Praktek Manajemen Laba pada Perusahaan Go Public di Indonesia dengan Pendekatan Long Term dan Short Term Accrual Model

Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Indonesia
PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA
Dengan ... (87 - 95)

PERUSAHAAN
GO dan
PUBLIC
Heppy Poerbasari
Noer Sasongko
DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN
LONG TERM DAN SHORT TERM ACCRUAL MODEL

Heppy Poerbasari dan Noer Sasongko
Program Pascasarjana Magister Manajemen
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani, Tromol Pos 1, Pabelan Kartasura, Surakarta

ABSTRACT
In the recent time, earning management is still in the controversial area, earning
management practice viewed based on two different perspectives, first perspectives
believed that it was a mal practices (negatives), however, the other perspectives tend

to said it should did by management (positives). The aim of this study is to analyze
the differentiation of the earning management practices on the company listed in
Jakarta Islamic Index based on long and short term discretionary accrual approach.
The result based on Wilcoxon signed rank test shown there is a significant
differentiation between long and short term discretionary accrual. Thus, in the
earning management practices that found in the company listed on JII since 2004
2010, management tend to increased earning on the long term discretionary accrual
model rather than short term discretionary accrual model).
Keyword: Earning management, long term discretionary accrual, short term
discretionary accrual

PENDAHULUAN
Laba merupakan salah satu alternatif
yang digunakan untuk mengukur ukuran
perusahaan. Laba yang dihitung menggunakan laba akrua. Laba akrual memiliki
hasil yang lebih baik dalam mengukur
kinerja jika dibandingkan dengan arus
kas operasi. Dalam hal ini, manajemen
berhak memilih metode akuntansi yang
digunakan dalam perusahaan, Dengan

adanya kebebasan dalam memilih metode
akuntansi, misalnya manajemen dapat
melakukan praktek manajemen laba.

Sampai saat ini manajemen laba merupakan area yang controversial. Praktek
manajemen laba dapat dipandang dari
dua perspektif yang berbeda, yaitu sebagai
tindakan yang salah (negatif) dan tindakan
yang seharusnya dilakukan manajemen
(positif). Healy dan Wahlen (1998) menganggap manajemen laba sebagai tindakan
yang menyesatkan dan menipu pemegang
saham. Sebab, manajemen memiliki informasi asimetrik mengenai kondisi perusahaan.
Menurut Ahmed dan Ali (2009) praktek manajemen laba diklasifikasi menjadi
yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh

87

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 13, No. 2, Desember 2012


dilakukan. Praktek manajemen laba boleh
dilakukan oleh manajemen jika sesuai
dengan kebijaksaaan yang dikeluarkan
oleh General Accepted Accounting Procedure (GAAP), seperti melaporkan pendapatan yang diinginkan untuk periode
berjalan agar memperoleh keuntungan
yang lebih untuk periode berikutnya.
Sedangkan praktek manajemen laba
yang tidak diperbolehkan yaitu adanya
kegiatan yang dilakukan manajemen
untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Ali et. all, (2010) mencontohkan
model Modified Jones tidak efektif dalam
mendeteksi manajemen laba dalam perusahaan Bangladesh. Hasilnya tidak efektif
dalam mengukur tingkat pendapatan di
pasar Bangladesh. Kemudian, Ali dkk.
mencoba memodifikasi Modified Jones
untuk mendeteksi manajemen laba
dalam perusahaan Bangladesh dengan
memasukkan beberapa komponen lainnya, yaitu pengeluaran selama satu periode, hutang usaha pada akhir tahun,
beban penyusutan, beban imbalan dan

pensiun. Dan Hasilnya mampu meningkatkan penjelasan dalam mendeteksi
manajemen laba. Menurut Kothari et. al.
(2002), bahwa model Jones tersebut gagal
dalam mengestimasi porsi discretionary
total akrual dan mungkin akan menyebabkan masalah yang serius dalam menarik kesimpulan. Oleh sebab itu pengembangan model perlu dilakukan
dengan model lain yang ditawarkan oleh
Whelan dan McNamara (2004) yang
merupakan pengembangan model Jones
(1991) dan modified Jones (1994). Perbedaannya, dengan model yang dikembangkan adalah discretionary accruals
dipecah lagi menjadi komponen shortterm discretionary accruals dan long-term
discretionary accruals. Oleh karena itu pemisahan tersebut diharapkan dapat lebih
menjelaskan peran dari masing-masing
88

