Identifikasi faktor penentu pemilihan moda kereta api berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna : (studi kasus pengguna kereta api dari Stasiun Cicalengka ke Arah Padalarang)

RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama

: Andy Andrean

NIM

: 10609004

TTL

: Selatpanjang, 29 April 1991

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku Bangsa

: Melayu


Kota/Kab.

: Kabupaten Kepulauan Meranti

Warga Negara

: Indonesia

Agama

: Islam

Alamat Kost

: Jalan Giringsing No. 44 Sukaluyu, Bandung

Tlp

: 085316671409


Email

: skuterjunior@gmail.com

Pendidikan
SD

: SD Negeri 001 Selatpanjang

(1997 - 2003)

SMP

: SMP Negeri 1 Selatpanjang

(2003 - 2006)

SMU


: SMA Negeri 1 Selatpanjang

(2006 - 2009)

Perguruan Tinggi

: UNIKOM Bandung

(2009 - 2013)

(Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota)

Pengalaman Organisasi
1.

SMP N 1 Selatpanjang
Pramuka

2.


SMA N 1 Selatpanjang
Pramuka

3.

UNIKOM Bandung
HIMA Planologi UNIKOM

Pengalaman Seminar


Seminar “Eksplorasi Isu-Isu Perencanaan Pembangunan Terkait Aspek
Ekonomi dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (Studi Kasus:
Bandung metropolitan Area dan Jawa Barat)” Auditorium Miracle
UNIKOM, 11 Maret 2010.



Seminar “Pengembangan Infrastruktur Perkotaan Berbasis Pembiayaan
Non-Konvensional


(Potensi Sukuk Sebagai Sumber Pembiayaan)

Auditorium Miracle UNIKOM, 29 April 2010.
Pengalaman Lain


Tim Surveyor mengenai “RDTR Kota Purwakarta”, Konsultan Penataan
Ruang, Bandung, 2012.



Tim Surveyor mengenai “Kawasan Kumuh Cikarang-Bekasi”, Konsultan
Penataan Ruang, Bandung, 2012.



Tim Surveyor mengenai, “Peningkatan Pelayanan Kereta Api Kota
Bandung”, UNIKOM, Bandung, 2012.




Kerja Praktik di Bidang Fisik Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kepulauan Meranti

Data Orang Tua
Nama Bapak

: Helman

Nama Ibu

: Yuslita Maryana

Alamat

: Jalan Durian Gg. Mangga Gelora
RT 05/RW 010 Kelurahan Selatpanjang Kota,
Kecamatan Tebing Tinggi


Kabupaten/Kota

: Kabupaten Kepulauan Meranti

Tlp

: (0763) 31214

Hormat Saya,

Andy Andrean

IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU PEMILIHAN MODA KERETA API
BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI
DAN POLA PERGERAKAN PENGGUNA
(Studi Kasus Pengguna Kereta Api dari Stasiun Cicalengka ke Arah Padalarang)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Oleh :
Andy Andrean
1.06.09.004

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T, karena berkat
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Tugas
Akhir. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjunan Nabi Besar
Muhammad S.A.W, yang senantiasa menjadi ilham dalam tiap arah pekerjaan.
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Identifikasi Faktor Penentu
Pemilihan Moda Kereta Api Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Dan

Pola Pergerakan Penggunanya dengan studi kasus pengguna kereta api dari
stasiun Cicalengka menuju Padalarang” ini merupakan salah satu syarat
kelulusan Matakuliah Tugas Akhir, Program Studi Perencanaan Wilayah dan
Kota, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Penyusunan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan adanya usaha serta do’a
dari penulis maupun dari pihak-pihak lainnya. Untuk itu penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih dengan hati yang tulus kepada :
1. Ibunda tercinta (Yuslita Maryana) sumber mata air cinta dan kasih sayang
yang hangat dan murni.
2. Ayahanda Tercinta (Helman) yang telah mencurahkan segala kasih
sayang, perhatian dan dukungan lahir dan batin kepada penulis.
3. Abang dan Adikku (Fazlur Akbar dan Nanda Lusia Putri), tersayang yang
selalu memberikan dorongan, dukungan dan do’a selama ini;
4. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia;
5. Prof. Dr. Ir Denny Kurniadie, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer;
6. Ibu Rifiati Safariah. ST., MT selaku Ketua Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota, dan dosen pembimbing serta dosen penguji dalam
pelaksanaan sidang yang telah membimbing dan memberi masukan dan

dukungan sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan serta

ii

memberikan masukan dan arahan dalam memperbaiki laporan Tugas
Akhir ini;
7. Ibu Romeiza Syafriharti, Ir.,MT., selaku pembimbing yang telah
membimbing dan memberi masukan dan dukungan sehingga laporan
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan;
8. Bapak Tatang Suheri, ST.,MT., selaku dosen wali yang telah membimbing
dan memberi motivasi kepada penulis dari masuk hingga selesainya masa
perkuliahan;
9. Ibu Dr. Ir. Lia Warlina, M. Sc., selaku dosen penguji dalam pelaksanaan
sidang ujian yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam
memperbaiki laporan Tugas Akhir ini.
10. Almarhumah Ibu Dr. Ir. Endang Saraswati, M.Sc., beliau merupakan
sosok yang sangat berpengaruh dalam penyusunan tugas akhir ini. Berkat
dorongan dan semangat serta sumbangan pemikiran yang telah beliau
berikan kepada Penulis, akhirnya Penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini;

11. Sahabat Penulis angkatan 2009; Achmad Alfan Rifai (Alvan), Achmad
Syarief (arif), Arif Rahman (arif), Amboday Boli Boli (Ambo), Angga
Sastranegara (Angga), Bhuna Hunam (Yunus), Criys Tommy (Tommy),
Christian EE Dura (Tyan), Chandra Setiawan (Cancan), Deni Supriatna
(Denis), Ifan M Sofyan (Ifan), Jakomina Meiske Muabuay (Meiske),
Mifartz Fadiz (Mifar), Margarida MGL Soares (Marga), Ridho Agustian
(Edo), Rizal Purnama Nugraha (Rizal), Mursalim Derlen (Salim), Sahal
Abdul Fatah (Sahal), Laode Ismail Munajad (Ici), Yogi Destriansyah
(Ogik), Marianus B. Raja kappa (alm), terima kasih atas persahabatan dan
kebersamaan yang indah dan menyenangkan selama ini, semoga
persahabatan kita tidak akan pernah putus;
12. Teman-teman sepembimbing (Achmad Alfan Rifai, Arif Rahman, Yudi
Supriatna). Terima kasih atas rasa semangat berusaha hingga akhir.
Bangga melihat semangat yg kalian tunjukkan.

