EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL ORGANISASI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI YOGYAKARTA TAHUN 2015
EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL ORGANISASI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI
YOGYAKARTA TAHUN 2015
Effectiveness of Communication Media Organization at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta 2015
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh
WINNY RIYAN RAHMAYANI 20120530239
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(2)
i EFEKTIVITAS MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL ORGANISASI PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAERAH OPERASI VI
YOGYAKARTA TAHUN 2015
Effectiveness of Communication Media Organization at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta 2015
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh
WINNY RIYAN RAHMAYANI 20120530239
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
(3)
ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Winny Riyan Rahmayani NIM : 20120530239
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : Efektivitas Media Komunikasi Internal Organisasi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI
Yogyakarta Tahun 2015
Menerangkan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar. Apabila kemudian hari karya ini terbukti merupakan hasil plagiat/ menjiplak karya orang lain maka saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya.
Yogyakarta, November 2016 Peneliti,
(4)
iii HALAMAN MOTTO
Dan pasti kami tunjukan
kepada mereka jalan yang
lurus.
(5)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tuaku...
Teruntuk Bapakku, Didin Muhidin, yang tak sempat melihat anak bungsunya ini masuk ke perguruan tinggi dan memakai toga seperti kakak-kakaknya yang lain. Bahagia di
surga-Nya Allah ya pak. Miss U so much.
Teruntuk Mamahku, Enok Yunani, yang sudah rela ditinggal sendirian di rumah selama 4 tahun lamanya. Dan sudah banting tulang membiayai kuliah anakmu yang lama ini,
maafkan daku mom. Terima kasih buat do’a-doa mamah yang tiada henti sampai saat ini. Tunggu Nie dirumah yaa.
(6)
v SPECIAL THANKS TO
Mamah, nuhun mah do’a-do’a di tiap solat dan tahajudnya,
Alhamdulillah lulus oge, tiasa uih ka bumi, nemenin mamah nyaaaak hehe
Aa-aa dan teteh-tetehku, aku akan sebutin kalian satu-satu hahaha. A’dede + t’titi, T’ita + A’han2, A’isal + T’erna, T’ela + A’budi, T’pipit + A’habib. Nuhun yaa, udah dukung dan suport neng winny sampai lulus jadi sarjana hahaha
Ponakan-ponakanku semua, de raya, de rayna, teh lala, aji, mpa, kekey, de ibang. Terima kasih, kalian udah bikin ateu senyum-senyum kalo lagi kangen liat video-video tingkah aneh kalian. Udah nyambut ateu kalo ateu pulang ke rumah, hiiiiiw
Mba dosenku, yang super kece. Mba Frizki. Bimbingan berasa temenan. Maksaih mba udah mendampingiku selama ini. Maapkeun winny suka bikin jengkel ya. Jangan sampai putus ya mba komunikasi diantara kita berdua hihihi
Teman terbaik sepanjang masa. Moal aya dua pokokna mah. Geng! Angga Dini Akbar yang ga pernah bisa diem kalo lagi ngomong, suka jadi bahan ejekan kita-kita. Maap we. Nurul Izza Asri Tuszakiyah, kalem tapi menghanyutkan, yang sering berantem salah paham sama aku, yang suka ngasih masukan
(7)
vi dalam percintaan, kaya udah berpengalaman aja, padahal
kagak. Mita Tasfima, temen jaman fir’aun. Hobi tidur, apa-apa
males, tapi suka mencairkan suasana dikala kita lagi tegang semua dengan imajinasinya yang aneh melebihi spongebob. Kalian semua terbaik banget sumpah. Makasih ya udah bantuin mikir kalo lagi bingung bikin skripsi, udah mau diajakin nongkrong cuma buat ngerjain revisian. Udah dengerin cerita winny dari mulai A-Z, ngasih masukan meskipun kadang rada aneh-aneh gimana gitu. NUHUN PISAN. Winny bakal kangen banget bareng-bareng sama kalian.
Inot, hatur nuhun support na, menjadi pendengar setia curhatan lewat voice note kalo lagi cape ngetik haha. Sampai sekarang masih jadi teman terbaik. Ulah waka nikah, ngke winny ameng jeung saha huhuhu
Mas Agni Tirta, S.Ikom, yang udah ada dikala suka maupun duka hahaha. Makasih bimbingannya selama menjadi mahasiswa, makasih uluran tangannya ketika winny kelaparan, dan makasih udah bikin winny gendut di jogja wkwkwk
Adnan, hey elu. Makasih yah udah mau direpotin bantuin winny ngerjain skripsi, sampai kamu udah kerja di jakarta masih winny telpon buat curhat bab 3 harus digimanain hahaha
(8)
vii
Amelia, Putri, Tri, idul, viddya, devi, holy, fatur, leo, pampam, tazar, fateka, semuanya terimaksih sudah mengisi kehidupanku di jogja dengan cada tawa yang terbahak-bahak.
Temen-temen CIKO, mas-mas dan mba-mba, dan temen-temen ciko angkatan 2012 yang udah susah payah lelah bikin film bareng sampai aku nangis-nangis lebay. Makasih ilmunya, meskipun udah berpindah jalur dari film, tapi semua ilmu kalian sangat berharga. Its true!
Temen-temen kos cantika, Fauz yang udah ngeduluin eikeu jadi sarjana, inget selalu sama @magersahur yak hahaha. Nadia juga ngeduluin wisuda, keep contact ya sist.
Mba siti, temen dateng ke pengajian Yusuf Mansur, kapan ke pengajian bareng lagi mba? Pak Jono, TU paling baik seUMY, yang udah mau direpotin ditanya-tanyain sama aku. Pak Mur, Pak Yuli, Pak Yuni, matur suwun nggih pak.
Semua temen-temen komunikasi 2012, PR, BC, ADV. Semuanya, makasih yaa udah kenal sama aku, nyapa aku kalo ketemu hahahaha *berasa orang terkenal kalo disapa duluan*
Temen KKN. Izza, Agus, Atik, Ayur, Apri, Dede, Dila, Putri, Yutika, Isti, Aan, El, Yoga, Erwin, Rafi, Fai. Makasih udah menemaniku
(9)
viii di Saradan, kangen bisa bobo bareng, masak bareng, nangis bareng hahahaha
Dan makasih buat semua orang yang udah bantuin winny ngerjain skripsi yang sudah berkahir ini... Alhamdulillah yaaah
(10)
ix KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk, rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga peneliti telah berhasil menyelesaikan skripsi ini. Judul penelitian yang peneliti angkat adalah “Efektivitas Media Komunikasi Internal Organisasi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta Tahun 2015”.
Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Halangan, rintangan, doa serta berbagai usaha maksimal telah dilakukan oleh peneliti untuk menyelesaikan dan memberikan sebuah karya yang terbaik. Namun, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan, kepada:
1. Haryadi Arief Nur Rasyid S.IP, M.Sc., selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi.
2. Frizki Yulianti, S.IP, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pendampingan dan semangat, terima kasih mba dosenku. Bimbingan berasa temenan.
3. Sovia Sitta Sari, S.IP, M.Si., selaku dosen penguji, terima kasih atas keseediaan waktu sebagai dosen penguji dan berbagai masukan yang diberikan untuk penelitian ini.
(11)
x 4. Erwan Sudiwijaya, S.Sos, MBA., selaku dosen penguji, terima kasih atas keseediaan waktu sebagai dosen penguji dan berbagai masukan yang diberikan untuk penelitian ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan ilmunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 6. Bapak Eko Bidiyanto, selaku Manager Corporate Communication (Humas)
PT. KAI (Persero) DAOP VI Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakasankan penelitian ini.
7. Pak Ayep Hanapi, Mas Anwar Solikhin, Mas Rizky Firman dan Mba Sofi, yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan kesediaannya untuk di wawancarai.
8. Seluruh karyawan/karyawati PT. KAI (Persero) VI Yogyakarta, yang telah bersedia untuk mengisi kuesioner peneliti.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini jauh dari sempurna, masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya saran maupun kritik untuk pembelajaran dikemudian hari supaya menjadi lebih baik.
