Kajian Penerapan Produksi Bersih di Stasiun Gilingan pada Proses Produksi Gula (Studi Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat)

KAJIAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
DI STASIUN GILINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA
Studi Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat

PUSPITA YULIANDARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Penerapan Produksi
Bersih di Stasiun Gilingan pada Proses Produksi Gula (Studi Kasus di PT.
PG. Rajawali II Unit II, PG. Tersana Baru, Jawa Barat) adalah karya saya
sendiri dengan arahan komisi pembimbing akademik dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir tesis ini.

Bogor,

Juli 2008

Puspita Yuliandari
NRP F351050061

PUSPITA YULIANDARI. Cleaner Production Study in Milling Station at Sugar
Production Process (Case Study at PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru,
West Java). Supervised by ANAS M. FAUZI, SUPRIHATIN, and ONO
SUPARNO.

ABSTRACT
The sugar industries are strategic industries indeed to social, economic, and
politic sectors for Indonesian government. The development of sugar industries in
Indonesia is influenced by the capability of increasing sugar productivity every
year. This increasing is important to handle problem that happened. One of the
solutions of the problem, such as sugar loss and inefficiency energy was

application of the cleaner production. PG. Tersana Baru have been doing efforts to
minimise fuel consumption in milling station.
This research objective were to design a processing improvement in milling
station through cleaner production approach strategy in reducing sugar loss and
increasing energy (steam and fuel) uses efficiency and to build a dinamic model
on the influence of imbibition water to water content of bagasse and sucrosse
content in milling station at PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, West
Java. The results of this research indicated a potency for aplication of a cleaner
production approach in PG. Tersana Baru based data collected during 2007
milling season, of which the optimum of imbibition water was 22.64 %. That
condition was achieved in the 8th periode of production with fuel energy
consumption of 298,466 kcals/ton sugar cane. At this condition, there was
possibility for annual energy consumption to be reached by 227,418 kcal/ton
sugar cane or equivalent to Rp 764,184,666,153.00. The addition of water
imbibition at the milling process in the dynamic system simulation model was
carried out at the interval of 21.20 – 35%. The results in water contents of bagasse
of 49.21 – 62.74% and its sucrose contents of 0 – 5.18%
Keywords: cleaner production approach, imbibition water, efficiency energy
consumtion, dynamic system simulation model


PUSPITA YULIANDARI. Kajian Penerapan Produksi Bersih di Stasiun Gilingan
pada Proses Produksi Gula (Studi di PT PG Rajawali II Unit PG Tersana Baru,
Jawa Barat). Dibimbing oleh ANAS M. FAUZI, SUPRIHATIN, dan ONO
SUPARNO.

RINGKASAN
Industri gula di Indonesia merupakan industri yang cukup strategis bagi
pemerintah Indonesia, baik secara sosial, ekonomi maupun politik.
Perkembangannya dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh kemampuan pabrikpabrik gula dalam meningkatkan produktivitas gula yang dihasilkan setiap
tahunnya. Kejayaan Indonesia sebagai negara eksportir dan produsen gula pernah
dialami pada awal abad ke-20. Akan tetapi, di tahun 1975, produktivitas gula
mulai menurun. Penurunan dipengaruhi oleh berbagai kendala, diantaranya :
kebijakan pemerintah yang memberatkan petani tebu, gagal panen yang sering
terjadi, kondisi pabrik di Indonesia yang cukup tua, dan proses produksi gula yang
tidak optimal sehingga menyebabkan kekurangan pasokan bahan baku.
Peningkatan produktivitas gula harus terus dilakukan agar dapat mengatasi
kendala-kendala tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan
melakukan pembenahan secara menyeluruh, baik di bidang produksi maupun unitunit operasi. Pembenahan di bidang produksi bertujuan untuk meminimalisasi
kehilangan gula pada proses produksi sehingga nilai rendemen gula meningkat,
sedangkan pembenahan pada unit-unit operasi bertujuan untuk mengurangi

pemborosan energi (khususnya energi bahan bakar dan energi uap) pada proses
produksi. Pembenahan dapat dilakukan melalui pendekatan produksi bersih yang
sesuai. Menurut USAID (1997), produksi bersih merupakan suatu pendekatan
yang mengarah pada peningkatan efisiensi proses produksi, perbaikan atau
meningkatkan sistem operasi dan prosedur kerja. PG. Tersana Baru sebagai pabrik
gula yang cukup tua terus melakukan berbagai upaya meminimalisasi limbah
khususnya limbah ampas tebu yang dimanfaatkan menjadi bahan bakar stasiun
ketel uap.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses di stasiun
gilingan melalui strategi pendekatan produksi bersih untuk mereduksi kehilangan
gula dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi (uap dan bahan bakar) serta
merancang model dinamik pengaruh penambahan air imbibisi terhadap kadar air
dan kadar sukrosa ampas tebu pada proses penggilingan di PT. PG. Rajawali II
Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat. Penelitian ini menghasilkan rancangan
perbaikan proses penggilingan di stasiun gilingan dapat dilakukan dengan
mengatur penambahan air imbibisi sebesar 22,64% untuk setiap proses
penggilingan sehingga peluang penerapan produksi bersih dapat tercapai pada
periode ke-VIII musim giling tahun 2007. Rancangan konsumsi ampas tebu dan
IDO yang optimum dapat dihasilkan sebesar 4.651.698 kkal/ton gula atau sebesar
297.297 kkal/ton tebu dan sebesar 18.278 kkal/ton gula atau sebesar 1.168

