ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BUNUH D

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BUNUH DIRI
A. Pengertian
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri ini dapat berupa keputusan terakhir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. ( Keliath , 2007).
Bunuh diri adalah tindakan untuk membunuh diri sendiri (Vide Beck, 2008).
Jadi dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian bunuh diri adalah
tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh
diri mungkin merupakan keputusan terkahir dari individu untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.

B. Rentang Respon Proteksi Diri

Keterangan :
1. Peningkatan diri yaitu seorang individu yang mempunyai pengharapan, yakin,
dan kesadaran diri meningkat.
2. Pertumbuhan-peningkatan berisiko, yaitu merupakan posisi pada rentang yang
masih normal dialami individu yang mengalami perkembangan perilaku.
3. Perilaku destruktif diri tak langsung, yaitu setiap aktivitas yang merusak
kesejahteraan fisik individu dan dapat mengarah kepada kematian, seperti
perilaku merusak, mengebut, berjudi, tindakan kriminal, terlibat dalam rekreasi

yang berisiko tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang menyimpang secara
sosial, dan perilaku yang menimbulkan stres.
4. Pencederaan diri, yaitu suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri yang
dilakukan dengan sengaja. Pencederaan dilakukan terhadap diri sendiri, tanpa

bantuan orang lain, dan cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuh.
Bentuk umum
5. perilaku

pencederaan

diri

termasuk

melukai

dan

membakar


kulit,

membenturkan kepala atau anggota tubuh, melukai tubuhnya sedikit demi
sedikit, dan menggigit jari.
6. Bunuh diri, yaitu tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri kehidupan.

C. Proses Terjadinya Perilaku Bunuh Diri

MOTIVASI

NIAT

HIDUP ATAU MATI

PENJABARAN
GAGASAN

KONSEP BUNUH

DIRI

KRISIS BUNUH
DIRI

TINDAKAN
BUNUH DIRI

JERITAN MINTA
TOLONG &
CATATAN BUNUH
DIRI

Setiap upaya percobaan bunuh diri selalu diawali dengan adanya motivasi
untuk bunuh

diri dengan berbagai alasan, berniat melaksanakan bunuh

diri,mengembangkan gagasan sampai akhirnya melakukan bunuh diri. Oleh karena itu,
adanya percobaan bunuh diri merupakan masalah keperawatan yang harus

mendapatkan perhatian serius. Sekali pasien berhasil mencoba bunuh diri, maka
selesai riwayat pasien. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa mitos (pendapat yang
salah) tentang bunuh diri.

D. Mitos Tentang Bunuh Diri
1. Mitos: Ancaman bunuh diri hanya cara individu untuk menarik perhatian dan
tidak perlu dianggap serius.
Fakta: Semua perilaku bunuh diri harus dianggap serius.
2. Mitos: Bunuh diri tidak memberi tanda.
3. Fakta: Delapan dari 10 individu memberi tanda secara verbal atau perilaku
sebelum melakukan percobaan bunuh diri.
4. Mitos: Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada pasien.
Fakta: Hal yang paling penting dalam perencanaan keperawatan adalah
pengkajian yang akurat tentang rencana bunuh diri pasien.
5. Mitos: Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan.
Fakta: Tidak ada data dan hasil riset yang menyokong pendapat ini karena pola
perilaku bunuh diri bersifat individual.

E. Klafikasi Bunuh Diri
1. Bunuh diri egoistik

Akibat seseorang yang mempunyai hubungan sosial yang buruk.
2. Bunuh diri altruistic
Akibat kepatuhan pada adat dan kebiasaan.
3. Bunuh diri anomik
Akibat lingkungan tidak dapat memberikan kenyamanan bagi individu.

F. Tanda dan Gejala
Menurut Stuart ( 2007 ) adapun tanda dan gejala bunuh diri :
a. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
d. Impulsif.
e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.

g. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat
dosis mematikan).
h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan
mengasingkan diri).
i. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi,

psikosis dan menyalahgunakan alcohol).
G. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Pasien
1. Tujuan
Pasien tetap aman dan selamat.
2. Tindakan
Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri, maka
Anda dapat melakukan tindakan berikut.
a) Menemani pasien terus-menerus sampai dia dapat dipindahkan ke
tempat yang aman.
b) Menjauhkan semua benda yang berbahaya, misalnya pisau, silet, gelas,
tali pinggang.
c) Memeriksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya, jika
pasien mendapatkan obat.
d) Menjelaskan dengan lembut pada pasien bahwa Anda akan melindungi
pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri.

H.Rencana Keperawatan untuk Keluarga
1. Tujuan
Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang mengancam
atau mencoba bunuh diri.

2. Tindakan
a) Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan
pernah meninggalkan pasien sendirian.
b) Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barangbarang berbahaya di sekitar pasien.
c) Mendiskusikan dengan keluarga ja untuk tidak sering melamun sendiri.

d) Menjelaskan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat secara
teratur.

I. Diagnosis
Pohon Masalah
RESIKO BUNUH DIRI

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Diagnosis : Risiko bunuh diri berhubungan dengan harga diri rendah.

