Tahap-tahap kematangan seksual perempuan di Wilayah Bogor

TAHAP-TAHAP KEMATANGAN SEKSUAL PEREMPUAN
DI WILAYAH BOGOR

RINI SUHARTINI

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

ABSTRAK
RINI SUHARTINI. Tahap-Tahap Kematangan Seksual Perempuan di Wilayah Bogor. Dibimbing
oleh BAMBANG SURYOBROTO dan BERRY JULIANDI.
Pubertas adalah reaktivasi sistem syaraf pusat untuk perkembangan seksual yang ditandai
oleh peningkatan hormon seks secara drastis. Pada perempuan manifestasi awal pubertas adalah
terjadinya percepatan pertumbuhan (growth spurt). Tanda umum yang digunakan untuk
menentukan waktu terjadinya pubertas adalah menstruasi yang pertama kali terjadi (menarke) dan
payudara mencapai tahap 2 (thelarke). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap
kematangan seksual dan waktu terjadinya pubertas perempuan di wilayah Bogor berdasarkan usia
menarke dan perkembangan payudara. Penelitian ini meneliti menarke, perkembangan payudara,

tinggi badan, berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Perempuan Bogor mengalami menarke
pada usia 11-14 tahun, dengan rata-rata usia menarke yaitu 12.4±1.0 tahun. Berdasarkan
perkembangan payudaranya perempuan di wilayah Bogor mencapai pubertas pada usia 12 tahun.
Payudara matang perempuan Bogor rata-rata dicapai pada usia 15.56±1.33 tahun. Perempuan yang
sudah mengalami menstruasi memiliki nilai IMT yang lebih tinggi dibandingkan dengan
probandus yang belum mengalami menstruasi pada kelompok usia yang sama.

ABSTRACT
RINI SUHARTINI. Stages of female’s sexual maturation in Bogor. Supervised by BAMBANG
SURYOBROTO and BERRY JULIANDI.
Puberty is the reactivation of central nervous system regulation of sexual development
indicated by dramatic increase of sex hormones secretion. The earliest manifestation of puberty for
female is acceleration in growth velocity. The common indications used to determine the timing of
female puberty are thelarche and menarche. Thelarche is the first appearance of breast
development defined as Tanner B2 stage and menarche is the occurrence of first menstruation.
Aim of present research is to know the phases of sexual maturation and the time of female puberty
in Bogor based on age of menarche and their breast development. It studies about menarche, breast
development, hight, weight and Body Mass Index (BMI). Almoust all of the female in Bogor start
their menarche at the age between 11-14 years old, with the mean age of 12.4±1.0. Based on breast
development, girls in Bogor reach their puberty on the age 12 years old and breast maturation on

the age 15.56±1.33 year. The girl with menarche has a higher BMI than the one without it in the
same group of age.

TAHAP-TAHAP KEMATANGAN SEKSUAL PEREMPUAN
DI WILAYAH BOGOR

RINI SUHARTINI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Skripsi : Tahap-Tahap Kematangan Seksual Perempuan di Wilayah Bogor

Nama
: Rini Suhartini
NRP
: G34103055

Disetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Bambang Suryobroto
NIP 131 779 503

Berry Juliandi, M.Si.
NI 301 010 0093

Diketahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor


Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.
NIP 131473999

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT atas segala
rahmat serta limpahan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Bambang Suryobroto dan Berry
Juliandi M.Si. atas bimbingan dan sarannya selama penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih
ditujukan kepada kepala sekolah, guru dan siswi SD Kebon Pedes 1, SD Bina Insani, SD Kencana
1, SD Pengadilan 1, SD Pengadilan 2, SMPN 16, SMPN 2, SMPN 5, SMPN 12, SMEA YKTB 2,
SMU PGRI 1, SMUN 9, Bogor. Terima kasih kepada Ibu Taruni dan mbak Kanthi atas bantuan
dan diskusinya. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan untuk mbak Ani dan teh Isma yang
telah membantu selama penyusunan naskah. Terima kasih juga untuk teman-teman di
Laboratorium Zoologi atas kebersamaannya selama ini: Rut, Carwan, Arip, Indra, Nico dan
seluruh teman-teman Biologi 40, serta sahabat setiaku Asih, salamah, Lutfi dan Budi. Di samping
itu, penulis ucapan terima kasih kepada Hijrah atas perhatian dan bantuannya selama ini.
Akhirnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Ummi, dan kedua