kkal/ton tebu, sehingga menghasilkan konsumsi energi bahan bakar sebesar
298.466 kkal/ton tebu. Penghematan konsumsi energi bahan bakar sebesar
227.418 kkal/ton tebu atau sebesar Rp. 764.184.666.153,00/tahun, dapat terjadi
apabila semua proses penggilingan dapat dilakukan selama satu musim giling.
Simulasi Model Sistem Dinamik dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penambahan air imbibisi terhadap kadar air ampas tebu dan kadar
sukrosa ampas tebu. Penambahan air imbibisi dilakukan pada interval 21,20 35%, menghasilkan kisaran kadar air ampas tebu antara 49,21% - 62,74% dan
kisaran kadar sukrosa ampas tebu antara 0 % - 5,18%. Hasil dari pemodelan
menunjukkan bahwa penambahan air imbibisi sebesar 24,16%, menghasilkan titik
maksimum kadar air ampas tebu sebesar 51,90% dan kadar sukrosa sebesar
2,22%.
Kata kunci : pendekatan produksi bersih, penambahan air imbibisi, penghematan
konsumsi energi bahan bakar dan simulasi model sistem dinamik

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,penulisan

karya ilmiah, penulisan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KAJIAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
DI STASIUN GILINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA
Studi Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat

PUSPITA YULIANDARI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Magister Sains pada
Departemen Teknolo
gi P
ertanian


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul
Tesis
Nama
NRP

: Model Perpindahan Massa Pada Pemurnian Siklodekstrin Dengan
Membran Ultrafiltrasi Aliran Silang
: Yeni Eliza Maryana
: F 351040141

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Erliza Noor

Ketua

Prayoga Suryadarma, S.TP. MT
Anggota

Diketahui,
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa'id, MADev

Judul Penelitian

:

Kajian Penerapan Produksi Bersih di Stasiun Gilingan
pada Proses Produksi Gula (Studi Kasus di PT. PG.
Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat)

Nama

NRP

:
:

Puspita Yuliandari
F351050061

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng
Ketua

Dr. Ir. Suprihatin, Dipl. Eng
Anggota

Dr. Ono Suparno, S.TP., MT
Anggota


Diketahui
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Irawadi Jamaran

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

Tanggal Ujian: 25 Juli 2008

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Syukur Alhamdulillah atas segala Ridho, Rahmat dan Hidayah Allah
SWT sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan. Tesis yang berjudul Kajian
Penerapan Produksi Bersih di Stasiun Gilingan pada Proses Produksi Gula (Studi
Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit II, PG. Tersana Baru, Jawa Barat) merupakan
kelengkapan tugas akhir untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Sekolah

Pascasarjana IPB.
Penelitian dan penulisan tesis ini di bawah bimbingan Dr. Ir. Anas Miftah
Fauzi, M.Eng, Dr. Ir. Suprihatin, Dipl.-Eng dan Dr. Ono Suparno, S.TP, MT.
Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan atas bimbingan dan arahan
yang diberikan sejak penyusunan dan perencanaan penelitian hingga selesai
penulisan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. E. Gumbira Sa’id, MADev selaku dosen penguji, yang telah
memberikan masukan untuk kesempurnaan penyusunan tesis ini.
2. Bapak Mujiono, B.Sc., selaku processing manager dan mas Ivan Ristanto
selaku Mill Engineer atas segala petunjuk dan bimbingan yang diberikan
selama penelitian, serta karyawan-karyawan di PT. PG. Rajawali II, PG.
Tersana Baru, Cirebon atas segala bantuan dan informasinya.
3. Papa, mama, adik-adikku (Heri, Doni dan Lia), keluarga besar di Lampung
dan Palembang, serta suamiku tercinta Dendi Eka Putra atas segala bantuan,
doa, kesabaran, dorongan dan pengertian yang diberikan secara tulus dan
ikhlas.
4. Hendrix, Agung (TIN 40), Mbak Yeni, Teh Fitri, Tri, Fitri, Mbak Leni, Bu Ai,
Mbak Dona, Teman-teman Liqo’, Pak Yuli, teman-teman S2 dan S3 TIP
angkatan 2005 dan 2006, keluarga besar di Cirebon (Mide, Bapak dan Ibu
Anda, Aa’, Teteh’ dan Dede’).
5. Keluarga besar Milenium : Ocha, Esa, Bundo, Vivi, Angel, Didi, Mba Erni,
Mba Erna serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam proses penyelesaian tesis ini.
Bogor, Juli 2008
Puspita Yuliandari

KAJIAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
DI STASIUN GILINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA
Studi Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat

PUSPITA YULIANDARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Penerapan Produksi
Bersih di Stasiun Gilingan pada Proses Produksi Gula (Studi Kasus di PT.
PG. Rajawali II Unit II, PG. Tersana Baru, Jawa Barat) adalah karya saya
sendiri dengan arahan komisi pembimbing akademik dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.

Bogor,

Juli 2008

Puspita Yuliandari
NRP F351050061

PUSPITA YULIANDARI. Cleaner Production Study in Milling Station at Sugar
Production Process (Case Study at PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru,
West Java). Supervised by ANAS M. FAUZI, SUPRIHATIN, and ONO
SUPARNO.

