OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

(1)

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA

MENGGUNAKAN METODE

TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

Disusun Oleh : ANGGA MULYAWAN

NIM: 20120110219

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

TUGAS AKHIR

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA

KERJA MENGGUNAKAN METODE

TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : ANGGA MULYAWAN

NIM : 20120110219

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016


(3)

iii

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN

MOTTO :

Bersyukur adalah bagaimana kita menempatkan diri sesuai dengan kondisi

sendiri,

Hidup adalah pilihan,

Berangkat dengan penuh keyakinan,

Berjalan dengan penuh keikhlasan,

Jatuh bangkit lagi,

Jangan pernah menyerah,

Sampa

i Tuhan berkata ”

Inilah rencana-Ku, sesungguhnya terbaik untukmu


(4)

iv

PERSEMBAHAN :

Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

1.

Allah Subhanahu wa Ta’ala

atas karunia dan Rahmat-Nya serta

Junjungan Nabi Besar Muhammad S

hallahu’alaihi wasallam

atas

perjuangan menegakkan Ajaran Islam.

2.

Ibunda tercinta Muinah. yang selalu senantiasa mendoakan, serta sebagai

seorang motivator ulung pembangkit semangat untuk tetap melakukan

yang terbaiku.

3.

Ayahanda tercinta Zaenuri yang selalu senantiasa mendoakan, serta

sebagai seorang motivator ulung pembangkit semangat untuk tetap

melakukan yang terbaiku.

4.

Adek

adek tercinta Anggita Wulan Sari dan Melly Rizki Apriliani

yang selalu senantiasa menjadi sosok yang selalu mendukung dan selalu

memberikan dorongan semangat.

5.

Sahabat saya Rizka Sakti Cendani Sari yang selalu memberikan semangat,

dukungan dan selalu ada dalam suka dan duka, teristimewa di hati yang

tidak akan pernah tergantikan.

6.

Sahabat saya Ratna Suryani, Feliciana Nufal yang selalu memberikan

semangat, dukungan dan selalu ada dalam suka dan duka, teristimewa di

hati yang tidak akan pernah tergantikan.

7.

Sahabat seperjuangan dalam rantau Hambali, Dwika Sulistio R, Ario

Maulana, Teddy S, Andree Arief P, Sigap Maulana, Irwan Faisal Luzan,

Yogi Yolanda, Jenny Sukardi, Rizki Tsania M, Dwi Lestari, Pradareozy,

dan semua teman teman Sipil E yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu.


(5)

v

8.

Mba Sartika yang senantiasa membantu penyusunan skripsi ini dari awal

sampai akhir dan mengijinkan saya untuk menguunakan data skripsinya

untuk digunakan dalam penyusunan skripsi saya.

9.

Adek yang luar biasah nurut Dimas Prayogo, Mauilidina, temen

temen

gokil Anggi Dhea, Dewo wicaksono, Ovi Trisna, Teh mela, esi indraswari,

Adi Alamin, dan semuanya yang tidak dapat saya sebut satu perstu.

10.

Sahabat

sahabat Geoteknik tercinta, Dwi Agrina, Yayat Kusumahadi,

Siswoko, Rizki maretia novi barus, M. Ikhsan, Ahmad Rizqi, Titi

nurjanah, Fitri, sahabat Manajemen konstruksi Rizla, Reza, Putri,

Agreista.

11.

Teman

teman JPAGS tercinta, Neo, Caesarlia, Ryan, Dimas, Amni,

Dita, Ndaru, Deliafara, Kelik, Edo, Puput, Angger, Annas, Bangun,

Bayu, Ayu, Emed, Harnum, Gani, Meta, Mayang, Nukment, Rizal, Tina.

12.

Rekan - rekan seperjuangan Angkatan 2012 kalian semua sangat luar

biasa.


(6)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puja puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah Ta’ala. Tidak lupa sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad Shallahu’alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat. Setiap kemudahan dan kesabaran yang telah diberikan-Nya kepada saya akhirnya saya selaku penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “ Analisis Biaya Dan Waktu Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Dibandingkan Dengan Penambahan Tenaga Kerja Menggunakan Metode Time Cost Trade Off ” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Dalam menyusun dan menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penyusun sangat membutuhkan kerjasama, bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak, terima kasih penyusun haturkan kepada :

1. Bapak Jaza’ul Ikhsan, ST, MT, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Ibu Ir. Hj. Anita Widianti, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Puji Harsanto, ST, MT. Selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Ir. H. Mandiyo Priyo, MT. selaku dosen pembimbing I. Yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan serta petunjuk dan koreksi yang sangat berharga bagi tugas akhir ini.


(7)

viii berharga bagi tugas akhir ini.

6. Bapak Bagus Soebandono, S.T, M.Eng. sebagai dosen penguji. Terima kasih atas masukan, saran dan koreksi terhadap Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

.

8. Kedua orang tua saya yang tercinta, Ayah dan Ibu, serta keluarga besarku. 9. Para staf dan karyawan Fakultas Teknik yang banyak membantu dalam

administrasi akademis.

