PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu Adidas di Yogyakarta)

(1)

THE EFFECT OF GLOBAL BRAND IMAGE, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPTION COUNTRY OF MANUFACTURE ON THE DECISION OF BUYING BRAND ADIDAS MADE IN INDONESIA SHOES

(A Study On The User Adidas Made in Indonesia in Yogyakarta)

Disusun Oleh :

FERRY KUSUMA APRIANSYAH PUTERA 20120410082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

THE EFFECT OF GLOBAL BRAND IMAGE, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPTION COUNTRY OF MANUFACTURE ON THE DECISION OF BUYING BRAND ADIDAS MADE IN INDONESIA SHOES

(A Study On The User Adidas Made in Indonesia in Yogyakarta)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

FERRY KUSUMA APRIANSYAH PUTERA 20120410082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

Dengan ini saya,

Nama : Ferry Kusuma Apriansyah Putera Nomor Mahasiswa : 20120410082

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu

Adidas di Yogyakarta)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 06 Oktober 2016


(4)

sebagaimana kesuksesan tidak akan ada tanpa usaha”. (Khalid Al Mushlih)

“Janganlah takut menghadapi masa depan, jangan pula menangis untuk masa lalumu”.

(Percy Bysshe Shelley)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap”. (QS. Al-Insyirah,6-8)

“ Jangan bosan dan jangan menarik diri, karena keberhasilan terdapat diantara kegagalan dan kebosanan”.

( Ali Bin AbiThalib )

“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna”.


(5)

mempertaruhkan nyawa untuk melahirkan saya dan membesarkan saya sampai dapat menyelesiakan skripsi ini.

 Alm Heru Tri Waluyo S.Si, anda ayah terkeren !!!. Semoga skripsi ini menjadi amal jariah ayah disana. Aamiin

 Hendro Sampurno, terima kasih pakde paling hebat, sudah mau menggantikan posisi almarhum ayah saya dalam mendidik saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

 Terima kasih keluarga besar Sukoco Djayengwignyo atas dukungan dan semangatnya sehingga skripsi ini dapat selesai.

 Bude wiwik, pakde Dodo, dan keluarga besar Mulyono, terima kasih atas doa dan dukungannya.

 Muhammad Rizza Perdana Kusuma, saudara yang selalu menjadi tolak ukur dan motivasi saya untuk terus berkembang, dan terima kasih atas sumbangan dana sehingga skripsi ini dapat selesai.

 Alvin Syaiful Hidayat dan Muhammad Ihsanuddin, teman yang saya kenal pertama kali di kampus tercinta ini, terima kasih dukungan dan motivasinya dan semoga persaudaraan kita bisa terus berlanjut.

 Mahdianoor dan Adimas Fauzan, terima kasih atas pinjaman laptop ketika laptop saya rusak, dan hiburan malam main PES yang sangat berguna untuk merefresh otak yang jenuh dengan skripsi.

 Nisa Ilma, terima kasih mau meluangkan waktu dan sabar dalam membimbing saya dalam menggunakan SPSS.

 Teman-teman Lombok Tiren, Ihsan, Naila, Manda, Azar, Andri, Yodika atas dukungan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat saya selesaikan.

 Teman dari Kotak Hitam Photography, Ihsan dan Cahya, semoga usaha kita dapat berkembang besar. Aamiin


(6)

berkah dan limpahan rahmat-Nya dalam penulis skripsi dengan judul “Pengaruh Citra Merek Global, Positive Word of Mouth, Persepsi Negara Manufaktur Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Adidas Made in Indonesia” dapatdiselesaikan dengan baik.

Skripsi ini di susun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan serta sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dr. Nano Prawoto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petuntuk dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Retno Widowati PA.,M.Si.,Ph.D. selaku ketua prodi Manajemen yang telah memberikan petuntuk dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

3. Ibu Drs. Siti Dyah Handayani, M.M. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala waktu, pengertian dan kesabaran yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama proses penyelesaiaan karya tulis ini.


(7)

5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Yogyakarta, Oktober 2016


(8)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Keputusan pembelian ... 9

2. Citra merek global ... 10

3. Persepsi negara manufaktur ... 11

4. Positive word of mouth …... 12

B. Penelitian Terdahulu ... 14

C. Hipotesis ... 16

D. Model Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Obyek dan Subyek Penelitian ... 19

B. Jenis Data ... 19


(9)

2. Uji Reliabilitas ... 28

G. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 29

1. Analisis Data ... 29

2. Uji Statitik t ... 30

3. Koefisien Determinasi ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Gambaran umum obyek ... 32

B. Hasil penyebaran kuesioner... 34

C. Karakteristik reponden ... 34

D. Uji Kualitas Instrumen ... 37

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 38

3. Analisis deskriptif... 38

E. Uji Hipotesis dan Analisis Data... 42

1. Analisis Regresi Berganda ... 42

2. Uji t ... 42

3. Uji Koefisien Determinasi ... 44

F. Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 49

C. Keterbatasan Penelitian ... 49 DAFTAR PUSTAKA


(10)

Tabel 4.1 Klasifikasi Kuesioner……... 34

Tabel 4.2 Karakteristik Responden ... 35

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas... 37

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas………... 38


(11)

(12)

(13)

(14)

pengguna sepatu Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji kualitas instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan citra merek global berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia. Positive word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia. Persepsi negara manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia.

Kata kunci : global brand image, positive word of mouth, country of manufacture, keputusan pembelian.


(15)

the subject of the user Adidas made in Indonesia shoes on Yogyakarta. The sampling was conducted using purposive sampling technique. The data analysis was conducted using double linier regression analysis. Before the data was analyzed, the instrument quality was tested including validity and reliability tests. Global brand image affected positively and significantly on the decision to buy Adidas made in Indonesia shoes. Positive word of mouth affected positively and significantly on the decision to buyAdidas made in Indonesia shoes. Perception country of manufacture affected positive and significantly on the decision of buying Adidas made in Indonesia shoes.

Key Words: global brand image, positive word of mouth, country of manufacture, buying decision


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Salah satu efek dari pasar terbuka adalah masuknya merek-merek asing ke Indonesia. Ada beberapa strategi yang biasa digunakan oleh produsen asing untuk memasukkan produknya ke negara lain, termasuk negara Indonesia. Strategi paling rendah resikonya adalah eksport produk ke pasar negara lain. Strategi lain adalah lewat pemberian ijin produksi dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan nama lisensi, resiko atas lisensi relatif kecil karena investasi di pasar negara yang dimasuki tidak dilakukan oleh pemilik merek tersebut.

Modal ventura juga menjadi pilihan beberapa produsen asing untuk memasukan produknya ke pasar luar negeri. Strategi masuk dengan komitmen tinggi dikenal dengan nama Foreign Direct Investment atau investasi secara langsung di pasar luar negeri. Melalui strategi ini produsen asing menginvestasikan modalnya secara langsung di pasar yang akan dimasuki, atau dengan kata lain mereka memproduksi di pasar negara yang dimasuki. Dalam ekonomi global ini, banyak sekali perusahan yang produksi diluar negeri. Perusahaan multinasional melakukan proses relokasi dengan memindahkan basis produksinya dari negara maju ke negara berkembang untuk mendapatkan biaya produksi yang lebih rendah.


(17)

Biaya produksi yang lebih rendah akan membuat perusahaan dapat bersaing di pasar global dan memenuhi permintaan pasar. Fenomena tersebut membuat adanya pembagian kerja baru yang lebih menguntungkan negara berkembang, terutama dalam hal internasionalisasi modal dan penyerapan teknologi (Hadiwinata, 2002). Sejak perusahaan melakukan manufaktur ke negara-negara berkembang, peneliti pemasaran mulai membahas topik country of manufacture dan membuat perbedaan antara country of origin dan country of manufacture (Hamzaoui, 2006).