adikku: Ria Fitria dan Rita Puspita atas dukungan, semangat, kasih sayang serta doanya selama ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2007

Rini Suhartini

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Juni 1985 dari pasangan bapak Royani dan ibu
Ropiah sebagai anak pertama dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1997 di MI IANATHUSHIBYAN
Bogor. Pendidikan menegah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTPN 16 Bogor.
Pendidikan menengah atas diselesaikan pada tahun 2003 di SMUN 2 Bogor dan pada tahu yang
sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Kegiatan studi
lapang pernah pernah dilakukan pada tahun 2005/2006 bertempat di Situ Gunung, Sukabumi
dengan topik Keragaman Mollusca di Situ Gunung. Kegiatan praktek lapang pernah penulis
lakukan pada tahun 2006 mengenai Pembibitan Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)
di Pondok Bejo Fish Farm, Kemang Parung. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum
perkembangan hewan pada tahun 2006. Pengalaman kerja di sebuah majalah pertanian
Agropolitan sebagai penulis pada tahun 2006.


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................ vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................................................ 1
BAHAN DAN METODE
Probandus .......................................................................................................................... 1
Menarke ............................................................................................................................. 2
Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh ................................................................... 2
HASIL
Menarke ............................................................................................................................... 3
Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh ..................................................................... 3
PEMBAHASAN
Menarke ............................................................................................................................... 5
Perkembangan Payudara dan Dimensi Tubuh ..................................................................... 5
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 6
SARAN ........................................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 6
LAMPIRAN.................................................................................................................................... 8

DAFTAR TABEL
Halaman
1 Asal wilayah probandus ............................................................................................................. 2
2 Jumlah probandus per kelompok usia ....................................................................................... 2
3 Jumlah probandus berdasarkan pengeluaran keluarga per bulan ............................................... 2
4 Pola perkembangan payudara (Marshall & Tanner 1969).......................................................... 3
5 Jumlah probandus yang sudah atau belum mengalami menstruasi per kelompok usia.............. 4
6 Tahap kematangan seksual (TKS) perempuan berusia 9 sampai 17 tahun di Wilayah Bogor
berdasarkan tahap-tahap perkembangan payudara ..................................................................... 4
7 Deskripsi data tahap perkembangan payudara ........................................................................... 5

PENDAHULUAN
Latar belakang
Pubertas adalah reaktivasi sistem syaraf
pusat untuk perkembangan seksual yang
ditandai oleh peningkatan hormon seks secara
drastis.

Pubertas
merupakan
kejadian
berdurasi pendek (beberapa hari atau minggu)
yang terjadi ketika fase juvenil berakhir
(Bogin 1999). Pubertas memicu perubahan
fisik yang merupakan perkembangan seksual
sekunder, misalnya munculnya payudara pada
perempuan dan rambut-rambut pubis (Fox
2002). Pubertas pada perempuan terjadi lebih
awal dibanding laki-laki. Pada perempuan
manifestasi awal pubertas adalah terjadinya
percepatan pertumbuhan (growth spurt). Akan
tetapi, tanda umum yang digunakan untuk
menentukan waktu terjadinya pubertas pada
perempuan adalah payudara mencapai tahap 2
(thelarke) berdasarkan klasifikasi Tanner
(Marshal & Tanner 1969) dan menstruasi
yang pertama kali terjadi (menarke) (Parent et
al. 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi

variasi usia terjadinya pubertas adalah
genetik, nutrisi, dan kecenderungan sekuler
(Palmert & Boepple 2001; Parent et al. 2003).
Salah satu faktor genetik yang berpengaruh
terhadap usia menarke adalah gen SHBG (sex
hormon-binding globulin) (Xita et al. 2005)
dan gen yang menyandikan reseptor estrogen
α (Stavrou et al. 2002). Nutrisi mempengaruhi
variasi usia terjadinya pubertas seperti yang
dikemukakan oleh Bogin (1999) dan Parent et
al (2003) bahwa remaja perempuan yang
status gizinya baik mempunyai velositas
pertumbuhan yang lebih tinggi dan usia
menarke yang lebih cepat dibandingkan
dengan remaja perempuan yang status gizinya
buruk.
Penelitian tentang pola pertumbuhan tinggi
badan dan berat badan pernah dilakukan oleh
Ayumi (2002), Puspita (2004), dan Putra
(2005), tetapi data tentang usia pubertas dan

tahap-tahap kematangan seksual remaja masih
kurang sehingga perlu ada penelitian lanjutan
untuk melengkapi penelitian yang sudah ada.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang
memiliki
banyak
suku,
mobilitas
penduduknya terus meningkat, adanya
pembangunan di bidang ekonomi yang diikuti
oleh perubahan gaya hidup masyarakat.
Perubahan-perubahan ini mempengaruhi
proses
kematangan
seksual,
sehingga
diperlukan penelitian tentang waktu terjadinya
pubertas dan tahap-tahap kematangan seksual
remaja di Indonesia yang diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan bagi warga negara


Indonesia. Penelitian pertama tentang
kematangan seksual ini diamati pada
perempuan di Wilayah Bogor.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui waktu
pubertas
dan
tahap-tahap
terjadinya
kematangan seksual perempuan di Wilayah
Bogor berdasarkan usia menarke dan
perkembangan payudara.

BAHAN DAN METODE
Tahap-tahap kematangan seksual dapat
diketahui dari perkembangan payudara.
Perkembangan payudara disebabkan oleh
adanya perkembangan pada sel lemak dan
jaringan penghubung (Hoffman et al. 2006).
Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa massa
lemak merupakan faktor yang memfasilitasi
waktu terjadinya pubertas pada perempuan
(Zukauskaite 2005). Lemak itu sendiri sangat
berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh
(IMT) karena tingginya IMT mengindikasikan
lemak tubuh yang lebih tinggi (Bogin 1999).
Nilai IMT adalah rasio berat badan (kg)
terhadap kuadrat tinggi badan (m2). Oleh
karena itu, penelitian ini juga mengukur Berat
Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB).
Probandus
Probandus (orang yang diperiksa) pada
penelitian ini adalah siswi SDN KEBON
PEDES 1, SD BINA INSANI, SDN
KENCANA 1, SDN PENGADILAN 1, SDN
PENGADILAN 2, SMPN 2, SMPN 5, SMPN
12, SMPN16, SMUN 9, SMA PGRI 1, dan
SMEA YKTB 2 yang dibesarkan dan
bertempat tinggal di Wilayah Bogor.
Pengambilan contoh dilakukan dengan
metode horizontal yang berarti setiap
probandus mewakili kelas usia tertentu yang
ada di dalam populasi Bogor. Probandus
berasal dari 6 kecamatan di Kotamadya Bogor
dan 9 kecamatan di Kabupaten Bogor (Tabel
1).
Usia probandus dicatat sebagai usia ketika
pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu
kelompok usia berdasarkan ulang tahun
terdekatnya. Dalam penelitian ini, kisaran
kelompok usia probandus adalah 9 sampai 17
tahun (Tabel 2).
Pola pertumbuhan normal dapat diperoleh
dari probandus yang sehat dengan latar
belakang ekonomi yang baik sehingga dapat
tumbuh secara optimal. Probandus pada
penelitian ini memiliki latar belakang