ABSTRACT
The sugar industries are strategic industries indeed to social, economic, and
politic sectors for Indonesian government. The development of sugar industries in
Indonesia is influenced by the capability of increasing sugar productivity every
year. This increasing is important to handle problem that happened. One of the
solutions of the problem, such as sugar loss and inefficiency energy was
application of the cleaner production. PG. Tersana Baru have been doing efforts to
minimise fuel consumption in milling station.
This research objective were to design a processing improvement in milling
station through cleaner production approach strategy in reducing sugar loss and
increasing energy (steam and fuel) uses efficiency and to build a dinamic model
on the influence of imbibition water to water content of bagasse and sucrosse
content in milling station at PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, West
Java. The results of this research indicated a potency for aplication of a cleaner
production approach in PG. Tersana Baru based data collected during 2007
milling season, of which the optimum of imbibition water was 22.64 %. That
condition was achieved in the 8th periode of production with fuel energy
consumption of 298,466 kcals/ton sugar cane. At this condition, there was
possibility for annual energy consumption to be reached by 227,418 kcal/ton
sugar cane or equivalent to Rp 764,184,666,153.00. The addition of water
imbibition at the milling process in the dynamic system simulation model was
carried out at the interval of 21.20 – 35%. The results in water contents of bagasse
of 49.21 – 62.74% and its sucrose contents of 0 – 5.18%
Keywords: cleaner production approach, imbibition water, efficiency energy
consumtion, dynamic system simulation model

PUSPITA YULIANDARI. Kajian Penerapan Produksi Bersih di Stasiun Gilingan
pada Proses Produksi Gula (Studi di PT PG Rajawali II Unit PG Tersana Baru,
Jawa Barat). Dibimbing oleh ANAS M. FAUZI, SUPRIHATIN, dan ONO
SUPARNO.

RINGKASAN
Industri gula di Indonesia merupakan industri yang cukup strategis bagi
pemerintah Indonesia, baik secara sosial, ekonomi maupun politik.
Perkembangannya dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh kemampuan pabrikpabrik gula dalam meningkatkan produktivitas gula yang dihasilkan setiap
tahunnya. Kejayaan Indonesia sebagai negara eksportir dan produsen gula pernah
dialami pada awal abad ke-20. Akan tetapi, di tahun 1975, produktivitas gula
mulai menurun. Penurunan dipengaruhi oleh berbagai kendala, diantaranya :
kebijakan pemerintah yang memberatkan petani tebu, gagal panen yang sering
terjadi, kondisi pabrik di Indonesia yang cukup tua, dan proses produksi gula yang
tidak optimal sehingga menyebabkan kekurangan pasokan bahan baku.
Peningkatan produktivitas gula harus terus dilakukan agar dapat mengatasi
kendala-kendala tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan
melakukan pembenahan secara menyeluruh, baik di bidang produksi maupun unitunit operasi. Pembenahan di bidang produksi bertujuan untuk meminimalisasi
kehilangan gula pada proses produksi sehingga nilai rendemen gula meningkat,
sedangkan pembenahan pada unit-unit operasi bertujuan untuk mengurangi
pemborosan energi (khususnya energi bahan bakar dan energi uap) pada proses
produksi. Pembenahan dapat dilakukan melalui pendekatan produksi bersih yang
sesuai. Menurut USAID (1997), produksi bersih merupakan suatu pendekatan
yang mengarah pada peningkatan efisiensi proses produksi, perbaikan atau
meningkatkan sistem operasi dan prosedur kerja. PG. Tersana Baru sebagai pabrik
gula yang cukup tua terus melakukan berbagai upaya meminimalisasi limbah
khususnya limbah ampas tebu yang dimanfaatkan menjadi bahan bakar stasiun
ketel uap.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang perbaikan proses di stasiun
gilingan melalui strategi pendekatan produksi bersih untuk mereduksi kehilangan
gula dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi (uap dan bahan bakar) serta
merancang model dinamik pengaruh penambahan air imbibisi terhadap kadar air
dan kadar sukrosa ampas tebu pada proses penggilingan di PT. PG. Rajawali II
Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat. Penelitian ini menghasilkan rancangan
perbaikan proses penggilingan di stasiun gilingan dapat dilakukan dengan
mengatur penambahan air imbibisi sebesar 22,64% untuk setiap proses
penggilingan sehingga peluang penerapan produksi bersih dapat tercapai pada
periode ke-VIII musim giling tahun 2007. Rancangan konsumsi ampas tebu dan
IDO yang optimum dapat dihasilkan sebesar 4.651.698 kkal/ton gula atau sebesar
297.297 kkal/ton tebu dan sebesar 18.278 kkal/ton gula atau sebesar 1.168
kkal/ton tebu, sehingga menghasilkan konsumsi energi bahan bakar sebesar
298.466 kkal/ton tebu. Penghematan konsumsi energi bahan bakar sebesar
227.418 kkal/ton tebu atau sebesar Rp. 764.184.666.153,00/tahun, dapat terjadi
apabila semua proses penggilingan dapat dilakukan selama satu musim giling.
Simulasi Model Sistem Dinamik dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penambahan air imbibisi terhadap kadar air ampas tebu dan kadar
sukrosa ampas tebu. Penambahan air imbibisi dilakukan pada interval 21,20 35%, menghasilkan kisaran kadar air ampas tebu antara 49,21% - 62,74% dan
kisaran kadar sukrosa ampas tebu antara 0 % - 5,18%. Hasil dari pemodelan
menunjukkan bahwa penambahan air imbibisi sebesar 24,16%, menghasilkan titik
maksimum kadar air ampas tebu sebesar 51,90% dan kadar sukrosa sebesar
2,22%.
Kata kunci : pendekatan produksi bersih, penambahan air imbibisi, penghematan
konsumsi energi bahan bakar dan simulasi model sistem dinamik

