, badan tegak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping, serta ekspresi muka tersenyum. Langkahkan kaki kiri ke depan.
(29)
2 Lapah Injing
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak dan kaki jinjit, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping.
Hitungan 5 sampai 8, badan tegak dan kaki perlahan
menapak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping.
3 Gubu
Gaghang
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak dan mendak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping,
kemudian tangan proses menjadi lurus ke depan dada.
(30)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
kanan ke depan Hitungan 5 sampai 8, badan tegak dan mendak, posisi tangan dari hitungan 1 sampai 4, kemudian tangan proses menjadi lurus serong bawah samping kanan dan kiri dengan jari-jari lurus ke
belakang.
Langkahkan kaki kiri ke depan.
4 Giser
1 ` 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak, tangan kanan ditekuk di depan dada dan tangan kiri lurus ke samping kiri dengan jari-jari setiap satu hitungan diayun dari bawah ke atas, serta kaki giser ke kanan dan kelapa tengok ke kiri.
Hitungan 5 sampai 8, badan tegak, tangan kiri ditekuk di depan dada dan tangan kanan lurus ke samping kanan dengan jari-jari setiap satu hitungan diayun dari bawah ke atas, serta kaki giser ke kiri dan
(31)
kepala tengok kanan.
5 Sesayak
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak dan mendak, tangan proses dari bawah ke atas menjadi tangan kanan ditekuk di depan dada dan tangan kiri lurus ke samping kiri. Langkahkan kaki kiri kesamping kiri dan kemudian kaki kanan di samping kaki kiri secara bergantian, serta posisi badan proses berubah menghadap ke samping kiri.
Hitungan 5 sampai 8, jari-jari tangan diayun ke bawah dan atas, serta posisi badan proses kembali ke arah hadap depan.
(32)
6 Timbangan
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak dan mendak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping. Kaki sedikit demi sedikit turun.
Hitungan 5 sampai 8 perlahan posisi badan turun menjadi setengah berdiri.
7 Jong
Sembah
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak dan posisi perlahan
meduduk, kedua kaki di tekuk depan dada dengan kaki kiri di depan kaki kanan, kedua tangan perlahan didekatkan.
(33)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 5 sampai 8, badan tegak dan posisi duduk, kedua kaki di tekuk depan dada dengan kaki kiri di depan kaki kanan, kedua tangan
dipertemukan di depan lutut kaki. Badan dan tangan perlahan maju kedepan
8 Jong
Simpuh
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4 kedua pergelangan tangan dan jari-jari diayunkan dari bawah ke atas dan perlahan kedua tangan kesamping.
Hitungan 5 sampai 8 kedua pergelangan tangan dan jari-jari diayunkan dari bawah ke atas dan perlahan kedua tangan kesamping, serta posisi badan kembali tegak di belakang.
(34)
9 Ngelap
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4 posisi badan tegak dan jongkok dengan paha lurus ke depan dan kaki dijinjit. Tangan kanan lurus kedepan dan tangan kiri lurus ke samping kiri. Jari-jari tangan menghadap ke atas, dan setiap hitungan, jari-jari tangan
digerakkan ke kanan dan ke kiri arah hadap badan berubah menjadi hadap kiri
Hitungan 5 sampai 8, arah hadap badan kembali menjadi hadap depan
10 Tolak
Tebing
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1,2 badan tegak dan mendak, tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri lurus ke samping. Kaki kiri
diluruskan ke depan kaki kanan. 3,4 badan tegak dan mendak, tangan kiri lurus ke depan, tangan kanan lurus ke
(35)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
samping. Kaki kanan diluruskan ke depan kaki kiri.
Hitungan 5, 6 badan tegak & mendak, tangan kanan lurus ke depan, tangan kiri lurus ke samping. Kaki kiri
diluruskan ke depan kaki kanan. 7, 8 badan tegak dan mendak, tangan kiri lurus ke depan, tangan kanan lurus ke samping. Kaki kanan diluruskan ke depan kaki kiri.
11 Melayang
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak, tangan kanan serong samping kanan bawah, tangan kiri serong samping kiri atas, kaki seperti jalan di tempat.
(36)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 5 sampai 8, badan tegak, tangan kiri serong samping kiri bawah, tangan kanan serong samping kanan atas, kaki seperti jalan di tempat. Ekspresi tersenyum.
