ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

(1)

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN

PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME

COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Karangmojo – Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

Tahun Anggaran 2014)

Disusun oleh : DENDI YUDHA SATRIA

NIM: 20120110333

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(2)

TUGAS AKHIR

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN

PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Karangmojo – Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

Tahun Anggaran 2014)

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :

DENDI YUDHA SATRIA NIM : 20120110333

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

MOTTO :

1.

Ingatlah Kedua Orang Tuamu untuk

mendapatkan Cita-Citamu.

2.

Jadilah seseorang yang tidak cepat berpuas diri

dan penuh ambisi.

3.

Segala hal memang terkadang tidak selalu

berjalan sempurna, tetapi cobalah terus untuk

mencapai kesempurnaan.


(4)

PERSEMBAHAN :

Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

1.

Allah Subhanahu wa

Ta’ala atas Rahmat dan Karunia

-Nya

serta Junjungan Nabi Besar Muhammad Shallahu’alaihi

wasallam atas perjuangan dalam menegakkan kebenaran

Ajaran Islam.

2.

Bapak Sri Achmad Yani, BA dan Ibu Sutilah, BA kedua orang

tua ku yang selalu memberikan dukungan moril dan materiil

kepada penulis untuk semangat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

3.

Saudara- saudari ku Deka Firmansyah, S.E, Dio Awang

Kurnia Putra dan Dinda Ayu Tiffny, S.E yang selalu

menginspirasi penulis untuk selalu berjuang dan berkarya

yang terbaik dalam menyusun skripsi ini.

4.

Bapak Ir.Mandiyo Priyo, M.T., selaku Dosen Pembimbing 1 dan

Bapak Yoga Aprianto Harsoyo, S.T., M.Eng, selaku Dosen

Pembimbing 2 yang memberikan bimbingannya selama masa

Tugas Akhir berjalan, terima kasih banyak pak.

5.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terima kasih telah

menjadi tempat pengalaman saya menimba ilmu kurang lebih

empat tahun ini.

6.

Saudara-saudara FORCE tercinta kak Iqbal Sholikhan

Handyanto(Kang Prabu), kak Anggi Jusfian(KamPleng),

Khairul Anam (Si Sum), Kak Purwa Adilaras Parasdya, kak

Teguh Imantoro, kak Fajar Sidik(Si Mbah Jardik), kak Ilham


(5)

Robit Nugroho (Totong GGWT), kak Faizal Ryan Ajinugraha,

Rizky Putra Suprayitno (Si Boss), dan dek Yudissa Sukma

Garmala Putra(Han Boon Sook Haseyo) yang telah menemani

dan memberikan warna dikota Istimewa Yogyakarta ini.

7.

Sahabat-Sahabatku Sena Andi Satria, Akhmad khoirul

Hidayat(Si Gendut), Agung Satria S, Setya Arif Wibowo(Si

Melon), Rico Yudhi P, Rusli Abdul Aziz, Heri Agus P(Si

Temon), Aris Supri Adjie(Mas Bray), dan Ramadhan

Terimakasih Atas Semuanya.

8.

Mantan-Mantanku Puspa Raras Damasari, Lia Krisia

Enggelin, Harneda Noviva, dan Mauliana Anna terimakasih

banyak sudah menjadi bagian dalam perjalanan hidupku ini.

Sukses untuk kalian.

9.

Diella Lestari terima kasih sudah menjadi partner perjuangan

setia mengerjakan Tugas Akhir ini.

10.

Bapak Agung Fasnet terima kasih telah memberikan

pencerahan tentang tugas akhir saya


(6)

KATA PENGANTAR

Segala puja puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Ta’ala. Tidak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar

Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat. Setiap

kemudahan dan kesabaran yang telah diberikan-Nya kepada saya akhirnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisis Waktu dan Biaya Proyek Konstruksi dengan Penambahan Jam Kerja (lembur) dibandingakn dengan Penambahan Tenaga Kerja Menggunakan Metode Time Cost Trade Off” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penyusun sangat membutuhkan kerjasama, bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak, terima kasih penyusun haturkan kepada :

1. Bapak Jaza’ul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Ir. Hj. Anita Widianti, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Puji Harsanto, S.T., M.T., Ph.D., Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Ir. H. Mandiyo Priyo, M.T., selaku dosen pembimbing I. Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.

5. Bapak Yoga Aprianto Harsoyo, S.T., M.Eng., selaku dosen pembimbing II. Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.


(7)

masukan, saran dan koreksi terhadap Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

8. Kedua orang tua saya yang tercinta, Ayah dan Ibu, serta keluarga besarku. 9. Para staf dan karyawan Fakultas Teknik yang banyak membantu dalam

administrasi akademis.

10.Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2012, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, kalian luar biasa.

Demikian semua yang disebut di muka yang telah banyak turut andil dalam kontribusi dan dorongan guna kelancaran penyusunan tugas akhir ini, semoga menjadikan amal baik dan mendapat balasan dari Allah Ta’ala. Meskipun demikian dengan segala kerendahan hati penyusun memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, walaupun telah diusahakan bentuk penyusunan dan penulisan sebaik mungkin.

Akhirnya hanya kepada Allah Ta’ala jugalah kami serahkan segalanya,

sebagai manusia biasa penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan keterbukaan akan penyusun terima segala saran dan kritik yang membangun demi baiknya penyusunan ini, sehingga sang Rahim masih berkenan mengulurkan petunjuk dan bimbingan-Nya.

Aamiin.

Yogyakarta, Desember 2016


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Halaman Motto dan Persembahan ... iii

Intisari ... vi

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel ... xii

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Batasan Masalah ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek... 9

3.2. Network Planning ... 9

3.3. Biaya Total Proyek ... 10

3.4. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) ... 11

3.5. Produktivitas Pekerja ... 13

3.6. Produktivitas Alat ... 13

3.7. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 15

3.8. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja ... 17

3.9. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 17

3.10. Hubungan Antara Biaya dan Waktu ... 18


(9)

3.13. Tahapan Pengoperasian Microsoft Project 2010... 23

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian ... 31

4.2. Pengumpulan Data ... 31

4.3. Analisis Data ... 32

4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Penelitian ... 35

5.1.1. Data Umum Proyek ... 35

5.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis ... 35

5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung ... 36

5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off ... 37

5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur) ... 37

5.4.2. Penambahan Tenaga Kerja ... 64

5.5. Analisis Teknik ... 84

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 89

6.2. Saran ... 90 Lampiran


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam

Kerja (Soeharto, 1997) ... 15

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Waktu-Biaya Normal dan Dipercepat (Sumber: Soeharto, 1997). ... 18