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor (IPB), tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,penulisan
karya ilmiah, penulisan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

KAJIAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
DI STASIUN GILINGAN PADA PROSES PRODUKSI GULA
Studi Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat

PUSPITA YULIANDARI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Magister Sains pada
Departemen Teknolo
gi P
ertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul
Tesis
Nama
NRP

: Model Perpindahan Massa Pada Pemurnian Siklodekstrin Dengan
Membran Ultrafiltrasi Aliran Silang
: Yeni Eliza Maryana
: F 351040141

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Erliza Noor
Ketua

Prayoga Suryadarma, S.TP. MT
Anggota

Diketahui,
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Sa'id, MADev

Judul Penelitian

:

Kajian Penerapan Produksi Bersih di Stasiun Gilingan
pada Proses Produksi Gula (Studi Kasus di PT. PG.
Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat)

Nama
NRP

:
:

Puspita Yuliandari
F351050061

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Anas Miftah Fauzi, M.Eng
Ketua

Dr. Ir. Suprihatin, Dipl. Eng
Anggota

Dr. Ono Suparno, S.TP., MT
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Irawadi Jamaran

Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS.

Tanggal Ujian: 25 Juli 2008

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Syukur Alhamdulillah atas segala Ridho, Rahmat dan Hidayah Allah
SWT sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan. Tesis yang berjudul Kajian
Penerapan Produksi Bersih di Stasiun Gilingan pada Proses Produksi Gula (Studi
Kasus di PT. PG. Rajawali II Unit II, PG. Tersana Baru, Jawa Barat) merupakan
kelengkapan tugas akhir untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Sekolah
Pascasarjana IPB.
Penelitian dan penulisan tesis ini di bawah bimbingan Dr. Ir. Anas Miftah
Fauzi, M.Eng, Dr. Ir. Suprihatin, Dipl.-Eng dan Dr. Ono Suparno, S.TP, MT.
Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan atas bimbingan dan arahan
yang diberikan sejak penyusunan dan perencanaan penelitian hingga selesai
penulisan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. E. Gumbira Sa’id, MADev selaku dosen penguji, yang telah
memberikan masukan untuk kesempurnaan penyusunan tesis ini.
2. Bapak Mujiono, B.Sc., selaku processing manager dan mas Ivan Ristanto
selaku Mill Engineer atas segala petunjuk dan bimbingan yang diberikan
selama penelitian, serta karyawan-karyawan di PT. PG. Rajawali II, PG.
Tersana Baru, Cirebon atas segala bantuan dan informasinya.
3. Papa, mama, adik-adikku (Heri, Doni dan Lia), keluarga besar di Lampung
dan Palembang, serta suamiku tercinta Dendi Eka Putra atas segala bantuan,
doa, kesabaran, dorongan dan pengertian yang diberikan secara tulus dan
ikhlas.
4. Hendrix, Agung (TIN 40), Mbak Yeni, Teh Fitri, Tri, Fitri, Mbak Leni, Bu Ai,
Mbak Dona, Teman-teman Liqo’, Pak Yuli, teman-teman S2 dan S3 TIP
angkatan 2005 dan 2006, keluarga besar di Cirebon (Mide, Bapak dan Ibu
Anda, Aa’, Teteh’ dan Dede’).
5. Keluarga besar Milenium : Ocha, Esa, Bundo, Vivi, Angel, Didi, Mba Erni,
Mba Erna serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam proses penyelesaian tesis ini.
Bogor, Juli 2008
Puspita Yuliandari

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 2 Juli 1981 dari ayah
Drs. Hi. Kabit Paidiyanto, M.Pd. dan ibu Dra. Hj. Yani Hernawaty. Penulis
merupakan putri pertama dari empat bersaudara.
Tahun 1999 penulis lulus dari SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan pada
tahun 1999 penulis lulus seleksi masuk Universitas Lampung (UNILA). Penulis
memilih Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian dan lulus pada tahun
2004. Tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan program magister di
Departemen Teknologi Industri Pertanian Sekolah Pascasarjana IPB Bogor.
Pengalaman kerja yang pernah penulis peroleh adalah sebagai surveyor di
Sucofindo pada tahun 2007 dan sebagai tenaga olah data di Surveyor Indonesia
pada tahun 2007.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................……….. xvi
I

PENDAHULUAN ..................................................................………
Latar Belakang ...........................................................………
A
Perumusan Masalah.....................................................………
B
Tujuan Penelitian .......................................................……….
C
Ruang Lingkup Penelitian…………………………………...
D

1
1
2
3
3

II

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................………
A
Industri Gula............................................................................
Perkembangan Industri Gula di Indonesia.....................
1
Tebu...............................................................................
2
Proses Pengolahan Gula................................................
3
Nira Mentah...................................................................
4
Ampas tebu....................................................................
5
Gula................................................................................
6
Penggunaan Air Imbibisi...............................................
7
Stasiun Gilingan.............................................................
8
Energi.............................................................................
9
B
Produksi Bersih.......................................................................
1 Alternatif dalam Penerapan Produksi Bersih.................
1.1 Penerapan Produksi Bersih..................................
1.2 Strategi dalam Penerapan Produksi Bersih..........
2 Kendala Penerapan Produksi Bersih..............................
2.1 Kendala Ekonomi.................................................
2.2 Kendala Teknologi...............................................
2.3 Kendala Sumber Daya Manusia...........................
3 Penilaian Produksi Bersih suatu Perusahaan..................
4 Metode Quick Scan.........................................................
C
Pemodelan Sistem Dinamik.....................................................
1 Stock Flow Diagrams (SFD)..........................................
D
Penelitian Terdahulu.................................................................