iii

13. Teh Vitri yang selalu hadir di Sekretariat Program Studi Perencanaan
Wilayah dan Kota terima kasih sudah memberikan kemudahan dalam
mengurusi surat-surat izin;
14. Keluarga Aris yang telah memberikan kemudahan tempat tinggal di
Bandung selama penulis menyelesaikan Tugas Akhirnya;
15. Keluarga besar penulis yang mana merupakan sahabat, adik serta abang
yang berasal dari daerah yang sama dan tinggal bersama di bandung yang
selalu memberi motivasi serta dukungan hingga terselesaikannya laporan
Tugas Akhir ini: Rahmat Syahputra (Iput), Febrian Wira Saputra (Boy),
Adi Kurniawan (Wawan), Faisal (Icel), Ar Rahman (Aman), Raja
Diansyah Harahap (Raja), Rian Riski (Uda), Rangga Kumar (Kumar),
Lucky.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis sadari bahwa Laporan
Tugas Akhir ini jauh dari kesempurnaan, Banyak keterbatasanketerbatasan baik dalam penyajian maupun dalam penulisannya. Untuk itu penulis
dengan senang hati akan menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk dijadikan acuan didalam penyempurnaan penulisan Tugas Akhir nanti.

Bandung, Agustus 2013

Penulis

iv

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ........................................................................................................................i
KATAPENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. viii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Sasaran .................................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup ...........................................................................................................3
1.4.1 Lingkup Wilayah ............................................................................................3
1.4.2 Lingkup Materi ...............................................................................................3
1.5 Metodologi .................................................................................................................5
1.5.1 Metode Pengumpulan Data.............................................................................5
1.5.2 Metode Analisis ..............................................................................................6
1.6 Diagram Alir...............................................................................................................8
1.7 Sistematika Pembahasan ............................................................................................9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Moda transportasi Perkotaan ....................................................................................10
2.2 Defenisi Penglaju dan bangkitan Pergerakan ...........................................................14
2.3 Perilaku Pergerakan dalam menentukan Suatu Pilihan ............................................16
2.4 Standar pelayanan Minimal Kereta Api ................................................................... 18

BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Karakteristik Kewilayahan Kecamatan Cicalengka .................................................24
3.1.1 Geografi dan Luas Kewilayahan Kecamatan Cicalengka ............................24
3.1.2 Rona Kependudukan Kecamatan Cicalengka ...............................................25

v

3.2 Sistem Pelayanan Kereta Api di Jalur Cicalengka-Padalarang ................................ 26
3.2.1 Kelas Kereta Api...........................................................................................27
3.2.2 Jadwal Keberangkatan Kereta Api ............................................................... 27
3.2.3 Tarif Kereta Api ............................................................................................28
3.2.4 Fasilitas Pelayanan di Stasiun ....................................................................... 29
3.3 Profil Moda Kereta Api dari Stasiun Cicalengka .....................................................33
3.3.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Responden ....................................................33
3.2.2 Karakteristik Pola Pergerakan Responden....................................................35
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Analisis Faktor Dominan yang Menentukan Pengguna Memilih Moda Kereta
Api ............................................................................................................................39
4.2 Hubungan Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Karakteristik Sosial
Ekonomi Responden................................................................................................. 41
3.3 Hubungan Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan Pola Pergerakan
Responden ................................................................................................................44

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................................48
4.2 Rekomendasi ............................................................................................................50
4.3 Kelemahan Studi ...................................................................................................... 51

Daftar Pustaka...............................................................................................................52

vi

DAFTAR TABEL

Tabel

I.1

Metode Pengumpulan Data............................................................................. 6

Tabel

I.2

Tabel Variabel Penelitian................................................................................ 7

Tabel

II.1

Standar Pelayanan Minimal Stasiun............................................................... 19

Tabel

III.1

Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan Cicalengka......................... 24

Tabel

III.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan
Cicalengka....................................................................................................... 25

Tabel

III.3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Wilayah Kecamatan
Cicalengka....................................................................................................... 26

Tabel

III.4

Jenis Kereta Api dan Tujuan........................................................................... 27

Tabel

III.5

Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD PATAS AC
Cicalengka – Bandung – Padalarang.............................................................. 27

Tabel

III.6

Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD PATAS NON AC
Cicalengka – Bandung – Padalarang.............................................................. 28

Tabel

III.7

Jadwal Perjalanan Kereta Api Lokal KRD EKONOMI
Cicalengka – Bandung – Padalarang.............................................................. 28

Tabel

III.8

Tarif kereta Api............................................................................................... 29

Tabel

III.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 33

Tabel

III.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan.................................. 34

Tabel

III.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan Pribadi....... 35

Tabel

III.12 Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta Api................................................... 36

Tabel

III.13 Maksud Pergerakan Pengguna Kereta Api..................................................... 37

Tabel

III.14 Lokasi Turun Penumpang Pengguna Kereta Api............................................ 37

Tabel

IV.1

Faktor Penentu dalam Pemilihan Moda Kereta Api....................................... 40

Tabel

IV.2

Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda
dengan Jenis Kelamin..................................................................................... 42

Tabel

IV.3

Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda
dengan Jenis Pekerjaan................................................................................... 43

Tabel

IV.4

Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda
dengan Kepemilikan Kendaraan..................................................................... 44

Tabel

IV.5

Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda
dengan Intensitas Pergerakan.......................................................................... 45

Tabel

IV.6

Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan
Tujuan Pergerakan.......................................................................................... 46

vii

Tabel

IV.7

Tabulasi Silang Antara Faktor Penentu Pemilihan Moda dengan
Lokasi Turun Penumpang (Stasiun)................................................................47

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Skema Jalur Kereta Api.................................................................................. 2

Gambar 1.2

Peta Wilayah Analisis..................................................................................... 4

Gambar 2.1

Sirkulasi Pelayanan Penumpang Di Atas Kereta........................................... 24

Gambar 3.1

Stasiun Kereta Api Cicalengka....................................................................... 27

Gambar 3.2

Tiket Kereta Api Cicalengka-Padalarang....................................................... 30

Gambar 3.3

Karakteristik Jenis Kelamin Pengguna Kereta Api.........................................34

Gambar 3.4

Karakteristik Jenis Pekerjaan Pengguna Kereta Api.......................................35

Gambar 3.5

Karakteristik Kepemilikan Kendaraan Pribadi Pengguna Kereta Api............ 36

Gambar 3.6

Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta Api................................................... 37

Gambar 3.7

Maksud Pergerakan Pengguna Kereta Api..................................................... 38

Gambar 3.8

Tujuan Pergerakan Pengguna Kereta Api....................................................... 39

Gambar 4.1

Faktor Penentu dalam Pemilihan Moda Kereta Api....................................... 42

ix

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
Trihendradi, Cornelius. Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta:
2010.