komponen discretionary accruals dalam
mengukur manajemen laba. Hansen
(1999), telah membuktikan bahwa terdapat perubahan variabel-variabel struktural perusahaan yang bukan sematamata diakibatkan oleh tindakan manajer
dalam memanipulasi laporan keuangan,
melainkan berhubungan dengan tujuan
dan sifat estimasi diskresi akrual. Oleh

karena itu, variabel tersebut mengakibatkan adanya error dalam pengukuran
manajemen laba yang berdasarkan pada
model Jones dan model Jones yang dimodifikasi.
Prasnowo (2011) menyatakan bahwa
timbulnya manajemen laba dikarenakan
adanya penerapan kebijakan accrual.
Para manajer memilih kebijakan tersebut
untuk melakukan praktek manajemen
laba dengan memaksimalkan keberadaan dan kualitas pasar sebuah perusahaan.
Dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index pada
tahun 2004-2010 melakukan manajemen
laba dengan memaksimalkan laba perusahaan secara oportunistik agar investor
tetap tertarik pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian ini mengkaji mengenai Praktek Manajemen Laba pada Perusahaan
Go Public yang tergabung dalam JII
dengan Pendekatan Long-term dan Shortterm Accrual Model. Penelitian ini merupakan satudi empiris pada Jakarta
Islamic Index (JII) Periode 2004-2010).
KAJIAN PUSTAKA
Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi (Agency Theory) menyatakan bahwa hubungan agensi muncul
ketika satu orang atau lebih principal
mempekerjakan orang lain sebagai agen
untuk memberikan suatu jasa dan kemu-

Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Indonesia
Dengan ... (87 - 95)

dian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut
(Ujiyanto dan Pramuka, 2007). Prasnowo
(2011) menyebutkan bahwa hubungan
antara principal dan agen dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan
informasi (asymmetrical information),
karena agen berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan
principal. Dalam kondisi asimetri tersebut
agent dapat mempengaruhi angka-angka
akuntansi yang disajikan dalam laporan
keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. Sedangkan bagi pemilik
modal akan sulit untuk mengontrol secara
efektif tindakan manajemen.

Masalah keagenan (agency problem)
sebenarnya muncul ketika principal kesulitan untuk memastikan bahwa agen
bertindak untuk memaksimumkan kesejahteraan principal. Menurut teori
keagenan salah satu mekanisme yang
secara luas digunakan dan diharapkan
dapat menyelaraskan tujuan principal
dan agen, yaitu melalui mekanisme pelaporan keuangan yang mengandung komponen adanya keterlibatan manajemen
maupun tidak adanya keterlibatan manajemen. (Sugiri, 1998).
Earning Management
Pengertian Earning management
disebutkan Scott (1997) dalam Halim et.al
(2005) yaitu, suatu tindakan yang legal dan
dapat diterima dari manajemen dalam
pengambilan keputusan dan pelaporan
keuangan untuk mencapai kondisi laporan keuangan yang stabil dan dapat diprediksi. Scott dalam teorinya, membagi
cara pemahaman atas manajemen laba
menjadi dua, yaitu, Pertama, manajemen
laba sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitasnya
dalam menghadapi kontrak kompensasi,