4
4
5
6
8
9
9
10
10
11
12
13
14
14
15
16
16
16
16
17
18
20
22
22

III

METODOLOGI PENELITIAN..................................................……
A
Kerangka Pemikiran........................................................……
B
Tata Laksana...........................….............................................
1 Tahapan Penelitian........................................................
1.1 Persiapan..............................................................
1.2 Pengumpulan data primer....................................
2 Penentuan Parameter......................................................
2.1 Perhitungan Parameter.........................................
3 Penggunaan Energi.........................................................

24
24
25
25
26
26
26
27
29

3.1
3.2

Halaman
Energi Bahan Bakar............................................. 29
Energi Uap pada Ketel Uap................................. 30

4

Tahapan Pemodelan Sistem Dinamik.............................
4.1 Pemilihan Tema dan Identifikasi Variabel Kunci
4.2 Formulasi Model Simulasi...................................
4.3 Verifikasi dan Validasi Model.............................
4.4 Sensitivitas...........................................................
Pengolahan Data.................................................................….
Tempat dan Waktu Penelitian.................................................
PG. Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat....................................

30
30
30
31
32
32
32
32

IV

DESKRIPSI PG. TERSANA BARU………………………………..
A
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan...................................
B
Lokasi dan Tata Letak Perusahaan...........................................
C
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan.............
D
Pengelolaan Limbah Perusahaan..............................................
1 Limbah Cair.....................................................................
2 Limbah Padat...................................................................
3 Limbah Udara..................................................................

35
35
37
38
40
41
42
43

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................…...
A
Analisis Neraca Massa Proses Produksi Gula.........................
1 Stasiun Gilingan.............................................................
2 Stasiun Pemurnian..........................................................
3 Stasiun Penguapan (Evaporator)...................................
4 Stasiun Putaran dan Masakan.........................................
B
Proses Penggilingan di Stasiun Gilingan..................................
C
Hal-hal yang Mempengaruhi Proses Penggilingan…………...
1 Penambahan Air Imbibisi...............................................
1.1 Ampas Tebu…………………………………….
2 Energi pada Proses Produksi Gula.................................
2.1 Penggunaan Energi Bahan Bakar........................
2.2 Penggunaan Energi Uap.......................................
3
Rendemen..........................................................……….
D
Peluang Pendekatan Produksi Bersih.......................................
E
Model Sistem Dinamik Pengaruh Penambahan Air Imbibisi
terhadap Kinerja Mesin Gilingan di PG. Tersana Baru………
1 Simulasi Model Sistem Dinamik (SD)………………...
1.1 Model SD Proses Penggilingan…………………
2 Pengujian Model……………………………………….
2.1 Verifikasi………………………………………..
2.2 Validasi………………………………………....
2.2.1 Validasi Teoretis……………………….
2.2.2 Kondisi Ekstrim………………………..

46
46
46
47
48
49
50
54
54
56
58
59
62
65
66

C
D
E

70
70
70
71
71
72
72
72

Halaman
2.3 Konsistensi Unit………………………………..
2.4 Kesesuaian Hasil Keluaran……………………..
2.5 Sensitivitas………………………………………
Hasil Simulasi Pemodelan.............................................

73
73
75
76

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................…...
A
Kesimpulan ……........…..................................................…...
B
Saran …………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................……
LAMPIRAN ................................................................................……

80
80
80
81
84

3
V

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Halaman
Komposisi dan Kadar Batang Tebu.....................................................
7
Beberapa Indikator Efisiensi Teknis Pabrik Gula di Indonesia tahun
9
2002-2004........................................................................……………
Kriteria Kualitas Gula..........................................................…………
10
Parameter Kinerja Stasiun gilingan.....................................................
12
Hasil Pemeriksaan Kualitas Udara Ambien Lokasi Up Wind dan
44
Down Wind.........................................................................................
Hasil Pemeriksaan Emisi Cerobong....................................................
45
Neraca Massa di Stasiun Gilingan.......................................................
46
Neraca Massa di Stasiun Pemurnian pada alat Door Clarifier............
47
Neraca Massa di Stasiun Pemurnian pada alat Rotary Vacuum Filter
48
Neraca Massa di Stasiun Penguapan...................................................
48
Neraca Massa di Stasiun Masakan dan Putaran...................................
49
Jumlah Air Imbibisi, Tebu Tergiling, Gula SHS yang dihasilkan dan
Ampas Tebu PG. Tersana Baru Musim Giling Tahun 2007...............
56
Penggunaan Ampas Tebu dan IDO di PG. Tersana Baru Musim
giling 2007...........................................................................................
Penggunaan Uap di PG. Tersana Baru tahun 2007.........……………
Hubungan antara Air Imbibisi, Konsumsi Energi, dan Nilai
Penghematan Konsumsi Energi...……………………………………
Hubungan Air Imbibisi, Penggunaaan IDO, dan Gula yang Hilang
dalam Ampas Tebu…………………………………………………..
Hasil Validasi Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar
Air Ampas Tebu di PG. Tersana Baru.................................................
Hasil Validasi Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar
sukrosa Ampas Tebu di PG. Tersana Baru..........................................
Hasil Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar
Air Ampas Tebu yang disimulasikan …..…………............................
Hasil Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar
sukrosa Ampas Tebu yang disimulasikan............................................