B. Peraturan Perundangan
 Peraturan Mentri Perhubungan No 9 Tahun 2011 mengenai Standar Pelayanan
Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api.
 SOP PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasional II Bandung.
 Badan Pusat Statistik, Kecamatan Cicalengka Dalam Angka 2012.

C. Tugas Akhir dan Tesis
Munawwaroh dan Nurul Widyaningrum. 1998. Karakteristik Permintaan Pengguna
Kereta Api Padalarang – Cicalengka. PA Jurusan Teknik Planologi Institut
Teknologi Bandung.
Simamora, Hot Asi. 1991. Kereta Api Sebagai Moda Angkutan Perkotaan, Studi
Kasus Bagian Barat-Timur Wilayah Bandung. Tugas Akhir Jurusan Teknik
Planologi Institut Teknologi Bandung.
Gomies, Emierenesya Viesca. Identifikasi Karakteristik Penglaju Dengan Tujuan
Sekolah Di Kota Bandung (Studi Kasus:Pelajar Tingkat SLTP Dan SLTA
Cimahi). Perpustakaan Unikom
Karissa, Citra Hilda. 2011. Analisis Permintaan Jasa Kereta Api (Studi Kasus :
Kereta Api Eksekutif Harina Trex Semarang – Bandung Dan Kereta Api
Eksekutif Argo Muria Trex Semarang – Jakarta). Skripsi Program Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

52

53

D. Jurnal
Setiawan, Rudy. 2005. Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya–
Sidoarjo. SEMINARNASIONAL Rekayasa Perencanaan V 2005. Dosen Fakultas
Teknik Sipil & Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra.

BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan penelitian yang terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, sarasaran penelitian, manfaat
penelitian, ruang lingkup dan metodologi penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat di bawah ini.

1.1 Latar Belakang
Pemilihan moda transportasi didasarkan pada anggapan bahwa proporsi
permintaan perjalanan yang dilayani oleh kendaraan umum maupun kendaraan
pribadi akan tergantung pada setiap moda dalam persaingan dengan moda lain.
Persaingan pelayanan pada umumnya diturunkan dari analisis tiga rangkaian
faktor yaitu berdasarkan ciri perjalanan, ciri pelaku perjalanan dan ciri sistem
perangkutan.
Yang termasuk dalam faktor ciri perjalanan adalah maksud, tujuan dan
intensitas pergerakan. Untuk ciri pelaku perjalanan dapat berupa faktor sosial
ekonomi, khususnya pendapatan. Sedangkan yang termasuk ke dalam ciri sistem
perangkutan adalah sistem pelayanan yang diberikan oleh moda angkutan umum
baik dari segi prasarana maupun sarana.
Salah satu pendekatan yang dianggap bisa memecahkan masalah lalu
lintas adalah dengan penyediaan angkutan umum masal yang dapat mengangkut
lebih banyak penumpang. Dengan demikian dapat mengurangi jumlah armada
yang diperlukan. Salah satu angkutan umum yang sesuai dengan kebutuhan ini
adalah kereta api, yang mempunyai keuntungan sebagai berikut:
 Angkutan kereta api merupakan angkutan yang dapat mengangkut penumpang
dalam jumlah yang besar.
 Kereta api dapat bergerak dengan cepat dan bebas hambatan di tengah-tengah
arus lalu lintas yang cukup padat, karena kereta api menggunakan jalur khusus.
 Waktu keberangkatan, kedatangan, dan lama perjalanan relatif lebih terjadwal
dibandingkan dengan moda angkutan lain.

1

2

 Prasarana angkutan kereta api membutuhkan lahan yang lebih sedikit
dibandungkan kebutuhan lahan untuk prasarana angkutan jalan.
Kereta api untuk penduduk di perkotaan Bandung Metropolitan Area
melayani pergerakan untuk jalur Cicalengka-Padalarang. Kecamatan Cicalengka
merupakan kecamatan pinggiran dari Bandung Metropolitan Area yang mana
penduduk yang tinggal di Cicalengka, bekerja di Kota Bandung. Kecamatan
Cicalengka juga termasuk salah satu kecamatan yang berada di antara kota satelit
dan di lalui jalur kereta api ke arah Padalarang hingga menuju ke Jawa Tengah.
Jakarta

Padalarang

Bandung

Cicalengka

Jawa Tengah

Gambar 1.1
Skema Jalur Kereta Api

1.2 Rumusan Masalah
Untuk meningkatkan pelayanan kereta api jalur Bandung dan sekitarnya,
khususnya yang bergerak dari Cicalengka, penelitian ini menjawab pertanyaanpertanyaan berikut:
1. Apa faktor dominan yang menentukan pengguna memilih moda kereta api?
2. Bagaimana kaitan antara faktor sosial ekonomi dengan pemilihan moda kereta
api?
3. Bagaimana kaitan antara faktor pola pergerakan dengan pemilihan moda kereta
api?

1.3 Tujuan Dan Sasaran
Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi faktor
pemilihan moda kereta api berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola
pergerakan pengguna dengan studi kasus pengguna kereta api dari stasiun
Cicalengka menuju Padalarang. Sedangkan sasaran yang ingin di capai dari studi
ini adalah :
 Teridentifikasinya faktor dominan yang menentukan pengguna memilih moda
kereta api.
 Teridentifikasinya kaitan sosial ekonomi dengan pemilihan moda kereta api.

3

 Teridentifikasinya kaiatan pola pergerakan dengan pemilihan moda kereta api.