Heppy Poerbasari dan Noer Sasongko

kontak utang, dan political costs (Opportunistic Earnings Management). Kedua,
memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting (Efficient
Earnings Management), dimana manajemen laba memberi manajer suatu
fleksibilitas untuk melindungi diri mereka
dan perusahaan dalam mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tak terduga untuk
keuntungan pihak-pihak yang terlibat
dalam kontrak. Teori kedua dari Scott ini
memandang bahwa manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba, misalnya
manajer dengan membuat perataan laba
(income smoothing) dan pertumbuhan
laba sepanjang waktu.
Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII), merupakan salah satu index saham yang ada di
Indonesia yang menggunakan prinsip
syariah. JII di bentuk oleh PT Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang dulu disebut dengan
Bursa Efek Jakarta (BEJ) bekerjasama

dengan PT Danareksa Invesment Management (DIM). JII mulai diterbitkan pada
tanggal 3 Juli 2000. Metodologi perhitungan JII berdasarkan Market Value Weight
Average Index. Jumlah saham yang masuk dalam daftar JII selalu konsisten tiap
tahun, yaitu sebesar 30 saham. Sahamsaham ini akan di review setiap 6 bulan,
yaitu setiap bulan Januari atau Juli, tetapi
jangka waktu ini bisa berubah seiring
dengan peraturan BAPEPAM-LK.
Pendekatan Long Term dan Short Term
Discretionary Accrual
Whelan dan McNamara (2004) menyatakan bahwa sifat dari accrual yaitu
memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan manipulasi pada
long term discretionary accrual, Dengan
tindakan itu sehingga manajer mampu
89

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 13, No. 2, Desember 2012

melakukan manipulasi atas pelaku pasar
yang terlibat. Dengan demikian, dampak

yang akan ditimbulkan penggunaan long
term discretionary accruals akan lebih
besar dibanding dengan short term discretionary accruals.
Discretionary accrual dibagi dalam
short term dan long term discretionary
accrual. Short term discretionary accrual
merupakan akun yang mempengaruhi
modal kerja dan mencerminkan perubakan pada aktiva lancar dan kerwajiban
lancar.
Whelan (2004), menyebutkan Long
term discretionary accrua,l yaitu terdiri
dari penyusutan,pajak periode mendatang, revaluasi asset, dan penyesuaian
nilai wajar informasi perusahaan
Richard et.al. (2001) juga menyebutkan bahwa penggunaan long term accruals
lebih memberikan informasi ke depan
bagi SEC (Securities Exchange Commisison) dibanding short term accruals.
Dengan karakteristik yang dimiliki
masing-masing dari jenis akrual tersebut,
pasar mungkin akan menganggap penggunaan short term discretionary accruals
dapat untuk tujuan signaling. Hal ini

mungkin disebabkan karena pasar menganggap bahwa manajer tidak akan cukup

berani untuk melakukan manipulasi
dengan kesempatan yang kecil.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan eksplanatory yang digunakan untuk menganalisis praktek manajemen laba dengan
pendekatan short term dan long term
accrual model pada perusahaan go public
yang tergabung dalam indeks JII pada
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini
menggunakan data sekunder selama
tujuh tahun pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam indeks JII pada
Bursa Efek Indonesia. Data dalam
peneletian ini bersifat data pooled dimana
data tersebut bersifat campuran antara
time series dan cross sectional.
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan data pooled selama periode 7
tahun dan populasi yang digunakan dalam
penelitin ini adalah perusahaan go public
yang berada di Indonesia yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia dan tergabung dalam JII. Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 1
Kriteria Pengambilan Sampel

Keterangan
Populasi
Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan
Perusahaan yang mempublikasikan
laporan keuangan
Perusahaan yang tidak memiliki
laporan keuangan secara lengkap
Sampel
Sumber: www.idx.co.id
90

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jml

30
8

30
4

30
4

30
7

30
14

30
11

30
9

210
57

22

26

26

23

16

19

21

153

10

3

5

3

0

1

1

23

12

23

21

20

16

18

20

130

Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Indonesia
Dengan ... (87 - 95)

Adapun langkah-langkah pengujian
dalam perhitungan short term dan long
term discretionary accrual adalah sebagai
berikut:
a. Total Akrual Perusahaan I pada tahun
t
ACCi,t = EARNi,t CFOi,t
b.

Short term accrual
STACC i,t = ÄAR i,t + ÄINV i,t +
ÄOCAi,t - ÄAPi,t - ÄTXPi,t - ÄOCLi,t

c.