Yogyakarta, November 2016 Peneliti
(12)
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
SPECIAL THANKS TO ... vi
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xv
DAFTAR DIAGRAM ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
ABSTRAK ... xviii
ABSTRACT ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Kerangka Teori ... 8
F. Kerangka Konsep ... 19
(13)
xii
H. Definisi Operasional ... 26
I. Hipotesa ... 31
J. Metode Penelitian ... 32
K. Sistematika Penulisan ... 44
L. Penelitian Terdahulu ... 45
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perkeretaapian di Indonesia ... 48
B. Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 51
C. Logo ... 52
D. Budaya Perusahaan ... 53
E. Slogan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 55
F. Stuktur Organisasi ... 55
G. Media Internal PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP VI Yogyakarta ... 61
BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Penelitian ... 62
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 63
C. Deskripsi Data Demografis ... 66
D. Analisis Efektivitas Media Komunikasi ... 71
1. Efektivitas Media Komunikasi ... 71
2. Media Komunikasi Rapat ... 79
3. Media Komunikasi Tabloid KONTAK ... 84
4. Media Komunikasi Papan Pengumuman ... 90
(14)
xiii 6. Media Komunikasi Email ... 98 7. Media Komunikasi Website ... 101 8. Media Komunikasi Telepon ... 105 BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ... 111 Saran ... 112 DAFTAR PUSTAKA
(15)
xiv DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Definisi Operasional ... 30
Tabel 1.2. Sample penelitian ... 43
Table 2.1. Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia ... 51
Tabel 3.1. Tingkat Pengambilan Kuesioner ... 62
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 64
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas ... 65
Tabel 3.4. Umur Responden... 66
Tabel 3.5. Jenis kelamin ... 68
Tabel 3.6. Status perkawinan ... 69
Tabel 3.7. Pendidikan Terakhir ... 70
Tabel 3.8. Distribusi Frekuensi Efektivitas Media Komunikasi Organisasi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta .... 72
Tabel 3.9. Pengelompokan Efektivitas Media Komunikasi ... 74
Tabel 3.10. Kegiatan Humas November 2015 ... 78
Tabel 3.11. Pengelompokan Media Komunikasi Rapat ... 80
Tabel 3.12. Pengelompokan Media Komunikasi Tabloid KONTAK ... 85
Tabel 3.13 Pengelompokan Media Komunikasi Papan Pengumuman ... 91
Tabel 3.14 Pengelompokan Media Komunikasi Nota Dinas ... 96
Tabel 3.15. Pengelompokan Media Komunikasi Email ... 99
Tabel 3.16 Pengelompokan Media Komunikasi Website ... 103
(16)
xv DAFTAR BAGAN
(17)
xvi DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1. Pencapaian Target Angkutan Kereta Api Tahun 2015 ... 4
Diagram 3.1. Efektivitas Komunikasi Organisasi ... 72
Diagram 3.2. Diagram Poligon Distribusi Frekuensi ... 73
Diagram 3.3. Efektivitas Media Komunikasi Organisasi... 74
Diagram 3.4. Efektivitas Media Komunikasi Organisasi... 75
Diagram 3.5. Pengelompokan Media Komunikasi Rapat ... 80
Diagram 3.6. Pengelompokan Media Komunikasi Tabloid KONTAK ... 86
Diagram 3.7. Pengelompokan Media Komunikasi Papan Pengumuman ... 92
Diagram 3.8. Pengelompokan Media Komunikasi Nota Dinas ... 96
Diagram 3.9. Pengelompokan Media Komunikasi Email ... 99
Diagram 3.10. Pengelompokan Media Komunikasi Website ... 103
(18)
xvii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Email berita broadcast tentang Jumpa Pers di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI pada Tanggal 30 November 2015 5
Gambar 1.2. Majalah internal “KONTAK” PT. Kereta Api Indonesia (Persero) edisi
Oktober 2015 ... 6 Gambar 2.1. Logo PT. KAI (Persero) ... 52 Gambar 2.2. 5 Pilar Utama ... 53 Gambar 3.1. Suasana Rapat di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta ... 82 Gambar 3.2. Rubrik Lintas Berita dan Album ... 88
(19)
(20)
xviii ABSTRAK
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Public Relations
Winny Riyan Rahmayani (20120530239)
Dengan Judul Skripsi: “Efektivitas Media Komunikasi Organisasi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta Tahun 2015” Tahun Skripsi: 2016 + 112 Hal + 20 Tabel + 6 Gambar + 1 Bagan
Daftar Kepustakaan: 13 Buku (1992-2010) + 2 Skripsi + 1 Web + 2 Dokumen
Komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi, untuk dapat mengetahui apakah kegiatan komunikasi yang sudah dijalankan efektif atau berhasil mencapai tujuan dan sasaran organisasi adalah dengan melakukan suatu penelitian untuk melihat seberapa efektif media komunikasi yang sudah dilaksanakan oleh di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta Tahun 2015. Media yang digunakan dalam peneitian ini digolongkan ke dalam media komunikasi lisan, tulisan dan intranet.
Metodelogi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan teknik pengumpuan data melalui penyebaran kuesioner berskala Likert dengan jumlah responden 94 orang karyawan yang dipilih dengan menggunakan teknik probability sampling dimana setiap unsur dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semua media komunikasi yang terdapat di di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta berada pada kategori sedang atau cukup baik, sehingga dapat diartikan bahwa semua media komunikasi sudah efektif untuk menyampaikan informasi.
(21)
xix ABSTRACT
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Faculty of Social and Politics
Departement of Science Communication Concentration Public Relations
Winny Riyan Rahmayani (20120530239)
With Title: Effectiveness of Communication Media Organization at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta 2015
Year 2016 + 112 Page + 20 Table + 6 Picture + 1 Draft
References: 13 Book (1992-2010) + 2 Thesis + 1 Web + 2 Document
Effective communication has become an important factor in order to achieve the objectives of an organization, in order to determine whether the communication activities that has been executed, ran effectively or successfully achieving the goals and the objectives of the organization is to conduct a research, to see how effectively is the communication media that has been carried out by PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta in 2015. The media that used on this research are classified into oral communication, article and intranet.
The Methodology research that used is quantitative approach, with collecting the data through questionnaires using Likert scale with 94 number of respondents were employees were selected using the probability sampling technique in which every element of the population has an equal chance to be elected as members of the sample.
The results of this research indicates that every communication media which is contained at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerha Operasi VI Yogyakarta is in the category of moderate or good enough, so it can be interpreted that all communication media is effective enough to conveying the information.
(22)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi, bagaimana organisasi dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa ada komunikasi didalamnya. Komunikasi dalam sebuah organisasi digunakan untuk menciptakan adanya kesamaan pemahaman antara atasan dan bawahan, maupun antar karyawan. Melalui komunikasi yang baik, tujuan sebuah organisasi akan tercapai.
Katz dan Khan mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau service dari sistem dan mengeluarkan produk atau service ini kepada lingkungan. (Muhammad, 2007: 65). Oleh karena itu, organisasi tidak dapat dipisahkan dari komunikasi karena melalui komunikasi sebuah organisasi dapat melakukan interaksi, kegiatan dan saling bergantung satu sama lain. Komunikasi menjadi inti dari organisasi sehingga penyelenggaraan komunikasi yang efektif merupakan keharusan bagi organisasi.
(23)
2
Komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian tujuan suatu organisasi baik organisasi bisnis maupun non bisnis. Bahkan komunikasi organisasi disebut sebagai darah bagi kehidupan organisasi. Menurut Andre Hardjana, ”penyelenggaraan sistem komunikasi
yang efektif merupakan keharusan bagi suatu organisasi” (Hardjana, 2000: x), sehingga untuk dapat mengetahui apakah kegiatan komunikasi yang sudah dijalankan efektif atau berhasil mencapai tujuan dan sasaran organisasi adalah dengan melakukan suatu penelitian untuk melihat seberapa efektif media komunikasi yang sudah dilaksanakan.
PT. Kereta Api Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT. Kereta Api Indonesia meliputi angkutan penumpang dan barang yang saat ini menjadi salah satu moda transportasi utama masyarakat. Cepat dan terjangkau semua kalangan menjadi alasan kenapa kereta api banyak digemari. Menurut data BPS, jumlah penumpang kereta api tahun 2015 tercatat mencapai 325.944.000 penumpang. Jumlah tersebut membuktikan bahwa kereta api merupakan moda transportasi massal paling potensial dalam pengangkutan dan mobilisasi masyarakat. Pandangan positif dari masyarakat kepada PT. Kereta Api Indonesia merupakan suatu usaha dari pihak internal PT. Kereta Api Indonesia dalam membangun efektifitas di sebuah perusahaan. Hingga saat ini selalu ada inovasi dan perubahan ke arah lebih baik yang selalu dilakukan PT. Kereta Api Indonesia agar bisa memberikan layanan terbaik bagi penumpangnya.
(24)
3
Salah satunya adalah kebijakan internal keputusan Direksi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) nomor: KEP.U/KP.303/XII/7/KA-2013 tentang mutasi jabatan di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Kebijakan internal pusat perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang kerap kali melakukan perubahan jabatan, promosi/demosi dan atau pertukaran karyawan dari satu daerah operasi ke daerah operasi lain. Perubahan personil/pertukaran setiap karyawan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja daerah operasi tertentu yang sedang mengalami penurunan. Pemindahan-pemindahan karyawan ini secara tidak langsung akan menimbulkan konflik di dalam tubuh BUMN ini. Misalnya sulitnya beradaptasi di tempat baru, dengan karyawan maupun atasan baru.
