obat yang mematikan . walaupun demikian banyak individu masih mengalami ambivalen akan kehidupannya.
Suicide. Tindakan yang bermaksud membunuh diri sendiri . hal ini telah didahului oleh beberapa percobaan bunuh diri sebelumnya. 30 orang yang
berhasil melakukan bunuh diri adalah orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya. Suicide ini yakini merupakan hasil dari
individu yang tidak punya pilihan untuk mengatasi kesedihan yang mendalam.
B. Penyebab Bunuh diri
1. Faktor genetic dan teori biologi Factor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada keturunannya.
Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
2. Teori sosiologi Emile Durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu : Egoistik orang
yang tidak terintegrasi pada kelompok social , atruistik Melakukan suicide untuk kebaikan masyarakat dan anomic suicide karena kesulitan dalam
berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan stressor. 3. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
4. Penyebab lain 1. Adanya harapan untuk reuni dan fantasy.
2. Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan ketidakberdayaan 3. Tangisan untuk minta bantuan
4. Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan yang
lebih baik
C. Pengkajian resiko bunuh diri
Sebagai perawat perlu mempertimbangkan pasien memiliki resiko apabila menunjukkan perilaku sebagai berikut :
1. Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri 2. Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuh diri.
3. Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri. 4. Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.
5. Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental 6. Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama alcohol
7. Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik 8. Menunjukkan impulsivitas dan agressif
9. Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau kehilangan yang
bertubi-tubi dan secara bersamaan 10. Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri misal pistol,
obat, racun. 11. Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif dengan
pengobatan 12. Merasa kesepian dan kurangnya dukungan sosial.
Banyak instrument yang bisa dipakai untuk menentukan resiko klien melakukan bunuh diri diantaranya dengan SAD PERSONS
NO SAD PERSONS Keterangan
1 Sex jenis kelamin Laki laki lebih komit melakukan suicide 3 kali lebih
tinggi dibanding wanita, meskipun wanita lebih sering 3 kali dibanding laki laki melakukan percobaan bunuh diri
2 Age umur
Kelompok resiko tinggi : umur 19 tahun atau lebih muda, 45 tahun atau lebih tua dan khususnya umur 65 tahun
lebih.
3 Depression
35 – 79 oran yang melakukan bunuh diri mengalami sindrome depresi.
4 Previous attempts
Percobaan sebelumnya
65- 70 orang yang melakukan bunuh diri sudah pernah melakukan percobaan sebelumnya
5 ETOH alkohol
65 orang yang suicide adalah orang menyalahnugunakan alkohol
6 Rational thinking
Loss Kehilangan berpikir rasional
Orang skizofrenia dan dementia lebih sering melakukan bunuh diri disbanding general populasi
7 Sosial
support lacking Kurang
dukungan social Orang yang melakukan bunuh diri biasanya kurannya
dukungan dari teman dan saudara, pekerjaan yang bermakna serta dukungan spiritual keagaamaan
8 Organized plan
Adanya perencanaan yang spesifik terhadap bunuh diri merupakan resiko tinggi
9 No spouse Tidak
memiliki pasangan Orang duda, janda, single adalah lebih rentang disbanding
menikah 10 Sickness
Orang berpenyakit kronik dan terminal beresiko tinggi melakukan bunuh diri.
Dalam melakukan pengkajian klien resiko bunuh diri, perawat perlu memahami petunjuk dalam melakukan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk
mendapatkan data yang akurat. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara adalah :
1. Tentukan tujuan secara jelas.
Dalam melakukan wawancara, perawat tidak melakukan diskusi secara acak, namun demikian perawat perlu melakukannya wawancara yang fokus pada
investigasi depresi dan pikiran yang berhubungan dengan bunuh diri. 2. Perhatikan signal tanda yang tidak disampaikan namun mampu diobservasi
dari komunikasi non verbal.
Hal ini perawat tetap memperhatikan indikasi terhadap kecemasan dan distress yang berat serta topic dan ekspresi dari diri klien yang di hindari atau
diabaikan. 3. Kenali diri sendiri.
4. Monitor dan kenali reaksi diri dalam merespon klien, karena hal ini akan mempengaruhi penilaian profesional.
5. Jangan terlalu tergesa – gesa dalam melakukan wawancara. Hal ini perlu membangun hubungan terapeutik yang saling percaya antara perawat dank
lien. 6. Jangan membuat asumsi
7. Jangan membuat asumsi tentang pengalaman masa lalu individu mempengaruhi emosional klien.
8. Jangan menghakimi, karena apabila membiarkan penilaian pribadi akan membuat kabur penilaian profesional.
9. Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian : 1. Riwayat masa lalu :
1. Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
2. Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
3. Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
4. Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
5. Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline, paranoid, antisosial
6.
Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka 2. Symptom yang menyertainya
a. Apakah klien mengalami : 1. Ide bunuh diri
2.
Ancaman bunuh diri 3. Percobaan bunuh diri
4.
Sindrome mencederai diri sendiri yang disengaja b. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan
anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan resiko bunuh diri.
Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh diri mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi
diantaranya : a Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
b Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya.
c Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk merencanakan dan mengagas akan suicide
d Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses oleh klien.
Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian tentang riwayat kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh diri :
1. Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik
2. Memilih tempat yang tenang dan menjaga privacy klien
3. Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan mendorong komunikasi terbuka.
4. Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata yang dimengerti klien
5. Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya 6.
Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi 7.
Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan
8.
Peroleh riwayat penyakit fisik klien
D. Diagnosa Keperawatan