1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Lingkup Wilayah
Penelitian ini di fokuskan untuk asal pergerakan dari stasiun Cicalengka.
Berikut adalah stasiun-stasiun yang dilewati oleh kereta api rute tersebut : St.
Haurpuguh, St. Rancaekek, St. Cimekar, St. Cikudapateuh, St. Kiaracondong, St.
Bandung, St. Ciroyom, St. Cimindi, St. Cimahi, dan St. Padalarang. Stasiunstasiun tersebut bisa di lihat pada Gambar 1.2

1.4.2 Lingkup Materi
Studi ini membahas mengenai faktor pemilihan moda kereta api
berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna dari
stasiun Cicalengka menuju Padalarang. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi
dalam pemilihan moda kereta api secara garis besar dalam studi ini dibatasi pada
hal-hal berikut :
1. Untuk mengidentifikasi faktor dalam pemilihan moda kereta api, pengguna
diberi pilihan: sangat murah, lebih cepat, lebih nyaman, dekat dengan stasiun,
dalam rangka pekerjaan, selamat (dari kecelakaan), aman (dari kejahatan),
hanya ada kereta api dan lainnya
2. Karakteristik penglaju kereta api yang beroperasi di stasiun Cicalengka,
Pengidentifikasian ini dilakukan untuk menggambarkan karakteristik pengguna
kereta api yang beroperasi di stasiun Cicalengka.
Sosial ekonomi: Jenis Kelamin, menurut Nationwide Personal Transportation
Survey (NPTS) 46.5% dari pengguna kereta adalah wanita. Hal ini bisa
disebabkan karena peran sosial seorang wanita; wanita lebih suka bekerja di
rumah sebagai ibu rumah tangga, wanita cenderung mendapatkan gaji yang
lebih rendah daripada pria dan juga kebanyakan dari mereka tidak bisa
mengemudi. Namun semua itu bisa berubah seiring dengan perkembangan
jaman.

4

GAMBAR 1.2
PETA WILAYAH STUDI

Asal
Pergerakan

Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia

5

Jenis Pekerjaan, dengan mengetahui jenis pekerjaan pengguna KA maka bisa
diketahui apakah mayoritas pengguna berasal dari golongan pelajar,
mahasiswa, pegawai negeri sipil, ibu rumah tangga dan lain-lain. Umumnya
seseorang dengan jenis pekerjaan/jabatan yang sudah mapan cenderung untuk
lebih memilih menggunakan mobil pribadi daripada angkutan umum.
Kepemilikan Kendaraan, dengan mengetahui kepelmilikan kendaraan
pengguna moda kereta api bisa dilihat bahwa akan terlihat kecenderungan
pengguna yang memiliki kendaraan pribadi dalam menggunakan moda
angkutan umum.
3. Karakteristik pergerakan: Intensitas Pergerakan Pengguna Kereta, bertujuan
untuk melihat kecenderungan para pangguna moda kereta api dalam
melakukan pergerakan. Maksud Pergerakan, untuk daerah perkotaan kota
sebagian besar maksud perjalanan adalah untuk bekerja. Tujuan perjalanan
yang lain adalah: sekolah, rekreasi, belanja dan lain-lain. Tujuan Pergerakan,
lokasi stasiun/shelter berpengaruh terhadap operasional KA sebab penempatan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum berarti pelayanan KA
menjadi optimal. Sedangkan arah perjalanan berpengaruh terhadap tujuan
perjalanan pengguna karena biasanya tujuan perjalanan adalah menuju ke
daerah pusat bisnis (CBD).

1.5 Metodologi Penelitian
Untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan metode dan pendekatan
yang tepat agar dapat memperoleh data yang relevan serta pelaksanaan penelitian
yang tepat, efektif, dan efisien. Oleh karena itu dilaksanakan penelitian dengan
menggunakan metode penelitian untuk :
 Pengumpulan Data
 Analisis

1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam metode pengumpulan data untuk studi ini
adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dan informasi dilakukan

6

secara langsung terhadap obyek/persoalan dalam wilayah studi yaitu penumpang
yang bergerak dari stasiun Cicalengka.
Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data faktor pemilihan
moda kereta api, sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna kereta api yang
bergerak dari stasiun Cicalengka dengan menggunakan metode penyebaran
kuesioner.

No
1

2

3

Sasaran
Faktor Pemilihan Moda
Kereta Api

Faktor Sosial Ekonomi
Pengguna Moda Kereta
Api
Pola Pergerakan
pengguna Moda Kereta
Api

Tabel I.1
Metode Pengumpulan Data
Kebutuhan Data

Faktor dalam pemilihan moda
kereta api : sangat murah,
lebih cepat, lebih nyaman,
dekat dengan stasiun, dalam
rangka pekerjaan, selamat
(dari kecelakaan), aman (dari
kejahatan), hanya ada kereta
api dan lainnya
Faktor Sosial Ekonomi Pengguna
: Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan,
Kepemilikan Kendaraan
Pola Pergerakan Pengguna :
Intensitas Pergerakan, Maksud
dan Tujuan Pergerakan

Metode

Survey Penyebaran
Kuesioner

Survey Penyebaran
Kuesioner
Survey Penyebaran
Kuesioner

Sumber : Hasil Survey

1.5.2 Metodelogi Analisis
Untuk menjawab sasaran dari penelitian, maka dilakukan analisis yang
berkaitan dengan studi ini.
 Faktor Pemilihan Moda Kereta Api
Analisis yang digunakan untuk melihat faktor pemilihan moda kereta api
adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna kereta api yang
bergerak dari stasiun Cicalengka dan kemudian dihitung faktor apa saja yang
menjadi faktor dalam pemilihan moda kereta api.
 Faktor sosial Ekonomi Pengguna
Analisis yang digunakan untuk melihat faktor sosial ekonomi pengguna moda
kereta api adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna kereta api
yang bergerak dari stasiun Cicalengka.

7

 Faktor Pola Pergerakan Pengguna
Analisis yang digunakan untuk melihat pola pergerakan pengguna moda kereta
api adalah dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna kereta api yang
bergerak dari stasiun Cicalengka.
 Analisis yang dilakukan pada faktor pemilihan moda kereta api berdasarkan
karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna ini adalah dengan
menggunakan analisis Corsstab (tabulasi silang) dimana sebuah tabel silang
yang terdiri dari atas satu baris atau lebih, dan satu kolom atau lebih. Fungsi
analisis crosstab dalam analisis ini adalah untuk menjelaskan kaitan antara dua
atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara
baris (sebuah variabel) dengan kolom (sebuah variabel lain).