12 Injak Lado
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Badan tegak dan mendak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping dan pergelangan jari-jari tangan diayun dari bawah ke atas. Hitungan 1, 2, jari-jari kaki kanan ditepuk ke lantai, kemudian tumit digeser ke samping jari-jari kaki kiri.
Hitungan 3,4, jari-jari kaki kanan ditepuk ke lantai, kemudian tumit digeser ke samping tumit kaki kiri
(37)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 5, 6, jari-jari kaki kanan ditepuk ke lantai, kemudian tumit digeser ke samping jari-jari kaki kiri.
Hitungan 7, 8, jari-jari kaki kanan ditepuk ke lantai, kemudian tumit digeser ke samping jari-jari kaki kiri
13 Salimpat
1 2 3 4 (Foto, Desy Mustika: 2015)
5 6 7 8 (Foto, Desy Mustika: 2015)
Hitungan 1 sampai 4, badan tegak dan mendak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping. Kaki kanan disilang ke samping kaki kiri dan berputar.
Hitungan 5 sampai 8, badan tegak dan mendak, kedua tangan serong bawah kanan dan kiri dengan jari-jari tangan terbuka ke samping.
Langkahkan kaki kanan ke depan.
(38)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (1990: 3) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristiwanya (Margono 2010: 36).
Sementara itu dalam Sugiono, 2010: 15, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci pengambilan sample sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowbaal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
(39)
Menurut Hidayat Syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2006:72).
Berdasarkan pengertian di atas, dalam penelitian ini akan digunakan desain penelitian deskripti kualitatif untuk mendeskripsikan tentang proses penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang mencakup aktivitas siswa dan guru serta hasil pembelajaran tersebut.
3.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 30 orang yang semuanya perempuan dan guru mata pelajaran seni budaya SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terlibat dalam penelitian mengenai model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari
(40)
halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung serta 13 ragam gerak tari haibambang yang akan dipraktikkan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. Pada penelitian ini ada lima teknik pengumpulan data, yakni observasi, wawancara, dokumentasi, tes praktik, dan nontes. Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut.
3.3.1 Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.
1. Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
(41)
2. Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
3. Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data observasi tidak terstruktur. Tujuan observasi dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data melalui pengamatan secara langsung aktivitas siswa dan guru dalam penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
3.3.2 Wawancara
Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama (Sutopo 2006: 72).
(42)
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relation ship) antara si pencari informasi (interviewer atau informan hunter) dengan sumber informasi (interviewer) (Sutopo 2006: 74). Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon (Sugiyono, 2006; Al-Azhar 38-140).
Penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Susunan pertanyaan dan kata-kata dalam wawancara dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ketika wawancara. Wawancara dilakukan terhadap pihak sekolah (kepala sekolah atau wakil), guru dan siswa. Wawancara dilakukan dengan pihak sekolah bertujuan untuk mengetahui suasana sekolah dan pembelajaran di tempat penelitian. Wawancara terhadap guru bertujuan untuk mengetahui cara aktivitas pembelajaran siswa pada saat sebelum adanya penelitian dan perkembangan aktivitas pembelajaran siswa dalam pembelajaran tari halibambang yang berlangsung selama penelitian ini. Wawancara terhadap siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mengenai model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.
3.3.3 Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2011: 329-330) dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
(43)
harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah pribadi kehidupan masa kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobografi. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto dan video serta peneliti akan memperkuat hasil penelitian akhir dengan dokumentasi tertulis melalui catatan harian serta hasil wawancara.
3.3.4 Tes Praktik
Tes praktik yaitu tes kemampuan hasil mengembangkan tari halibambang dari hasil penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang. Tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam belajar tari halibambang.
Tabel 3.1
Lembar Pengamatan Tes Praktik 1 (Proses)
No.
Ragam Gerak Tari Halibambang
Deskriptor Penilaian Skor Kriteria
1 2 3 4 5
Lapah Tebeng Lapah Injing Gubu Gaghang Giser
Sesayak
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 4 ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)
5 Baik Sekali
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 3 ketepatan gerak
(44)
No.