10.Rekan-rekan seperjuangan Angkatan 2012, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya, kalian luar biasa.

Demikian semua yang disebut di muka yang telah banyak turut andil dalam kontribusi dan dorongan guna kelancaran penyusunan tugas akhir ini, semoga menjadikan amal baik dan mendapat balasan dari Allah Ta’ala. Meskipun demikian dengan segala kerendahan hati penyusun memohon maaf bila terdapat kekurangan dalam Tugas Akhir ini, walaupun telah diusahakan bentuk penyusunan dan penulisan sebaik mungkin.

Akhirnya hanya kepada Allah Ta’ala jugalah kami serahkan segalanya, sebagai manusia biasa penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan lapang dada dan keterbukaan akan penyusun terima segala saran dan kritik yang membangun demi baiknya penyusunan ini, sehingga sang Rahim masih berkenan mengulurkan petunjuk dan bimbingan-Nya.

Amien.

Yogyakarta, Juni 2016


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Halaman Motto dan Persembahan ... iii

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

Daftar Gambar ... x

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

Intisari ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 1

1.3. Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 2

1.5. Batasan Masalah ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek... 8

3.2. Network Planning ... 8

3.3. Biaya Total Proyek ... 8

3.4. Metode CPM (Critical Path Method) ... 10

3.5. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) ... 10

3.6. Produktivitas Pekerja ... 12

3.7. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 13

3.8. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja ... 14

3.9. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 15

3.10.Hubungan Antara Biaya dan Waktu ... 16


(9)

ix

4.1. Lokasi Penelitian ... 23

4.2. Tahap dan Prosedur Penelitian ... 23

4.3. Pengumpulan Data ... 23

4.4. Analisis Data ... 24

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Penelitian ... 27

5.1.1. Data Umum Proyek ... 27

5.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis ... 27

5.3. Daftar Biaya Langsung dan Tidak Langsung... 29

5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off ... 30

5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur) ... 30

5.4.2. Penambahan Tenaga Kerja ... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 55

6.2. Saran ... 55

Daftar Pustaka ... 57


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam

Kerja (Soeharto, 1997) ... 12

Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997). ... 15

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 16

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View ... 18

Gambar 3.5 FS (Finish to Start) ... 19

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish) ... 19

Gambar 3.7 SS (Start to Start) ... 19

Gambar 3.8 SF (Start to Finish) ... 19

Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian ... 23

Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar ... 30

Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat jam lembur ... 40

Gambar 5.3 Grafik biaya tidak langsung akibat jam lembur ... 40

Gambar 5.4 Grafik biaya total akibat jam lembur ... 41

Gambar 5.5 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat jam lembur ... 42

Gambar 5.5 Grafik biaya langsung akibat penambahan tenaga kerja ... 51

Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja ... 51

Gambar 5.7 Grafik biaya total akibat penambahan tenaga kerja ... 51

Gambar 5.8 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat penambahan tenaga kerja ... 52


(11)

xi

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas ... 13

Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal ... 27

Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resourse Tenaga Kerja ... 28

Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja... 31

Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja ... 31

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan Biaya Dipercepat dengan Penambahan Tiga Jam Lembur menggunakan Ms.Project ... 33

Tabel 5.6 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur ... 33

Tabel 5.7 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai cost slope ... 34

Tabel 5.8 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal... 35

Tabel 5.9 Perhitungan Biaya Langsung Jam Lembur ... 36

Tabel 5.10 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Jam Lembur ... 36

Tabel 5.11 Perhitungan Biaya Total Akibat Jam lembur ... 35

Tabel 5.12 Efisiensi Waktu dan Biaya Akibat Penambahan Jam Lembur ... 38

Tabel 5.13 Efisiensi Biaya Pada Setiap Pekerjaan ... 39

Tabel 5.14 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 46

Tabel 5.15 Perhitungan Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 47

Tabel 5.16 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 48

Tabel 5.17 Perhitungan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 48

Tabel 5.18 Efisiensi Biaya dan Waktu Akibat Penambahan Tenaga Kerja ... 50

Tabel 5.19 Perbandingan Biaya Akibat Penambahan Jam Lembur dan Penambahan Tenaga Kerja ... 53

Tabel 5.15 Perbandingan Penambahan Biaya Akibat Jam Lembur, Tenaga Kerja dan Biaya Denda ... 50


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 58

LAMPIRAN II Daftar Analisa Harga Satuan Pekerjaan ... 60

LAMPIRAN III Daftar Harga Upah dan Harga Bahan ... 74

LAMPIRAN IV Jadwal Waktu Pelaksanaan (Kurva-S) ... 76

LAMPIRAN V Daftar Perbandingan RAB Proyek dengan baselinecost hasil analisis Ms. Project ... 77

LAMPIRAN VI Analisis Jumlah Resourse ... 78

LAMPIRAN VII Analisis Jumlah dan Biaya Penambahan Tenaga Kerja ... 94


(13)