Merek-merek utama di pasar dunia sangat luas dan citra merek dapat dikaitkan dengan citra suatu negara. Ketika produk tersebut sudah tidak diproduksi oleh negara asalnya melainkan diproduksi di negara lain tentunya konsumen tidak hanya mengevaluasi dari negara asal merek namun juga dari negara manufaktur. Penting bagi perusahaan multinasional untuk menentukan negara mana yang akan dipilih sebagai negara manufaktur. Hal itu dikarenakan setiap negara mempunyai citra yang berbeda-beda bagi setiap konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh (Shergill dan Lisha, 2009) menyatakan bahwa ketika konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap negara yang menjadi country of orogin maka persepsi kualitas terhadap produk akan semakin bagus.

Penggunaan merek pada berbagai produk telah dilakukan sejak jaman dahulu pada abad pertengahan industri dan rumah tangga. Dalam


(18)

pemasaran modern saat ini, peranan merek menjadi semakin penting. Semakin ketatnya persaingan antar produk dalam kategori yang sama membuat merek menjadi alat utama yang membedakan antar satu produk dengan produk yang lain. Bahkan, dalam kasus yang lebih ekstrim hanya merek yang dapat membedakan suatu produk dengan produk yang lain.

Produk menjelaskan atribut inti sebagai suatu komoditi yang dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan spesifikasi pelanggannya. Peranan merek salah satunya yaitu menjembatani suatu perusahaan terhadap harapan konsumen pada saat kita menjanjikan sesuatu terhadap konsumen. Harapan konsumen tersebut harus diwujudkan secara nyata oleh merek tersebut agar menimbulkan kepercayaan merek terhadap suatu produk tersebut. Menurut Lau dan Lee (1999) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Citra merek global sering kali dijadikan bahan pertimbangan oleh konsumen ketika mengevaluasi fungsi dan kualitas produk. Persepsi konsumen terhadap citra suatu negara dan suatu merek dapat memengaruhi minat beli dan keputusan pembelian produk. Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen masing-masing mendapatkan manfaat dari citra merek global. Bagi perusahaan, citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek


(19)

global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.

Kotler & Keller (2012) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi minat beli terdiri dari dua faktor eksternal, yaitu perilaku orang lain dan situasi yang tidak terduga. Minat dianggap sebagai rangsangan internal yang kuat dan memotivasi tindakan. Minat beli berawal dari ketertarikan dan keinginan konsumen untuk membeli suatu produk. Indikator untuk mengukur minat beli, yaitu:

1) Perhatian, adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu produk (barang atau jasa).

2) Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik pada konsumen.

3) Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk menginginkan atau memiliki produk tersebut.

4) Keyakinan, keyakinan akan timbul pada diri konsumen terhadap produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperoleh produk yang disebut dengan tindakan pembelian.

5) Keputusan

Word of mouth adalah kegiatan pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan hingga


(20)

menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya. Terdapat dua sumber utama yang menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader.Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum.

Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga, teman dekat serta,rekan kerja. Lebih lanjut Brown et.al (2005) mengatakan Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau perusahaan tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan produk maka disebut sebagai negatif WOM. Positif WoM dapat berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan merek tertentu yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu


(21)

proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu.

Pada perkembangannya, sepatu bukan hanya untuk sekedar alas kaki saja, akan tetapi menjadi sebuah trend fashion tersendiri. Sekarang ini mulai banyak sekali merek-merek sepatu yang bermunculan. Merek- merek asing seperti Adidas, Nike, Puma, atau Reebok masih menguasai pasar sepatu untuk kalangan anak muda, khususnya di Indonesia. Pada penelitian ini, yang digunakan sebagai setting penilitan adalah merek Adidas. Adidas adalah perusahaan sepatu asal Jerman, selama lebih dari 80 tahun lamanya grub Adidas telah menjadi bagian dari dunia olahraga dengan menawarkan sepatu, pakaian, serta beragam aksesoris pelengkap olahraga yang bernilai seni pada setiap produknya. Sekarang, grub Adidas telah mengglobalisasi dan menguasai di bidang industri produk olahraga dan menawarkan portofolio yang begitu luas dari segi produk diseluruh dunia. Strategi grub Adidas sangatlah simpel dengan memperkuat brand secara terus menerus dan mengimprovisasi posisi kompetitif serta keuangan mereka. Aktivitas perusahaan dan lebih dari 150 cabangnya dipantau langsung oleh pimpinan grub di Jerman. Pada tahun 2013 grub Adidas menyatakan keuntungan pendapatan mereka pada tahun tersebut sebesar €14,49 milyar.

PT Panarub Dwikarya tengah menggarap aneka model sepatu bola untuk kebutuhan World Cup 2010. Tentu ada kebanggaan tersendiri melihat produk Tangerang bisa dipakai di stadion-stadion mewah di


(22)

Afrika Selatan oleh pemain sepakbola top dunia. Siapa sangka, sepatu-sepatu sepakbola dan olahraga kelas dunia merek Adidas yang kerap dipakai para pesebakbola kesohor, dibuat di pinggiran Kota Jakarta. Adalah PT Panarub Dwikarya, perusahaan alas kaki yang berlokasi di Jalan Benoa Raya, Pabuaran Tumpeng, Karawaci, Tangerang, yang memproduksinya.

Bagi peneliti topik ini sangat menarik karena banyak terjadi fenomena dalam persaingan merek. Apakah dengan citra merek global pada suatu merek produk tertentu, dan adanya positive word of mouth tentang produk, serta pengaruh persepsi kualitas dari negara manufaktur akan mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen pada merek produk tertentu dalam hal ini adalah merek Adidas. Hal tersebut yang membuat peneliti tertarik memilih judul penelitian ini.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh citra merek global terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia?

2. Apakah ada pengaruh positive word of mouth terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia?

3. Apakah ada pengaruh negara manufaktur terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia?


(23)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pendahuluan dan rumusan masalah penelitan yang sudah diuraikan peneliti, maka tujuan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh citra merek global terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

2. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh positive word of mouth terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

3. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh negara manufaktur terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

A. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menguatkan teori yang ada, mengenai citra merek global, positive word of mouth dan efek negara manufaktur dalam mempengaruhi keputusan pembelian suatu merek produk.

2. Manfaat praktis

Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumber informasi yang berguna dalam menentukan strategi dan mengambil kebijakan pemasaran yang berkaitan dengan citra merek global, positive word of mouth, negara manufaktur, dan keputusan pembelian.


(24)

BAB II

Landasan Teori

a. Keputusan Pembelian

Pada umumnya, keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan merek tertentu yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000), setiap keputusan membeli memiliki struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu keputusan tentang jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara pembayaran. Ketika membeli suatu produk, konsumen melalui beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Konsumen biasanya melalui lima tahap dalam proses pembelian seperti yang disebutkan oleh Kotler and Keller (2012), yaitu pengenalan masalah (problem recognition), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of alternatives), keputusan pembelian (purchase decision), dan perilaku setelah pembelian (postpurchase behavior).


(25)

b. Citra Merek Global

Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak langsung lainnya (Simamora, 2000). Perusahaan multinasional dan pemasar perlu menciptakan citra merek global yang mudah diingat dan unik serta dengan asosiasi merek yang kuat dan menguntungkan (Kotler and Keller, 2012). Jadi, citra merek global adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang diposisikan sama di seluruh dunia yang berasal dari pengalaman konsumen dan promosi yang dilakukan pemasar atau perusahaan.

Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan, citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang berbeda. Sugiharti (2012) juga menyebutkan bahwa ada tiga komponen dalam pembentukan citra merek global yang perlu diperhatikan, yaitu:


(26)

1) Citra perusahaan, kumpulan persepsi konsumen terhadap perusahaan yang memproduksi barang atau jasa.

2) Citra produk, sekumpulan persepsi konsumen mengenai suatu produk.

3) Citra pengguna, kumpulan persepsi konsumen terhadap pengguna yang menggunakan suatu barang atau jasa.