Ragam Gerak Tari Halibambang
Deskriptor Penilaian Skor Kriteria
6 7 8 9 10 11 12 13 Melayang Timbangan Jong Sembah Jong Simpuh Ngelap Tolak Tebing Injak Lado Salimpat
(hitungan, tangan, kaki, dan badan)
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 2 ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)
3 Cukup
Siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan 1 ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)
2 Kurang
Siswa tidak mampu
memperagakan ragam gerak tari halibambang sesuai dengan ketepatan gerak (hitungan, tangan, kaki, dan badan)
1 Gagal
Total Skor 12 x 5 65
Nilai tes praktik 1 gerak tari halibambang siswa dapat diukur menggunakan lembar pengamatan proses tes praktik 1 dengan 13 ragam gerak yang diakumulasikan dengan jumlah skor maksimal 65. Setelah skor diperoleh maka dapat dilakukan perhitungan nilai tes praktik 1 sebagai berikut.
Nilai Tes Praktik 1 = Perolehan Skor Siswa
Jumlah Skor Maksimal×Skor Ideal
Contoh siswa dengan kode AC memperoleh skor dari tes praktik, yaitu akumulasi dari 13
ragam gerak tari Halibambang adalah 60. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh
(45)
Nilai Tes Praktik 1= 60
65 x 100%=92
Tabel 3.2
Lembar Pengamatan Tes Praktik 2 (Evaluasi Akhir)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
1 Hafalan Urutan Gerak
Siswa mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang tanpa kesalahan
5 Baik Sekali
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 1-3 gerak
4 Baik
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 4-6 gerak
3 Cukup
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 7-9 gerak
2 Kurang
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari halibambang sebanyak 10-12 gerak
1 Gagal
2 Ketepatan gerak dan musik
Siswa mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik
5 Baik Sekali
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 1-3 ragam gerak
4 Baik
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 4-6 ragam gerak
(46)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria Siswa tidak mampu memperagakan
semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 7-9 ragam gerak
2 Kurang
Siswa tidak mampu memperagakan semua urutan gerak tari
halibambang sesuai dengan
hitungan gerak dan musik sebanyak 10-12 ragam gerak
1 Gagal
Total Skor Maksimum 10
Nilai tes praktik 2 tari halibambang siswa dapat diukur menggunakan lembar pengamatan tes praktik 2 dengan 13 ragam gerak yang diakumulasikan dengan jumlah skor maksimal 10. Setelah skor diperoleh maka dapat dilakukan perhitungan nilai tes praktik 2 siswa sebagai berikut.Jumlah Skor Maksimal
Nilai Tes Praktik 2 = Perolehan Skor Siswa
Jumlah Skor Maksimal×Skor Ideal
Contoh siswa dengan kode AC memperoleh skor dari tes praktik, yaitu akumulasi dari 13
ragam gerak tari halibambang adalah 9. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh
berdasarkan rumus perhitungan nilai tes praktik 2.
Nilai Tes Praktik 2= 9
10 x 100%=90
Perolehan tes praktik 1 dan tes praktik 2 siswa tersebut diukur dengan menggunakan penentuan patokan dengan persentase untuk skala lima sebagai berikut.
(47)
Tabel 3.3
Penentuan Patokan Persentase Untuk Skala Lima Interval Persentase
Tingkat Penguasaan Keterangan Skor
85%-100% Baik Sekali 5
75%-84% Baik 4
60%-74% Cukup 3
40%-59% Kurang 2
0%-39% Gagal 1
(Nurgiyanto, 2001: 399)
3.3.5 Nontes
Nontes yaitu pengumpulan data berupa pengamatan tentang aktivitas siswa dan guru dalam penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.
Tabel 3.4
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
1 Visual
Activities
Seluruh kelompok siswa
memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
5 Baik
Sekali
Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
4 Baik
Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 kelompok siswa yang memperhatikan
(48)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria guru pada saat guru menjelaskan dan
memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
2 Kurang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa yang memperhatikan guru pada saat guru menjelaskan dan memberikan instruksi pada awal pembelajaran tari halibambang
1 Gagal
2 Oral
Activities
Seluruh kelompok siswa melakukan
diskusi kelompok dalam
menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
5 Baik
Sekali
Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
4 Baik
Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
3 Cukup
Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
2 Kurang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang melakukan diskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas analisis ragam gerak tari halibambang
1 Gagal
3 Motor
Activities
Seluruh kelompok siswa
memperagakan ragam gerak tari
halibambang dengan masing-masing
kelompok
5 Baik
(49)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria Dari 6 kelompok siswa terdapat 5
kelompok siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang
4 Baik
Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 kelompok siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang
3 Cukup
Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 kelompok siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang
2 Kurang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa memperagakan ragam gerak tari halibambang
1 Gagal
Total Skor Maksimal 15
Setelah skor perhitungan aktivitas siswa diperoleh maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas belajar siswa yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas belajar siswa, yakni visual activities, oral activities, dan motor
activities dengan skor maksimal 15. Perhitungan nilai aktivitas belajar siswa
menggunakan perhitungan dengan persentase skala lima sehingga didapat rumus sebagai berikut.