60
63
66
68
74
75
78
79

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

22
23
24
25
26
27

Halaman
Aliran Massa dan Energi dengan Produk Buangan...........................
13
Teknik Produksi Bersih.....................................................................
14
Diagram Alir Metodologi Penilaian pada Suatu Industri......………
18
Pendekatan Produksi Bersih dengan Metode Quick Scan.................
19
Pemodelan Sistem Dinamik...............................................................
21
Stock Flow Diagrams.........................................................................
22
Kerangka Pemikiran Penelitian..........................................................
25
Diagram Alir Tahapan Penelitian.......................................................
34
Skema Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PG. Tersana Baru
42
Skema Umum Proses Penggilingan Tebu..........................................
51
Aliran Neraca Massa di Stasiun Gilingan Tebu...……….………….
51
Jumlah Tebu Tergiling PG. Tersana Baru Musim Giling 2007 dan
PG. Jatitujuh Musim Giling 2006......................................................
52
Neraca Massa Stasiun Gilingan PG. Tersana Baru Musim Giling
2007.......................……….............................................…………...
53
Perbandingan Penambahan Air Imbibisi antara PG. Tersana Baru
Musim Giling 2007 dengan PG. Jatitujuh Musim Giling 2006.........
55
Grafik Hubungan antara Air Imbibisi dengan Kadar Sukrosa
Ampas Tebu di PG. Tersana Baru Musim Giling 2007.....................
57
Grafik Hubungan antara Air Imbibisi dengan Kadar Air Ampas
Tebu di PG. Tersana Baru Musim Giling 2007.................................
58
Grafik Penambahan Air Imbibisi terhadap Nilai Pembakarannya
di PG. Tersana Baru Musim Giling 2007..........................................
60
Grafik Pengaruh Kadar Air Ampas Tebu terhadap Jumlah
Penggunaan IDO PG. Tersana Baru Musim Giling 2007..................
61
Grafik Hubungan antara Jumlah Penggunaan Air Imbibisi dengan
Konsumsi Uap PG. Tersana Baru Musim giling 2007.......................
64
Perbandingan Rendemen Gula antara PG. Tersana Baru Musim
Giling 2007 dengan PG. Jatitujuh Musim Giling 2006.....................
65
Grafik Hubungan antara Air Imbibisi dengan Biaya IDO dan Nilai
Gula dalam Ampas Tebu di PG. Tersana Baru Musim Giling
Tahun 2007.......................................................................................
68
Model SD Stasiun Gilingan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi di
PG. Tersana Baru……………………..............................................
70
Peningkatan Kadar Air Ampas Tebu akibat Peningkatan Air
Imbibisi di PG. Tersana Baru………………………………............
71
Peningkatan Kadar Sukrosa Ampas Tebu akibat Peningkatan Air
Imbibisi di PG. Tersana Baru............................................................
72
Penurunan Kadar Air Ampas Tebu Akibat Penurunan Air Imbibisi
di PG. Tersana Baru……...................................................................
72
Validasi Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar Air
Ampas Tebu di PG. Tersana Baru.....................................................
73
Validasi Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar
sukrosa Ampas Tebu di PG. Tersana Baru.......................................
74

Halaman
28
29
30
31

Dinamika Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar Air
Ampas Tebu Akibat Perubahan Parameter Sensitif..........................
Dinamika Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar
Sukrosa Ampas Tebu Akibat Perubahan Parameter Sensitif.............
Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar Air
Ampas Tebu yang disimulasikan.......................................................
Hubungan Pengaruh Penambahan Air Imbibisi terhadap Kadar
Sukrosa Ampas Tebu yang disimulasikan..................……………...

75
76
76
77

DAFTAR LAMPIRAN

1
2
3
4

Halaman
Neraca Massa Proses Produksi Gula PG. Tersana Baru Musim
84
Giling 2007.........................................................................................
Neraca Massa Proses Penggilingan pada Mesin Gilingan PG.
Tersana Baru……………………………………………..................
88
Perhitungan Neraca Uap..............................…………......................
99
Langkah-langkah Pemodelan Sistem Dinamik Pengaruh
Penambahan Air Imbibisi terhadap Kinerja Mesin Gilingan di PG.
Tersana Baru......................…………………………........................ 106