Seiring dengan kehidupan konsumen yang berubah menjadi semakin rumit, tergesa-gesa, dan tidak banyak waktu yang tersedia, kemampuan global brand untuk menyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi risiko menjadi sangat berharga (Kotler and Keller, 2012). Citra merek global yang positif dapat menimbulkan keinginan konsumen untuk membeli produk dan membantu konsumen dalam menyeleksi alternatif pilihan yang tersedia sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Sebaliknya, merek yang telah mendunia namun memiliki citra yang negatif dapat mengurangi minat beli konsumen dan kesempatan produk tersebut untuk dipilih oleh konsumen berkurang.

c. Negara manufaktur

Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan (Hamzaoui,2006). Country Of Origin Manufacture adalah penilaian pelanggan secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan informasi yang


(27)

diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana 2014). Pada awalnya konsep country of origin sama dengan made incountry atau country of manufacture (COM). Oleh karena itu, negara yang tercantum pada label produk “made in” awalnya berarti negara dimana suatu produk tersebut dibuat mulai dari perancangan, perakitan hingga finishing

dilakukan. Namun saat ini, sebenarnya kata made in tidak selalu

menunjukkan negara asal produk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum “made in Indonesia” tetapi produk tersebut sebenarnya hanya dirakit atau diproduksi di Indonesia, sedangkan country of origin-nya (negara asalnya) adalah Jepang. Ini berarti produk yang dipasarkan

merupakan hybrid product yang meliputi beberapa komponen COO (Chao dalam Listiana 2014).

d. Positive Word Of Mouth

Menurut Sumardi dalam Sari (2012) word of mouth adalah kegiatan pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya. Terdapat dua sumber utama yang menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader. Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum.


(28)

Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga, teman dekat serta, rekan kerja. Menurut Shimp (2003) opinion leader adalah seseorang yang sering mempengaruhi sikap-sikap atau perilaku yang visibel dan individu lainnya. Shimp (2003) juga berpendapat bahwa seorang pemimpin opini juga mempunyai fungsi penting yaitu: mereka memberi informasi kepada orang lain tentang produk-produk baru, mereka memberikan saran serta mengurangi persepsi resiko yang diterima oleh pengikutnya dalam pembelian produk baru, dan mereka menawarkan umpan balik positif untuk mendukung atau memperjelas keputusan yang telah diambil oleh pengikut. WOM marketing adalah seni atau ilmu membangun komunikasi yang baik dan saling menguntungkan dari konsumen ke konsumen maupun konsumen ke produsen. Dalam arti yang luas komunikasi WOM termasuk beberapa informasi tentang suatu target objek (misalnya perusahaan atau merek) yang dipindahkan dari satu individu kepada individu lain baik secara langsung maupun melalui media komunikasi lain (Brown, Barry, Dacin, and Gunst 2005).

Lebih lanjut Brown et.al (2005) mengatakan Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau perusahaan tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan produk maka disebut sebagai negatif WOM. Positif WoM dapat berarti apabila seseorang


(29)

melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

A. Hasil Penelitian Terdahulu

Pada penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tati, Suharyanto, dan Yulianto (2015) pengaruh negara asal adalah negatif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap suatu merek. Pengaruh negatif negara asal terhadap minat beli dapat terjadi ketika negara asal yang dipersepsikan negatif oleh konsumen lebih ditekankan atau dimunculkan dalam strategi pemasaran produk. Citra merek global terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen terhadap suatu produk. Negara asal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, karena banyak hal yang dipertimbangkan oleh konsumen sebelum memilih suatu produk, sayangnya negara asal bukanlah faktor yang pertama yang dipertimbangkan oleh konsumen.

Konsumen lebih mementingkan merek, harga, kualitas produk, dan spesifikasi dari pada faktor country of origin. Dalam pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, citra merek global memberikan pengaruh positif dan signifikan. Dalam penelitian ini, minat beli konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian seorang konsumen. Minat beli konsumen yang tinggi terbukti berakhir pada


(30)

keputusan pembelian untuk suatu merek produk tertentu. Tidak ada perbedaan untuk persepsi antar konsumen disetiap negara mengenai country of origin, global brand image, dan keputusan pembelian. Pada penelitian Yuliana (2013) menyatakan bahwa strategi word of mouth yang paling mempengaruhi keputusan pembelian pada konsumen adalah dimensi talking karena dengan talking maka langsung dapat mempengaruhi konsumennya.

Hasil penelitian Mahendrayasa, Kumadji, abdilah (2014) menunjukkan bahwa variabel word of mouth yang terdiri dari indikator reference group dan opinion leader berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan adanya penyampaian pesan dari orang lain disekitarnya seseorang akan dapat mendapatkan informasi lebih tentang kartu selular GSM IM3, dan hal tersebut akan menjadi bahan masukan untuk seseorang sebelum melakukan pembelian. Dengan informasi dari orang disekitarnya, seseorang akanmengetahui bagaimana kondisi dari suatu produk yang dalam hal ini yaitu kartu selular GSM IM3, baik dari segi kualitas, ketersediaan produk, maupun keterjangkauan tarif yang akan diberikan oleh kartu selular GSM IM3. Dengan menerima berbagai masukan dari orang lain diharapkan akan dapat memudahkan seseorang dalam menentukan keputusan pembeliannya, sehingga akan dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam menentukan keputusan pembelian sesuai dengan apa yang diharapkan.


(31)

B. Hipotesis

Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan, citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.. Jika melihat dari teori tersebut dengan citra merek global yang kuat maka konsumen akan mudah mengingat merek tersebut dan membantu dalam mengambil keputusan dalam pembelian suatu merek. Dari teori tersebut dapat disimpulkan hipotesis:

H1: citra merek global berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Words of Mouth (WOM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merek, produk, layanan atau perusahaan tertentu kepada orang lain. Apabila pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM; tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan produk maka disebut sebagai negatif WOM. Positif WoM dapat


(32)

berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

H2: positive word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

Negara manufaktur didefinisikan sebagai penilaian pelanggan secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana 2014)

H3: Negara manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

C. Model Penelitian

Model penelitian terdiri dari beberapa variabel.Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: (1) variabel independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi variabel lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskandan dipengaruhi oleh variabel dependen dan variabel pemoderasi. Jadi, penelitian ini memiliki variabel independen yang terdiri dari citra merek global, positive


(33)

word of mouth dan persepsi negara manuaktur yang mempengaruhi variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Dibawah ini merupakan gambar model penelitian ini:

H1

H2

H3

Gambar 2.1

Model penelitian pengaruh ctra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur terhadap kepuasan pelanggan

Citra merek global

positive word of mouth

Persepsi negara manufaktur

Keputusan pembelian


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Obyek Penelitian

Obyek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, obyek penelitian yang peneliti ambil adalah pengguna sepatu Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia dalam penelitian ini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia.

b. Jenis Data

Data dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu pemilik atau pengguna sepatu merek Adidas made in Indonesia. Pertanyaan tertutup (Close-ended questions), yaitu pertanyaan yang tidak perlu dipertimbangkan apakah harus dijawab dengan jawaban yang


(35)

penjang lebar atau yang singkat. Hanya perlu dijawab dengan betul atau salah dan di ukur dengan skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Penelitian ini mengunakan sejumlah statement dengan skala Linkert yang menunjukkan setuju atau tidak setuju terhadap statement tersebut.

1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju

3 = netral 4 = setuju 5 = sangat setuju

Skala ini mudah dipakai untuk penelitian yang terfokus pada responden dan obyek.Jadi peneliti dapat mempelajari bagaimana respon yang berbeda dari tiap–tiap responden.

c. Teknik Pengambilan Sampel

Definisi sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2007). Penarikan sampel adalah proses memilih jumlah yang cukup dari populasi untuk mempelajari dan memahami karakteristik dari subyek sampel sehingga peneliti dapat merealisasikan karakter dari elemen populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Pada metode ini tidak semua unsur mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi


(36)

sampel penelitian. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu, teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007).