“Kenapa harus ada konflik? Ga ada masalah. Anak baru kinerja bagus fine-fine aja. Sebenarnya perusahaan sudah punya aturan tertulis, tetapi dalam pelaksanaannya di setiap daerah ada peraturan yang tidak tertulis atau informal. Jadi perlu adanya adaptasi ke
tempat baru itu”. (Wawancara dengan Assisten Manajer Humas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP VI Yogyakarta, Ayep Hanapi, yang sudah 20 tahun bekerja)
Menurut Ayep Hanapi selaku Assisten Manajer Humas DAOP 6 yang sudah mengabdi selama 20 tahun, mengakui bahwa adaptasi sangatlah wajar dialami oleh karyawan ketika di tempatkan di tempat baru atau jabatan baru. Dikarenakan setiap daerah pasti mempunyai aturan informal (adat) masing-masing. Konflik internal yang timbul pasti selalu ada, tetapi tidak untuk dibicarakan kepada khalayak umum demi kebaikan perusahaan. Meskipun pemindahan-pemindahan karyawan ini akan menimbulkan konflik secara tidak langsung, tetapi lain halnya dengan PT.
(25)
4
Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta atau disingkat dengan DAOP 6 Yk yang pada tahun 2015 mendapatkan pencapaian penumpang yang sudah melebihi target yaitu sebesar 109,25%. Selain kerena faktor Kota Yogyakarta merupakan kota destinasi wisata ke-2 setelah Bali yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun asing selama liburan, pencapaian ini juga berasal dari faktor-faktor internal PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melakukan pembenahan dan perbaikan di DAOP 6 Yogyakarta.
Diagram 1.1. Pencapaian Target Angkutan Kereta Api Tahun 2015 (Sumber: Divisi Komersial DAOP 6 Yogyakarta)
Komunikasi internal organisasi merupakan hal utama dalam menyikapi kebijaksanaan perusahaan ini. Dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti telepon, email bahkan tabloid internal yag terbit setiap bulannya merupakan usaha yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia 83,92% 94% 71% 98% 93% 109,25% 100,64% 80,02% 78% Daop 1 Jakarta Daop 2 Bandung Daop 3 Cirebon Daop 4 Semarang Daop 5 Purwokerto Daop 6 Yogyakarta Daop 7 Madiun Daop 8 Surabaya Daop 9 Jember
(26)
5
(Persero) untuk melakukan komunikasi internal dan menjaga hubugan baik dengan semua karyawannya.
Email yang merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat berperan penting dalam proses komunikasi di semua daerah operasi. Karena, setiap kegiatan yang dilakukan di masing-masing daerah operasi akan di broadcast ke semua email pegawai oleh divisi humas tiap daerah operasi. Sehingga, semua karyawan akan mengetahui berita terbaru seputar PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang dilakukan di setiap daerah operasinya.
Gambar 1.1. Email berita broadcast tentang Jumpa Pers di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI pada Tanggal 30 November 2015
(Sumber: Divisi Humas)
Gambar di atas merupakan berita broadcast tentang jumpa pers di DAOP 6 Yogyakarta. Berita tersebut berisi kegiatan jumpa pers yang dilakukan pada hari Senin tanggal 9 November 2015 yang bertempat di ruang Rakor Kantor DAOP 6, dengan narasumber Executive Vice President (EVP) yang didampingi oleh manajer humas yang akan menyampaikan
(27)
6
arahan. Tata cara penulisan berita broadcast-pun sudah ada aturannya yaitu sesuai dengan kaidah jurnalistik 5W+1H dan ditambah dengan melampirkan maksimal 6 foto kegiatan sebagai pelengkapnya
Gambar 1.2. Majalah internal “KONTAK” PT. Kereta Api Indonesia (Persero) edisi Oktober 2015 (Sumber: Divisi Humas)
Media internal lain yang digunakan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu tabloid yang diberi nama KONTAK (Komunikasi Antar Karyawan). Gambar 1.2. di atas merupakan salah satu isi dari tabloid internal PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang selalu terbit setiap bulannya. Yaitu, berita mengenai kegiatan yang telah dilakukan oleh semua daerah operasi, sehingga setiap bulannya semua daerah operasi wajib mengirimkan empat berita berikut berita foto untuk dimuat di tabloid KONTAK tersebut. Selain berita dari tiap DAOP, rubrik lain dari tabloid
(28)
7
adalah artikel-artikel, album foto, tips dan trik sampai hiburan yang memperebutkan hadiah pun disuguhkan dalam tabloid tersebut.
Maka dari itu, apakah media komunikasi internal organisasi yang saat ini dijalankan oleh perusahaan kereta api sudah berjalan dengan efektif. Sehingga sangat diperlukan untuk melihat seberapa efektif dan efisienkah komunikasi internal yang saat ini sudah dilakukan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Khususnya di Daerah Operasi VI Yogyakarta.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas sistem komunikasi internal organisasi dan memberikan sejumlah rekomendasi pada pihak manajemen PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dalam menganalisis tentang efektivitas media komunikasi internal organisasi peneliti mencoba merumuskan masalah yaitu: Apakah media komunikasi internal organisasi di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta sudah efektif bagi setiap karyawan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas media komunikasi internal organisasi pada perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta.
(29)
8
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi dalam menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Ilmu Komunikasi khususnya dalam kajian penelitian tentang media komunikasi internal organisasi atau perusahaan. Penelitian ini akan melihat seberapa efektifkah media komunikasi internal dalam perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), sehingga harapannya bisa menjadi referensi untuk mengukur efektivitas jalur komunikasi terutama dari atasan ke bawahan (downward communication).
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi yang berupa evaluasi untuk mengukur efektivitas media komunikasi yang digunakan terutama dari atasan ke bawahan (downward communication) untuk kemajuan organisasi dalam memperbaiki dan meningkatkan sistem komunikasi internal organisasi yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP VI Yogyakarta.
E. Kerangka Teori
1. Komunikasi Organisasi
Menurut Pace & Faules, ada dua perspektif utama yang akan mempengaruhi komunikasi organisasi didefinisikan, yaitu:
1) Perspektif objektif menekankan definisi komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit
(30)
9
komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Fokusnya adalah penanganan pesan, yakni menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan informasi dalam suatu peristiwa komunikasi organisasi. Komunikasi dipandang sebagai alat untuk merekayasa atau mengkonstruksi organisasi yang memungkinkan individu (anggota organisasi) beradaptasi dengan lingkungan organisasi.
2) Perspektif subjektif mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna atas interaksi diantara unit-unit organisasi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Fokusnya adalah bagaimana individu anggota organisasi bertransaksi dan kemudian memberi makna terhadap peristiwa komunikasi yang terjadi. Dalam arti lain, bagaimana anggota organisasi berperilaku akan bergantung kepada makna informasi itu bagi mereka.
Dengan demikian, definisi komunikasi organisasi baik dilihat dari perspektif objektif maupun perspektif subjektif adalah sebagai proses penciptaan dan penafsiran informasi diantara unit-unit komunikasi sebagai bagian dari suatu organisasi secara keseluruhan. Dalam konteks ini, komunikasi organisasi dipandang sebagai proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi di antara unit-unit organisasi yang
(31)
10
memungkinkan sistem komunikasi organisasi berfungsi secara efektif.
Namun tampaknya para ahli belum mempunyai persepsi yang sama mengenai definisi komunikasi organisasi. Bermacam-macam persepsi mereka mengenai hal ini dan beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.
2) Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi bawahan kepada atasan, komunikasi atasan kepada bawahan, dan komunikasi sesama karyawan. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produk, pembuatan iklan dan hubungan dengan masyarakat umum.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media,
(32)
11
yang dipengaruhi oleh lingkungannnya sendiri baik internal maupun eksternal, yang melibatkan orang dan sikapnya, perasaann, hubungan dan keterampilan/skill.
Dalam komunikasi organsasi, kita berbicara mengenai aliran informasi yang ada di oraganisasi itu sendiri. Berikut ini adalah arah aliran informasi komunikasi organisasi:
1) Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah adalah komunikasi dari atas ke bawah yang artinya informasi yang berlangsung secara formal dari seseorang yang memiliki wewenang atau kedudukan lebih tinggi kepada orang yang kedudukannya lebih rendah.
2) Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas yaitu informasi yang berlangsung dari seseorang yang memiliki kedudukan lebih rendah kepada yang lebih tinggi.
3) Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication)
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
4) Komunikasi Lintas Saluran (Interline Communication)
Komunikasi Lintas Saluran yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena
(33)
12
biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional.
Pada penelitian ini, proses komunikasi yang dibahas adalah komunikasi ke bawah (downward communication) atau komunikasi vertikal, dengan pertimbangan bahwa komunikasi vertikal yang lebih dominan dilakukan dilingkungan Daerah Operasi VI Yogyakarta, mengingat observasi langsung yang telah peneliti lakukan saat magang pada bulan September sampai November 2015 lalu.
2. Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan dalam sebuah perusahaan. Komunikasi internal ditujukan agar terciptanya kesamaan pandangan dan saling pengertian antara pihak manajemen dan karyawan. Ketika jalur komunikasi terbuka antara manajemen dan karyawan maka tujuan-tujuan organisasi akan lebih mudah dicapai (Lattimore, dkk., 1997: 229).
Salah satu usaha perusahaan untuk mendekatkan diri dengan karyawan adalah dengan menciptakan media yang dapat menjangkau seluruh lapisan karyawan didalam perusahaan itu sendiri. Karyawan sebagai penggerak perusahaan berjumlah lebih banyak dibanding pihak menejemen perusahaan sehingga dibutuhkan media sebagai alat berkomunikasi. Media ini disebut
(34)
13
dengan media internal, karena sifatnya yang khusus, yaitu media yang dibuat dan disebarkan khusus kepada karyawan (Jefkins, 2004: 164).
Media komunikasi merupakan alat untuk membantu lancarnya proses komunikasi. Media disini adalah surat, memo, nota, brosur, pamplet, bulletin, majalah, koran, papan pengumuman, kotak saran, telephone, radio, televisi dan sebagainya. Selain bentuk publikasi perusahaan, media internal juga meliputi komunikasi verbal, seperti rapat. Tetapi penelitian ini akan berfokus pada publikasi seperti: majalah, buku manual, papan pengumuma, rapat dan media intranet sebagai jenis media internal yang paling lazim digunakan oleh perusahaan.
1. Publikasi karyawan (majalah/newsletter)
Majalah atau newsletter adalah bentuk paling umum untuk publikasi berkala. Karena teknologi desktop publishing yang mudah tersedia. Akibatnya kebanyakan organisasi mengandalkan majalah atau newsletter untuk mengkomunikasikan berita. Menurut Paul Swift, managing editor Newsletter on Newsletter, berkata bahwa newsletter merupakan media yang akan menetap dan terus berkembang. Ada lebih banyak nilai yang ditanamkan dalam mengarahkan komunikasi dengan dunia perusahaan dan asosiasi dengan anggotanya (Cutlip, 2011: 230).
(35)
14
2. Buku Pedoman
Oleh karena biaya produksinya, buku pedoman dibuat untuk dapat dibaca serta disimpan sebagai referensi. Buku pedoman ini membutuhkan indeks dan informasinya akan lebih mudah dibaca jika disediakan label atau halaman dengan kode berwarna (Lattimore, 2010: 234).
3. Rapat (Meeting)
Rapat menyatukan orang, memberikan peluang untuk berbicara maupun untuk mendengarkan, suatu komunikasi dua arah. Rapat merupakan bentuk komunikasi verbal yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan dengan tujuan untuk memaparkan kemajuan atau situasi-situasi di dalam organisasi atau perusahaan saat ini (Cutlip, 20011: 234).
4. Papan Pengumuman
Papan bulletin atau papan pengumuman menawarkan tempat yang bagus untuk menguatkan informasi dengan pesan-pesan singkat secara publik. Papan ini menyediakan akses cepat untuk menghentikan desas desus dan membuat informasi yang diinginkan itu terpancang. Papan dinamis memperoleh perhatian tetap. Papan dinamis adalah papan yang informasinya selalu diperbaharui. Papan Pengumuman
(36)
15
standart dapat ditempatkan pada berbagai lokasi yang ramai atau yang sering disinggahi agar segenap pegawai dapat memperoleh informasi yang sama dalam waktu yang bersamaan pula (Jefkins, 2002: 198).
5. Intranet
Teknologi baru ini dengan cepat menjadi pilihan bagi karyawan dan perusahaan untuk berkomunikasi. Email dengan cepat mampu mendistribusikan pesan secara mudah. Selain email terdapat pula homepage. Homepage merupakan media terkontrol yang memiliki kemampuan grafis dan suara yang melebihi kelebihan pengguna email (Lattimore, 2010: 247).
Pada penelitian ini yang ingin diteliti adalah komunikasi ke bawah atau yang biasa disebut downward communication, dimana dihubungkan dengan pemilihan media yang berhasil atau tidak dalam menyampaikan informasi kepada karyawan.
Menurut Pace dan Faules (2005:185) jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan ke bawahan adalah sebagai berikut:
1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
(37)
16
3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi 4. Informasi mengenai kinerja pegawai
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas Pace dan Faules pun merumuskan harus ada proses pemilihan media dan metode komunikasi untuk karyawan yang tepat dalam menginformasikan lima hal di atas secara tepat. Ada empat metode, yaitu (1) tulisan saja, (2) lisan saja, (3) tulisan diikuti lisan, dan (4) lisan diikuti tulisan. Pada penelitian ini, media yang dipakai untuk meneliti adalah intranet (website) yang mewakili media elektronik, newsletter perusahaan (KONTAK) yang mewakili media tulis, dan juga media seminar yang mewakili media lisan. Ketiga media tersebut yang nantinya akan diteliti media mana yang lebih behasil dalam menyampaikan pesan yang kepada karyawan.
3. Komunikasi Efektif
Mencapai sebuah keefektifitasan komunikasi dalam organisasi bukanlah perkara yang mudah. Dalam perjalanan tentunya perusahaan menghadapi banyak perubahan seperti pengambilalihan perusahaan, pemotongan biaya operasional perusahaan, dan krisis dimana perusahaan dihadapkan dengan pilihan untuk mempertahankan karyawan-karyawan yang mempunyai kinerja yang baik dan merekrut karyawan yang baru. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut organisasi
(38)
17
memerlukan sebuah komunikasi yang dapat menciptakan pemahaman yang sama antara pimpinan perusahaan dan karyawan sehingga pimpinan dan karyawan dapat menghadapi permasalahan yang ada bersama-sama.
Komunikasi dengan karyawan secara lisan, menggunakan media cetak atau grafik, semua dapat dilakukan secara bersamaan. Media cetak dapat menyampaikan pesan kepada orang yang lebih banyak dalam waktu yang singkat, serta memaparkan informasi yang tersusun secara lebih baik dan lengkap. Pesan-pesan yang disampaikan secara lisan maupun melalui media harus menimbulkan komunikasi yang efektif. Don Fabun dalam bukunya Company Publication mengatakan bahwa publikasi perusahaan tidak hanya membantu para karyawan memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai kebijaksanaan, tujuan dan keputusan, tetapi juga membantu manajemen mengerti kebutuhan, dan aspirasi para karyawan. Komunikasi tidak berlangsung satu arah, dan komunikasi memperoleh keefektifan apabila komunikasi berjalan dua arah dari karyawan dan manajemen (Effendy, 2002: 128-129).
Efektifitas komunikasi internal dapat diraih dengan memenuhi kriteria-kriteria dibawah ini:
(39)
18
2. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi timbal balik dengan para karyawan 3. Kemampuan manajer humas yang memiliki ketrampilan
manajerial (manajerial skill) serta berpengalaman atau
mendapat dukungan kualitas pada “sumber daya” manusia,
pengetahuan (knowledge), media dan teknis komunikasinya yang dipergunakan (Rosady, 2008: 271-272).
Komunikasi tidak akan lagi efektif hanya karena kelihatan baik dan dapat dibaca. Komunikasi akan efektif jika mempengaruhi tindakan karyawan untuk memenuhi tujuan organisasi (Cutlip, 2011: 429). Komunikasi yang efektif dapat pula dilihat dari feedback yaitu apa yang disampaikan oleh penerima pesan kepada sumber pesan. Feedback yang diberikan akan menunjukkan apakah pesan dapat diterima dan dapat dimengerti oleh komunikan. Dikatakan pula oleh Mulyana bahwa tidak semua respon penerima pesan adalah feedback atau umpan balik. Sebuah pesan disebut umpan balik apabila hal tersebut merupakan respon terhadap pesan pengirim dan apabila mempengaruhi perilaku pengirim selanjutnya (Mulyana, 2005: 67). Farace, Taylor & Stewart dalam Hutchinson (1992:136) menjelaskan bahwa secara umum komunikasi yang efektif adalah kesesuaian tingkat tanggapan penerima terhadap pesan yang disampaikan dengan keseluruhan maksud dari pengirim pesan.