Long Term Accrual
LTACCi,t = ACCi,t STACCi,t

d. Short Term Discretionary Accrual
STDAMi,t =

e.

Long Term Discretionary Accrual
LTDAMi,t =

Dimana:
ACCi,t = Total akrual perusahaan i
pada tahun t
EARNi,t = Laba sebelum pos luar biasa
perusahaan i pada tahun t
CFOi,t = Kas dari operasi perusahaan i
pada tahun t
STACCi,t= Short-term Accruals perusahaan I pada tahun t

Heppy Poerbasari dan Noer Sasongko

ARi,t

= Piutang Dagang tahun t
dikurangi piutang tahun t-1
perusahaan i
INVi,t = Persediaan tahun t dikurangi
persediaan
tahun
t-1
perusahan i
OCAi,t = Aktiva lancar lainya tahun t
dikurangi aktiva lancar lainya
tahun i
APi,t = Hutang dagang tahun t dikurangi hutang usaha tahun t1 perusahaan i
TXPi,t = Hutang pajak tahun t dikurangi hutang pajak tahun t1 perusahaan i
OCLi,t = Hutang lancar lainya tahun t
dikurangi hutang lancar lainya
t-1 perusahaan i.
LTACCi,t= Long-term accruals pe rusahaan i pada tahun t
STDAM i,t = Short term discretionary
accrual
= Total aktiva perusahaan i pada
TAi,t-1
tahun t-1
Log TAi,t-1= Logaritma dari Total aktiva
perusahaan i pada tahun t-1
DREVi,t = Pendapatan perusahaan i pada
tahun t dikurangi tahun t-1
DRECi,t = Piutang usaha perusahaan i
pada tahun t dikurangi tahun
t-1
INCi,t
= Laba bersih perusahaan i
LTDAM i,t =Long term discretionary
accrual
Long
term
accrual
LTACC i,t =
perusahaan i pada tahun t
PPEi,t = Aktiva dan peralatan perusahaan i pada tahun t
INTi,t
= Aktiva tidak berwujud perusahaan i pada tahun t
= Laba bersih perusahaan i
INCi,t
pada tahun t

91

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 13, No. 2, Desember 2012

ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
Analisis Deskriptif
Tabel. 2
Analisis Deskriptif Tahun 2004-2010

Ket
STDAM
LTDAM

N
130
130

Minimum
-1,22783
-7,48293

Maximum
0,19475
16,35658

Data yang terkumpul selama periode
2004-2010 adalah sebesar 153 perusahaan, dan data yang memenuhi kriteria
pengambilan sampel hanya 130 perusahaan. dari sampel tersebut dilakukan
pengujian deskriptif tiap tahun dan pengujian deskriptif selama priode 2004-2010.
Berikut Tabel deskriptif selama periode
2004-2010
Tabel tersebut menunjukkan pengujian analisis deskriptif selama 7 tahun
diperoleh nilai short term discretionary
accrual memiliki nilai rata-rata-0,5880015
yang lebih rendah daripada long term
discretionary accrual yang memiliki nilai
rata-rata positif yaitu 0,1868196. Dari hasil
analisis ini berarti selama tahun 20042010 besarnya nilai manajemen laba dengan pendekatan long term discretionary
accrual model cenderung menggunakan
pola menaikkan angka laba dalam
melakukan praktek manajemen laba.

Sum
-76,44019
24,28654

Mean
-0,5880015
0,1868196

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas data. dalam penelitian
ini, menggunakan Kolmogov-smirnov,
artinya data memiliki distribusi normal
jika memiliki tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05. Apabila dalam pengujian
normalitas, data berdistribusi normal
maka metode yang digunakan dalam melakukan uji beda adalah Paired Sampel ttest tetapi apabila data tidak berdistribusi
normal maka data yang digunakan adalah
Wilcoxon Signed Ranks Test.
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa STDAM dan LTDAM
tidak berdistribusi normal karena tidak
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Table pengujian Normalitas dapat dilihat
pada table dibawah ini:

Tabel 3
Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Keterangan
STDAM
LTDAM