Menggunakan teknik ini, sampel diambil berdasarkan pada kriteria-kriteria yang telah dirumuskan terlebih dahulu oleh peneliti. Dalam perumusan kriteriannya, sampel tersebut antara lain yang dijadikan sampel merupakan pengguna sepatu Adidas produksi Indonesia, pengguna sepatu Adidas disini yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia. Sebagian besar anggota komunitas tersebut sangat memahami kelebihan sebuah sepatu yang diproduksi di Indonesia bahkan dapat membedakan sepatu yang diproduksi dari negara satu dengan negara lain tanpa melihat identitas pembuat yang ditempel disepatu.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah metode survey dengan penyebaran kuesioner. Kuesioner atau angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner ini bersifat terbuka. kuesioner yang bersifat terbuka artinya responden bebas mengisi jawaban kuesioner adanya jawaban yang sudah dirumuskan. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada anggota komunitas sneaker Indonesia yang menggunakan sepatu Adidas produksi Indonesia dengan memberikan


(37)

seperangkat pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk memperoleh data penelitian. metode kuesioner ini digunakan untuk meperoleh data penelitian. Pengukuran skala dalam kuesioner tersebut adalah dengan menggunakan skala Likert.

e. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari citra merek global, positive word of mouth, dan persepsi negara manufaktur Variabel dependen adalah keputusan pembelian. Definisi masing-masing variabel sebagai berikut

1. Variabel Independen a. Citra merek global

Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak langsung lainnya (Simamora, 2000). Perusahaan multinasional dan pemasar perlu menciptakan citra merek global yang mudah diingat dan unik serta dengan asosiasi merek yang kuat dan menguntungkan (Kotler and Keller, 2012). Jadi, citra merek global adalah persepsi konsumen terhadap suatu merek yang diposisikan sama di seluruh dunia yang berasal dari pengalaman konsumen dan promosi yang dilakukan pemasar atau perusahaan.


(38)

Cho (2011) mengungkapkan bahwa perusahaan dan konsumen masing-masing mendapatkan manfaat dari global brand. Bagi perusahaan, citra merek global yang jelas dapat membantu pemasar membedakan produknya dengan pesaing lain. Kedua, dengan membentuk citra merek global yang kuat, perusahaan dapat menjadi pemimpin di antara para pesaingnya dalam kategori produk yang sama. Sementara itu, citra merek global dapat memudahkan konsumen dalam menentukan merek mana yang akan dipilih dan membantu konsumen dalam mengelola pengetahuan dan pengalaman mengenai produk yang berbeda.

b. Positive word of mouth

Menurut Sumardi dalam Sari (2012) word of mouth adalah kegiatanpemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan hingga menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya.Terdapat dua sumber utama yang menghasilkan word of mouth diantaranya yaitu Reference Group dan Opinion Leader. Peter dan Olson (2000) menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum. Apabila pelanggan menyebarkan opininya mengenai kebaikan produk maka disebut sebagai positif WOM; tetapi bila pelanggan menyebar luaskan opininya mengenai keburukan produk maka disebut sebagai negatif WOM. Positif WoM dapat berarti apabila seseorang melakukan bisnis dengan suatu perusahaan dan


(39)

melakukan rekomendasi kepada orang lain mengenai perusahaan tersebut dan memuji kualitas perusahaan terebut (Brown et.al, 2005)

d. Persepsi negara manufaktur

Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan (Hamzaoui,2006). Country Of Origin Manufacture adalah penilaian pelanggan secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai sumber ( Kotler dalam Listiana 2014). Pada awalnya konsep country of origin sama dengan made incountry atau country of manufacture (COM). Oleh karena itu, negara yang tercantum pada label produk “made in” awalnya berarti negara dimana suatu produk tersebut dibuat mulai dari perancangan, perakitan hingga finishing

dilakukan. Namun saat ini, sebenarnya kata made in tidak selalu

menunjukkan negara asal produk, karena bisa saja dalam kemasan produk tercantum “made in Indonesia” tetapi produk tersebut sebenarnya hanya dirakit atau diproduksi di Indonesia, sedangkan country of origin-nya (negara asalnya) adalah Jepang. Ini berarti produk yang dipasarkan

merupakan hybrid product yang meliputi beberapa komponen COO (Chao dalam Listiana 2014).


(40)

1. Variabel Dependen

Keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih disukai oleh konsumen (Kotler and Armstrong, 2014). Konsumen melalui tahap pencarian informasi dan evaluasi alternatif pilihan lain sebelum akhirnya sampai pada pilihan merek tertentu yang disukai. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu proses yang dilalui konsumen setelah mengumpulkan informasi dan mengevaluasi alternatif pilihan yang ada kemudian memilih satu Menurut Dharmmesta dan Handoko (2000), setiap keputusan membeli memiliki struktur sebanyak tujuh komponen, yaitu keputusan tentang jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, jumlah produk, waktu pembelian, dan cara pembayaran. Ketika membeli suatu produk, konsumen melalui beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Konsumen biasanya melalui lima tahap dalam proses pembelian seperti yang disebutkan oleh Kotler and Keller (2012), yaitu pengenalan masalah (problem recognition), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif (evaluation of alternatives), keputusan pembelian (purchase decision), dan perilaku setelah pembelian (postpurchase behavior).


(41)

Tabel 3.1

Rangkuman Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya NO

.

VARIABLE DEFINISI INDIKATOR SUMBER

1. Global brand image Citra merek global didasarkan pada persepsi yang datang dari sebuah perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber informasi tidak langsung lainnya (Simamora, 2000).

1. merek yg terkenal 2. merek yg

bergengsi 3. mudah

diingat

4. merek yg mempunyai reputasi bagus Bowo, Hoyyi, dan Mukid (2013) 2. Positive word of mouth

WOM marketing adalah seni atau

ilmu membangun

komunikasi yang baik dan

saling menguntungkan dari konsumen ke konsumen maupun konsumen ke produsen. Dalam arti yang luas komunikasi

WOM termasuk beberapa informasi tentang suatu target objek yang dipindahkan dari satu individu kepada individu

lain baik secara langsung maupun melalui

media komunikasi lain

1. Membicarak an hal positif tentang merek 2. Merekomend asikan merek 3. Mendorong dan mengajak orang lain menggunaka n merek tersebut Andreas (2013)


(42)

(Brown, Barry, Dacin, and Gunst 2005). 3. Negara manufaktur Negara manufaktur merupakan salah satu dimensi dari country of

origin, yang dipahami sebagai negara tempat memproduksi sebuah produk tetapi bukan negara asal produk tersebut diciptakan (Hamzaoui,2006 ). 1. Negara dengan pendidikan dan penguasaan teknologi yang tinggi 2. Negara yg

inovatif dalam desain produk 3. Negara yang

mempunyai reputasi bagus Listiana (2012) 4. Keputusan pembelian Keputusan pembelian berkaitan dengan keputusan untuk membeli merek mana yang lebih

disukai oleh konsumen (Kotler and

Armstrong, 2014) 1. Merek dengan produk yg unggul 2. Merek dengan kualitas produk yg bagus 3. Merek dengan harga yg terjangkau Bowo, Hoyyi, dan Mukid (2013)

f. Uji Kualitas Instrumen dan Data

1. Uji Validitas

Pengujian dengan SPSS yang pertama dilakukan adalah uji validitas. Uji validitas daftar pertanyaan dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner di katakan valid jika


(43)

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan untuk mengukur konsistensi butir-butir pertanyaan sehingga dapat menggambarkan indicator yang diteliti. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur validitas kuesioner dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing - masing item pertanyaan dengan total skor pada konstruknya sehingga disebut analisis butir/item. Pengukuran validitas menggunakan uji Spearman dengan bantuan SPSS sampai diperoleh hasil yang valid. Proses pengujian ini dilakukan berulang kali jika terdapat item peryataan yang tidak valid, hal ini dilakukan bertujuan menghilangkan satu persatu item peryataan yang memiliki nilai sig. (2 tailed) diatas 0,05 sampai diperoleh nilai yang valid yaitu sig. (2 tailed) di bawah 0,05 (Ghozali, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013) reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas sampel ini digunakan testing kehandalan “Cronbach’s Alpha” yang akan menunjukkan ada tidaknya konsistensi antara pertanyaan dan sub bagian kelompok pertanyaan. Konsistensi internal, ditujukan mengetahui konsistensi butir-butir pertanyaan yang digunakan


(44)

untuk mengukur contruct. Suatu construct atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 (Ghozali, 2013).

