Asumsi kebutuhan peralatan untuk pekerjaan dengan target volumehari sebesar 27,5 m³ sebagai berikut :
Tabel 5.48 Asumsi kebutuhan alat pekerjaan lapis pondasi agregat kelas s bahu jalan
Jenis Peralatan
Koefisien VolumeHari Jumlah
Alat Hari Jumlah Alat
Unit Pembulatan
unit
1 2
3 4 = 2 x 3
5 = 47 Wheel Loader
0.032 27,5
0,88 0,12
1,00 Dump Truck
0.52 27,5
14,3 2,04
2,00 Vibra Roller
0.015 27,5
0,41 0,06
1,00 Motor Grader
0.013 27,5
0,35 0,05
1,00 Water Tank
0.045 27,5
1,24 0,17
1,00 Berdasarkan tabel 5.41 sampai dengan tabel 5.47 asumsi perhitungan alat
berat bisa diketahui kebutuhan alat berat tiap item-item pekejaan yang akan
dikerjakan.
89
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan data serta hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada Proyek Peningkatan Jalan Karangmojo-Ponjong, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 99 hari dengan biaya Rp 4.615.591.176, setelah penambahan 1 jam kerja
lembur didapatkan durasi crashing 90 hari dan dengan biaya sebesar Rp 4594.550.597,20, untuk penambahan 2 jam kerja lembur
didapatkan durasi crashing 84 hari dan biaya sebesar Rp 4.587.286.304,21 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur
didapatkan durasi crashing 77 hari dengan biaya Rp 4,577,634,143.92. 2.
Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 99 hari dengan biaya Rp 4.615.591.176, setelah penambahan tenaga kerja 1
didapatkan durasi crashing 90 hari dan dengan biaya sebesar Rp 4.592.066.046,16, untuk penambahan Tenaga kerja 2 didapatkan durasi
crashing 84 hari dan biaya sebesar Rp 4.574.660.970,35 dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 77 hari
dengan biaya Rp 4.556.280.590,27. 3.
Penambahan jam kerja lembur jika dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja dari sisi durasi maupun dari segi biayanya,
penggunaan penambahan tenaga kerja lebih efektif jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja.
4. Biaya mempercepat durasi proyek pada penambahan jam lembur atau
penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan
dikenakan denda.
6.2. Saran
1. Pembuatan hubungan antar pekerjaan dalam Microsoft Project
hendaknya berdasarkan metode konstruksi proyek dan dilakukan secara cermat dan teliti agar diperoleh hasil analisis yang akurat.
2. Melakukan pengecekan ulang terhadap durasi secara berkala setiap
melakukan pengubahan data. 3.
Pada penelitian ini, hendaknya mengetahui bagaimana keadaan dilapangan secara langsung agar pembuatan hubungan antar pekerjaan
dalam Microsoft Project agar lebih akurat. 4.
Membuat validitas data dengan Microsoft Excel kemudian membandingkan dengan Microsoft Project agar data lebih akurat.
5. Memiliki data yang lengkap agar bisa mengetahui perbandingan yang
akurat dari hasil program Microsoft Project.