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 19

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View ... 21

Gambar 3.5 FS (Finish to Start) ... 22

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish) ... 22

Gambar 3.7 SS (Start to Start) ... 22

Gambar 3.8 SF (Start to Finish) ... 22

Gambar 3.9 Membuka Ms. Project ... 24

Gambar 3.10 Menentukan Start Date ... 25

Gambar 3.11 Menentukan Jam Kerja Perhari ... 25

Gambar 3.12 Menentukan Data Hari Libur ... 26

Gambar 3.13 Setting Display ... 26

Gambar.3.14 Setting Schedule ... 27

Gambar 3.15 Membuat Induk Pekerjaan dan Anak Pekerjaan ... 27

Gambar 3.16 Diagram Giant Chart ... 28

Gambar 3.17 Resources Sheet ... 28

Gambar 3.18 Langkah kerja Type, Initials dan std.Rate ... 29

Gambar 3.20 Input Data Resources ... 29

Gambar 3.21 Membuat Baseline ... 30

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian ... 33

Gambar 5.1 Grafik Model hubungan biaya tidak langsung pada proyek ... 36

Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat lembur 1 jam ... 54

Gambar 5.3 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 1 jam ... 54


(11)

langsung akibat 1 jam lembur ... 56

Gambar 5.6 Grafik biaya langsung akibat lembur 2 jam ... 57

Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 2 jam ... 57

Gambar 5.8 Grafik biaya total akibat lembur 2 jam ... 58

Gambar 5.9 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat 2 jam lembur ... 59

Gambar 5.10 Grafik biaya langsung akibat lembur 3 jam ... 60

Gambar 5.11 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 3 jam ... 60

Gambar 5.12 Grafik biaya total akibat lembur 3 jam ... 61

Gambar 5.13 Grafik Biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat penambahan lembur 3 jam ... 62

Gambar 5.14 Grafik Perbandingan Biaya Total Optimal dengan Waktu Proyek Optimal ... 63

Gambar 5.15 Grafik biaya langsung akibat tenaga kerja 1 ... 75

Gambar 5.16 Grafik biaya tidak langsung akibat tenaga kerja 1 ... 76

Gambar 5.17 Grafik biaya total akibat tenaga kerja 1 ……… 76

Gambar 5.18 Grafik biaya langsung akibat tenaga kerja 2 ... 77

Gambar 5.19 Grafik biaya tidak langsung akibat tenaga kerja 2 ... 77

Gambar 5.20 Grafik biaya total akibat tenaga kerja 2 ... 78

Gambar 5.21 Grafik biaya langsung akibat tenaga kerja 3 ... 78

Gambar 5.22 Grafik biaya tidak langsung akibat tenaga kerja 3 ... 79

Gambar 5.23 Grafik biaya total akibat tenaga kerja 3 ... 79

Gambar 5.24 Grafik Perbandingan Biaya Total dan durasi percepatan akibat penambahan Tenaga Kerja ... 80


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas ... 16

Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis pada kondisi normal ... 35

Tabel 5.2 Biaya Tenaga Kerja dan Alat ... 37

Tabel 5.3 Biaya Lembur Tenaga Kerja dan Alat ... 38

Tabel 5.4 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Ms.Project... 41

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2 jam lembur menggunakan Ms.Project... 42

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3 jam lembur menggunakan Ms.Project... 42

Tabel 5.7 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 1 Jam ... 43

Tabel 5.8 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 2 Jam . ... 44

Tabel 5.9 SlopeBiaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur Untuk 3 Jam . ... 44

Tabel 5.10 Selisih Biaya Antara Biaya Percepatan Dengan Biaya Normal Untuk 1 Jam Lembur ... 45

Tabel 5.11 Selisih Biaya Antara Biaya Prcepatan Dengan Biaya Normal Untuk 2 Jam Lembur ... 46

Tabel 5.12 Selisih Biaya Antara Biaya Prcepatan Dengan Biaya Normal Untuk 3 Jam Lembur ... 46

Tabel 5.13 Biaya Langsung Jam Lembur Untuk 1 Jam ... 47

Tabel 5.14 Biaya Tidak Langsung Jam Lembur Untuk 1 Jam ... 48

Tabel 5.15 Biaya Total Akibat Jam lembur Untuk 1 Jam ... 48

Tabel 5.16 Biaya Langsung Jam Lembur Untuk 2 Jam ... 49

Tabel 5.17 Biaya Tidak Langsung Jam Lembur Untuk 2 Jam ... 49

Tabel 5.18 Biaya Total Akibat Jam lembur Untuk 2 Jam ... 50


(13)

Tabel 5.21 Biaya Total Akibat Jam lembur Untuk 3 Jam ... 51

Tabel 5.22 Efisiensi waktu dan biaya untuk Lembur 1 Jam ... 52

Tabel 5.23 Efisiensi waktu dan biaya untuk Lembur 2 Jam ... 53

Tabel 5.24 Efisiensi waktu dan biaya untuk Lembur 3 Jam ... 53

Tabel 5.25 Durasi dan Biaya Optimal Lembur ... 62

Tabel 5.26 Selisih Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 67

Tabel 5.27 Selisih Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 67

Tabel 5.28 Selisih Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 68

Tabel 5.29 Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 69

Tabel 5.30 Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 69

Tabel 5.31 Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 70

Tabel 5.32 Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 70

Tabel 5.33 Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 71

Tabel 5.34 Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 71

Tabel 5.35 Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 72

Tabel 5.36 Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 72

Tabel 5.37 Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 73

Tabel 5.38 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 1 ... 74

Tabel 5.39 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 2 ... 74

Tabel 5.40 Efisiensi Biaya dan Waktu akibat penambahan Tenaga Kerja 3 ... 75

Tabel 5.41 Durasi dan Biaya Tenaga Kerja ... 80

Tabel 5.42 Biaya Akibat Penambahan 1 Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 81

Tabel 5.43 Biaya Akibat Penambahan 2 Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 81

Tabel 5.44 Biaya Akibat Penambahan 3 Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 81

Tabel 5.45 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat 1 Jam Lembur, Tenaga Kerja 1 dan Biaya Denda ... 82


(14)

Tabel 5.46 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat 2 Jam Lembur, Tenaga Kerja 2 dan Biaya Denda ... 83 Tabel 5.47 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat 3 Jam Lembur, Tenaga Kerja 3 dan Biaya Denda ... 83 Tabel 5.48 Asumsi Kebutuhan Alat Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas S Bahu Jalan ... 85


(15)

 LAMPIRAN I RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

 LAMPIRAN II DAFTAR HARGA SATUAN ALAT, BAHAN DAN UPAH

 LAMPIRAN III GAMBAR BAR CHART DARI MICROSOFT PROJECT  LAMPIRAN IV GAMBAR LINTASAN KRITIS

 LAMPIRAN V PERHITUNGAN PERBANDINGAN ANTARA RAB AWAL DAN RAB MICROSOFT PROJECT


(16)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir Dengan Judul

ANALISIS WAKTU DA}t BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBT]R) DIBAT{DINGKAN DENGA}I PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAII METODE TIME