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri gula dianggap sebagai industri yang strategis oleh Pemerintah
Indonesia baik secara sosial, ekonomi maupun politik. Kepedulian Pemerintah
terhadap industri gula dari waktu ke waktu relatif besar, sehingga industri ini
sering disebut sebagai the most regulated commodity (Bakrie, 2003). Indonesia
pernah menjadi negara produsen dan eksportir gula di dunia pada awal abad ke20. akan tetapi, pada tahun 1975, produktivitas gula mulai menurun. Penurunan
ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang memberatkan petani tebu, gagal
panen yang sering terjadi, kondisi pabrik di Indonesia yang cukup tua, dan proses
produksi gula yang tidak optimal sehingga menyebabkan kekurangan pasokan
bahan baku. Sementara itu, konsumsi gula nasional setiap tahunnya mengalami
peningkatan, sehingga ketimpangan antara produksi dan konsumsi gula harus
ditutupi dengan gula impor (Prihandana, 2005).
Upaya untuk meningkatkan produktivitas gula di Indonesia adalah dengan
melakukan pembenahan secara menyeluruh pada pabrik-pabrik gula, baik di
bidang produksi maupun unit-unit operasi. Pembenahan pada bidang produksi
bertujuan untuk meminimalisasi kehilangan gula pada proses produksi dalam
upaya meningkatkan rendemen gula dan pembenahan pada unit-unit operasi
bertujuan untuk mengurangi pemborosan energi (khususnya energi uap) pada
proses produksi. Pembenahan dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi baru
yang efektif (Prihandana, 2005), memperbaiki dan menggantikan mesin-mesin
produksi yang cukup tua, menyiapkan pasokan bahan baku yang berkualitas,
mengoptimalkan efisiensi dan kinerja proses pembuatan gula.
Menurut Purwono (2003), kehilangan gula pada proses produksi banyak
terjadi pada stasiun gilingan, pemurnian dan pengristalan. Pada stasiun gilingan,
kehilangan gula terjadi karena sebagian gula masih bercampur dalam ampas tebu
(bagasse). Pada stasiun pemurnian, kehilangan gula terjadi karena sebagian gula
masih terikut dalam blotong (filter cake). Pada stasiun pengristalan, kehilangan
gula terjadi karena sebagian gula masih larut dalam tetes (molasses).

2

Kehilangan gula dan pemborosan energi pada proses produksi dapat
diminimalisasi dengan melakukan berbagai pendekatan. Salah satu pendekatan
yang sesuai untuk diterapkan dalam proses proses produksi gula adalah
pendekatan produksi bersih. Menurut USAID (1997), produksi bersih merupakan
suatu pendekatan yang mengarah pada peningkatan efisiensi proses produksi dan
perbaikan atau meningkatkan sistem operasi dan prosedur kerja.
Studi ini dilakukan dengan studi khusus di PT. PG. Rajawali II Unit PG.
Tersana Baru, Jawa Barat. Pengoptimalan pendekatan produksi bersih dari aspek
lingkungan, di PG. Tersana Baru dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan
pada proses produksi dan prosedur kerja. Fokus penelitian ini adalah pengaruh
penambahan air imbibisi terhadap peningkatan efisiensi proses produksi dengan
pendekatan produksi bersih di stasiun gilingan. Stasiun gilingan dipilih, karena
tahapan prosesnya paling banyak berinteraksi dengan limbah berupa baggasse.
Selama ini, bagasse selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar ketel uap, bagasse
juga dimanfaatkan sebagai bahan baku papan partikel, kertas, pulp, dan kanvas
rem.
B. Perumusan Masalah
Kegiatan industri gula terdiri dari kegiatan proses produksi dan unit-unit
operasi. Kegiatan proses produksi adalah kegiatan proses pengolahan tebu sampai
menjadi gula. Proses tersebut diawali, dengan pemotongan batang-batang tebu,
kemudian dimasukkan ke stasiun gilingan dan menghasilkan nira mentah. Nira
mentah masuk ke stasiun pemurnian dan menghasilkan nira jernih. Nira jernih
dihilangkan kandungan airnya melalui proses penguapan dan menghasilkan nira
kental. Nira kental dimasak dan selanjutnya dikristalkan. Hasil dari pengkristalan
nira kental adalah gula pasir (Moerdokusumo, 1993). Kegiatan unit-unit operasi
merupakan kegiatan pendukung proses produksi. Kegiatannya dilakukan di
stasiun uap, stasiun listrik dan stasiun air.
Menurut Purwono (2003), kehilangan gula dipengaruhi oleh proses
penggilingan, pemurnian dan pengristalan yang kurang baik. Kehilangan gula
pada proses penggilingan di PG. Tersana Baru musim giling 2007, rata-rata 2,57%
atau senilai dengan 24,85 ton tebu per hari. Tahap penggilingan secara proses
merupakan fase pertama proses produksi yang diharapkan memiliki efisiensi

3

tinggi. Penentuan efisiensi tersebut dilakukan untuk menentukan jumlah gula yang
mampu dipisahkan dari tebu sebelum masuk ke proses lainnya. Oleh karena itu,
penelitian ini difokuskan pada perbaikan proses penggilingan.
Proses penggilingan berkaitan erat dengan kehilangan gula dalam ampas
tebu. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mendapatkan solusi dalam
mengatasi kehilangan gula pada proses produksi di stasiun gilingan, diperlukan
analisis pada proses penggilingan terutama berkaitan dengan penambahan air
imbibisi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang perbaikan proses di stasiun
gilingan melalui strategi pendekatan produksi bersih untuk mereduksi kehilangan
gula dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi (uap dan bahan bakar) serta
merancang model dinamik pengaruh penambahan air imbibisi terhadap kadar air
ampas tebu dan kadar sukrosa ampas tebu pada proses penggilingan di PT. PG.
Rajawali II Unit PG. Tersana Baru, Jawa Barat.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan data dilakukan di PG. Tersana Baru selama sepuluh periode
musim giling tebu tahun 2007 dari awal bulan Juni sampai dengan akhir bulan
Oktober;
2. Pengamatan pada proses produksi dilakukan di stasiun gilingan bertujuan
untuk menghitung seberapa besar pengaruh air imbibisi terhadap proses
penggilingan;
3. Pengamatan terhadap penggunaan energi dilakukan untuk menganalisis
jumlah pemakaian energi (uap dan bahan bakar) selama proses produksi gula;
4. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan produksi bersih dengan
Metode Quick Scan;
5. Perancangan model dinamik menggunakan program komputer Stella versi 8.0.
6. Hasil simulasi adalah penilaian pengaruh penambahan air imbibisi terhadap
kadar air ampas tebu dan kadar sukrosa ampas tebu berdasarkan proses
penggilingan gula.

