3
LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN
SOSIAL NOMOR
: P. 13 V-PTH2007 TANGGAL
: 27 Nopember 2007 I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan tanaman membutuhkan benih bermutu unggul. Mutu benih mengandung tiga aspek:
- Mutu genetik;
- Mutu fisik-fisiologi;
- Lingkungan Mutu genetik adalah suatu sifat yang dimiliki benih dari induknya. Pemeriksaan
visual lot benih tidak akan mengungkapkan mutu genetiknya, dua lot benih mungkin kelihatan sama, namun mungkin memiliki mutu genetik yang sangat berbeda. Untuk
memeriksa mutu genetik suatu lot benih, dibutuhkan pengujian lapangan, seperti uji sumber benih atau uji keturunan. Informasi mengenai sumber benih di mana benih
dikumpulkan, kriteria seleksi yang digunakan, dan jumlah pohon induk yang dikumpulkan dapat memberikan indikasi mutu genetik lot benih.
Petunjuk ini tidak menjelaskan bagaimana memeriksa mutu genetik benih, seperti bagaimana mendesain pengujian lapangan, dsb. Sangatlah penting untuk diketahui
bahwa mutu benih mempunyai 3 aspek yang telah disebutkan di atas, dan mutu benih tidak semata-mata menyangkut pengujian benih di laboratorium.
Pengujian benih adalah analisa mutu fisik-fisiologi lot benih. Pengujian benih meliputi beberapa tolok ukur seperti berat benih, kemurnian, perkecambahan dan
kadar air yang akan didefinisikan dan dijelaskan pada bab selanjutnya. Lingkungan dimaksud adalah lingkungan dimana apabila bibit akan ditanam harus
disesuaikan dengan lingkungan yang cocok dengan tanaman tersebut. Petunjuk ini tidak akan menjelaskan masalah lingkungan.
Pengujian benih dapat dilakukan pada tahapan yang berbeda dari penanganan benih, pemrosesan benih dan penyimpanan benih. Tolok ukur baku seperti berat
benih, kemurnian, dan perkecambahan sangatlah penting dalam perhitungan kebutuhan benih. Karena itu, tolok ukur tersebut sangat penting bagi pengguna
benih sebagai bahan pertimbangan sebelum memesan benih. Karena benih dijual berdasarkan beratnya, tolok ukur mutu benih juga merupakan tolok ukur ekonomi
yang penting. Kadar air terutama sangat penting pada saat sebelum dan selama penyimpanan benih.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu disusun suatu petunjuk tenis pengujian mutu benih tanaman hutan berdasarkan kebenaran sumber benih dan
mutu fisik – fisiologi benihnya.
B. Maksud dan Tujuan