COST

TMDE

OFF

(Studi Kasus : Pekeriaan Peningkatan Ruas Jalan Karangmojo - Ponjong

Kabupaten GunungKidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),

TahunAnggaran 2014)

Disusrur Oleh: DENDI YUDHA SATRIA

24120110333

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Mandiyo Priyo,Ir., M.T Pembimbing

I

Yoga Aprianto l{arsoyo, S.T., Pembimbing II

Ilakas PrayudarS.T., M.Eng

Yogyakarta

il

Desember 20 I 6

Yogyakarta,Sl Desember 201 6

t6'


(17)

vi

INTISARI

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Tujuan dari penelitian Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program

Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program

Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off

adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 99 hari dengan biaya Rp 4.615.591.176,00 dengan penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 90 hari dan dengan biaya sebesar Rp 4.594.550.597,20 pada penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 84 hari dan biaya sebesar Rp 4.587.286.304,21 dan pada penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 77 hari dengan biaya Rp 4.577.634.143,92 (2) waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 99 hari dengan biaya Rp 4.615.591.176,00, pada penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 90 hari dan dengan biaya sebesar Rp 4.592.066.046,16, pada penambahan tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 84 hari dan biaya sebesar Rp 4.574.660.970,35 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 77 hari dengan biaya Rp 4.556..280.590,27 (3)

penambahan biaya akibat penambahan 1 Jam, 2 jam dan 3 jam lembur lebih mahal dibandingkan biaya penambahan tenaga kerja. (4) Biaya mempercepat durasi proyek pada penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang besar untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang ada dan harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya. Ada tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.


(19)

Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal maka kontraktor proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (resources). Hal itu menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia seperti alat bantu program komputer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya.

Penelitian ini membahas mengenai analisa percepatan waktu proyek pada pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang bervariasi dari lembur 1 jam sampai dengan lembur 3 jam dan penambahan tenaga kerja 1 sampai dengan tenaga kerja 3 selanjutnya menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, serta membandingkannya antara penambahan tenaga kerja yang selanjutnya dibandingkan dengan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah yaitu :

1. Berapa besar perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek sebelum dan sesudah kompresi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja?,

2. Berapa selisih perbandingan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja?.


(20)

3

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanan proyek dengan variasi penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja,

2. Membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) serta penambahan tenaga kerja.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek,

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang,

3. Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off),

4. Memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang penggunaan

Microsoft Project dalam manajemen proyek.

1.5 Batasan Masalah

Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :

1. Pengambilan data berasal dari Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Perhitungan optimasi hanya meninjau pekerjaan jalan termasuk


(21)

pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor jalan sehingga didapat durasi pekerjaan selama 99 hari kerja (120 hari kalender).

2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah senin-minggu dengan jam kerja berkisar 08.00-16.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 3 jam dari jam 16.00-19.00.

3. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja (lembur) menggunakan program Microsoft Project 2010.

4. Perhitungan analisis percepatan waktu proyek pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) dan menambah jumlah sumber daya / tenaga kerja (resources) untuk mengetahui perubahan waktu dan biaya.

5. Penentuan biaya tidak langsung berdasarkan hasil studi praktek estimasi biaya tidak langsung pada proyek konstruksi (bangunan gedung) oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010) karena tidak adanya hasil studi praktek estimasi biaya tidak langsung pada proyek konstruksi jalan dan terbatasnya data biaya tidak langsung yang sulit didapatkan dari kontraktor pelaksana.

6. Perhitungan biaya denda menggunakan alternatif besarnya perubahan durasi proyek sesudah dilakukan kompresi akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja dikalikan dengan 1% biaya total proyek.


(22)

5

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. (Frederika dalam Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh (Frederika, 2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp 784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp 2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp 2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari.

2. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp 700.377,35 dari biaya normal Rp 2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp 2.885.582.622,65.

Penelitian (Iramutyin, 2010) dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010.


(23)

6

2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp 516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp 14.918.923,20.

Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode

crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012. 2. Hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja

(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp 13.488.216,991, dari biaya normal data proyek sebesar Rp 12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp 722.266.561,-

Selain itu, Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp 10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar Rp 1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp 1.168.355.199,00 dengan pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari.

2. Waktu yang paling optimum didapat pada penambahan empat jam dengan pengurangan waktu selama 32,8 hari dari waktu pelaksanaan normal proyek selama 142 hari menjadi 109,2 hari dengan pengurangan biaya sebesar Rp 9.463.451.80 dari biaya normal Rp 1.178.599.559,00 menjadi Rp 1.169.136.108,00.


(24)

7

7

Herlandez (2016) dalam penelitian analisis biaya dan waktu proyek konstruksi dengan penambahan jam kerja (lembur) dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja menggunakan metode Time Cost Trade Off pada proyek pembangunan Jembatan Sungai Naik Kabupaten Musi Rawas.

1. Waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 145 hari dengan biaya Rp 13.927.020.979, setelah penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 129 hari dan dengan biaya sebesar Rp 13.789.942.094, untuk penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 114 hari dan biaya sebesar Rp 13.698.185.754 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 112 hari dengan biaya Rp 13.702.577.154.

2. Waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 145 hari dengan biaya Rp 13.927.020.979, setelah penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 129 hari dan dengan biaya sebesar Rp 13.785.689.625, untuk penambahan Tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 114 hari dan biaya sebesar Rp 13.671.883.904 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 112 hari dengan biaya Rp 13.656.884.530.

3. Penambahan lembur 1 jam dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 1 pada durasi ke 136 hari penambahan jam lembur lebih efektif di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja akan tetapi pada durasi selanjutnya penambahan jam lembur lebih efektif karena dengan durasi yang sama biaya lebih murah di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja. Pada penambahan jam lembur 2 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 2 yang lebih efektif adalah dengan menambah tenaga kerja karena dari segi durasi dan biaya lebih cepat dan murah. Dan pada penambahan jam lembur 3 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 3 yang lebih efektif juga dengan menambah tenaga kerja di bandingkan dengan menambah jam lembur jika di lihat dari durasi dan biaya nya.

Martin (2016) dalam penelitian penambahan jam kerja dan tenaga dalam Proyek Jalan Baru Lingkar Sumpiuh - Kabupaten Cilacap dengan metode Time Cost Trade Off sebagai berikut :

1. Waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 175 hari dengan biaya Rp 61.646.879.234,00 setelah penambahan 1 jam kerja lembur


(25)

8

didapatkan durasi crashing 163 hari dan dengan biaya sebesar Rp 61.391.270.702,00 untuk penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi

crashing 156 hari dan biaya sebesar Rp.61.366.232.940,00 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 154 hari dengan biaya Rp 61.508.223.950,00.