(40)
19
Berdasarkan pandangan manajemen, komunikasi efektif jika bawahannya merespon pesan sesuai dengan maksud yang disampaikan managernya. Dengan kata lain, komunikasi efektif jika (1) tujuan dari pengirim pesan mungkin dipenuhi oleh penerima secara tinggi (2) ketidakpastian dalam pemenuhan merupakan kegagalan yang lain bukan kegagalan proses komunikasi. Komunikasi juga dikatakan efektif jika adanya kemungkinan pemahaman yang tinggi terhadap pesan atau reaksi dari tingkah laku penerima.
F. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang sudah ada, peneliti ingin mengetahui efektivitas media komunikasi internal organisasi yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta. Karena dengan menggunakan media komunikasi internal yang efektif akan menunjang sebuah informasi dapat tersampaikan dengan baik di lingkungan perusahaan. Pemilihan media dianggap suatu hal yang bisa mempengaruhi keberhasilan komunikan dalam menangkap suatu pesan.
Komunikasi internal (Effendy, 1994: 10) didefinisikan sebagai: Pertukaran gagasan diantara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasi dan management).
(41)
20
Komunikasi dengan karyawan bisa berupa komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication), komunikasi sejajar (sideways communication) dan juga komunikasi lintas saluran (Pace dan Faules, 2005: 183). Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat efektivitas media komunikasi didalam organisasi, dan yang lebih dominan dilakukan yaitu komunikasi ke bawah (downward communication). Oleh karena itu, penyampaian komunikasi internal tersebut harus didukung dengan media internal dari pihak perusahaan.
Media komunikasi internal dianggap pula sebagai media yang digunakan untuk mengkomunikasikan suatu informasi kepada pendengar atau pembaca (audience) baik cetak, lisan maupun elektronik. Media komunikasi internal tersebut dianggap sarana yang menjembatani komunikasi antara pihak manajemen dengan karyawan, sehingga perusahaan dapat memfasilitasi hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan karyawan.
Media yang dipakai oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Media Internal (KONTAK), email, website, papan penumuman, nota dinas, telepon dan juga Rapat (Sosialisasi). Setiap media tersebut pun dapat digolongkan dalam media lisan, tertulis dan juga elektronik dimana media internal KONTAK, papan pengumuman dan nota dinas masuk ke dalam media tertulis, email, website dan telepon termasuk dalam media elektronik, dan rapat termasuk dalam media lisan, dimana nantinya peneliti akan menggunakan ketiga media tersebut untuk diteliti efektivitasannya.
(42)
21
G. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah definisi yang diberikan untuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok atau individu. Definisi konseptual dalam peneliatian ini adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas komunikasi internal
Komunikasi tidak akan lagi efektif hanya karena kelihatan baik dan dapat dibaca. Komunikasi akan efektif jika mempengaruhi tindakan karyawan untuk memenuhi tujuan organisasi (Cutlip, 2011: 429).
Efektifitas komunikasi internal dapat diraih dengan memenuhi kriteria-kriteria dibawah ini:
1. Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (open management).
2. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi timbal balik dengan para karyawan 3. Kemampuan manajer humas yang memiliki ketrampilan
manajerial (manajerial skill) serta berpengalaman atau
mendapat dukungan kualitas pada “sumber daya” manusia,
pengetahuan (knowledge), media dan teknis komunikasinya yang dipergunakan (Rosady, 2008: 271-272).
(43)
22
2. Media Komunikasi Internal
Media komunikasi internal (alat komunikasi) yang digunakan untuk menyalurkan sebuah informasi menyalurkan sebuah informasi dari atasan ke bawahan (downward communication) adalah sebagai berikut:
a. Media Komunikasi Lisan - Rapat
Rapat merupakan bentuk komunikasi verbal yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan dengan tujuan untuk memaparkan kemajuan atau situasi-situasi di dalam organisasi atau perusahaan saat ini (Cutlip, 2011: 234).
b. Media Komunikasi Tertulis - Tabloid Internal KONTAK
Menurut Paul Swift, managing editor Newsletter on Newsletter, berkata bahwa newsletter merupakan media yang akan menetap dan terus berkembang. Ada lebih banyak nilai yang ditanamkan dalam mengarahkan komunikasi dengan dunia perusahaan dan asosiasi dengan anggotanya (Cutlip, 2011: 274).
(44)
23
- Papan Pengumuman
Papan bulletin atau papan pengumuman menawarkan tempat yang bagus untuk menguatkan informasi dengan pesan-pesan singkat secara publik. Papan ini menyediakan akses cepat untuk menghentikan desas desus dan membuat informasi yang diinginkan itu terpancang. Papan dinamis memperoleh perhatian tetap. Papan dinamis adalah papan yang informasinya selalu diperbaharui. Papan Pengumuman standart dapat ditempatkan pada berbagai lokasi yang ramai atau yang sering disinggahi agar segenap pegawai dapat memperoleh informasi yang sama dalam waktu yang bersamaan pula (Jefkins, 2002: 198).
- Nota Dinas
Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 55 tahun 2010, disebutkan bahwa definisi nota dinas adalah naskah dinas yang bersifat internal berisi komunikasi kedinasan antar pejabat atau dari atasan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan.
(45)
24
c. Media Komunikasi Elektronik - Email
Email dapat membuat surat individual, yang dapat dipakai untuk menjalain komunikasi langsung dan cepat dengan karyawan dan keluarganya dengan cara yang lebih personal dan strategis (Cutlip, 2011: 274). - Website
Menurut Louis K. Fak (Kriyantono, 2008: 248) memberikan beberapa ciri website internal yang baik, antara lain:
1. Penataan dan penempatan informasi (Placement of information)
Karena kita membaca dari kiri ke kanan, atas ke bawah, maka informasi yang lebih penting seharusnya ditempatkan pada sisi kiri atau atas layar untuk memastikan dibaca terbaca terlebih dahulu oleh pengguna website. 2. Pewarnaan (use of color)
Gunakan warna yang memungkinkan isi pesan dalam layar website dapat dibaca dengan mudah. Warna juga berfungsi agar
(46)
25
tampilan lebih menarik, asal tidak mengganggu upaya membaca informasi. 3. Penggunaan yang mudah
Informasi dalam website harus siap tersedia dan ditempatkan dalam urutan yang logis. Hyperlinks harus akurat dan ditandai secara jelas. Setiap level dalam website seharusnya memungkinkan pengakses untuk kembali lagi pada level sebelumnya, dan melangkah ke level berikutnya (previous and forward level)
4. Memiliki tujuan
Tujuan dari website akan menentukan kualitas dan tipe informasi di dalamnya. Website biasanya dibagi dalam tiga kategori: a. Presence model, digunakan untuk alat
promosi
b. Information model, dipenuhi dengan beragam materi pesan, termasuk informasi untuk pers
c. E-commerce model, didesain untuk menciptakan dan menjaga penjualan
(47)
26
- Telepon
Hotline atau telepon dipakai dalam hubungan internal untuk menyebarkan informasi dasar. Memberikan layanan hotline bebas pulsa kepada karyawan merupakan cara yang ekonomis untuk memberikan informasi dan memberi kesempatan karyawan memeberikan tanggapan balik (Cutlip, 20011: 279).
H. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1995: 46). Maka definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas komunikasi internal
Efektifitas komunikasi internal dapat diraih dengan memenuhi kriteria-kriteria dibawah ini:
1. Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (open management). Terbuka disini adalah:
- Tidak ada sekat antara atasan dan karyawan
- Menginformasikan keadaan organisasi/ perusahaan kepada karyawan
(48)
27
- Memberi kesempatan terhadap karyawan untuk mengemukakan saran-saran dan pendapatnya
2. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi timbal balik dengan para karyawan. Komunikasi timbal balik yang dimaksud adalah:
- Penerima pesan merupakan obyek yang diharapkan untuk dapat menerima pesan yang dikirimkan dengan baik
- Isi pesan yang diterima sesuai dengan yang dimaksud oleh pengirim pesan, tanpa adanya pengurangan atau penambahan informasi
- Kejelasan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga pesan menjadi akurat
- Adanya respon setelah pesan tersebut sampai, dengan melakukan perintah atau memahami isi pesan tersebut 3. Kemampuan manajer humas yang memiliki ketrampilan
manajerial (manajerial skill) serta berpengalaman atau mendapat dukungan kualitas pada “sumber daya” manusia, pengetahuan (knowledge), media dan teknis komunikasinya yang dipergunakan (Rosady, 2008: 271-272).