92

N
130
130

Std. Dev
0,17395523
2,47078588

Nilai KS
1,444
1,568

Sign
0,031
0,015

Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Indonesia
Dengan ... (87 - 95)

Uji Beda Wilcoxon Signed Ranks Test
Karena data tidak berdistribusi
normal maka untuk pengujian hipotesis

Heppy Poerbasari dan Noer Sasongko

menggunakan uji beda non parametric
yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test. Berikut
pengujian Wilxocon Signed Ranks Test:

Tabel. 4
Uji Beda Wilcoxon Signed Ranks Test

Keterangan
LTDAM-STDAM

Nilai Z
-4,219

Dari hasil pengujian tersebut diperoleh hasil bahwa STDAM dan LTDAM
memiliki perbedaan secara statistic signifikan. Perbedaan STDAM dan LTDAM
tersebut jika kita gabungkan dengan
analisis deskriptif dapat dianalisis bahwa
Short term discretionary accrual yang
memiliki nilai rata-rata negatif yaitu 0,5880015 yang berarti perusahaan dalam
mengelola laba cenderung menggunakan
pola menurunkan laba pada komponen
short term model.
Pola menurunkan laba bisa dapat
dilakukan dengan metode persediaan
untuk menilai persediaan tersebut. Persediaan merupakan salah satu unsur dalam perhitungan (HPP). Jika perusahaan
membuat produksi dalam jumlah yang
sedikit maka akan menyebabkan biaya
tetap per unit meningkat, sehingga dapat
menaikkan nilai HPP dan hal ini berpengaruh untuk menurunkan laba operasi. Selain menggunakan metode persediaan juga dapat menggunakan metode
cadangan kerugian piutang dan biaya
dibayar dimuka yang dapat digunakan
untuk pola menurunkan laba, dimana jika
cadangan kerugian piutang tinggi dan
biaya di bayar dimuka tinggi maka akan
menyebabkan penurunkan laba, sehingga dapat digunakan manajemen untuk
melakukan manajemen laba dengan pola
menurunkan laba.

Sign
0,000
Sedangkan nilai statistik long term
discretionary model memiliki nilai ratarata positif yaitu 0,1868196. Sehingga dapat diartikan jika long term discretionary
model memiliki nilai positif maka ada
kecenderungan perusahaan melakukan
manajemen laba dengan pola menaikkan
laba pada komponen-komponen long term
discretionary model. Salah satu strategi
manajemen dalam menaikkan laba adalah dengan memilih metode perhitungan
penyusutan aktiva tetap dan menetapkan
umur ekonomis aktiva tetap. Dimana
metode penyusutan yang dipilih akan
menghasilkan nilai yang rendah. Dengan
adanya nilai penyusutan yang rendah
maka akan menyebabkan laba lebih
tinggi. Sehingga hal ini dapat digunakan
manajemen dalam pola menaikkah laba.
Beberapa metode penyusutan aktiva
tetap yang bisa digunakan yaitu metode
angka tahun, garis lurus, saldo menurun
dan aktivitas kegiatan.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian Whelan (2004) dan Zayena dan
Jilani (2010). Whelan (2004) mengembangkan model Jones dengan metode
total discretionary accrual, short term
discretionary accrual, dan long term
discretionary accrual dalam hubungannya
dengan manajemen laba. Model ini menyelidiki dampak diferensial manajemen
laba melalui long term dan short term
discretionary accrual model. Dari hasil
93

DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya
Vol. 13, No. 2, Desember 2012

pengujian diperoleh hasil bahwa long term
discretionary model memiliki dampak
yang lebih besar untuk melakukan manajemen laba pada nilai relevansi dan nilai
buku dari pada short term discretionary
model.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dikemukakan di atas, peneliti dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
a. bahwa manajemen dapat menggunakan pola menurunkan laba dalam
komponen short term discretionary
accrual dalam melakukan praktek