2. Waktu dan biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 175 hari dengan biaya Rp 61.646.879.234,00 setelah penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 163 hari dan dengan biaya sebesar Rp 61.354.738.430,00 untuk penambahan tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 156 hari dan biaya sebesar Rp 61.183.006.975,00 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 154 hari dengan biaya Rp 61.134.266.619,00. 3. Penambahan lembur 1 jam dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 1

pada durasi ke 163 hari penambahan tenaga kerja lebih efektif dibandingkan dengan penambahan jam lembur dan pada durasi selanjutnya penambahan tenaga kerja lebih efektif karena dengan durasi yang sama biaya lebih murah dibandingkan dengan penambahan jam lembur. Pada penambahan jam lembur 2 jam jika dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 2 yang lebih efektif adalah dengan menambahkan tenaga kerja karena dari segi durasi dan biaya lebih cepat dan murah. Dan pada penambahan jam lembur 3 jam jika dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 3 yang lebih efektif dengan menambah tenaga kerja dibandingkan dengan menambah jam lembur jika dilihat dari durasi dan biaya.


(26)

9 BAB III LANDASAN TEORI

3.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto, 1999).

Menurut Soeharto (1999), adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :

a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu,dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.

b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.

c. Kualitas sesuai dengan persyaratan. d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.

Menurut (Siswanto dalam Novitasari, 2014) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:

a. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (man power planning), dan sumber organisasi yang lain.

b. Proses pengendalian (controling).

3.2 Network Planning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.


(27)

Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.

3.3 Biaya Total Proyek

Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi :

a. Biaya bahan / material. b. Biaya upah kerja. c. Biaya alat.

d. Biaya subkontraktor dan lain-lain.

2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi:

a. Gaji staf / pegawai tetap tim manajemen. b. Biaya konsultan (perencana dan pengawas). c. Fasilitas sementara dilokasi proyek.

d. Peralatan konstruksi.

e. Pajak, pungutan, asuransi dan perizinan. f. Overhead.

g. Biaya tak terduga. h. Laba.

Jadi biaya total proyek adalah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek.


(28)

11

Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.

3.4 Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.

Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).

Di dalam analisis time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek.

a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).

Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja perhari, tanpa menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang


(29)

dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah. b. Penambahan tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

c. Pergantian atau penambahan peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.

d. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.

e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif

Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersedian sumber daya yang dibutuhkan.


(30)

13

Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.

3.5 Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.

3.6 Produktivitas Alat

Produktivitas alat berat adalah batas kemampuan alat berat untuk bekerja. Hubungan antara tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang tersedia dan tenaga yang dapat dimanfaatkan sangat berpengaruh pada produktivitas suatu alat berat. Alat-alat berat dalam fungsinya pada suatu proyek memegang peranan yang sangat penting, dimana dalam setiap pengoperasiannya alat berat ini membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga alat-alat berat harus dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Menurut Peraturan Menteri No.11-PRT-M-2013 produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara output (hasil produksi) terhadap input

(komponen produksi: tenaga kerja, bahan, peralatan, dan waktu). Jadi dalam analisis produktivitas dapat dinyatakan sebagai rasio antara output terhadap


(31)

semakin besar sehingga produktivitas semakin tinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi analisis produktivitas antara lain waktu siklus, faktor kembang susut atau faktor pengembangan bahan, faktor alat, dan faktor kehilangan.

Contoh rumus perhitungan kapasitas produksi alat berat menurut Peraturan Menteri No. 11-PRT-M-2013 yaitu :

1. Asphalt Mixing Plant (AMP),

Data sesuai dengan spesifikasi teknis alat, contoh : - kapasitas alat, Cp = V = 60 ton/jam - tenaga penggerak, Pw = 294 HP

- kapasitas tangki aspal, Ca = (30.000 x 2) liter - kapasitas pugmill, mp = 1.000 kg

Kapasitas produksi / jam: Q = V x Fa; ton... (3.1) Keterangan:

V atau Cp adalah kapasitas produksi: (60) ton/jam

Fa adalah faktor efisiensi alat AMP (diambil kondisi paling baik, 0,83) 2. Asphalt Finisher,

Data sesuai dengan spesifikasi teknis alat, contoh : - kapasitas hopper, Cp = V = 10 ton, - tenaga penggerak, Pw = 72,4 HP, - kapasitas lebar penghamparan, b = 3,15 m,

- kapasitas tebal penghamparan, t = 0,25 m (maksimum), kecepatan menghampar, v = 5,00 m/menit.

Kapasitas produksi / jam: Q = V x b x 60 x Fa x t x D1; ton ... (3.2) Kapasitas produksi / jam: Q = V x b x 60 x Fa x t; m³ ... (3.3) Kapasitas produksi / jam: Q = V x b x 60 x Fa; m² ... (3.4) Keterangan :

V adalah kecepatan menghampar: (4 – 6) m/menit

Fa adalah faktor efisiensi alat AMP.(diambil kondisi paling baik, 0,83) b adalah lebar hamparan; (3,00 – 3,30) m; meter


(32)

15

3.7 Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam kerja (lembur) para pekerja. Penambahan dari jam kerja (lembur) ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada dilapangan dan cukup dengan mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul08.00 dan selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.

Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Gambar 3.1 Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).

Berdasarkan Gambar 3.1 semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas, indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur).

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini: 1. Produktivitas harian


(33)

2. Produktivitas tiap jam

... (3.6) 3. Produktivitas harian sesudah crash

= (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam) ... (3.7) Dengan:

a = lama penambahan jam kerja (lembur)

b= koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)

Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas

Sumber: Soeharto, 1997

Pada Tabel diatas penambahan jam kerja akan memperngaruhi penurunan indeks produktivitas, serta pesentasi kerja. Penambahan 1 jam, 2 jam dan 3 jam sesuai dengan penambahan dapat menimbulkan penurunan produktivitas. Setiap penambahan 1 jam lembur kerja maka koefisien produktivitas akan turun sebesar 0,1 dan presentasi kerja turun sebesar 10 %.

Jam Lembur

Penurunan indeks produktivitas

Prestasi kerja (%)

1 jam 0,1 90

2 jam 0,2 80


(34)

17

4. Crash Duration

... (3.8)

3.8 Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini : 1. Jumlah tenaga kerja normal

=

... (3.9)

2. Jumlah tenaga kerja dipercepat

=

... (3.10)

Dari rumus diatas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.

3.9 Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal. Perhitungan biaya tambahan pekerja dirumuskan sebagai berikut ini:


(35)

1. Normal ongkos pekerja perhari

= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja ... (3.11) 2. Normal ongkos pekerja perjam

= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja ... (3.12) 3. Biaya lembur pekerja

= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama+ 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya ... (3.13) Dengan:

n = jumlah penambahan jam kerja (lembur) 4. Crash cost pekerja perhari

= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur perjam) ... (3.14)

5. Cost slope

-

- ... (3.15)

3.10 Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Hubungan Waktu dan Biaya Waktu normal Waktu

dipercepat Biaya waktu

normal Biaya waktu dipercepat

Biaya

Waktu A (Titik normal) B (Titik dipercepat)


(36)

19

Berdasarkan Gambar 3.2 titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesain proyek, akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar.