Media dan teknis komunikasi yang dimaksud adalah:
- Pesan yang dimaksud dapat sampai pada si penerima tepat waktu
(49)
28
- Media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan yang diharapkan oleh si pengirim dan penerima pesan - Format yang sesuai antara yang dimaksud oleh si
pengirim dan si penerima
- Tidak adanya gangguan teknis dalam penyampaian pesan
2. Media komunikasi internal (alat komunikasi) yang digunakan untuk menyalurkan sebuah informasi dari atasan ke bawahan (downward communication) adalah sebagai berikut:
a. Media Komunikasi Lisan Rapat
o Pembicara menyampaikan isi pesan dengan baik
o Fasilitas saat melakukan rapat (power point, konsumsi) sudah diberikan dengan baik
o Pembicara mempersilahkan karyawan untuk memberi masukan atau bertanya
o Rapat yang dilakukan sudah sesuai dengan jadwal yang rutin dilakukan
b. Media Komunikasi Tertulis Tabloid Internal KONTAK
o Proses pendistribusian media internal KONTAK dilakukan dengan baik
(50)
29
o Media internal KONTAK berisikan informasi yang mudah dipahami dengan baik
Papan Pengumuman
o Informasi yang diberikan pada papan pengumuman selalu update/ diperbaharui secara berkala
o Tampilan pada papan pengumuman sudah menarik, sehingga menarik perhatian untuk membacanya
Nota Dinas
o Nota dinas tersampaikan dengan baik, yaitu kepada orang atau divisi yang dituju
o Informasi yang ditulis pada nota dinas sudah jelas, yaitu tebaca dengan jelas dan terperinci
c. Media Komunikasi Elektronik Email
o Email mudah untuk diakses
o Berita yang masuk email selalu update Website
o Website mudah diakses
o Website selalu diupdate secara berkala o Tampilan website yang menarik
(51)
30
Telepon
o Fasilitas dan sarana telepon tersedia dengan baik o Informasi bisa dengan cepat disampaikan
Tabel 1.1 Definisi Operasional
Media Infomasi Yang
Diberikan
Waktu Penggunaan
Audiens
Rapat o Agenda
kegiatan untuk seminggu kedepan o Membahas
acara yang akan dilakukan o Membahas
seputar isu yang sedang berkembang
Tak tentu dan atau minimal satu minggu sekali
EVP dan Manager tiap divisi
Tabloid Internal KONTAK
o Kegiatan yang telah
dijalankan di setiap DAOP o Informasi
terbaru tentang perkembangan kereta api o Hiburan
Pendistribusi ann setiap bulan Seluruh karyawan Papan Pengumuman o Informasi pelelangan o Foto-foto
kegiatan yang telah
dilaksanakan
Tak tentu Seluruh karyawan
Nota Dinas o Pesan terusan dari atasan (misalnya: persetujuan kunjungan dari perusahaan lain)
Setiap hari Karyawan tertentu
Email o Informasi/ berita
(52)
31
broadcast kegiatan yang dijalankan di semua daerah operasi
Website o Informasi seputar PT. KAI (sejarah, profile, visi misi, struktur, layanan dan lain-lain) o Laporan
tahunan PT. KAI
o Informasi promo kereta api
o Informasi jadwal kereta api
Tak tentu Seluruh karyawan
Telepon o Pesan atau informasi yang sifatnya harus disegerakan
Tak tentu Seluruh karyawan
I. Hipotesa
Hipotesa adalah dugaan logis sebagai kemungkinan pemecahan masalah yang hanya dapat diterima sebagai kebenaran bilamana setelah diuji ternyata fakta-fakta atau kenyataan-kenyataan sesuai dengan dugaan tersebut (Nawawi, 2012: 171).
Efektivitas media komunikasi internal organisasi dapat dicapai bilamana kesesuaian tingkat tanggapan penerima terhadap pesan yang disampaikan dengan keseluruhan maksud dari pengirim pesan. Ketika media komunikasi yang telah dilaksanakan kurang efektif maka akan timbul
(53)
32
kegagalan komunikasi yang mengakibatkan pesan tidak tersampaikan dengan benar. Oleh karena itu, hipotesa dalam penelitian ini adalah:
Ha: Media komunikasi yang saat ini telah digunakan di internal organisasi sudah efektif
Ho: Media komunikasi yang saat ini telah digunakan di internal organisasi kurang efektif
J. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data dan atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau riset dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.
Metode penelitian yang diganakan adalah metode survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1995: 3). Oleh karena itu, peneliti memilih penelitian survai dikarenakan peneliti ingin mengukur efektivitas media komunikasi dari satu populasi yaitu PT. Kereta Api Indonesia (Persero) DAOP 6 Yogyakarta.
(54)
33
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Periodisasi data dalam penelitian ini adalah mengambil pada Tahun 2015. Penelitian ini mengambil tempat di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau metode yang digunakan dalam suatu proses untuk memperoleh informasi dari responden. Dalam teknik pengumpulan data, sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner (angket) yang diisikan oleh responden. Angket adalah daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirimkan untuk diisi oleh responden (Burhan Bungin, 2005: 123). Kuesioner (angket) yang digunakan berupa kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda pada kolom yang sesuai atau responden tinggal memilih jawaban yang telah disiapkan. (Arikunto, 2006:152)
(55)
34
2. Data Sekunder a. Studi Pustaka
Studi pustaka didapat dengan mempelajari secara mendalam dan mengutip teori maupun data dokumen dari sejumlah literatur atau instansi yang bersangkutan, baik laporan pertanggung jawaban, buku-buku, majalah, website, dan lainya yang berkaitan dengan pokok bahasan.
b. Wawancara
Selain menggunakan kuesioner sebagai data primer, peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak Manajer Humas untuk mengkonfirmasi data yang peneliti peroleh dari hasil kuesioner.
3. Teknik Skala Pengukuran
Pada penelitian ini peneliti menggunakan bentuk pertanyaan tertutup, yaitu menggunakan variasi jawaban yang sudah ditentukan terlebih dahulu oleh peniliti, setiap item dari kuesioner (angket) memiliki jawaban dengan masing-masing nilai yang berbeda, dan untuk menentukan nilai atau skor kuesioner (angket), peneliti menggunakan Skala Likert.
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Salah satu Cara yang paling sering digunakan dalam menentukkan skor adalah dengan menggunakan “Skala Likert”. Cara
(56)
35
pengkuran dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pernyataan dan kemudian diminta untuk memberikan jawaban-jawaban “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak
setuju”, “sangat tidak setuju”. Jawaban-jawaban ini diberi skor 1 sampai 5 (Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, 1995: 111). Berdasarkan pernyataan diatas, maka peneliti menetapkan nilai-nilai jawaban sebagai berikut:
a. Kategori sangat tinggi responden menjawab (a) dengan skor 5
b. Kategori tinggi responden menjawab (b) dengan skor 4 c. Kategori sedang responden menjawab (c) dengan skor 3 d. Kategori rendah responden menjawab (d) dengan skor 2 e. Kategori sangat rendah responden menjawab (e) dengan
skor 1
4. Uji Validitas dan Reliabilitas
Agar data yang diperoleh valid dan reliable, maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan.
a. Uji Validitas Kuesioner.
Untuk mengumpulkan data kuantitatif dengan menggunakan test atau pertanyaan sebagai alat ukur, uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas
(57)
36
instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 1996: 158). Uji validitas dan realibilitas diperlukan dalam penelitian ilmiah yang merupakan dasar untuk mempercayai bahwa pengumpulan data tersebut benar-benar layak digunakan dalam penelitian.
Analisa yang digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi produk moment sesuai dengan pendapat Pearson (Arikunto, 1996: 170) pada setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir dan kemudian dibantu dengan SPSS guna penglompokkan data. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan :
r = koefisien korelasi yang dicari
∑x = jumlah nilai x
∑y = jumlah nilai y
∑xy = jumlah nilai x dan y
∑x2 = jumlah kuadrat pada x
(58)
37
N = jumlah Sampel
Setelah diperoleh nilai rxy maka hasilnya dikonsultasikan dengan nilai kritik r product moment yang dihitung dengan rumus “df = n-2” adalah pembilang dan n adalah jumlah sampel.
b. Uji Reliabilitas Kuesioner.
Uji Realibilitas dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih. Uji reliabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konsisten internal ukuran dengan teknik komputasi Cronbach’s Alpha yang berguna untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai reliabel. (Burhan, 2002: 312), mengungkapkan untuk instrumen yang berupa alat tes atau angket indek reliabilitas dapat di nyatakan reliabel jika nilai r yang diperoleh paling tidak mencapai 0,60.
5. Teknik Analisa Data
Dalam analisa data penelitian menggunakan Tendasi Sentral. Pengukuran nilai sentral merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk mengukur besarnya nilai rata-rata dari distribusi data yang telah diperoleh dalam penelitian tersebut (Sugiyono, 2005: 40).