Nilai Aktivitas Siswa= Perolehan Skor Siswa
Skor Maksimal x Skor Ideal
Lembar pengamatan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang seperti yang akan dijabarkan di bawah ini digunakan untuk mengetahui keefektifan penerapan model pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.
(50)
Tabel 3.5
Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria
1 Teams Seluruh kelompok siswa mau
menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
5 Baik Sekali
Dari 6 kelompok siswa terdapat 5 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
4 Baik
Dari 6 kelompok siswa terdapat 4 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
3 Cukup
Dari 6 kelompok siswa terdapat 3 siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
2 Kurang
Dari 6 kelompok siswa terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok siswa yang mau menerima dan menghargai siswa lain yang telah dikelompokkan dalam setiap kelompok yang dibagikan guru
1 Gagal
2 Student
Creative
Seluruh kelompok bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
5 Baik Sekali
Dari 6 kelompok terdapat 5 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
4 Baik
Dari 6 kelompok terdapat 4 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
(51)
No. Aspek Deskriptor Skor Kriteria Dari 6 kelompok terdapat 3
kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
2 Kurang
Dari 6 kelompok terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang mampu bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
1 Gagal
3 Team Study Seluruh kelompok mau bertanggung
jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
5 Baik Sekali
Dari 6 kelompok terdapat 5 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
4 Baik
Dari 6 kelompok terdapat 4 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
3 Cukup
Dari 6 kelompok terdapat 3 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
2 Kurang
Dari 6 kelompok terdapat 2 atau kurang dari 2 kelompok yang mau bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya
1 Gagal
Total Skor Maksimum 15
Berdasarkan lembar pengamatan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) dengan jumlah skor maksimal 40, perhitungan nilai aktivitas belajar siswa model pembelajaran TAI digunakan perhitungan dengan persentase skala lima sehingga didapat rumus sebagai berikut.
(52)
Nilai TAI=Perolehan Skor Siswa
Skor Maksimal x 100%
Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengetahui kegiatan guru di dalam kelas. Guru berperan aktif dalam penggunaan model Team Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang.
Tabel 3.6
Lembar Pengamatan Aktivitas Guru
No. Aspek yang Dinilai P1 P2 P3 P4 P5
I Kegiatan Pendahuluan
a. Memeriksa kesiapan siswa b. Melakukan kegiatan apersepsi II Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1. Menjelaskan kepada siswa mengenai materi yang akan dipelajari
2. Memberitahukan kepada siswa mengenai materi bahan ajar yang akan diselesaikan secara kelompok
b. Elaborasi
1. Membentuk kelompok kecil yang heterogen yang terdiri dari 4-6 siswa perkelompok
2. Memberi tugas kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan
c. Konfirmasi
1. Memantau siswa dalam
melaksanakan tugas kelompok
2. Memberikan bantuan secara individual atau kelompok bagi yang memerlukan
(53)
No. Aspek yang Dinilai P1 P2 P3 P4 P5 III Kegiatan Penutup
a. Memberikan penilaian kepada setiap kelompok atas hasil kerja mereka b. Memberikan evaluasi dan refleksi
Lembar pengamatan ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberi tanda chek list (√) sebagai penanda.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam instrumen penelitian digunakan beberapa panduan, yakni : 1. Panduan Observasi
Pengamatan(observasi) yakni mengamati secara langsung agar dapat dijelaskan secara lengkap dengan melakukan pencatatan tentang apa saja yang telah dilihat. Lembar pengamatan (observasi) digunakan pada saat pengamatan tentang hal yang dilihat dan diamati secara langsung.
2. Panduan Wawancara
Saat wawancara, alat yang digunakan berupa alat tulis dan media perekam audio ataupun visual (kamera, handphone, dan handycam). Catatan berisi hasil wawancara dari berbagai narasumber juga bisa memudahkan untuk perkembangan kegiatan penelitian.
(54)
3. Panduan Dokumentasi
Catatan secara tertulis ataupun praktik berupa foto, catatan, rekaman suara, ataupun video digunakan dalam pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.