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Waktu dan Biaya Optimum

Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.

3.11 Biaya Denda

Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung dengan cara :

Total Denda = total waktu akibat keterlambatan × denda perhari akibat keterlambatan, dengan denda perhari akibat keterlambatan sebesar 1 permil dari nilai kontrak. ... (3.16)

Biaya

Kurun Waktu Biaya Langsung

Biaya Total Proyek

Biaya Tidak Langsung Biaya

Optimum


(37)

3.12 Program Microsoft Project

Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi output sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

Microsoft project merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah : 1. mengetahui durasi kerja proyek,

2. membuat durasi optimum,

3. mengendalikan jadwal yang dibuat,

4. mengalokasikan sumber daya (resources) yang digunakan.

Komponen yang di butuhkan pada jadwal adalah : 1. kegiatan (rincian tugas dan tugas utama), 2. durasi kerja untuk tiap kegiatan,

3. hubungan kerja tiap kegiatan,

4. resources (tenaga kerja pekerja dan bahan).

Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain : 1. mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor, 2. mencatat jam kerja para pegawai dan jam lembur,


(38)

21

3. menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, dan menghitung total biaya proyek,

4. membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).

Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Tampilan layar gantt chart view. 1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.

2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai perencanaan jadwal proyek.


(39)

4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).

5. Predecessor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :

a. FS (Finish to Start)

Pekerjaan B baru boleh dimulai jika pekerjaan A selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 FS (Finish to start). b. FF (Finish to Finish)

Pekerjaan A harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan B, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 FF (Finish to finish). c. SS (Start to Start)

Pekerjaan A dimulai bersamaan dengan pekerjaan B, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 SS (Start to start). F

S

F F

S S A

A

A B

B


(40)

23

d. SF (Start to Finish)

Pekerjaan A baru boleh diakhiri jika pekerjaan B baru dimulai, dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 SF (Start to finish). 6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam

Microsoft Project disebut dengan resources. 7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan ditetapkan.

8. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project

yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.

9. Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan yang telah dibuat.

3.13 Tahapan Pengoperasianm Microsoft Project 2010

A. Pengaturan Awal

1. Membuka aplikasi MICROSOFT PROJECT 2010 klik double icon

Ms. Project pada dekstop.

S F

A


(41)

Gambar 3.9 Membuka ms. project

2. Tahap kedua pilih menupada toolbar project klik project information selanjutnya akan “project information for project 1. Pada data start date di ubah sesuai dengan awal pekerjaan proyek akan di mulai, lalu klik ok

Gambar 3.10 Menentukan start date

3. Langkah selanjutnya atur waktu pekerjaan dengan cara klik change working time klik workweeks klikdetail, lalu blok hari kerja dari hari senin sampai minggu (berdasarkan jam kerja perminggu),


(42)

25

selanjutnya klikset day (s) to these spesific working times, kemudian atur jam kerjanya seperti yang terlihat pada gambar, setelah itu klik ok. Pada contoh ini jam kerja dimulai pukul 08.00 – 12.00 dan dilanjutkan pada pukul 13.00 – 16.00.

Gambar 3.11 Menentukan jam kerja perhari

4. Jika terdapat hari libur selanjutnya kita klik exception yang masih terdapat pada change working time, lalu atur hari libur/tanggal merah dengan cara mengisi kolom yang tersedia lalu dipilih tanggalnya seperti pada Gambar 3.12.


(43)

5. Setelah selesai mengatur hari libur, selanjutnya klik options klik display, pastikan pada kolom currency sudah terpilih IDR seperti pada gambar dibawah. Kolom currency dipilih IDR karena mengikuti satuan mata uang Indonesia.

Gambar 3.13 Setting display

6. Lalu atur schedule pada project options, ubah default endtime

menjadi 16:00, hours per day menjadi 7, hours per week menjadi 49, duration is entered in menjadi days dan work is entered in

menjadi hours (berdasarkan data analisis harga satuan pekerjaan),

show assignment unit as a di rubah menjadi decimal, lalu klik ok

pada project options, lalu ok pada change working time seperti pada ambar 3.14


(44)

27

Gambar.3.14 Setting schedule

B. Pembuatan Kerangka Kerja

1. Masukan data pekerjaan yang akan dilaksanakan ketik tugas/pekerjaaan di kolom task name, setelah selesai mengetik semua pekerjaan selanjutnya block jenis pekerjaan lalu klik indent task.


(45)

2. Selanjutnya mengatur diagram balok, atur urutan pekerjaan dengan cara menghubungkan sub pekerjaan yang satu dengan yang lainnya, klik tahan lalu hubungan kegiatan pekerjaan atau mengatur pada kolom predecesscor.

Gambar 3.16 Diagram gant chart

C. Penanganan Sumber Daya (Resource)

1. Klik view pada toolbar lalu klik resource sheet. Resource sheet

adalah daftar tenaga kerja atau daftar material yang tersedia, kemudian masukan data tenaga kerja dan material yang tersedia pada kolom resource name.


(46)

29

2. Memasukan semua data, tahap selanjutnya mengganti type untuk membedakan antara pekerja, material dan biaya. Berikan initial pada setiap item pada kolom initials. Isi daftar harga untuk setiap item

sesuai data analisis harga satuan pekerjaan pada kolom std rate.

Gambar 3.18 Langkah kerja type, initials dan std.rate

3. Selanjutnya klik detail yang terdapat pada toolbars view untuk menampilkan menu task form, setelah muncul menu task form isi data pada kolom unit dengan cara klik item pekerjaan, data berdasarkan analisis hitungan Microsoft Excel.


(47)

D. Baseline

Baseline adalah suatu bentuk perencanaan (scope, time/schedule, cost) yang telah disetujui dan ditetapkan dalam suatu proyek. Digunakan sebagai acuan dan perbandingan antara rencana kerja yang telah ditetapkan dengan kenyataan di lapangan. Langkah-langkah membuat baseline klik project klik set baseline. Kemudian muncul

windows set baseline kemudian pilih bagian set baseline, dengan pilihan

baseline (dapat dibuat lebih dari 1 baseline, dengan nama baseline yang berbeda, dengan maksud untuk mengetahui bagaimana proyek berubah sepanjang waktu).


(48)

31

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Obyek penelitian ini dilakukan pada Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

4.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.