2
ekonomi yang baik. Hal ini dapat diketahui
dari hasil kuisioner, yaitu sebanyak 89.72%
keluarga memiliki pengeluaran konsumsi
makanan per bulan melebihi Rp 750.000.00
(Tabel 3). Pengeluaran keluarga untuk
konsumsi makanan sebanding atau lebih besar
dari upah minimum regional kota dan
kabupaten di Wilayah Bogor. Merujuk pada
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor
561/kep.1020/Bangsos/2006 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa
Barat Tahun 2007, besar upah minimum Kota
Bogor dan Kabupaten Bogor sebesar Rp
800.000.00 dan Rp 800.800.00.
Menarke
Usia menarke diperoleh dengan menggunakan metode status quo dan ingatan
probandus. Metode status quo merupakan
metode yang ditanyakan langsung kepada
probandus
untuk
mengetahui
apakah
probandus sudah mengalami menstruasi atau
belum. Sedangkan metode ingatan probandus
adalah metode yang digunakan untuk
mengetahui pada usia berapa probandus
mengalami menarke berdasarkan ingatannya.
Perkembangan Payudara dan Dimensi
Tubuh
Perkembangan payudara dapat diamati
melalui klasifikasi Tanner (Marshall &Tanner
1969) yang diperlihatkan oleh Tabel 4.
Payudara yang diamati adalah payudara
sebelah kanan. Probandus yang diperiksa
Tabel 1 Asal wilayah probandus
Wilayah

Jumlah
Probandus

Persentase
(%)

Kotamadya Bogor
Bogor Utara
48
Bogor Selatan
22
Bogor Timur
22
Bogor Tengah
50
Bogor Barat
71
Tanah Sareal
237
Kabupaten Bogor
Ciomas
43
Bojong Gede
34
Sukaraja
28
Kemang
12
Tajur Halang
9
Taman Sari
6
Dramaga
6
Gunung Putri
3
Semplak
3
Lainnya*
7
Total
603
*Kecamatan yang jumlahnya sedikit

7.96
3.65
3.65
8.29
11.80
39.30
7.13
5.64
4.65
1.99
1.49
1.00
1.00
0.50
0.50
1.16
100.00

diminta melepas penutup payudara agar
pengamat dapat mengamati secara langsung.
Pengamatan dilakukan secara langsung oleh
penulis.
Dimensi tubuh yang diukur meliputi tinggi
badan, berat badan, dan indeks massa tubuh.
Pengukuran Tinggi Badan (TB) menggunakan
tongkat pengukur dan bidang vertikal sebagai
bidang proyeksi. Probandus berdiri tegak, kaki
rapat, lutut diluruskan, tumit, bokong, bahu
menyentuh bidang vertikal, dan bidang
Frankfurt berada dalam posisi horizontal.
Bidang Frankfurt adalah garis khayal yang
melintasi meatus auditory dan puncak tulang
pembentuk rongga mata bagian bawah.
Kemudian proyeksi puncak kepala ke bidang
vertikal ditandai. Tanda tersebut diukur
dengan tongkat pengukur sebagai tinggi badan
badan. Berat Badan (BB) diukur dengan
menggunakan timbangan badan berskala 0.5
kg. Probandus berdiri tanpa bantuan di tengah
timbangan dengan santai tetapi tidak bergerak
dan pandangan lurus ke depan (Putra 2005).
Hasil pengamatan tahap payudara dan
pengukuran antropometri dicatat pada data
hasil pengukuran yang terdapat pada kuisioner
penelitian (Lampiran 1).
Pengambilan data dilakukan pada bulan
Februari 2007 sampai Mei 2007.
Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok usia
Kelompok usia
(Tahun)
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jumlah

Tabel

3

Jumlah
Probandus
31
55
79
25
69
73
83
91
97
603

Persentase
(%)
5.14
9.12
13.10
4.15
11.40
12.10
13.80
15.10
16.10
100.00

Jumlah probandus berdasarkan
pengeluaran keluarga per bulan

JumlahPengeluaran

Jumlah Persentase
Probandus
(%)
n