No
1

2

3

4

Sasaran
Faktor Pemilihan Moda
Kereta Api

Faktor Sosial Ekonomi
Pengguna Moda Kereta
Api
Pola Pergerakan
pengguna Moda Kereta
Api
Kaitan antara Faktor
pemilihan moda dengan
Faktor Sosial Ekonomi
dan Pola Pergerakan
Pengguna

Tabel I.2
Metode Analisis
Variabel

Sangat Murah
Lebih Cepat
Lebih Nyaman
Dekat Dengan Stasiun
Dalam Rangka Pekerjaan
Selamat (Dari Kecelakaan)
Aman (Dari Kejahatan)
Hanya Ada Kereta Api

Metode

Analisis Deskriptif

Jenis Kelamin, Jenis Pekerjaan,
Kepemilikan Kendaraan

Analisis Deskriptif

Intensitas Pergerakan, Maksud
dan Tujuan Pergerakan

Analisis Deskriptif

Faktor Pemilihan Moda
Faktor Sosial Ekonomi
Pola Pergerakan Pengguna

Crosstab (Tabulasi Silang)

8

1.6

Diagram Alir
Permasalahan Transportasi
 Kemacetan lalu lintas;
 Kehilangan waktu karena perjalanan yang terlalu
lama;
 Serta kecelakaan lalu lintas.

Kereta Api Sebagai Alternatif
Pemecahan Masalah

Faktor\ Pemilihan Moda
Kereta Api

Keputusan Untuk Memilihan
Moda Kereta Api

Karakteristik sosial ekonomi
dan pola pergerakan

 Sistem Pelayanan
Kereta Api
 Karakteristik Sosial
Ekonomi
 Karakteristik Pergerakan

 Faktor dominan dalam
memilih moda kereta api

Analisis Kualitatif
Karakteristik Responden

Analisis Crosstab faktor pemilihan moda kereta api berdasarkan
karakteristik sosial ekonomi dan pola pergerakan pengguna

Identifikasi faktor pemilihan moda kereta api
berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan pola
pergerakan pengguna

9

1.7 Sistematika Pelaporan
Dalam penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab pembahasan yang
terdiri dari; pada bagian pertama menguraikan dasar penelitian dimana
didalamnya terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, manfaat,
ruang lingkup materi, ruang lingkup wilayah, metodologi, kerangka pemikiran
dan sistematika penulisan. Berikutnya untuk bagian ke dua yaitu tinjauan pustaka
dimana didalamnya membahas tentang moda transportasi darat perkotaan, defenisi
penglaju dan bangkitan pergerakan, perilaku pergerakan dalam menetapkan suatu
pilihan, standar minimal pelayan kereta api serta standar operasional pelayanan
kereta api daerah operasi II Bandung.
Pada bagian ke tiga menguraikan tentang profil kewilayahan Kecamatan
Cicalengka dimana didalamnya terdiri dari Geografi dan Luas Kewilayahan dan
Rona Kependudukan. Sistem pelayanan kereta api di jalur Cicalengka-Padalarang,
sistem pelayanan kereta api tersebut di dalamnya berisikan tentang kelas kereta
api, tarif kereta api, jadwal kereta api serta fasilitas-fasilitas yang di sediakan oleh
PT. Kereta Api di stasiun maupun di dalam moda kereta api. Selanjutnya pada bab
ini diuraikan karakteristik sosial ekonomi responden dan pola pergerakan
pengguna kereta api.
Pada bagian ke empat menguraikan tentang analisis fakor penentu
pemilihan moda kereta api dimana akan dikaitkan dengan katakteristik sosial
ekonomi dan pola pergerakan responden. Pada bagian ke lima menguraikan
tentang

kesimpulan

dimana

menceritakan

keseluruhan

rekomendasi serta kelemahan studi dalam penelitian ini.

hasil

penelitian,

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan beberapa kajian teoretis dari literatur yang terkait dengan studi ini
yaitu moda transportasi perkotaan, pangsa pasar angkutan penumpang, defenisi penglaju
dan bangkitan pergerakan, faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan serta
perilaku pergerakan dalam menentukan suatu pilihan.

2.1 Moda Transportasi Darat di Perkotaan
Moda transportasi darat seringkali dianggap hanya moda transportasi di jalan
raya saja. Padahal moda transportasi darat secara geografi dan fisik terdiri dari moda
transportasi jalan rel (kereta api), moda transportasi perairan darat (melalui sungai,
danau dan selat), moda transportasi pipa, moda transportasi jalan raya. Menurut Miro
1997, ditinjau dari segi kapasitas angkutnya, moda angkutan kotadapat di bedakan atas :
1. Moda angkutan kota yang memiliki kapasitas angkut rendah (para transit), misalnya
taksi, mini bus dan van;
2. Moda angkutan kota yang berkapasitas angkut sedang (street transit), misalnya bus;
3. Moda angkutan kota yang berdaya tamping tinggi (high performance – semi rapid
transit and rapid transit), misalnya kereta api.
Vuchic, 1981 (dalam komariah, 2006) menyatakan bahwa moda angkutan
perkotaan dibagi atas tiga kategori, yaitu :
1. Angkutan pribadi
Mobil dan sepeda motor merupakan angkutan pribadi yang paling popular digunakan
di perkotaan. Pada beberapa daerah sepeda masih banyak digunakan;
2. Angkutan charteran atau sewaan
Angkutan charteran atau sewaan dikenal sebagai angkutan para transit. Kebanyakan
moda angkutan ini memiliki jadwal atau trayek yang tidak tetap tergantung
permintaan pengguna (demand responsive). Taksimeter taksi charter, vanpool dan
jitney merupakan moda para transit yang popular di kota-kota besar.
3. Angkutan umum
Angkutan umum dikenal dengan angkutan transit masal (mass transit) karena
kemampuannya yang besar dalam mengangkut jumlah penumpang. Moda angkutan

