Kingdom Animalia
127
Hewan spons memiliki ukuran bervariasi, yaitu berkisar dari 1 cm hingga 2 m. Sebagian besar hewan ini hidup di laut. Menurut Campbell
1998: 594, dari 9.000 spesies hewan spons, hanya 100 spesies saja yang hidup di air tawar, sisanya hidup di perairan laut.
Pori-pori yang terdapat pada Porifera membentuk saluran air yang
bermuara di rongga tubuh spongocoel. Pada ujung rongga tubuh terdapat lubang besar yang disebut oskulum. Tubuh Porifera tersusun
oleh dua lapisan, lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar tersusun oleh sel-sel berbentuk pipih dan berdinding tebal yang disebut sel
pinakosit. Pada lapisan dalam spongocoel, dilapisi oleh sel yang berbentuk seperti lampu dan berflagel yang disebut sel koanosit..
Untuk pencernaan makanannya, Porifera menelan makanan secara fagositosis. Porifera merupakan hewan heterotrof. Makanan Porifera
biasanya berupa plankton yang masuk ke spongocoel. Adapun oksigen diserap oleh sel kollar atau sel koanosit. Untuk sisa makanan, dibuang
melalui oskulum. Ada yang menarik pada porifera ini, yaitu oksigen dan makanan yang digunakan oleh sel koanosit sebagian di transfer ke sel-
sel yang bergerak, yaitu sel amoebosit. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 7.4.
Kata Kunci
• Medusa
• Nematokist
• Oskulum
• Polip
• Porifera
• Sel amoebosit
• Sel Kollar
• Sel pinakosit
• Spongocoel
• Tentakel
Gambar 7.4
a Contoh hewan dari phylum Porifera Spongia dan
b struktur Spongia
a
Sumber: www.bio.miami
Oskulum
Spongocoel Koanosit
Amoebosit Epidermis
Spikula Flagela
Sel kollar Partikel makanan
Fagositosis partikel
makanan Sel amoebosit
b
2. Phylum Cnidaria Coelenterata
Anggota dari phylum ini adalah Hydra, ubur-ubur, anemon laut, dan
koral. Hewan dari phylum ini digolongkan kedalam hewan diploblastik dan bersimetri tubuh radial. Cnidaria memiliki jumlah sekitar 10.000
spesies yang sebagian besar hidup di perairan laut. Cnidaria dikenal juga sebagai hewan Coelenterata.
Spesies anggota phylum Cnidaria tubuhnya dikelilingi oleh lengan-
lengan halus yang disebut tentakel dan dalam tentakel ini terdapat nematokist. Nematokist mengandung racun yang berguna untuk
melumpuhkan mangsanya. Phylum Cnidaria memiliki ciri khas, yaitu sebagai organisme, yang
selama hidupnya mengalami dua bentuk kehidupan dimorfis. Bentuk hidup tersebut, yaitu polip dan medusa. Polip adalah bentuk hidup yang
menempel pada dasar perairan, sedangkan medusa adalah bentuk hidup yang bergerak melayang bebas di perairan.
Reproduksi pada Phylum Cnidaria dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Polip merupakan bentuk perkembangbiakan vegetatif dan
medusa adalah bentuk perkembangbiakan generatif yang menghasilkan sperma dan sel telur.
Sekilas Biologi
Ubur-ubur merupakan hewan yang memiliki sengatan cukup
berbahaya. Sengatannya mampu menimbulkan gejala gatal-gatal
disertai rasa panas, perasaan cemas, dan berpotensi meningkatkan
tekanan darah sampai batas yang membahayakan. Bahkan akhir dari
gejala tersebut dapat menyebabkan kematian.
Sumber: www.serambinews.com
Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X
128
Gambar 7.5
Anggota phylum Cnidaria, yaitu a Hydra sp. dan b Aurelia aurita.
c Siklus hidup phylum Cnidaria, yakni Obelia sp. yang memiliki dua
bentuk, yaitu polip dan medusa.
Sumber: www.biodidac.bio.uottawa
Polip muda Larva planula
Telur Tunas medusa
Polip dewasa Mulut
Tentakel Medusa
3. Phylum Ctenopora
Phylum Ctenopora dikenal juga dengan nama ubur-ubur sisir Comb
jellies. Phylum ini memiliki jumlah spesies sekitar 100 yang semua anggotanya hidup di laut. Phylum ini memiliki tubuh yang transparan
tembus cahayapandang dan diameternya rata-rata 10 cm. Umumnya, tubuh dari phylum ini berbentuk bola dan memiliki struktur menyerupai
pita yang dapat memanjang hingga satu meter.
Ctenopora memiliki tentakel yang dapat ditarik ke dalam tubuhnya. Tentakel ini berfungsi untuk menangkap makanan. Contoh spesies dari
phylum ini adalah
Beroe cucumis Gambar 7.6.
4. Phylum Platyhelminthes
Phylum Platyhelminthes merupakan salah satu anggota kingdom Animalia yang memiliki kurang lebih 20.000 spesies di dunia.
Platyhelminthes disebut juga cacing pipih platy berarti pipih dan helminthes
berarti cacing karena bentuk tubuhnya pipih dorsoventral. Anggota phylum Platyhelminthes memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari yang
mikroskopis sampai mencapai panjang 20 m, contohnya cacing pita. Simetri tubuh phylum tubuh ini adalah bilateral.
Platyhelminthes termasuk golongan hewan aselomata karena tidak memiliki rongga tubuh. Sistem pernapasan dilakukan secara difusi oleh
seluruh sel di permukaan tubuhnya. Adapun sistem pencernaannya sangat sederhana, yaitu terdiri atas mulut, faring, dan usus. Platyhelminthes ada
yang hidup bebas dan ada juga yang hidup parasit.
Reproduksi Platyhelminthes terjadi secara aseksual dan seksual. Phylum ini termasuk hewan yang hermafrodit, artinya dalam satu individu
terdapat organ seksual jantan dan organ seksual betina. Reproduksi secara aseksual terjadi secara fragmentasi dan secara seksual terjadi dengan
penyatuan sperma dan ovum.
Sumber: www.scilib.ucsd
Gambar 7.6
Contoh spesies dari phylum Ctenopora, adalah Beroe cucumis
a
b
Sperma
c
Medusa dewasa melepaskan
gamet