4

7. Membandingkan hasil giling tebu dan kinerja mesin giling PG. Tersana Baru
dengan hasil giling tebu dan kinerja mesin giling PG. Jatitujuh musim giling
tebu tahun 2006.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Industri Gula
1. Perkembangan Industri Gula di Indonesia
Industri gula di Indonesia merupakan industri

yang strategis bagi

Pemerintah baik secara sosial, ekonomi mapun politik. Perhatian Pemerintah dari
waktu ke waktu relatif besar, sehingga industri ini sering disebut sebagai the most
regulated comodity (Bakrie, 2003). Pemerintah mulai menetapkan beberapa
kebijakan diantaranya : (a) tahun 1971, mengenai Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI)
yang bertujuan untuk melakukan pengaturan pada sisi produksi, sistem distribusi
sampai dengan sistem penentuan harga gula; (b) tahun 1975, mengenai operasi
model Bimas dan kebijakan-kebijakan lain mengenai penetapan harga gula; (c)
tahun 1980-an, mengenai peningkatan produksi gula yang berkaitan dengan
penyehatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN); dan tahun 1984 dan 1987,
mengenai swasembada gula (Tim Studi P3GI, 2005).
Pemerintah sudah tidak membiayai program TRI dan program pergulaan
lainnya sejak tahun 1997. Salah satu hal yang mempengaruhinya adalah adanya
desakan dari Internasional Monetery Fund (IMF) terhadap monopoli Bulog
mengenai persoalan kesejahteraan petani. Penetapkan Inpres No. 5 mengenai
penghapusan program TRI dan penghapusan monopoli Bulog dengan SK
Menperindag No. 25 dikeluarkan, pada tahun 1998.
Era baru industri gula pasca tahun 1998 mendorong industri gula nasional
terlibat dalam perdagangan dunia. Terbukanya pasar gula domestik, menyebabkan
masuknya gula impor. Masuknya gula impor mempengaruhi neraca gula nasional,
yang melebihi total produksi gula nasional (Tim Studi P3GI, 2005). Dampak
terbesar mengakibatkan petani tebu dan perusahaan gula di Indonesia mengalami
kerugian dan terancam usahanya. Hampir seluruh produsen gula di Indonesia
mengalami kerugian akibat harga gula nasional jauh diatas harga gula impor, pada
tahun 1999 (Prihandana, 2005). Tahun 2000-2001, produksi, produktivitas dan
efisiensi kinerja industri gula nasional memburuk, karena pabrik gula bekerja di
bawah kapasitas dan terjadi kerugian pada tahun-tahun sebelumnya (Tim Studi
P3GI, 2005).

6

2. Tebu
Bahan baku utama dalam pembuatan gula adalah tebu. Tebu yang baik
adalah tebu yang memiliki nilai rendemen tinggi. Angka rendemen yang
digunakan untuk menghitung hasil dipabrik gula adalah rasio antara hasil gula
kristal dengan bobot tebu yang digiling. Tebu yang diolah PG. Tersana Baru
ditanam oleh petani TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi). Sesuai dengan INPRES No.
9 pada tanggal 22 April 1975, mengenai Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI) (PG.
Tersana Baru, 2006).
Secara umum tebu terdiri atas nira dan serabut (zat padat yang tidak larut).
Nira terbagi lagi menjadi brix dan kadar sukrosa, briks larutan gula menunjukkan
kandungan zat kering total yang terdiri dari sukrosa dan zat bukan gula. Akan
tetapi, kadar sukrosa larutan hanya menentukan kandungan sukrosa. Perbedaan
antara briks dan kadar sukrosa adalah kandungan zat bukan gula yang terdapat
dalam larutan. Makin kecil jumlah zat bukan gulanya, makin murni sifat fisis
larutan itu. Dengan demikian, kandungan kadar sukrosa tiap 100% brix
merupakan angka penilai kemurnian larutan gula, yang dalam perhitungan
pengawasan dinamakan HK atau hasil bagi kemurnian.
Parameter tanaman tebu adalah kadar sukrosanya, komposisi tebu
bermacam-macam
pemeliharaan,

dan

tergantung
tingkat

dari

jenis

kemasakan

tebu,
tebu,

keadaan

tanaman,

cara

komposisi

tersebut

akan

mempengaruhi kandungan gula yang ada didalam tebu. Pada dasarnya proses
pembuatan gula di pabrik gula sendiri tidak melalui reaksi kimia, melainkan
memisahkan kandungan tebu (nira) dari ampasnya. Oleh karena itu, kualitas tebu
sangat berpengaruh terhadap produk gula yang dihasilkan. Tebu yang baik dan
sesuai adalah tebu yang memerlukan pengawasan dan pemeriksaan sebelum tebu
digiling. Pengawasan ini dilakukan dengan pemeriksaan tebu yang ada di lahan
tebu yang akan dipanen. Tebu yang dipanen yaitu tebu yang sudah berumur 11
sampai 16 bulan, pada umur tesebut kadar gula yang terkandung dalam tebu sudah
optimal dan siap untuk dipanen. Tebu dikatakan masak apabila telah berhenti
tumbuh dan daunnya mulai mengering, pada saat tersebut kadar gula naik
sedangkan kadar air berkurang.

7

Penebangan tebu yang pertama kali batang tebu yang di pangkas disisakan
±