10

11

ini umumnya beroperasi pada jadwal dan trayek tertentu dan boleh di tumpangi oleh
siapapun yang bersedia membayar tarif yang telah di tetapkan. Bus kota, kereta api
dan trem merupakan moda angkutan umum yang popular di perkotaan.
Terkait dengan jenis angkutan umum yaitu angkutan umum penumpang, tujuan
utama keberadaan angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan angkutan
yang baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran pelayanan yang baik adalah pelayanan
yang aman, cepat, murah dan nyaman dari segi lalu lintas, keberadaan angkutan umum
penumpang mengandung arti pengurangan volume lalu lintas kendaraan pribadi. Hal ini
di mungkinkan karena angkutan umum penumpang bersifat angkutan missal sehingga
biaya dapat di bebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang (Warpani, 1990).
Pangsa pasar angkutan penumpang dapat dibedakan atas menjadi (David &
Stewart, 1980 dalam warpani, 1990) :
a. Perjalanan ulang-alik
Mereka menuntut pelayanan angkutan umum yang memenuhi syarat seperti rentang
waktu yang pasti dalam hal perjalanan dari dan tempat bekerja, dan tiadanya
hambatan sepanjang lintasan perjalanan. Tuntutan selanjutnya adalah pelayanan yang
cepat dengan frekuensi yang cukup dan kenyamanan yang memadai.
b. Perjalanan kerja
Untuk perjalanan jenis ini, pelayanan seperti ini hendaklah memenuhi sejumlah
syarat, yaitu meminimumkan waktu, jadi pelayanan angkutan umum penumpang
harus cepat dan tepat waktu.
c. Perjalanan santai
Yang dapat digolongkan dalam perjalanan jenis ini adalah pergi arisan, makan di luar
rumah, nonton, dan sebagainya. Perjalanan santai dan memuaskan tergantung pada
tujuan perjalanan tersebut dan para pelakunya.
d. Perjalanan hiburan
Liburan adalah saat yang baik untuk melakukan perjalanan, namun semuanya
bergantung pada angkutan yang murah dan efisien.Apabila perjalanan terlalu mahal,
atau terlalu memakan waktu, liburan mungkin tidak dapat dilakukan jauh ketempat
lain, tujuan mungkin di ubah atau perjalanan tersebut bahkan dibatalkan.

12

e. Perjalanan wisata
Thomas Cook telah melihat potensi angkutan yang nyaman dan cepat sebagai cara
menunjang kegiatan wisata. Termasuk dalam jenis perjalanan wisata adalah
bepergian dengan tijuan tertentu seperti menionton pertandingan besar salah satu
cabang olahraga yang amat digemari oleh masyarakat.
f. Perjalanan rombongan
Penumpang pada umumnya mengatur perjalanan dan memilih moda sendiri serta
membayar sendiri-sendiri. Meskipun demikian, moda angkutan umum dirancang
untuk mengangkut banyak penumpang. Mereka memborong sejumlah tempat duduk
atau seluruh kapasitas yang tersedia.
Menurut Edward K. Morlok, 1995 transportasi manusiaatau barang biasanya
bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh karena itu, permintaan akan jasa transportasi
dapat disebut sebagai permintaan turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya
permintaan akan komoditi atau jasa lainnya.
Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada, apabila ada
faktor-faktor yang mendorongnya. Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri,
melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain. Permintaan akan jasa angkutan,
baru akan timbul apabila ada hal-hal dibalik permintaan itu, misalnya keinginan untuk
rekreasi, keinginan untuk ke sekolah atau untuk berbrlanja, keinginan untuk berbelanja,
keinginan untuk menengok keluarga yang sakit, dan sebagainya, (M. Nur Nasution,
2004). Pada dasarnya permintaan angkutan diakibatkan oleh hal-hal berikut, (M. Nur
Nasution, 2004) :
1. Kebutuhan manusia untuk bepergian dari ke lokasi lain dengan tujuan mengambil
bagian didalam suatu kegiatan, misalnya bekerja, berbelanja, ke sekolah, dan lainlain.
2. Kebutuhan angkutan barang untuk dapat digunakan atau dikonsumsi dilokasi lain.
Permintaan dan pemilihan pemakai jasa angkutan (users) akan jenis transportasi
sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
a. Sifat-sifat dari muatan (physical characteristics)
Apabila sifat dari muatan itu baik, misalnya saja aman digunakan, maka akan
semakin banyak orang yang menggunakannya.
b. Biaya transportasi

13

Makin rendah biaya transportasi makin banyak permintaan akan jasa transportasi.
Tingkat biaya transportasi merupakan faktor penentu dalam pemilihan jenis jasa
transportasi.
c. Tarif transportasi
Tarif transportasi yang ditawarkan oleh pelbagai macam moda transportasi untuk
tujuan yang sama akan mempengaruhi pemilihan moda transportasi.
d. Pendapatan pemakai jasa angkutan (users)
Apabila pendapatan penumpang naik, maka akan lebih banyak jasa transportasi
yang akan dibeli oleh para penumpang.
e. Kecepatan angkutan
Pemilihan ini sangat tergantung pada faktor waktu yang dipunyai oleh
penumpang.
f. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan terdiri dari :
 Frekuensi
Makin tinggi frekuensi keberangkatan dan kedatangandari suatu moda
transportasi, pemakai jasa angkutan mempunyai banyak pilihan.
 Pelayanan baku (standard of service)
Suatu moda transportasi yang dapat memberikan pelayanan yang baku dan
dilaksanakan secara konsisten sangat disenangi olehpara pemakai jasa angkutan.
 Kenyamanan (comfortibility)
Pada

umumnya

penumpang

selalu

menghendaki

kenyamanan

dalam

perjalanannya. Kenyamanan dapat pula dijadikan suatu segmen pasar tersendiri
bagi suatu moda transportasi. Kepada mereka yang memberi nilai tinggi untuk
kenyamanan, dapat dibebani biayatransportasi yang lebih tinggi daripada
penumpang yang kurang memperhatikan kenyamanan.
 Ketepatan (reliability)
Kegagalan perusahaan angkutan untuk menepati waktu

penyerahan atau

pengambilan barang, berpengaruh besar terhadap pemilihan atas perusahaan
tersebut.

14

 Keamanan dan keselamatan
Faktor keamanan dan keselamatan selalu menjadi tumpuan bagi pemilihan suatu
moda transportasi oleh penumpang.