4. Panduan Tes Praktik
Tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar tari
halibambang menggunakan model pembelajaran TAI. Pengamatan
menggunakan lembar pengamatan tes praktik yang sudah berisi tentang aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.
5. Panduan Nontes
Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan model pembelajaran TAI. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru berisi tentang aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Ardhana (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103) menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Jika dikaji pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua
(55)
lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Definisi tersebut dapat disintesiskan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Hal yang diperoleh dari hasil analisis data akan digunakan untuk mendeskripsikan mengenai penerapan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung. Langkah-langkah analisis data antara lain:
1. Mengamati penerapan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung
2. Mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran tari
halibambang menggunakan model pembelajaran Team Assisted
Individulization (TAI)
3. Menganalisis hasil tes tari halibambang menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan proses dan lembar pengamatan akhir tes praktik individu
4. Mengakumulasikan semua nilai hasil tes praktik siswa, kemudian diukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari halibambang menggunakan panduan enilaian skala lima
(56)
5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, memilih, dan merangkum data yang menjadi pokok untuk dianalisis
6. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, wawancara, dokumentasi, hasil tes praktik dan nontes (aktivitas guru dan siswa).
(57)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Teams Assisted
Individualization pada pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar 3
Bandar Lampung sebagai berikut.
1. Penerapan dari kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dilaksanakan dengan baik, termasuk dalam kriteria baik sekali. Pada panduan pelaksanaan model pembelajaran Team Assisted Individualization
(TAI) diawali dengan komponen Teams, siswa diharuskan menerima dan
menghargai siswa lain. Student Creative, siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Team Study, siswa bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya. Penerapan model pembelajaran Team
Assisted Individualization (TAI) terlihat pada aktivitas guru dan siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran tari halibambang. Guru memberikan stimulan kepada siswa untuk menerapkan 3 komponen yang ada pada panduan pelaksanaan model pembelajaran TAI sesuai dengan deskriptor
(58)
model pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada kegiatan belajar mengajar temuan pertemuan pertama sampai temuan pertemuan kelima semua langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik, guru melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran dan siswa mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
2. Hasil dari capaian penerapan model pembelajaran Teams Assisted
Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI
IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dilaksanakan dengan baik, termasuk dalam kriteria baik. Pada capaian dua tahap penilaian secara praktik, yakni analisis gerak yang diperagakan oleh siswa dan pengambilan nilai hasil analisis gerak. Tahap analisis gerak oleh siswa melalui lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru dengan jumlah ragam gerak dilakukan secara bertahap, yakni pertemuan pertama 4 ragam gerak, pertemuan kedua 5 ragam gerak, pertemuan ketiga 4 ragam gerak, dan pertemuan kelima perpaduan gerak dangan musik. Tahap pengambilan nilai dilakukan oleh guru dengan dua tingkatan, yakni pengambilan nilai hasil analisis setiap gerak (siswa melakukan gerak dengan hitungan) yang dilakukan pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan pengambilan nilai ragam gerak sesuai dengan iringan musik pada pertemuan kelima. Capaian penerapan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dapat dilaksanakan dengan baik sekali. Kriteria tersebut ditinjau dari pengamatan proses pembelajaran dengan model pembelajaran TAI dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima yang masing-masing pertemuan mendapatkan kriteria baik sekali nilai, yakni pertemuan pertama mendapatkan nilai 87,
(59)
pertemuan kedua dan ketiga mendapatkan nilai 93, pertemuan keempat dan kelima mendapatkan nilai 100. Dilihat dari capaian aktivitas siswa yang terdiri dari 3 aspek, yakni visual activities, oral activities, dan motor activities. Aspek penilaian aktivitas siswa ini mendapatkan rata-rata nilai 97 dengan kriteria baik sekali dan masing-masing aspek mendapatkan kriteria baik sekali dengan masing-masing nilai, yakni pertemuan pertama, kedua dan kelima mendapatkan nilai 100, dan pertemuan ketiga dan keempat mendapatkan nilai 93.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif, pembahasan dan kesimpulan, untuk kepentingan penelitian maka disarankan sebagai berikut.
1. Hendaknya pihak sekolah memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan kemampuan guru dalam mengajar melalui pelatihan-pelaihan dan workshop. 2. Pada pembelajaran seni budaya hendaknya siswa memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.