1. Variabel Waktu

Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :

a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) Jenis kegiatan

2) Prosentase kegiatan 3) Durasi kegiatan

b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek 2. Variabel Biaya

Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :

a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi : 1) jumlah biaya normal


(49)

2) Durasi normal

b. Daftar-daftar harga bahan dan upah c. Gambar rencana proyek

Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:

1. Daftar bahan dan upah tenaga kerja

2. Rencana anggaran biaya Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 3. Time schedule (Kurva-S)

4. Estimasi waktu dalam program Microsoft Project

5. Data biaya normal

4.3 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2010. Dengan menginputkan data yang terkait untuk dianalisis kedalam program, maka microsoft project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.

Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyusun rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur).

4.4 Tahap dan Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :


(50)

33

Tahap 1 : Persiapan

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.

Tahap 2 : Pengumpulan Data

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan, meliputi : 1. Rencana anggaran biaya (RAB)

2. Analisis harga satuan bahan proyek

3. Time schedule

Tahap 3 : Analisis percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update

perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope

terendah. Kemudian membandingkan hasil analisis percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.

Tahap 4 : Kesimpulan

Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisis dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 4.1.


(51)

Hasil :

1. Durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) 2. Durasi dan biaya akibat penambahan tenaga kerja

3. Perbandingan durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja( lembur ) dan penambahan tenaga kerja

Mulai

Penentuan Judul Penelitian

Studi Literatur

Pengumpulan data proyek a. Rencana anggaran biaya (RAB)

b. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja c. Time Schedule (KurvaS )

d. Biaya tidak langsung

Menyusun network diagram

Mengetahui jumlah sumber daya (resources)

Menentukan estimasi durasi

Menghitug

Crashing

Menghitung tenaga kerja

a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur) b. Menentukan penambahan tenaga kerja

Kesimpulan

Selesai


(52)

35

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Data Penelitian 5.1.1. Data Umum Proyek

Gambaran umum dari Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong ini adalah sebagai berikut :

Pemilik proyek : A Konsultan supervisi : PT. B Kontraktor : PT. C

Anggaran : Rp 4.615.591.176,00 Waktu pelaksanaan : 99 hari kerja

Tanggal pekerjaan dimulai : 23 Mei 2014 Tanggal pekerjaan selesai : 19 September 2014

Pada penelitian ini hanya menggunakan anggaran struktur. Untuk rincian rencana anggaran biaya (RAB) dan kurva S dapat dilihat pada lampiran.

5.2. Daftar Kegiatan - Kegiatan Kritis

Berdasarkan hasil analisis Microsoft Project untuk penjadwalan proyek tersebut diperoleh kegiatan kritis. Daftar kegiatan kritis pada kondisi normal dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Daftar kegiatan kritis pada kondisi normal

Kode Pekerjaan Durasi (Hari)

LPAS Lapis Pondasi Agregat S Bahu Jalan 12

PAB Pelebaran Agregat B 28

PTB Patchingan Agregat B 14

PRP Pelebaran Lapis Resap Pengikat 7 PTP Patchingan Lapis Resap Pengikat 7

AK Aspal Keras 28

BPT Bahan Pengisi (Filter) Tambahan (Semen) 28

PJT Pohon Jenis Tanjung 5

MS Marka Solid 3

PMT Putus-Putus Marka Thermoplastik 2

RJT Rambu Jalan 5


(53)

Tabel 5.1 menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja. Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah :

1. Kegiatan kritis yang terpilih tersebut memilik resource work atau yang memiliki pekerja sehingga bisa dipercepat dengan mengolah resource work.

2. Pada kegiatan kritis tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis, maka jumlah tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil. 3. Apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek

secara keseluruhan.

5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Biaya – biaya dalam suatu proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung, Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Penentuan biaya tidak langsung berdasarkan hasil dari Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010).


(54)

37

Berdasarkan gambar 5.1 diatas pada proyek pembangunan gedungdengan nilai total proyek sebesar Rp 4.615.591.176,00 didapatkan presentase untuk biaya tidak langsung sebesar 5,8 % dari nilai total proyek tersebut.

Biaya Tidak Langsung = 5,8 % x Rp 4.615.591.176,00 = Rp 267.704.288,00

Biaya Tidak Langsung / hari =

=

= Rp 46.622.133/ hari

Biaya Langsung = Biaya Total Rencana - Biaya Tidak Langsung = Rp 4.615.591.176,00 - Rp 267.704.288,00 = Rp 4.347.886.888,00

5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off

5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 7 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08.00-16.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (16.00-20.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah:

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

2. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.

Besar upah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.2

3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah satu jam. 4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali


(55)

Tabel 5.2 Biaya tenaga kerja dan alat berat

Pekerja Upah Kerja Per Hari Upah Kerja Per Jam Pekerja Rp 40.000,00 Rp 5.714,29 Tukang Rp 50.000,00 Rp 7.142,86 Tukang Batu Rp 50.000,00 Rp 7.142,86 Mandor Rp 45.000,00 Rp 6.428,57

Aspalt Mixing Plant Rp 38.980.502,75 Rp 5.568.643,25

Aspahlt Finisher Rp 5.326.266,74 Rp 760.895,25

Aspahlt Sprayer Rp 570.119,61 Rp 81.445,66

Air Compressor Rp 1.356.661,18 Rp 193.808,74

Bulldozer Rp 1.812.178,27 Rp 258.882,61

Concrete Vibratory Rp 302.611,64 Rp 43.230,23

Concrete Mixer Rp 484.631,03 Rp 69.233,00

Dump Truck 10 m3 Rp 1.729.000,00 Rp 247.000,00

Dump Truck 4 m3 Rp 1.460.200,00 Rp 208.600,00

Excavator Rp 1.920.359,10 Rp 274.337,01

Generator Set Rp 3.435.031,88 Rp 490.718,84

Motor Grader Rp 2.713.264,97 Rp 387.609,28

Pneumatic Tyre Roller Rp 2.483.952,21 Rp 354.850,32

Road Marking Machine Rp 162.681,05 Rp 23.240,15

Rock Breaker Rp 3.488.500,92 Rp 498.357,27

Tandem Roller Rp 2.229.882,30 Rp 318.554,61

Vibratory Roller Rp 2.145.972,07 Rp 306.567,44

Wheel Loader Rp 2.730.872,79 Rp 390.124,68

Water Tank Truck Rp 2.296.411,18 Rp 328.058,74

Tabel 5.3 Biaya lembur tenaga kerja dan alat berat

Pekerja Biaya Normal Per Jam

Overtime Cost

Lembur 1 Jam Lembur 2 Jam Lembur 3 Jam Biaya per jam Biaya per jam Biaya per jam Pekerja Rp 5.714,29 Rp 8.571,43 Rp 10.000,00 Rp 10.476,19 Tukang Rp 7.142,86 Rp 10.714,29 Rp 12.500,00 Rp 13.095,24 Tukang Rp 7.142,86 Rp 10.714,29 Rp 12.500,00 Rp 13.095,24 Mandor Rp 6.428,57 Rp 9.642,86 Rp 11.250,00 Rp 11.785,71