Tindakan Keperawatan untuk Pasien isyarat Bunuh Diri
1. Tujuan
a. Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya.

b. Pasien dapat mengungkapkan perasaanya.
c. Pasien dapat meningkatkan harga dirinya.
d. Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik.
2. Tindakan
a. Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau teman.
b. Meningkatkan harga diri pasien dengan cara berikut:
1) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
2) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
3) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting.
4) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien.
5) Merencanakan aktivitas yang dapat pasien lakukan.
c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara berikut.
1) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya.
2) Mendiskusikan dengan pasien efektivitas masing-masing cara
penyelesaian masalah.

3) Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih
baik.


Aktivitas keperawatan secara umum :
1. Bantu klien untuk menurunkan resiko perilaku destruktif yang diarahkan pada
diri sendiri, dengan cara :
 Kaji tingkatan resiko yang di alami pasien : tinggi, sedang, rendah.
 Kaji level Long-Term Risk yang meliputi : Lifestyle/ gaya hidup, dukungan
social yang tersedia, rencana tindakan yang bisa mengancam kehidupannya,
koping mekanisme yang biasa digunakan.
2. Berikan lingkungan yang aman (safety) berdasarkan tingkatan resiko ,
managemen untuk klien yang memiliki resiko tinggi;
 Orang yang ingin suicide dalam kondisi akut seharusnya ditempatkan didekat
ruang perawatan yang mudah di monitor oleh perawat.
 Mengidentifikasi dan mengamankan benda – benda yang dapat membahayakan
klien misalnya : pisau, gunting, tas plastic, kabel listrik, sabuk, hanger dan
barang berbahaya lainnya.
 Membuat kontrak baik lisan maupun tertulis dengan perawat untuk tidak
melakukan tindakan yang mencederai diri Misalnya : ”Saya tidak akan
mencederai diri saya selama di RS dan apabila muncul ide untuk mencederai
diri akan bercerita terhadap perawat.”
 Makanan seharusnya diberikan pada area yang mampu disupervisi dengan
catatan :

o Yakinkan intake makanan dan cairan adekuat
o Gunakan piring plastik atau kardus bila memungkinkan.
o Cek dan yakinkan kalau semua barang yang digunakan pasien kembali
pada tempatnya.
 Ketika memberikan obat oral, cek dan yakinkan bahwa semua obat diminum.
 Rancang anggota tim perawat untuk memonitor secara kontinyu.
 Batasi orang dalam ruangan klien dan perlu adanya penurunan stimuli.
 Instruksikan pengunjung untuk membantasi barang bawaan ( yakinkan untuk
tidak memberikan makanan dalam tas plastic)
 Pasien yang masih akut diharuskan untuk selalu memakai pakaian rumah sakit.
 Melakukan seklusi dan restrain bagi pasien bila sangat diperlukan
 Ketika pasien sedang diobservasi, seharusnya tidak menggunakan pakaian yang
menutup seluruh tubuhnya. Perlu diidentifikasi keperawatan lintas budaya.
 Individu yang memiliki resiko tinggi mencederai diri bahkan bunuh diri perlu
adanya komunikasi oral dan tertulis pada semua staf.

3. Membantu meningkatkan harga diri klien
 Tidak menghakimi dan empati
 Mengidentifikasi aspek positif yang dimilikinya
 Mendorong berpikir positip dan berinteraksi dengan orang lain

 Berikan jadual aktivitas harian yang terencana untuk klien dengan control
impuls yang rendah
 Melakukan terapi kelompok dan terapi kognitif dan perilaku bila diindikasikan.
4. Bantu klien untuk mengidentifikasi dan mendapatkan dukungan social
 Informasikan kepada keluarga dan saudara klien bahwa klien membutuhkan
dukungan social yang adekuat
 Bersama pasien menulis daftar dukungan sosial yang di punyai termasuk
jejaring sosial yang bisa di akses.
 Dorong klien untuk melakukan aktivitas social
5. Membantu klien mengembangkan mekanisme koping yang positip.
 Mendorong ekspresi marah dan bermusuhan secara asertif
 Lakukan pembatasan pada ruminations tentang percobaan bunuh diri.
 Bantu klien untuk mengetahui faktor predisposisi ‘ apa yang terjadi sebelum
anda memiliki pikiran bunuh diri’
 Memfasilitasi uji stress kehidupan dan mekanisme koping
 Explorasi perilaku alternative
 Gunakan modifikasi perilaku yang sesuai
 Bantu klien untuk mengidentifikasi pola piker yang negative dan mengarahkan
secara langsung untuk merubahnya yang rasional.
6. Initiate Health Teaching dan rujukan, jika diindikasikan
 Memberikan pembelajaran yan menyiapkan orang mengatasi stress (relaxation,
problem-solving skills).
 Mengajari keluarga technique limit setting
 Mengajari keluarga ekspresi perasaan yang konstruktif
 Intruksikan keluarga dan orang lain untuk mengetahui peningkatan resiko :
perubahan perilaku, komunikasi verbal dan nonverbal, menarik diri, tanda
depresi.

Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed.
Elsevier Mosby, Philadelphia