manajemen laba dan long term discretionary accrual dianggap mampu
untuk pola menaikkan laba dalam
praktek manajemen laba.
b. Strategi manajemen yang digunakan
untuk pola menurunkan laba dengan
melakukan penilaian terhadap metode-metode akun-akun aktiva lancar
yang dapat menghasilkan laba lebih
rendah. C.
c. Metode-metode yang dianggap mampu untuk pola menaikkan laba pada
long term discretionary accrual yaitu
dengan melakukan penilaian terhadap akun-akun aktiva tetap yang
dapat menghasilkan laba lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmed A. Al Khabash dan Ali A. Al Thunaibat, 2009, Earning Management Practice
from the Perspective of External and Internal Auditor: Evidence from Jorda,
Managerial Auditing Journal, Emerald Article.
Ali, Ruhani, Zamri Ahmad, Md Aminul Islam, 2011, Is Modified Jones Model Effective
is Detecting Earning Management? Evidence from a developing economy .
International Journal of Economic and Finance Vol. 3 No. 2.
Halim, Julia, Carmel Meiden Rudilf Lumban Tobing, 2005, Pengaruh Manajemen Laba
Pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Termasuk Dalam Indeks LQ 45, Simposium Nasional Akuntansi VIII :
Solo, 15 -16 September 2005.
Healy, P. M. and J. M. Wahlen, 1999, A Review of the Earnings Management Literature
and Its Implications for Standard Setting. Accounting Horizons 13 (4): 365-383.
Prasnomo, Nanang, 2011, Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Go Public yang
Terdaftar di Jakarta Islamc Index (JII) Studi Empiris pada perusahaan go public
di Indonesia, Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
Richardson, Scott A, Richard G. Soan e.t al., 2001, Information in Accruals about the
Quality of Earnings
Sugiri, S., 1998. Earnings Management: Teori, Model, dan Bukti Empiris. Telaah:1-15

94

Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Public di Indonesia
Dengan ... (87 - 95)

Heppy Poerbasari dan Noer Sasongko

Ujiyantho, Muh. Arief, dan B. A. Pramuka, 2007, Mekanisme Corporate Governance,
Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan: Studi Pada Perusahaan Go Publik
Sektor Manufaktur, Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X, Makassar, 26-27
Juli, h 1-26.
Whelan,Catherine and Ray McNamara, 2004, ,The Impact of Earning Management on
The Value Relevance of Financial Statement Information

www.idx.co.id

95

Dokumen yang terkait

Analysis Of Corporate Governance Mechanism and Earnings Management: Short Term and Long Term Accrual Models

0 3 22

PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT TERM Practice Of Earning Management Go Public Company Indonesia With Approach Long Term And Short Term Discretionary Accrual Model (Empirical Study Of Ja

0 0 14

PENDAHULUAN Practice Of Earning Management Go Public Company Indonesia With Approach Long Term And Short Term Discretionary Accrual Model (Empirical Study Of Jakarta Islamic Index (Jii) Period 2004‐2010).

0 1 7

PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT TERM Practice Of Earning Management Go Public Company Indonesia With Approach Long Term And Short Term Discretionary Accrual Model (Empirical Study Of Ja

0 1 16

PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT Praktik Manajemen Laba Dengan Pendekatan Long Term Dan Short Term Discretionary Accrual Model (Studi Empiris Pada Indeks Lq - 45 Periode 2004 - 2010).

0 0 15

PENDAHULUAN Praktik Manajemen Laba Dengan Pendekatan Long Term Dan Short Term Discretionary Accrual Model (Studi Empiris Pada Indeks Lq - 45 Periode 2004 - 2010).

0 0 10

DAFTAR PUSTAKA Praktik Manajemen Laba Dengan Pendekatan Long Term Dan Short Term Discretionary Accrual Model (Studi Empiris Pada Indeks Lq - 45 Periode 2004 - 2010).

0 1 5

PRAKTIK MANAJEMEN LABA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT Praktik Manajemen Laba Dengan Pendekatan Long Term Dan Short Term Discretionary Accrual Model (Studi Empiris Pada Indeks Lq - 45 Periode 2004 - 2010).

0 1 26

short term pain for long term gain

0 0 2

PRAKTEK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN LONG TERM DAN SHORT TERM ACCRUAL MODEL (Studi Empiris Pada Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2004 –2010)

0 1 7