(59)
38
Adapun bentuk Tendesi Sentral yang digunakan pada penelitian ini adalah mean, median dan modus dengan memakai rata-rata hitung data berkelompok.
a. Mean (rata-rata hitung)
Rata-rata hitung untuk data berkelompok diperoleh dari rumus :
Keterangan:
x = Mean (rata-rata)
∑Xi = jumlah rata-rata data
Xn
i = jumlah tiap-tiap b. MedianMedian adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya. Setengah dari deretan nilai tersebut sama atau lebih kecil dari median setengah lainnya sama atau lebih besar dari median, maka untuk mencari median pada data berkelompok (yang sudah tersusun dalam distribusi frekuensi) cara perhitungannya dengan langkah sebagai berikut:
(60)
39
Susunan distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
Jumlah seluruh frekuensi dibagi dua (n/2)
Dengan rumus.
Keterangan
Md = Nilai median yang akan dicari Lmd = Kelas nyata bawah pada saat
frekuensi kumulatif mengandung n/2 Imd = Selisih n/2 dengan frekuensi
kumulatif sebelum mengandung n/2 Fmd = Frekuensi pada saat frekuensi
kumulatif mengandung n/2
I =Interval kelas (Sugiyono, 2005:45). c. Modus
Modus (Mo) adalah nilai yang paling banyak muncul. Modus pada data berkelompok (yang tersusun dalam distribusi frekuensi), maka perhitungan nilainya dilakukan dengan rumus:
(61)
40
Keterangan:
Mo = Nilai modus
Lmo = Kelas nyata pada saat frekuensi terbesar
Δ1 = Selisih frekuensi terbesar dengan frekuensi sebelumnya
Δ2 = Selisih frekuensi terbesar dengan frekuensi sesudahnya
I = Interval kelas (Sugiyono, 2005:45). 6. Populasi dan Sample
a. Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subjek pada wilayah dan kurun waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti. Arikunto (1996: 115) memberikan pengertian populasi sebagai keseluruhan objek penelitian.
Sedangkan menurut Sugiyono (2002: 55) populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi di penelitian ini adalah seluruh karyawan dari PT. Kereta Api (Persero) DAOP 6. Banyaknya karyawan di PT. Kereta Api (Persero) DAOP 6 adalah 1.764 orang.
(62)
41
b. Sample
Arikunto (1996: 117) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sampel menurut Arikunto (1998: 6) adalah bagian dari populasi yang mencerminkan segala karakterisik yang dimiliki keseluruhan populasi. Objek penelitian bisa saja terdiri dari kumpulan yang banyak jumlahnya, sehingga memerlukan tenaga, waktu, dan biaya yang tidak sedikit dalam proses penelitian. Oleh karena itu dilakukan penelitian pada kelompok lebih kecil yang disebut dengan sampel.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti sehingga sampel berjumlah lebih sedikit dari populasi, namun mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi (Rakhmat, 1991: 78). Populasi yang ada dalam penelitian ini berjumlah 1.764 orang, dimana dari populasi ini kemudian kita ambil sampel. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus dari Yamane (Rakhmat, 1991 : 82) sebagai berikut:
� =�. ��2+ Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
(63)
42
D = Nilai presisi atau tingkat kesalahan yang ditetapkan sebesar 10%
Kemudian dari rumus tersebut akan didapat jumlah sebagai berikut :
� = . % 2+
� = . � = .
Dengan demikian jumlah sampel yang dilakukan dalam penelitian ini berjumlah 94 orang, yang merupakan pembulatan dari hasil perhitungan diatas.
Metode pengambilan sampel atau teknik sampling dilakukan dengan probability sampling dimana setiap unsur dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan teknik stratified random sampling, dengan tidak proposional (unpropotional) dimana pada teknik sampling ini peneliti akan mengelompokan sampel ke dalam divisi-divisi dalam perusahaan, dan hal ini dilakukan karena jumlah karyawan di setiap divisi tidak proposional, ada beberapa divisi yang memiliki karyawan dengan jumlah sedikit dan ada beberapa divisi yang memiliki karyawan dengan jumlah yang sangat banyak, dimana semua
(64)
43
manajer dan assisten manager di dalam tiap divisi akan diambil sebagai sampel. Jumlah manager disemua divisi adalah 13 orang, assisten manager sebanyak 38 orang, sehingga peneliti sudah mendapatkan 51 orang sampel, dan sisa 44 orang sampel diambil berdasarkan perhitungan. Jadi sampel yang akan digunakan peneliti pada tiap divisi sebanyak:
Tabel 1.2. Sample penelitian
Unit Jumlah Karyawan Jumlah Manager dan Ass. Manager Sisa Karyawan
Jumlah Sample (setelah dikurangi Manager dan Ass.
Manager) SDM &
Umum 35 3 32 32 : 1.713 x 44 = 1 orang Keuangan 13 5 8 8 : 1.713 x 44 = 0 orang
Hukum 2 2 0 0 orang
Lelang 5 2 3 3 : 1.713 x 44 = 0 orang Humasda 4 2 2 2 : 1.713 x 44 = 0 orang
Operasi 753 9 744 744 : 1.713 x 44 = 19 orang Pemasaran
Angkutan 9 4 5 5 : 1.713 x 44 = 0 orang Pengusahaan
Asset 3 3 0 0 orang
Pengamanan 28 2 26 26 : 1.713 x 44 = 1 orang Pelayanan 6 4 2 2 : 1.713 x 44 = 0 orang Jalan Rel dan
Jembatan 428 5 423 423 : 1.713 x 44 = 11 orang Sintelis 112 5 107 107 : 1.713 x 44 = 2 orang
Sarana 389 5 384 384 : 1.713 x 44 = 10 orang
(65)
44
K. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun untuk mempermudah penyajian dari hasil analisis data dan memudahkan proses analisis peneltian. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian ini akan disusun secara sistematis yang terdiri empat bab, yaitu: Pertama, pada bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi operasional, definisi konseptual, hipotesis dan metodologi penelitian. Bab ini disajikan sebagai sebuah pendahuluan dan pengantar isi dari pembahasan penelitian pada bab-bab berikutnya.
Selanjutnya yang kedua adalah bab II yang berisi tentang gambaran umum dan obyek penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) Daerah Operasi VI Yogyakarta. Bab ini bertujuan untuk memberikan informasi yang mendukung tentang obyek peneliitan seperti profil, visi dan misi, struktur organisasi obyek penelitian dan lain sebagainya. Selanjutnya adalah bab III yang berisi tentang hasil analisis penelitian yang dikaji melalui metodologi yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu tentang efektivitas media komunikasi yang digunakan di DAOP 6. Terakhir adalah bab IV, pada bab ini akan berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk obyek yang diteliti serta bagi penelitian yang menggunakan metode sama dimasa mendatang.
(66)
45
L. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian peneliti. Namun peneliti mengangkat dua penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada
penelitian ini, Yaitu penelitian “Audit Komunikasi Organisasi di PT Telkom” dan “Pengaruh Pemilihan Media Komunikasi Internal Terhadap Tingkat Pemahaman Karyawan Mengenai Logo Baru Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (DAOP) 6 Yogyakarta”.
Skripsi dengan judul “Audit Arah Komunikasi Organisasi (Studi Fenomenologi Tentang Arah Komunikasi Organisasi di PT Telkom)” yang disusun oleh Erlys ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu dengan bertujuan mengetahui arah aliran informasi di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. cabang Batam dengan pendekatan Fenomenologi. Perbedaan objek perusahaan dan pendekatan yang dilakukan menjadi pembeda dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Hasil penelitian mahasiswi Universitas Atma Jaya ini menunjukkan bahwa dimensi komunikasi yang terjadi di PT. Telekomunikasi Tbk Cabang Batam berjalan dengan sistematis. Hal ini juga didukung oleh media-media yang disediakan oleh perusahaan untuk memperlancar aliran informasi yang berjalan di dalam perusahaan,
(67)
46
terutama upward communication dan downward communication contohnya seperti portal intranet, flexi-milis, email, nota dinas, kegiatan konseling, dan pertemuan rutin.
Penelitian kedua yang peneliti gunakan sebagai bahan referensi adalah penelitian yang diteliti oleh Laurentia Liliani Herfangsyah dengan
judul “Pengaruh Pemilihan Media Komunikasi Internal Terhadap Tingkat Pemahaman Karyawan Mengenai Logo Baru Di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (DAOP) 6 Yogyakarta” pada tahun 2013.