g. Analisis data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan sutu analisis yang mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data populasi atau sampel sebagaimana adanya tanpa melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2004). Analisis berupa penyajian data dengan tabel biasa maupun distribusi frekuensi, grafik, diagram lingkaran, dan pictogram. Dalam penjelasan kelompok melalui modus, mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan simoangan baku yaitu menggambarkan kondisi yang sesungguhnya dari job involvement, komitmen organisasional dan kinerja. Pengukuran atas jawaban responden dalam penelitian ini digunakan interval sebagai berikut :

Interval =

Interval =

Berdasarkan interval diatas, maka interpretasi dari nilai kelas-kelas interval atas jawaban responden adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala interval

Interval Interpretasi 1,00 – 1,79 Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Rendah

Nilai maksimum – Nilai minimum Kelas Interval

5 – 1 = 0,8 5


(45)

2,60 – 3,39 Cukup 3,40 – 4,39 Tinggi 4,40 – 5,00 Sangat Tinggi b. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2013). Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda.

c. Uji t

Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara terpisah. Pengujian ini digunakan untukmengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel karakteristik merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik pelanggan merek terhadap loyalitas pelanggan. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan tingkat kepercayaan sebesar 5%. Apabila nilai sig lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% (sig< α), maka dapat disimpulkan


(46)

bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

d. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil dapat diartikan bahwa kemampuan menjelaskan variabel-variabel independen dapat menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Kelemahan penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap variabel terikat yang ada dalam model, oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi yang baik.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sejarah merek sepatu yang sangat terkenal ini dimulai pada tahun 1920 oleh Adi (Adolf) Dassler di ruang cuci milik ibunya. Waktu itu Adi Dassler membuat proyek kecil-kecilan dengan membuat sepatu olahraga. Karena tingginya kualitas sepatu yang dihasilkannya, akhirnya bisnis kecil-kecilan tersebut mulai membuahkan hasil. Pada tahun 1924, Adi Dassler dan saudaranya Rudolf Dassler mendirikan “Dassler Brother OGH” yang nantinya menjadi cikal bakal Adidas sekarang. Komitmen Adi Dassler pada kualitas, membawa Dassler Brother sebagai produsen sepatu berkualitas tinggi, sehingga sering dipakai oleh atlit-atlit legendaris masa itu untuk Olimpiade. Puncak keterkenalan sepatu Dassler Brother adalah ketika Jesse Owen menjadi atlit paling sukses pada Olimpiade Berlin pada tahun 1936 dengan sepatu buatan Dassler.

Pada tahun 1948, Adi dan Rudolf memutuskan untuk berpisah dan masing-masing membuat merek sepatu sendiri. Rudolf membuat merek sepatu Puma sedangkan Adi membuat merek Adidas. Pengambilan nama Adidas berasal dari nama Adi Dassler dengan menggabungkan nama depan Adi dan satu suku kata nama belakang Dassler yakni “das” sehingga menjadi kata Adidas. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, Adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti olimpiade atau sepakbola.


(48)

Pada tahun 1968, ketika Pemerintah Indonesia mengumumkan insentif pajak baru untuk perusahaan lokal, Bapak Lucas Sasmito menyadari peluang yang diberikan pemerintah ini. Beliau mendirikan PT Pan Asia Rubber untuk memproduksi spon karet dan sandal jepit. Merek sandal ˜Lily" dengan cepat menjadi nama produk rumah tangga di Indonesia dan pada tahun 1979 perusahaan yang saat ini disebut PT Panarub Industry sudah merambah ke produk sepatu olah raga. Berkat fokus yang kuat pada kualitas, Panarub berhasil dalam mengekspor produk-produknya ke pasar-pasar negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Pada tahun 1988 Panarub membentuk suatu kemitraan bisnis dengan adidas. Hal ini menggambarkan suatu tonggak pencapaian yang besar bagi perusahaan dan tak lama kemudian menetapkan kompetensinya dalam pembuatan sepatu-sepatu sepakbola berkualitas sangat tinggi. Sebagai hasilnya, Panarub ditunjuk sebagai "Football Speciality Centre" (Pusat Khusus Produk Sepakbola) untuk merek adidas.

Sekarang dipimpin oleh putera Bapak Lucas, Hendrik Sasmito, Panarub sudah bertumbuh menjadi 25 lini produksi berteknologi tinggi dengan lebih dari 11.000 karyawan terampil yang memproduksi sepatu-sepatu profesional yang berkualitas tinggi untuk olahragawan dan olahragawati di seluruh dunia. Beberapa dari kontribusi yang paling mengesankan adalah pengenalan model "Predator" adidas pada Piala Dunia 2002 di Korea dan model ˜Tunit" yang membuat debutnya pada


(49)

Piala Dunia 2006 di Jerman. Keduanya dicapai dengan sukses luar biasa. Hasil produksi Panarub sudah bertumbuh secara konstan setiap tahunnya, dan pada tahun 2011 kami sudah memproduksi lebih dari 12,6 juta pasang sepatu untuk pasar dunia.

B. Hasil Penyebaran Kuesioner

Responden dalam penelitian ini adalah pengguna sepatu merek Adidas made in Indonesia, yaitu anggota komunitas sneaker Indonesia. Anggota komunitas ini sangat teliti dalam membedakan sepatu antara produksi Indonesia dengan produksi negara lain. Didalam komunitas ini juga mempunyai banyak jaringan untuk mendapatkan sepatu Adidas produksi Indonesia itu sendiri, karena sepatu Adidas yang diproduksi oleh Indonesia tidak dijual di Indonesia melainkan di luar Indonesia. Kriteria responden penelitian ini minimal sudah memakai sepatu merek Adidas produksi Indonesia selama satu bulan. Penelitian ini menggunakan data dari kuesioner, dari hasil penyebaran kuesioner sebanyak 100 yang kuesioner yang kembali sebanyak 100, jadi responden rate 100%. Berikut ini perhitungan tingkat pengembalian kuesioner yang disajikan dalam table dibawah ini

Table 4.1 Klasifikasi Kuesioner

No. Kuesioner Jumlah Presentase (%) 1. Kuesioner disebar 100 100 2. Kuesioner kembali 100 100 3. Kuesioner yang dapat diolah 100 100


(50)

Berdasarkan penjelasan table 4.1 diatas menunjukan bahwa dari 100 kuesioner yang disebarkan pada responden, kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner dan jumlah kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 100 kuesioner yang selanjutnya data tersebut akan diolah menggunakan SPSS.

C. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia antara 17-40 tahun dan lama pemakaian. Distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada table dibawah ini :

Table 4.2

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)

1. Laki-laki 100 100

2. Perempuan 100 100

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 responden dengan presentasi 62% dan jenis kelamin perempuan sebanyak 38 responden dengan presentase 38%.

Tabel 4.3

Karakteristik responden berdasarkan usia

No. Usia Frekuensi Presentase (%)

1. 17-22 tahun 41 41%

2. 23-28 tahun 50 50%

3. 29-35 tahun 9 9%


(51)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah dengan usia 23-28 tahun dengan sebanyak 50 responden denganpresentasi 50% serta ring usia 17-22 tahun sebanyak 41 responden dengan presentase 41% dan usia 29-35 tahun sebanyak 9 responden dengan presentasi 9%.

Tabel 4.4

Karakteristik responden berdasarkan lama pemakaian No. Lama pemakaian Frekuensi Presentase (%) 1. 1 bulan – 4 bulan 15 15% 2. 5 bulan – 8 bulan 33 33% 3. 9 bulan – 12 tahun 38 38%

4. > 1 tahun 14 14%

Total 100 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan lama pemakaian terbanyak dalam penelitian ini adalah 9 bulan – 12 bulan yang berjumlah 38 dengan presentase 38%, untuk pemakaian 1 bulan – 4 bulan sebanyak 15 dengan presentase 15% lama pemakaian 5 bulan – 8 bulan sebanyak 33 dengan presentasi 33% dan lebih dari 1 tahun pemakaian sebanyak 14 dengan presentase 14%.

D. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Penelitian ini menggunakan uji kualitas instrumen. Untuk menguji kualitas instrumen digunakan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Data yang dipilih adalah metode survei denganpenyebaran kuesioner.


(52)

1. Uji Validitas

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Dengan sempel 30 responden untuk pengukuran validitas menggunakan uji Spearman dengan bantuan SPSS guna memperoleh hasil yang valid < 0,05 (Ghozali, 2013).

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Item Koefisien Korelasi Sig Ket

Citra merek global

CMG1 0,922 0,000 Valid CMG2 0,883 0,000 Valid CMG3 0,918 0,000 Valid CMG4 0,851 0,000 Valid Positive

word of mouth

PWM1 0,884 0,000 Valid PWM2 0,820 0,000 Valid PWM3 0,916 0,000 Valid Persepsi

Negara Manufaktur

PNM1 0,892 0,000 Valid PNM2 0,906 0,000 Valid PNM3 0,884 0,000 Valid Keputusan

pembelian

KP1 0,854 0,000 Valid KP2 0,894 0,000 Valid KP3 0,915 0,000 Valid KP4 0,831 0,000 Valid

Berdasarkan data tabel 4.5 diketahui bahwa semua item-item peryataan kuesioner mempunyai signifikansi < 0,05 adalah valid. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner adalah valid.


(53)

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan sebuah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator, variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Alat uji SPSS untuk menguji reliabilitas dapat menggunakan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha> 0,70 (Ghozali, 2013)

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Citra merek global 0,814 Reliabel Positive word of mouth 0,707 Reliabel

Persepsi negara manufaktur

0,740 Reliabel

Keputusan pembelian 0,859 Reliabel

Berdasarkan data pada tabel 4.6 diketahui bahwa semua variabel penelitian mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,70. Maka dengan demikian instrumen penelitian ini telah memenuhi kriteria valid dan reliabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian telah layak digunakan untuk mengambil data penelitian (Ghozali, 2013).

E. Hasil Analisis Deskriptif

Hasil statistik analisis deskriptif terhadap variabel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini :


(54)

Tabel 4.7

Statistik deskriptif variabel citra merek global

Indikator Variabel Mean Kriteria Adidas merupakan merek yang terkenal 3,76 Tinggi Adidas adalah merek dengan gengsi yang tinggi 3,70 Tinggi Adidas adalah merek yang mudah diingat 3,77 Tinggi Adidas adalah merek dengan reputasi yang

tinggi

3,68 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan bahwa Adidas merupakan merek yang mudah diingat adalah indikator dengan skor tertinggi, diikuti oleh Adidas adalah merek yang terkenal, Adidas adalah merek dengan gengsi tinggi, dan terakhir Adidas dengan reputasi tinggi. Berdasarkan skor diatas rata-rata responden merasa bahwa Adidas merupakan merek yang terkenal, memiliki gengsi yang tinggi, mudah diingat, dan memiliki reputasi yang tinggi. Artinya responden merasa bahwa Adidas memiliki citra merek global yang tinggi.

Tabel 4.8

Statistik deskriptif variabel positive word of mouth Indikator Variabel Mean Kriteria Sering mengatakan hal positif tentang sepatu

Adidas made in Indonesia

3,45 Tinggi Sering merekomendasikan sepatu Adidas made

in Indonesia kepada orang lain

3,45 Tinggi Sering mengajak orang lain untuk membeli

sepatu merek Adidas made in Indonesia kepada orang lain

3,67 Tinggi

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukan bahwa responden yang sering mengajak orang lain untuk membeli sepatu Adidas made in Indonesia merupakan indikator dengan skor tertinggi disusul oleh responden yang


(55)

sering mengatakan hal positif tentang Adidas made in Indonesia dan responden yang sering merekomendasikan Adidas made in Indonesia kepada orang lain dengan skor yang sama 3,45. Berdasarkan skor diatas rata-rata responden mengatakan hal-hal positif, merekomendasikan, dan mengajak orang lain untuk membeli sepatu merek Adidas made in Indonesia. Artinya rata-rata responden menyebarkan positive word of mouth dari merek Adidas made in Indonesia kepada orang lain.

Tabel 4.9

Statistik deskriptif variabel perpsepsi negara manufaktur Indikator Variabel Mean Kriteria Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di

Indonesia sebagai negara dengan tingkat pendidikan dan teknologi yg tinggi

3,29 Cukup

Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di Indonesia sebagai negara yg inovatif dalam desain produk

3,22 Cukup

Sepatu Adidas made in Indonesia diproduksi di Indonesia sebagai negara dengan reputasi baik

3,33 Cukup

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa indikator negara dengan reputasi baik mendapatkan skor tertinggi diikuti oleh indikator negara dengan tingkat pendidikan dan teknologi yang tinggi dan yang terakhir negara yang inovatif dalam desain sepatu. Berdasarkan skor diatas rata-rata responden merasa bahwa Indonesia merupakan negara dengan tingkat pendidikan dan teknologi yang tinggi, inovatif dalam desain sepatu, dan negara yang mempunyai reputasi yang baik. Artinya bahwa responden beranggapan jika sepatu merek Adidas dengan label made in Indonesia merupakan negara manufaktur yang baik.


(56)

Tabel 4.10

Statistik deskriptif variabel keputusan pembelian Indikator Variabel Mean Kriteria Sepatu Adidas made in Indonesia unggul

dipasaran

3,47 Tinggi Sepatu Adidas made in Indonesia produknya

berkualitas

3,59 Tinggi Sepatu Adidas made in Indonesia harganya

terjangkau

3,31 Cukup Sepatu Adidas made in Indonesia mudah

didapatkan dipasaran

3,36 Cukup

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukan bahwa sepatu Adidas made in Indonesia merupakan produk yang berkualitas adalah indikator dengan skor tertinggi, diikuti oleh sepatu Adidas made in Indonesia produknya unggul, sepatu Adidas made in Indonesia mudah didapatkan dipasaran, dan terakhir sepatu Adidas made in Indonesia harganya terjangkau. Berdasarkan skor diatas rata-rata responden merasa bahwa sepatu Adidas made in Indonesia merupakan produk yang berkualitas, unggul dipasaran, mudah didapatkan dipasaran, dan harganya terjangkau. Artinya rata-rata responden cukup puas atas keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia yang dilakukannya.

F. Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan 3 variabel independen yang terdiri dari karakteristik merek, karakteristik perusahaan dan karakteristik pelanggan merek terhadap variabel dependen loyalitas pelangan. Mengunakan bantuan program SPSS diperoleh hasil regresi sebagai berikut


(57)

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel Koefisien

Regresi t-hitung Sig. Citra merek global 0,216 2,567 0,012 Positive word of mouth 0,195 2,963 0,004 Persepsi negara

manufaktur

0,380 5,519 0,000 Variabel Dependen : keputusan pembelian

Adjusted R = 0,602

G. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

Pengujian hipotesis yang ada pada penelitian ini di uji dengan analisis statistik yaitu uji signifikansi parameter individual (uji statistik t) dan uji koefisien determinasi (R²). Berdasarkan hasil analisis tersebut hasil yang diperoleh adalah:

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistic t)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel citra merek global, positive word of mouth, persepsi negara manufaktur, terhadap keputusan pembelian. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan membandingkan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan tingkat kepercayaan sebesar 5%. Apabila nilai sig lebih kecil dari tingkat kepercayaan 5% (sig< α), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Berdasarkan tabel 4.10 dari ketiga variabel independen yang dimasukkan ke dalam model regresi mempunyai signifikansi pada 0,05. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa citra merek global, positive word of mouth,


(58)

persepsi negara manufaktur, berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada tingkat signifikansi 5%.

a. Pengaruh variabel citra merek global terhadap keputusan pembelian Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil analisis dengan bantuan statistical software SPSS dengan hasil regresi diperoleh koefisien regresi citra merek global sebesar 0,216 dengan nilai sig sebesar 0,012< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya apabila citra merek global meningkat maka keputusan pembelian juga meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan demikian, hasil pengujian ini menyatakan bahwa Ha 1 diterima.

b. Pengaruh variabel positive word of mouth terhadap keputusan pembelian Berdasarkan tabel 4.11 diatas hasil analisis dengan bantuan statistical software SPSS dengan hasil regresi diperoleh koefisien regresi positive word of mouth sebesar 0,252 dengan nilai sig sebesar 0,004 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya apabila positive word of mouth meningkat maka keputusan pembelian juga meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan demikian, hasil pengujian ini menyatakan bahwa Ha 2 diterima.

c. Pengaruh persepsi negara manufaktur terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan tabel 4.11 di atas hasil analisis dengan bantuan statistical software SPSS dengan hasil regresi diperoleh koefisien regresi


(59)

negara manufaktur sebesar 0,447 dengan nilai sig sebesar 0,000< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi negara manufaktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Artinya apabila persepsi terhadap negara manufaktur meningkat maka keputusan pembelian juga meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Dengan demikian, hasil pengujian ini menyatakan bahwa Ha 3 diterima.

2. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Berdasarkan pada tabel 4.11 hasil perhitungan uji determinasi yang terlihat besarnya koefisien determinasi atau Adjusted R Square adalah sebesar 0,589 hal ini berarti 60,2 % variasi keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel global brand image, positive word of mouth, dan country of origin. Sedangkan sisanya (100 % - 63 %) = 37 % dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model persamaan di atas.

H. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini seara ringkas ditunjukan pada tabel 4.11, berikut ini penjelasan selengkapnya :

1. Pengaruh citra merek global terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan hasil regresi berganda yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, citra merek global mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu Adidas made in Indonesia. Citra merek Adidas sebagai produsen sepatu dengan teknologi yang tinggi dan desain produk yang bagus serta harga yang lebih


(60)

terjangkau, terbukti memberi pengaruh yang kuat terhdap keputusan pemebelian merek tersebut. Dilihat dari pencapaian PT. Panarub Dwikarya selaku pemegang lisensi untuk memproduksi sepatu merek Adidas hingga dapat dipakai oleh atlit diperhelatan piala dunia 2006. Konsumen akan semakin percaya bahwa citra merek Adidas made in Indonesia adalah produk yang prestige, hal tersebut akan membuat konsumen semakin percaya dengan merek dan membuat konsumen yakin dalam mengambil keputusan pembelian terhadap merek Adidas made in Indonesia.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tati, Suharyanto, Yulianto (2005) yang menyatakan bahwa citra merek global berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Pengaruh positive word of mouth terhadap keputusan pembelian

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel positive word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Informasi positif tentang merek yang tersebar melalui kegiatan word of mouth akan berdampak bagus ketika konsumen akan memutuskan pembelian. Semakin banyak positive word of mouth yang tersebar di masyarakat maka kredibilitas merek secara otomatis akan meningkat, ketika kredibilitas merek tinggi maka konsumen akan memutuskan melakukan pembelian terhadap sepatu merek Adidas made in Indonesia tersebut.


(61)

Hal ini didukung oleh pendapat Shimp (2003) yang menyatakan bahwa ketika keyakinan akan suatu produk positif, maka akan menimbulkan keputusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oelh Nurvidiana, Hidayat, dan Abdillah (2015) juga menunjukan bahwa positive word of mouth berperan besar dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.informasi yang tersebar melalui kegiatan word of mouth memberikan sebuah pengaruh terhadap minat beli pada diri individu tersebut. Ketika minat beli muncul dan keyakinannya terhadap sebuah produk menguat, barulah keputusan pembelian dapat dilakukan.

3. Pengaruh persepsi negara manufaktur terhadap keputusan pembelian.

Hasil uji regresi berganda dalam penelitian ini menunjukan bahwa persepsi negara manufaktur berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia. Ketika PT. Panarub Dwikarya berhasil membuat sepatu dan dipakai oleh atlit sepakbola pada piala dunia 2006, itu menjadi titik balik produk sepatu dengan label made in Indonesia. Adidas dengan label made in Indonesia mulai diperhitungkan di kancah internasional, dengan terbukti atlit sekelas David Beckham pun memakai Adidas made in Indonesia. Jika public figure sekelas David Beckham saja memakai Adidas made in Indonesia maka akan merangsang kepercayaan terhadap Adidas label made in Indonesia, ketika konsumen percaya maka akan semakin mudah dalam melakukan keputusan pembelian terhadap merek berlabel negara tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dalam Listiana (2014)


(62)

Country Of Origin Manufacture adalah penilaian pelanggan secara umum terhadap negara tempat produk dipabrikasi berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai sumber.


(63)

BAB V

SIMPULAN, KETERBASAN PENELITIAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil pengujian secara parsial variabel citra merek global berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Artinya apabila citra merek Adidas tinggi maka kemungkinan konsumen memutuskan membeli merek tersebut juga tinggi sehingga terbentuk nilai positif. Kondisi ini menunjukan bahwa keputusan pembelian terhadap sepatu merek Adidas made in Indonesia dipengaruhi oleh citra merek global.

2. Hasil pengujian secara parsial variabel positive word of mouth berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Artinya semakin banyak opini positif yang beredar dimasyarakat maka kemungkinan konsumen memutuskan untuk membeli merek tersebut juga semakin tinggi sehingga terbentuk nilai positif. Kondisi ini menunjukan bahwa positive word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

3. Hasil pengujian secara parsial variabel persepsi negara manufaktur berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepatu merek


(64)

Adidas made in Indonesia di Yogyakarta. Artinya apabila persepsi tentang negara manufaktur positif maka keputusan pembelian akan meningkat sehingga terbentuk nilai yang positif. Kondisi ini menunjukan bahwa negara manufaktur berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia.

B. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini terbatas meneliti pengguna sepatu merek Adidas

made in Indonesia dalam lingkup daerah Yogyakarta, sehingga masih dapat dikembangkan untuk lingkup yang lebih luas.

2. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional atau satu kali penelitian dalam satu waktu.

3. Variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian sepatu merek Adidas made in Indonesia yang diteliti hanya global brand image, positive word of mouth dan negara manufaktur saja, sehingga nilai koefisien determinasi yang diperoleh hanya sebesar 60,2%.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka saran yang dapat diberikan diantaranya :

1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian di kota lain, sehingga hasil penelitian dapat dibandingkan.


(65)

2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode longitudinal yaitu penelitian yang bersifat jangka panjang.

3. Peneliti selanjutnya perlu menambahkan variabel lain yang mempegaruhi keputusan pembelian agar diperoleh nilai koefisien determinasi yang lebih tinggi.


(66)

Behaviors in a Retailing Context, Journal Academy of Marketing Science.Vol. 33 No. 2. Cho, Eunjoo. 2011. Development Of Brand Image Scale And The Impact Of Lovemarks On

Brand Equity. Graduate Theses and Dissertations. Hospitality Administration and Management Commons. Iowa State University: Iowa.

Cooper, DonaldR.1996. Business Research Methods

Dharmmesta, Basu Swastha., dan T. Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Durianto, D., Sugiarto, & Tony Sitinjak.2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas Merek dan Perilaku Konsumen. Gramedia. Jakarta

Ghozali. 2006. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square, Edisi I. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hadiwinata, B.S.2002. Politik Bisnis Internasional. Yogyakarta. Kanisius

Hamzaoui, L., Merunka D. The impact of country design and country of manfacture on consumer perception of bi-national products quality : an empirical nodel based on the concept of fit. Journal of consumer marketing, vol. 23, 145-155.

Haryanto, Jony Oktavian & Tirza Florence Manurip. (2011). Pengaruh loyalitas merek, rumor, dan country of origin terhadap kepercayaan merek. Media Riset Bisnis & Manajemen, vol.11, no. 2, Agustus 2011.

Kotler, Philip, and Gary Armstrong. 2014. Principles of Marketing. Global Edition. 15th Edition. Essex: Pearson.

Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. 14th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Lau, Geok Theng and Sook Han Lee. 1999. “ Consumer Trust in a Brand and the Link to Brand Loyalty “. Journal of Market Focused Management. Vol.4.no.4,341-370

Listiana. E. 2014. Pengaruh country of brand dan country of manufacture terhadap asosiasi merek. Media ekonomi, vol 9 no. 1


(67)

Peter, Paul J. dan Jerry C. Olson. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Dialihbahasakan oleh Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga

Räty, Liisa. 2009. DOES COUNTRY MATTER? The Country of Origin Effect On Sports Apparel Users' Brand Perceptions. Master Thesis. Department of Marketing and Management Helsinki School Of Economics: Helsinki.

Rosnow, R. (1980). Psychology of rumor reconsidered. Psychology Bulletin. 87: 378-391.. Roth, M.S., Romeo, J.B.(1992). Matching product category and country image perceptions : a

framework for managing country of origin effects. Journal of International Business Studies. 447-497.

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.

Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Dialihbahasakan oleh Revyani Sahrial, Dyah Anikasari. Jakarta: Erlangga

Sugiharti. 2012. Membangun Citra Merek Yang Positif Dalam Rangka Menciptakan Kepuasan Dan Kesetiaan Pelanggan. JBMA. Vol. 1, No. 1., Juli 2012, pp. 54-64.


(68)

Nama : Ferry Kusuma Apriansyah Putera

Mahasiswa : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Prodi : Manajemen NIM : 20120410082

Sedang mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek, Positive Word Of Mouth, Persepsi Negara Manufaktur Terhadap Keputusan Pembelian”. Untuk keperluan

tersebut, saya mohon bantuan responden untuk memberikan penilaian melalui kuesioner ini dengan sebenar-benarnya berdasarkan atas apa yang responden lakukan berkaitan dengan produk sepatu Adidas made in Indonesia. Semoga partisipasi yang responden berikan dapat bermanfaat. Atas kerjasama dan partisipasi yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya


(69)

2. Jenis kelamin : 3. Umur Responden : 4. Lama pemakaian :

(beri tanda X)

a. ( ) 1 bulan – 4 bulan b. ( ) 5 bulan – 8 bulan c. ( ) 9 bulan – 12 bulan d. ( ) < 1 tahun


(1)

Descriptive Statistics

N Range

Minimu

m Maximum Mean

Std.

Deviation Variance Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic KP1 100 4.00 1.00 5.00 3.4700 .09477 .94767 .898 KP2 100 4.00 1.00 5.00 3.5900 .10259 1.02588 1.052 KP3 100 4.00 1.00 5.00 3.3100 .09067 .90671 .822 KP4 100 4.00 1.00 5.00 3.3600 .08589 .85894 .738 Valid N (listwise)

100

COM3 100 4.00 1.00 5.00 3.3300 .10056 1.00559 1.011 Valid N


(2)

1.

Uji validitas citra merek global (

global brand image)

2.

Uji validitas

positive word of mouth

Correlations

1 .749** .774** .781** .922** .000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

.749** 1 .779** .633** .883**

.000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

.774** .779** 1 .682** .918**

.000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

.781** .633** .682** 1 .851**

.000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

.922** .883** .918** .851** 1 .000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

GBI1

GBI2

GBI3

GBI4

TOTAL_GBI

GBI1 GBI2 GBI3 GBI4 TOTAL_GBI

Correlation is significant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.

Correlations

1 .573** .728** .884**

.001 .000 .000

30 30 30 30

.573** 1 .638** .820**

.001 .000 .000

30 30 30 30

.728** .638** 1 .916**

.000 .000 .000

30 30 30 30

.884** .820** .916** 1

.000 .000 .000

30 30 30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

PWM1

PWM2

PWM3

TOTAL_PWM

PWM1 PWM2 PWM3 TOTAL_PWM

Correlation is signif icant at the 0. 01 lev el (2-tailed). **.


(3)

3.

Uji validitas

country of manufacture

4.

Uji validitas keputusan pembelian

Correlati ons

1 .796** .640** .892**

.000 .000 .000

30 30 30 30

.796** 1 .668** .906**

.000 .000 .000

30 30 30 30

.640** .668** 1 .884**

.000 .000 .000

30 30 30 30

.892** .906** .884** 1

.000 .000 .000

30 30 30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

CO1

CO2

CO3

TOTAL_CO

CO1 CO2 CO3 TOTAL_CO

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.

Correlati ons

1 .700** .704** .692** .854**

.000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

.700** 1 .812** .569** .894**

.000 .000 .001 .000

30 30 30 30 30

.704** .812** 1 .793** .915**

.000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

.692** .569** .793** 1 .831**

.000 .001 .000 .000

30 30 30 30 30

.854** .894** .915** .831** 1

.000 .000 .000 .000

30 30 30 30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

KP1

KP2

KP3

KP4

TOTAL_KP

KP1 KP2 KP3 KP4 TOTAL_KP

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed). **.


(4)

1.

Uji reliabilitas citra merek globlal (

global brand image

)

2.

Uji reliabilitas positive word of mouth

Item-Total Statistics

10.4000 8.800 .855 .866

10.5333 9.637 .799 .887

10.3667 7.895 .828 .884

10.5000 10.397 .760 .903

GBI1 GBI2 GBI3 GBI4

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Reliabi lity Statisti cs

.912 4

Cronbach's

Alpha N of Items

Item-Total Statistics

6.5333 2.602 .729 .763

6.7000 3.183 .653 .841

6.4333 2.254 .774 .722

PWM1 PWM2 PWM3

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Tot al Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Delet ed

Reliabi lity Statisti cs

.844 3

Cronbach's


(5)

3.

Uji reliabilitas country of manufacture

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.864 3

4.

Uji reliabilitas keputusan pembelian

Reliability Statistics

Item-Total Statisti cs

6.0333 3.689 .775 .788

6.3000 3.528 .797 .764

6.2000 2.993 .690 .886

CO1 CO2 CO3

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Delet ed

Item-Total Statisti cs

9.4667 8.464 .775 .876

9.2000 7.476 .764 .889

9.7000 8.424 .880 .844

9.4333 8.737 .742 .888

KP1 KP2 KP3 KP4

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Delet ed

Cronbach's

Alpha N of Items


(6)

Uji Pengaruh

Model Summaryb

.776a .602 .589 2.47305 1.913

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), CO, GBI, PWM a.

Dependent Variable: KP b.

Coeffi ci entsa

.236 1.470 .160 .873

.287 .112 .216 2.567 .012

.466 .157 .252 2.963 .004

.773 .140 .447 5.519 .000

(Constant) GBI PWM CO Model 1

B St d. Error Unstandardized

Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig.

Dependent Variable: KP a.


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Word of Mouth, Marketing MIX (Produk, Harga. Promosi, dan Saluran Distribusi), dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift (Studi kasus pada Swift Club Indonesia)

2 30 179

PENGARUH CITRA MEREK GLOBAL, POSITIVE WORD OF MOUTH, PERSEPSI NEGARA MANUFAKTUR TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK ADIDAS MADE IN INDONESIA (Studi Pada Pengguna Sepatu Adidas di Yogyakarta)

0 8 13

PENGARUH INOVASI, CELEBRITY ENDORSER DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU FUTSAL ADIDAS DI YOGYAKARTA (Studi pada mahasiswa di Yogyakarta).

0 7 130

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, KECINTAAN MEREK DAN KOMITMEN MEREK TERHADAP WORD OF MOUTH PADA PENGGUNA SEPATU ADIDAS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, KECINTAAN MEREK DAN KOMITMEN MEREK TERHADAP WORD OF MOUTH PADA PENGGUNA SEPATU ADIDAS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, KECINTAAN MEREK DAN KOMITMEN MEREK TERHADAP WORD OF MOUTH PADA PENGGUNA SEPATU ADIDAS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH KESADARAN MEREK , ASOSIASI MEREK , DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPATU ADIDAS DI S URABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH KESADARAN MEREK , ASOSIASI MEREK , DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPATU ADIDAS DI S URABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH KESADARAN MEREK , ASOSIASI MEREK , DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SEPATU ADIDAS DI S URABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH KESADARAN MEREK, CITRA MEREK, DAN WORD OF MOUTH (WOM), TERHADAP NIAT BELI SEPATU KICKERS DI SURABAYA

0 0 15