3. Demi kelancaran pembelajaran seni budaya sebaiknya ditingkatkan kembali fasilitas di dalam ruang aula sekolah, contohnya sound sistem & tempat LCD.
(60)
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sumandiyo Y. 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka
Book Publizer
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Lampung, Universitas. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mustika, Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
(61)
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, NS. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Syah, Hidayat. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verivikatif. Pekanbaru : Suska Pres.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
(1)
53
5. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, memilih, dan merangkum data yang menjadi pokok untuk dianalisis
6. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, wawancara, dokumentasi, hasil tes praktik dan nontes (aktivitas guru dan siswa).
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran Teams Assisted Individualization pada pembelajaran tari halibambang di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung sebagai berikut.
1. Penerapan dari kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dilaksanakan dengan baik, termasuk dalam kriteria baik sekali. Pada panduan pelaksanaan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) diawali dengan komponen Teams, siswa diharuskan menerima dan menghargai siswa lain. Student Creative, siswa bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok. Team Study, siswa bertanggung jawab terhadap setiap anggota kelompoknya. Penerapan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) terlihat pada aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran tari halibambang. Guru memberikan stimulan kepada siswa untuk menerapkan 3 komponen yang ada pada panduan pelaksanaan model pembelajaran TAI sesuai dengan deskriptor
(3)
164
model pembelajaran yang telah ditetapkan. Pada kegiatan belajar mengajar temuan pertemuan pertama sampai temuan pertemuan kelima semua langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik, guru melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran dan siswa mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
2. Hasil dari capaian penerapan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dalam pembelajaran tari halibambang di kelas XI IPS 1 SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dilaksanakan dengan baik, termasuk dalam kriteria baik. Pada capaian dua tahap penilaian secara praktik, yakni analisis gerak yang diperagakan oleh siswa dan pengambilan nilai hasil analisis gerak. Tahap analisis gerak oleh siswa melalui lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru dengan jumlah ragam gerak dilakukan secara bertahap, yakni pertemuan pertama 4 ragam gerak, pertemuan kedua 5 ragam gerak, pertemuan ketiga 4 ragam gerak, dan pertemuan kelima perpaduan gerak dangan musik. Tahap pengambilan nilai dilakukan oleh guru dengan dua tingkatan, yakni pengambilan nilai hasil analisis setiap gerak (siswa melakukan gerak dengan hitungan) yang dilakukan pada pertemuan pertama, kedua, ketiga dan pengambilan nilai ragam gerak sesuai dengan iringan musik pada pertemuan kelima. Capaian penerapan model pembelajaran Teams Assisted Individualization (TAI) dapat dilaksanakan dengan baik sekali. Kriteria tersebut ditinjau dari pengamatan proses pembelajaran dengan model pembelajaran TAI dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima yang masing-masing pertemuan mendapatkan kriteria baik sekali nilai, yakni pertemuan pertama mendapatkan nilai 87,
(4)
pertemuan kedua dan ketiga mendapatkan nilai 93, pertemuan keempat dan kelima mendapatkan nilai 100. Dilihat dari capaian aktivitas siswa yang terdiri dari 3 aspek, yakni visual activities, oral activities, dan motor activities. Aspek penilaian aktivitas siswa ini mendapatkan rata-rata nilai 97 dengan kriteria baik sekali dan masing-masing aspek mendapatkan kriteria baik sekali dengan masing-masing nilai, yakni pertemuan pertama, kedua dan kelima mendapatkan nilai 100, dan pertemuan ketiga dan keempat mendapatkan nilai 93.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif, pembahasan dan kesimpulan, untuk kepentingan penelitian maka disarankan sebagai berikut.
1. Hendaknya pihak sekolah memberikan perhatian lebih terhadap peningkatan kemampuan guru dalam mengajar melalui pelatihan-pelaihan dan workshop. 2. Pada pembelajaran seni budaya hendaknya siswa memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.
3. Demi kelancaran pembelajaran seni budaya sebaiknya ditingkatkan kembali fasilitas di dalam ruang aula sekolah, contohnya sound sistem & tempat LCD.
(5)
166
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sumandiyo Y. 2007. Kajian Tari Teks Dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka
Book Publizer
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Lampung, Universitas. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mustika, Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung: Anugrah Utama Raharja.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
(6)
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, NS. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sutopo, HB. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Suyitno, Amin. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Syah, Hidayat. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verivikatif. Pekanbaru : Suska Pres.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.