2.2 Definisi Penglaju dan Bangkitan Pergerakan
Penglaju (berasal dari bahasa Inggris Commuter; dalam bahasa Indonesia juga
disebut penglaju) adalah seseorang yang bepergian ke suatu kota untuk bekerja dan
kembali ke kota tempat tinggalnya setiap hari, biasanya dari tempat tinggal yang cukup
jauh dari tempat bekerjanya. Bangkitan pergerakan (trip generation) adalah tahapan
pemodelan transportasi yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu
zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau
tataguna lahan. Model bangkitan pergerakan mencakup:
 Jumlah lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi (trip production)
 Jumlah lalulintas yang menuju atau tiba pada suatu lokasi (trip attraction)
Menurut Suwardjoko (1990:112), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
bangkitan perjalanan, antara lain:
1. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan keluarga merupakan cirri khas yang berkaitan dengan perjalanan
seeorang dimana faktor ini merupakan peubah kontinu walaupun terdapat beberapa
golongan pendapatan, tingkat pendapatan keluarga berkaitan erat dengan jumlah
kepemilikan kendaraan.
2. Pemilikan Kendaraan
Ciri khas sosial lain ini merupakan peubah kontinu. Pemilikan kendaraan berkaitan
erat dengan perjalanan perorangan (per unit rumah) dan juga dengan kepadatan
penduduk, tingkat pendapatan keluarga, serta jarak perjalanan.
3. Struktur dan Ukuran Rumah
Faktor yang satu ini merupakan faktor yang berkaitan dengan perilaku pergerakan
individu di mana faktor ini berkaitan erat dengan faktor tingkat pendapatan keluarga,
tipe perumahan/rumah, kepadatan penduduk, kepemilikan kendaraan, tujuan dan
maksud perjalanan.

15

4. Nilai Lahan dan Kepadatan Daerah Permukiman
Nilai lahan dan kepadatan daerah permukiman hanya sering dipakai untuk tujuan
kajian mengenai zona.
5. Maksud Perjalanan
Maksud perjalanan merupakan ciri khas sosial suatu perjalanan sekelompok orang
yang melakukan perjalanan bersama sama bisa jadi mempunyai tujuan yang sama,
tetapi maksud mereka mungkin berbeda, misalnya yang hendak bekerja, berbelanja,
dan berwisata. Jadi maksud perjalanan merupakan faktor yang tidak sama rata dalam
sau kelompok perjalanan.
6. Waktu Perjalanan
Faktor ini merupakan peubah kontinu dimana faktor ini memegang peranan penting
dalam menentukan volume lalu lintas selama 24 jamselama hari kerja dan
menentukan presentasi volume lalu lintas tertentu pada jam padat.
7. Moda Perjalanan
Moda perjalanan dapat dikatakan sebagai sisi lain dari maksud perjalananyang sering
digunakan untuk mengelompokan macam perjalanan. Peubahini merupakan faktor
fisik dan tidak kontinu, serta menggunakan fungsi dari peubah lain.
8. Jarak Perjalanan
Faktor jarak ini merupakan peubah kontinu yang berlaku bagi lalu lintas orang
maupun kendaraan. Faktor ini berkaitan erat dengan kepadatan penduduk dan
kepemilikan kendaraan
9. Luas Lahan
Faktor luas lahan berkaitan erat dengan kepadatan penduduk dari suatu daerah
tertentu, pada akhirnya menunjukan pada banyaknya lalu lintas orang maupun
barang.
Selanjutnya menurut Suwardjoko, dikatakan bahwa faktor faktor utama yang
mempengaruhi produksi perjalanan dan bangkitan pergerakan:
1. Kepemilikan kendaraan
2. Tingkat pendapatan penduduk / keluarga
3. Struktur ukuran keluarga

16

Tujuan orang melakukan pergerakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Berdasarkan tujuan pergerakan, untuk pergerakan berbasis rumah tangga terdapat
lima kategori yang sering dilakukan, yaitu pergerakan ke tempat kerja, ke sekolah
atau universitas (pendidikan), ke tempat belanja, untuk kepentingan sosial dan
rekreasi, untuk keperluan lain-lain. Dua tujuan pergerakan pertama (bekerja dan
pendidikan) merupakan tujuan pergerakan utama yang menjadi keharusan untuk
dilakukan sehari-hari,
 Sedangkan untuk tujuan lainnya bersifat pilihan dan tidak rutin dilakukan.
Berdasarkan waktu, dibedakan menjadi dua, yaitu pergerakan pada jam sibuk (pagi
dan sore) dan pergerakan pada jam tidak sibuk.
 Berdasarkan jenis orang, biasanya dibedakan berdasarkan tingkat pendapatan,
kepemilikan kendaraan, ukuran dan struktur rumah tangga.

2.3 Perilaku Pergerakan dalam Menetapkan Suatu Pilihan
Pelaku pergerakan atau perjalanan selalu dihadapkan pada suatu keadaan untuk
menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan. Setiap keputusan yang di ambil
oleh setiap perilaku perjalanan merupakan suatu proses berpikir yang melibatkan
kegiatan penyusunan persepsi, pembentukan kesan dan prasaan, penetapan urutan
kepentingan, dan penentuanpilihan (Kopplemen and Pas, 1080 dalam komariah, 2006).
Penyusunan persepsi merupakan proses penilaian terhadap setiap karakteristik yang
dimiliki oleh situasi dan kondisi yang berpengarh terhadap kegiatan yang akan
dilakukan.
Pergerakan

seseorang

untuk

melakukan

kegiatan

guna

memenuhi

kebutuhannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bergerak dengan menggunakan
moda transportasi atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa
menggunakan moda transportasi (berjalan kaki) biasanya dilakukan dengan menempuh
jarak yang pendek (1-2 km), sedangkan perjalanan menggunakan moda transportasi
berjarak sedang atau jauh. Jenis moda transportasi ini sangat beragam, antara lain mobil
pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, pesawat terbang dan kapal laut.
Pemilihan moda transportasi juga mempertimbangkan pergerakan yang
menggunakan pergerakan yang menggunakan lebih dari satu moda dalam perjalanan
(multimoda). Geografi Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menyebabkan jenis

17

pergerakan ini sangat umum di jumpai dengan presentasi yang cukup tinggi. Faktor
yang dapat mempengaruhi dalam pemilihan moda ini dapat dibagi atas empat, yaitu :
1. Ciri Pengguna Jalan
 Ketersediaan atau kepemilikan kendaraan pribadi; semakin tinggi kepemilikan
kendaraan pribadi akan semakin kecil ketergantungan pada angkutan umum;
 Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM);
 Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiunan,
bujangan, dan lain-lain);
 Pendapatan; semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi peluang dalam
menggunakan kendaraan pribadi;
 Faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ketempat bekerja dan
keperluan mengantar anak ke sekolah.
2. Ciri Pergerakan
 Tujuan pergerakan
Contoh : pergerakan ke tempat bekerja di Negara maju biasanya lebih mudah
menggunakan kendaraan umum karena ketepatan waktu, tingkat pelayanan sangat
baik, ongkos lebih murah dibandingkan dengan kendaraan pribadi, kejadian
sebaliknya dengan Negara berkembang.
 Waktu terjadi pergerakan
Perjalanan tengah malam akan membutuhkan kendaraan pribadi karena angkutan
umum pada saat itu tidak atau jarang beroperasi.
3. Ciri fasilitas moda transportasi
Dapat dikelompokkan menjadi dua kategori. Pertama, faktor kuantitatif :
 Waktu perjalanan, waktu menunggu ditempat pemberhentian bus, waktu berjalan
kaki menuju tempat pemberhentian bus, waktu selama bergerak dan lain-lain;
 Biaya transportasi (tariff, bahan bakar dan lain-lain);
 Ketersedian ruang dan tarif parker.
Faktor kedua bersifat kualitatif yang bersifat kenyamanan dan keamanan, keandalan
dan keteraturan, dan lain-lain.
4. Ciri kota atau zona
Beberapa cirri dapat mempengaruhi pemilihan moda dan jarak dari pusat kota dan
kepadatan penduduk.