Aspalt Mixing Plant Rp 5.568.643,25 Rp 5.568.643,25 Rp 5.568.643,25 Rp 5.568.643,25

Aspahlt Finisher Rp 760.895,25 Rp 760.895,25 Rp 760.895,25 Rp 760.895,25

Aspahlt Sprayer Rp 81.445,66 Rp 81.445,66 Rp 81.445,66 Rp 81.445,66

Air Compressor Rp 193.808,74 Rp 193.808,74 Rp 193.808,74 Rp 193.808,74

Bulldozer Rp 258.882,61 Rp 258.882,61 Rp 258.882,61 Rp 258.882,61


(56)

39

Lanjutan tabel 5.3

Concrete Mixer Rp 69.233,00 Rp 69.233,00 Rp 69.233,00 Rp 69.233,00

Dump Truck 10 m3 Rp 247.000,00 Rp 247.000,00 Rp 247.000,00 Rp 247.000,00

Dump Truck 4 m3 Rp 208.600,00 Rp 208.600,00 Rp 208.600,00 Rp 208.600,00

Excavator Rp 274.337,01 Rp 274.337,01 Rp 274.337,01 Rp 274.337,01

Generator Set Rp 490.718,84 Rp 490.718,84 Rp 490.718,84 Rp 490.718,84

Motor Grader Rp 387.609,28 Rp 387.609,28 Rp 387.609,28 Rp 387.609,28

Pneumatic Tyre Roller Rp 354.850,32 Rp 354.850,32 Rp 354.850,32 Rp 354.850,32

Road Marking Machine Rp 23.240,15 Rp 23.240,15 Rp 23.240,15 Rp 23.240,15

Rock Breaker Rp 498.357,27 Rp 498.357,27 Rp 498.357,27 Rp 498.357,27

Tandem Roller Rp 318.554,61 Rp 318.554,61 Rp 318.554,61 Rp 318.554,61

Vibratory Roller Rp 306.567,44 Rp 306.567,44 Rp 306.567,44 Rp 306.567,44

Wheel Loader Rp 390.124,68 Rp 390.124,68 Rp 390.124,68 Rp 390.124,68

Water Tank Truck Rp 328.058,74 Rp 328.058,74 Rp 328.058,74 Rp 328.058,74

Contoh perhitungan upah lembur untuk resourse name Mandor sebagai berikut :

Upah Mandor per hari ( Standart Cost ) : Rp 45,000.00 Jam Kerja per hari : 7 jam/hari

Biaya per jam =

= Rp 6.428,57

Biaya Lembur per hari untuk lembur 2 jam per hari adalah Lembur 1 jam = (Rp 6.428,57 × 1,5)

= Rp 9.642,86

Lembur 2 jam = ( Rp 9.642,86× 1,5 ) + (2 x Rp 6.428,57) = Rp 22.500,00

Lembur 3 jam = ( Rp 6.428,57× 1,5 ) + (2 x 2 x Rp 6.428,57) = Rp 35.357,14

Lembur per jam untuk 1 jam =

= Rp 9.642,86 Lembur per jam untuk 2 jam =


(57)

Lembur per jam untuk 3 jam =

= Rp 11.785,71

Produktivitas kerja lembur untuk 1 jam per hari diperhitungkan sebesar 90%, untuk 2 jam 80% dan untuk 3 jam 70% dari produktivitas normal. Penurunan produktifitas untuk kerja lembur ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat durasi percepatan dihitung berdasarkan penambahan jam lembur 1 jam/hari, 2 jam/hari, dan 3 jam/hari dari durasi normal yang ada. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah perhitungan Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas S Bahu Jalan dibawah ini :

1. Durasi yang bisa di crashing berdasarkan penambahan 1 jam lembur :

Volume = 330 m³

Durasi normal = 12 hari Durasi normal (jam) = 7 × 12

= 84 jam Produktivitas jam normal =

=

= 3,93 m³/jam Maksimal crashing =

10,63 hari

Maka maksimal crashing = 12 hari – 10,63 hari = 1,37 hari

2. Durasi yang bisa di crashing berdasarkan penambahan 2 jam lembur :


(58)

41

Durasi normal = 12 hari Durasi normal (jam) = 7 × 12

= 84 jam Produktivitas jam normal =

=

= 3,93 m³/jam Maksimal crashing =

9,88 hari

Maka maksimal crashing = 12 hari – 9,88 hari = 2,12 hari

3. Durasi yang bisa di crashing berdasarkan penambahan 3 jam lembur :

Volume = 330 m³

Durasi normal = 7 hari Durasi normal (jam) = 7 × 12

= 84 jam Produktivitas jam normal =

=

= 3,93 m³/jam

Maksimal crashing =

= 8,93 hari

Maka maksimal crashing = 12 hari – 8,93 hari = 3,07 hari

Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Ms. Project, untuk hasil dari pengolahan Ms. Project dapat dilihat pada Tabel 5.4 untuk penambahan 1 jam lembur, Tabel 5.5 untuk 2 jam lembur, dan Tabel 5.6 untuk 3 jam lembur.


(59)

Tabel 5.4 Hasil perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Ms.Project

Jenis Pekerjaan Durasi Normal (Hari) Durasi Crash (Hari)

Biaya Normal Biaya Percepatan Lapis Pondasi Agregat S Bahu

Jalan 12 10,63 Rp 129.469.093,00 Rp 133.113.915,00 Pelebaran Agregat B 28 24,81 Rp 629.874.117,00 Rp 647.930.766,00 Patchingan Agregat B 14 12,41 Rp 131.222.861,00 Rp 134.986.194,00 Pelebaran Lapis Resap Pengikat 7 6,2 Rp 57.069.111,00 Rp 57.829.773,00 Patchingan Lapis Resap Pengikat 7 6,2 Rp 14.268.063,00 Rp 14.457.851,00 Aspal Keras 28 24,81 Rp 1.136.078.993,00 Rp1.136.083.450,00 Bahan Pengisi (Filter) Tambahan

(Semen) 28 24,81 Rp 102.813.002,00 Rp 103.134.630,00 Pohon Jenis Tanjung 5 4,43 Rp 20.775.001,00 Rp 20.974.376,00 Marka Solid 3 2,66 Rp 53.784.749,00 Rp 54.023.992,00 Putus-Putus Marka Thermoplastik 2 1,77 Rp 10.084.531,00 Rp 10.129.495,00 Rambu Jalan 5 4,43 Rp 748.331,00 Rp 758.779,00 Patok Pengarah 5 4,43 Rp 29.140.912,00 Rp 30.069.945,00

Tabel 5.5 Hasil perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2 jam lembur menggunakan Ms.Project

Jenis Pekerjaan Durasi Normal (Hari) Durasi Crash (Hari)