Penelitian tersebut bertujuan melihat ada tidaknya hubungan antara pemilihan media internal terhadap tingkat pemahaman karyawan mengenai logo baru di PT. KAI penelitian ini termasuk dalam penelitian eksplanatif, dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode survey menggunakan kuesioner. Dalam hasil penelitian mahasiswi Universitas Atma Jaya ini, ditemukan bahwa pemilihan media internal memiliki hubungan dengan tingkat pemahaman. Selain itu, hubungan keduanya menjadi semakin erat dengan adanya variable control, yakni intensitas mengakses media dan kualitas media internal tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pada kasus penyampaian informasi mengenai logo perusahaan yang baru di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (DAOP) VI Yogyakarta dikatakan berhasil, karena menciptakan tingkat pemahaman di kalangan karyawan.
(68)
47
Maka dari dua peneletian yang peneliti ambil sebagai bahan referensi tersebut, peneliti berasumsi bahwa mengetahui efektivitas komunikasi sangat penting untuk dilakukan dalam sebuah perusahaan untuk mengetahui cara bekerjanya sistem komunikasi organisasi pada suatu organisasi secara periodik kemudian merencanakan dan mengubahnya sesuai kebutuhan. Hal ini karena hanya dengan sistem komunikasi organisasi yang baik, komunikasi dalam sebuah organisasi dapat dilakukan secara efektif. Sehingga, peneliti tertarik menganggat penelitian dengan memfokuskan kepada efektivitas media komunikasi internal yang ada di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (DAOP) VI Yogyakarta.
(69)
48
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A.Sejarah Perkeretaapian Di Indonesia
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914),
(70)
49
bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru.
(71)
50
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamir-kan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasa-an perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapi-an di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).
(72)
51
Table 2.1. Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Periode Status Dasar Hukum
Th. 1864 Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda
1864 s.d 1945
Staat Spoorwegen (SS) Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS) Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM)
IBW 1945 s.d
1950
DKA IBW
1950 s.d 1963
DKA – RI IBW
1963 s.d 1971
PNKA PP. No. 22 Th. 1963
1971 s.d.1991
PJKA PP. No. 61 Th. 1971
1991 s.d 1998
PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990
1998 s.d. 2010
PT. KERETA API (Persero) PP. No. 19 Th. 1998 Keppres No. 39 Th. 1999
Akte Notaris Imas Fatimah
Mei 2010 s.d sekarang
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Instruksi Direksi No. 16/OT.203/KA 2010
B.Visi dan Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
1. Visi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Visi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
(73)
52
2. Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Misi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama: Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan. C.Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Gambar 2.1. Logo PT. KAI (Persero) Makna dibalik logo KAI
Bentuk:
Garis melengkung: Melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.
Anak Panah: Melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.
(74)
53
Warna:
Orange: Melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.
Biru: Melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat.
D.Budaya Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Gambar 2.2. 5 Pilar Utama 1. Integritas
Kami insan PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.
(75)
54
2. Profesional
Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
3. Keselamatan
Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.
4. Inovasi
Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
5. Pelayanan Prima
Kami insan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu
(76)
55
yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab).
E.Slogan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
“Anda adalah Prioritas Kami”, itulah slogan dari PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) saat ini menjadi landasan nilai dalam setiap melakukan pekerjaan baik untuk aktifitas internal dan eksternal. Coorporate Slogan
“Anda Prioritas Kami” memiliki makna:
1. Anda adalah pelanggan yang terdiri dari pelanggan internal (di dalam lingkungan PT. Kereta Api Indonesia) dan pelanggan eksternal (di luar PT. Kereta Api Indonesia)
2. Pelanggan harus menjadi prioritas dalam pecapaian pelayanan
3. Untuk mencapai sebuah pelayanan diperlukan kerjasama dari semua elemen perusahaan dan dari masyarakat sendiri
F. Stuktur Organisasi
1. Stuktur organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Pusat
Stuktur organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di tingkat pusat terdapat Board of Director yang terdiri dari seorang President Director dan dibantu oleh sembilan director lainnya, meliputi:
(77)
56
Managing Director of Commerce
Managing Director of Operation
Managing Director of Infrastructure
Managing Director of Rolling Stock
Managing Director of Safety and Security
Managing Director of Human Capital, General Affair, and Information Technology
Managing Director of Logistic and Development
Managing Director of Land and Building Assets
Managing Director of Finance
Setiap Director mengepalai Directorat, dimana setiap Directorat dibantu oleh beberapa kepala Sub Directorat atau Kepala Bidang. Sedangkan di tingkat daerah terdapat sembilan Daerah Operasi (DAOP) di Jawa dan tiga Divisi regional (Div-re) di Sumatra. Kesembilan DAOP dan Drive tersebut adalah:
a. DAOP 1 Jakarta b. DAOP 2 Bandung c. DAOP 3 Cirebon d. DAOP 4 Semarang e. DAOP 5 Purwokerto f. DAOP 6 Yogyakarta g. DAOP 7 Madiun
(78)
57
h. DAOP 8 Surabaya i. DAOP 9 Jember j. Divre I Sumatera Utara k. Divre II Sumatera Barat l. Divre III Sumatera Selatan
2. Stuktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VI Yogyakarta
Salah satu daerah operasi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah DAOP 6 Yogyakarta yang dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) dan Deputy Executive Vice President (Deputy EVP) sebagai wakilnya, serta membawahi beberapa manager yaitu:
1. Manager Humasda
a. Ass Manager Internal dan Eksternal 2. Manager Hukum
3. Manager SDM dan Umum a. Ass. Manager SDM
b. Ass. Manager Dokumen dan Kerumahtanggaan 4. Manager Keuangan
(1)
Sangat Setuju 11 11,7 11,7 100,0
Total 94 100,0 100,0
P21
Tampilan pada papan pengumuman sudah menarik, sehingga menarik
perhatian saya untuk membacanya
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 1 1,1 1,1 1,1
Tidak Setuju 2 2,1 2,1 3,2
Netral 27 28,7 28,7 31,9
Setuju 55 58,5 58,5 90,4
Sangat Setuju 9 9,6 9,6 100,0
Total 94 100,0 100,0
P22
Media komunikasi berupa nota dinas tersampaikan dengan baik, yaitu
kepada orang atau divisi yang dituju
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 8 8,5 8,5 8,5
Setuju 73 77,7 77,7 86,2
Sangat Setuju 13 13,8 13,8 100,0
(2)
Informasi yang ditulis pada nota dinas sudah jelas, yaitu tebaca dengan
jelas dan terperinci
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0 1 1,1 1,1 1,1
Netral 5 5,3 5,3 6,4
Setuju 74 78,7 78,7 85,1
Sangat Setuju 14 14,9 14,9 100,0
Total 94 100,0 100,0
P24
Fasilitas dan sarana internet memudahkan saya untuk mengakses email
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 5 5,3 5,3 5,3
Setuju 60 63,8 63,8 69,1
Sangat Setuju 29 30,9 30,9 100,0
(3)
P25
Informasi yang saya dapat melalui email mudah dipahami
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 4 4,3 4,3 4,3
Setuju 68 72,3 72,3 76,6
Sangat Setuju 22 23,4 23,4 100,0
Total 94 100,0 100,0
P26
Fasilitas dan sarana internet memudahkan saya untuk mengakses website
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 5 5,3 5,3 5,3
Setuju 71 75,5 75,5 80,9
Sangat Setuju 18 19,1 19,1 100,0
Total 94 100,0 100,0
P27
Media website perusahaan selalu di update dengan baik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(4)
Sangat Setuju 18 19,1 19,1 100,0
Total 94 100,0 100,0
P28
Penataan dan penempatan informasi sudah benar, yaitu informasi yang
lebih penting ditempatkan pada sisi kiri/ atas layar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 20 21,3 21,3 21,3
Setuju 55 58,5 58,5 79,8
Sangat Setuju 19 20,2 20,2 100,0
Total 94 100,0 100,0
P29
Tampilan website perusahaan sudah menarik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Netral 14 14,9 14,9 14,9
Setuju 61 64,9 64,9 79,8
Sangat Setuju 19 20,2 20,2 100,0
(5)
P30
Fasilitas telepon sudah tersedia di semua meja kerja karyawan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 6,4 6,4 6,4
Netral 19 20,2 20,2 26,6
Setuju 48 51,1 51,1 77,7
Sangat Setuju 21 22,3 22,3 100,0
Total 94 100,0 100,0
P31
Sambungan telepon berjalan dengan baik, tanpa adanya hambatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 6,4 6,4 6,4
Netral 15 16,0 16,0 22,3
Setuju 55 58,5 58,5 80,9
Sangat Setuju 18 19,1 19,1 100,0
Total 94 100,0 100,0
P32
Saya dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui telepon
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(6)
Setuju 53 56,4 56,4 78,7
Sangat Setuju 20 21,3 21,3 100,0