18

2.4 Standar Pelayanan Minimal Kereta Api
Peraturan menteri perhubungan nomor : pm 9 tahun 2011 mengenai standar
pelayanan minimum untuk angkutan orang dengan kereta api. Standar pelayanan
minimal di stasiun kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a
paling sedikit terdapat :
a. Informasi yang jelas dan mudah dibaca mengenai:
1. Nama dan nomor kereta api;
2. Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api;
3. Tarif kereta api;
4. Stasiun kereta api pemberangkatan, stasiun kereta api pemberhentian, dan stasiun
kereta api tujuan;
5. Kelas pelayanan; dan
6. Peta jaringan jalur kereta api;
b. Loket;
c. Ruang tunggu, tempat ibadah, toilet, dan tempat parkir;
d. Kemudahan naiklturun penumpang;
e. Fasilitas penyandang cacat dan kesehatan; dan
f. Fasilitas keselamatan dan keamanan.
Standar pelayanan minimal dalam perjalanan pada kereta api perkotaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit meliputi :
a. Pintu dan jendela;
b. Tempat duduk dengan konstruksi tetap yang mempunyai sandaran;
c. Lampu penerangan;
d. Penyejuk udara;
e. Rak bagasi;
f. Fasilitas khusus dan kemudahan bagi penyandang cacat, wanita hamil, anak di bawah
5 (lima) tahun, orang sakit; dan orang lanjut usia;
g. Fasilitas pegangan untuk penumpang berdiri;
h. Fasilitas kesehatan, keselamatan dan keamanan;
i. Informasi gangguan perjalanan kereta api; dan
j. Ketepatan jadwal perjalanan kereta api.

19

Tabel II.1
Standar Pelayanan Minimal Stasiun

Bersambung...

20

Lanjutan...

Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : Pm 9 Tahun 2011 Mengenai Standar Pelayanan Minimum Untuk Angkutan Orang Dengan Kereta Api

21

Standar Operasional Pelayanan PT. Kereta Api Indoinesia
(Persero) Daerah Operasi II, Bandung.
Adapun standar operasional pelayanan PT. KeretaApi Indonesia
(Persero) Daerah Operasi II, Bandung sebagai berikut:
A. Standar Operasional Palayanan Petugas Stasiun.
1. Kelengkapan Petugas
a. Menggunakan baju seragam dari CV/PT yang bersangkutan.
b. Membawa surat tugas dari CV/PT yang bersangkutan.
c. Membawa kartu anggota (btk. 304) dari PT. Kereta Api Persero.
2. Tanggung Jawab
Satu orang petugas bertanggung jawab kebersihan untuk 2 (dua) kereta
kecuali untuk KA Argo Dege, satu orang petugas bertanggung jawab 1
kereta.
3. Di Stasiun Awal Keberangkatan
a. Petugas datang 2 (dua) jam sebelum KA berangkat untuk cek ulang dan
penyelesaian kebersihan :
 Cek ruang penumpang dan bordes.
Bila masih ada kotoran, noda atau basah, segera bersihkan dan
keringkan.
 Cek kelengkapan fasilitas penumpang.
Coverseat yang kedudukannya tidak/kurang betul, segera dibetulkan.
 Cek toilet.
Handsoap, tissu roll, kamper, tempat sampah bila tidak ada atau
kurang maka segera di lengkapi dan persediaan air bila kurang maka
segera laporkan ke Ks/Ppka untuk segera diisi penuh.
 Cek alat pengharum.
Alat pengharum di ruang penumpang dan toilet, bekerja dengan baik
atau tidak, bila tidak bekerja dengan baik maka harus segera di
perbaiki atau di ganti.
b. Selesai pengecekan maka petugas menempatkan diri di kereta yang
menjadi tanggung jawab masing-masing.
4. Dalam Perjalanan.

22

a. Setiap 30 menit memeriksa kebersihan :
 Ruang penumpang, bila kedapatan kotor, banyak sampah maka harus
segera di bersihkan dan bila ada tumpahan air maka harus segera dipel
dan dikeringkan.
 Ruang toilet, bila kedapatan kotor, basah dan bau maka harus segera
di bersihkan, dikeringkan dan di semprot dengan kreolin.
b. Setiap kali melihat toilet baru dipakai maka tentu dengan segera
dibersihkan dan dikeringkan kembali dengan kreolin.
c. Petugas tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan restorasi, mengambil piring/gelas, mengantar makanan/minuman
dll.
5. Di stasiun tujuan.
a. Membersihkan ruang penumpang dari sampah dan kotoran.
b. Membersihkan toilet sampai kering dan tidak bau.
c. Membuang sampah pada tempat yang telah di tentuka.
6. Setelah pekerjaan pada butir 5 di atas selesai, petugas baru bisa
meninggalkan kereta untuk istirahat.
7. Kereta bersih.
a. Interior :
Lantai, bebas dari sampah, kotoran dan kering.
Dinding, jendela kaca, list kaca, bebas dari kotoran, noda/bercak-bercak dan
kering.
Meja-kursi harus bebas harus bebas dari sampah/kotoran/debu.
Atap/langit-langit, bebas dari kotoran, sarang laba-laba dan debu.
b. Eksterior :
Dinding, jendela kaca, list kaca dan atap harus bersih dan bebas dari
noda/bercak-bercak kotoran.
c. Toilet.
Closet, bersih, kering dan tidak bau.
Wastafel, bersih dan kering.
Dinding, jendela kaca, bebas dari noda/bercak-bercak dan kering.
Kaca hias, bebas dari kotoran, noda/bercak-bercak dan kerin