Biaya Normal Biaya Percepatan Lapis Pondasi Agregat S Bahu

Jalan 12 9,88 Rp 129.469.093,00 Rp 140.076.485,00 Pelebaran Agregat B 28 23,06 Rp 629.874.117,00 Rp 682.384.101,00 Patchingan Agregat B 14 11,53 Rp 131.222.861,00 Rp 142.167.744,00 Pelebaran Lapis Resap Pengikat 7 5,76 Rp 57.069.111,00 Rp 59.286.723,00 Patchingan Lapis Resap Pengikat 7 5,76 Rp 14.268.063,00 Rp 14.823.713,00 Aspal Keras 28 23,06 Rp 1.136.078.993,00 Rp1.136.091.890,00 Bahan Pengisi (Filter) Tambahan

(Semen 28 23,06 Rp 102.813.002,00 Rp 103.430.501,00 Pohon Jenis Tanjung 5 4,12 Rp 20.775.001,00 Rp 21.354.933,00 Marka Solid 3 2,47 Rp 53.784.749,00 Rp 54.480.969,00 Putus-Putus Marka Thermoplastik 2 1,65 Rp 10.084.531,00 Rp 10.214.950,00 Rambu Jalan 5 4,12 Rp 748.331,00 Rp 780.284,00 Patok Pengarah 5 4,12 Rp 29.140.912,00 Rp 31.843.146,00


(1)

Lanjutan tabel 5.47

80 Rp 3.259.922,00 Rp (201.876,73) Rp 79.555.317,24 79 Rp 4.437.096,00 Rp (198.452,65) Rp 82.728.332,79 77 Rp 8.188.376,00 Rp (201.895,11) Rp 90.178.021,45 76 Rp 12.756.993,00 Rp (252.267,42) Rp 95.466.380,69 72 Rp 31.255.303,00 Rp (562.254,53) Rp110.319.772,29 69 Rp 49.192.496,00 Rp (738.395,24) Rp123.057.820,20 62 Rp 137.998.704,00 Rp (868.623,34) Rp152.764.603,40 Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa penambahan biaya akibat penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya penambahan jam lembur pada durasi percepatan proyek yang sama. Biaya mempercepat durasi proyek (penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja) lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.

5.5. Analisis Teknik

Dalam merencanakan suatu pekerjaan konstruksi jalan selain memperhitungkan penambahan jam kerja (lembur) ataupun penambahan tenaga kerja, perlu untuk diketahui kebutuhan alat untuk setiap item-item pekerjaan yang akan dikerjakan.

Pada Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong di kabupaten Gunung kidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini, adapun contoh asumsi perhitungan penggunaan alat berat dari tiap divisi pekerjaan yang direncanakan adalah dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Divisi 4

Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas S Bahu Jalan Volume pekerjaan = 330 m³

Waktu pelaksanaan = 12 hari kalender Target/Hari =

=


(2)

88

Asumsi kebutuhan peralatan untuk pekerjaan dengan target volume/hari sebesar 27,5 m³ sebagai berikut :

Tabel 5.48 Asumsi kebutuhan alat pekerjaan lapis pondasi agregat kelas s bahu jalan

Jenis

Peralatan Koefisien Volume/Hari

Jumlah Alat ( Hari)

Jumlah Alat

(Unit) Pembulatan (unit)

1 2 3 4 = 2 x 3 5 = 4/7

Wheel Loader 0.032 27,5 0,88 0,12 1,00

Dump Truck 0.52 27,5 14,3 2,04 2,00

Vibra Roller 0.015 27,5 0,41 0,06 1,00

Motor Grader 0.013 27,5 0,35 0,05 1,00

Water Tank 0.045 27,5 1,24 0,17 1,00

Berdasarkan tabel 5.41 sampai dengan tabel 5.47 asumsi perhitungan alat berat bisa diketahui kebutuhan alat berat tiap item-item pekejaan yang akan dikerjakan.


(3)

89

Berdasarkan data serta hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 99 hari dengan biaya Rp 4.615.591.176, setelah penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 90 hari dan dengan biaya sebesar Rp 4594.550.597,20, untuk penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 84 hari dan biaya sebesar Rp 4.587.286.304,21 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 77 hari dengan biaya Rp 4,577,634,143.92. 2. Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 99 hari

dengan biaya Rp 4.615.591.176, setelah penambahan tenaga kerja 1 didapatkan durasi crashing 90 hari dan dengan biaya sebesar Rp 4.592.066.046,16, untuk penambahan Tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 84 hari dan biaya sebesar Rp 4.574.660.970,35 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 77 hari dengan biaya Rp 4.556.280.590,27.

3. Penambahan jam kerja (lembur) jika dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja dari sisi durasi maupun dari segi biayanya, penggunaan penambahan tenaga kerja lebih efektif jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja.

4. Biaya mempercepat durasi proyek pada penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.


(4)

90

6.2. Saran

1. Pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project

hendaknya berdasarkan metode konstruksi proyek dan dilakukan secara cermat dan teliti agar diperoleh hasil analisis yang akurat. 2. Melakukan pengecekan ulang terhadap durasi secara berkala setiap

melakukan pengubahan data.

3. Pada penelitian ini, hendaknya mengetahui bagaimana keadaan dilapangan secara langsung agar pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project agarlebih akurat.

4. Membuat validitas data dengan Microsoft Excel kemudian membandingkan dengan Microsoft Project agar data lebih akurat. 5. Memiliki data yang lengkap agar bisa mengetahui perbandingan yang


(5)

Universitas Udayana, Denpasar.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Nomor Kep.102/Men/VI/2004 tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur.

Martin, Reski O 2016. Analisis Waktu dan Biaya Konstruksi dengan Penambahan Jam Lembur dibandingkan dengan Penambahan Tenaga Kerja Menggunakan Metode Time Cost Trade Off. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yoyakarta, Yogyakarta.

Novitasari, Vien. 2014. Penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off . Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Sartika. 2014. Analisa Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi Dengan Variasi Penambahan Jam Kerja (Lembur). Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.

Siswanto. 2007. Operations Research, jilid dua. Jakarta: Erlangga

Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Penerbit : Erlangga, Jakarta.

Soemardi, Biemo W., dan Kusumawardani, Rani G. 2010. Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung Pada Proyek Konstruksi. Konferensi Nasional Teknik Sipil.

Tanjung, Novia. 2013. Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta.


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

1 5 11

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA

0 3 1

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 7 1

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 4 3

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Konstruksi Runway, Turning Area, Taxiway Dengan Fillet, dan Apron,

2 15 121

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Naik – Kabupaten Musi Rawas)

0 11 110

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Perencanaan Jalan Bingin Teluk – Kabupaten Musi Rawas)

5 22 96

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pembangunan Rumah Susun TNI Wilayah Jawa Barat)

2 12 113

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

3 29 79

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi kasus : Proyek Pembangunan Gedung Indonesia)

1 4 64