(14)

xiii INTISARI

Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Waktu dan biaya optimum akibat penambahan jam kerja (lembur) didapat pada umur proyek 204 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp 25,857,458,318.22 dengan efisiensi waktu proyek sebanyak 13 hari (5,99%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp.66,209,012.23 (0,26%). (2) Waktu dan biaya optimum akibat penambahan tenaga kerja didapat pada umur proyek 202 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp25,784,027,611.88 dengan efisiensi waktu proyek sebanyak 15 hari (6,91%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp. 139,639,718.57 (0,54%). (3) Pilihan terbaik adalah dengan penambahan tenaga kerja, karena menghasilkan efisiensi waktu dan biaya yang paling tinggi dengan efisiensi waktu proyek

sebanyak 15 hari (6,91%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp. 139,639,718.57

(0,54%). (4) Biaya mempercepat durasi proyek (penambahan jam lembur atau

penambahan tenaga kerja) lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.


(15)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolok ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal maka pelaksana proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (resources).

Penelitian ini melanjutkan penelitian Sartika (2010) yang membahas optimalisasi waktu proyek dan biaya proyek pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang memiliki keuntungan tertingi yaitu penambahan 3 jam lembur dan dibandingkan metode penambahan tenaga kerja .

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain:

1. Berapakah besarnya perubahan waktu dan biaya pelaksanaan proyek antara sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) ?


(16)

2

2. Berapakah besarnya perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek antara sebelum dan sesudah penambahan tenaga kerja ?

3. Berapakah total biaya pelaksanaan Proyek Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro dengan durasi optimal?

4. Bagaimanakah perbandingan durasi optimal dan biaya optimal dari penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?

5. Bagaimanakah perbandingan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur), biaya akibat penambahan tenaga kerja, dan biaya denda ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis durasi yang optimal untuk menyelesaikan Proyek Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro.

2. Menganalisis perkiraan biaya yang optimal akibat penambahan jam kerja (lembur) dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja.

3. Menganalisis biaya akibat penambahan jam kerja (lembur), biaya akibat penamabahan tenaga kerja dan biaya akibat denda.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan pelaksanaan proyek.

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang.

1.5. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan, maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :


(17)

1. Pengambilan data berasal dari Proyek Pembangunan Terminal Moderen Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

2. Penjadwalan dan lintasan kritis proyek menggunakan Microsoft Project2010. 3. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Minggu, dengan jam kerja berkisar pukul 07.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat pada pukul 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 1 jam dari pukul 17.00-18.00.

4. Analasis pengoptimasian waktu dan biaya penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off ) dengan dibantu Microsoft Exel 2010.

5. Perhitungan percepatan durasi atau crash duration dengan mencari maksimum durasi setiap pekerjaan dan mengambil asumsi crashing sama untuk setiap pekerjaan yang dianalisis.

6. Anggaran biaya dan jadwal pekerjaan diambil sesuai dengan data yang ada pada Rencana Anggaran Biaya dan Time Scheedule.


(18)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Novitasari (2014) menyebutkan bahwa mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (2010) menyatakan bahwa durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas, yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Penelitian tentang analisis percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi, sebelumnya telah dilakukan oleh Frederika (2010) dengan studi kasus proyek pembangunan super villa. Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp. 2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp. 2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari.

2. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 700.377,35 dari biaya normal Rp. 2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp. 2.885.582.622,65.

Penelitian oleh Iramutyin (2010) dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :


(19)

1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010. 2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu

49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp. 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp. 516.188.297,49. Jadi terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp. 14.918.923,20.

Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012. 2. Hasil perhitungan sumber daya (resources) pada penambahan jam kerja

(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp. 13.488.216,991,- dari biaya normal data proyek sebesar Rp. 12.765.950.430,11. Jadi dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp. 722.266.561,-

Selain itu, Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya optimum didapat pada penambahan tiga jam kerja dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 10.244.360,00 dari biaya total normal sebesar Rp. 1.178.599.559,00 menjadi sebesar Rp. 1.168.355.199,00 dengan pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari.

2. Waktu yang paling optimum didapat pada penambahan empat jam dengan pengurangan waktu selama 32,8 hari dari waktu pelaksanaan normal proyek


(20)

6

selama 142 hari menjadi 109,2 hari dengan pengurangan biaya sebesar Rp. 9.463.451.80 dari biaya normal Rp. 1.178.599.559,00 menjadi Rp. 1.169.136.108,00.

Antu (2013) dalam penelitian penambahan tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Pusat Layanan Administrasi Terpadu Universitas Negeri Gorontalo dengan mengunakan metode PDM dan Crash Program berkesimpulan sebagai berikut :

1. Durasi optimal pelaksanaan proyek dari 160 hari kerja menjadi 146 hari kerja (selisih 14 hari dari durasi normal).

2. Biaya proyek optimal dari Rp. 24.383.873.918 menjadi Rp. 24.377.958.918 sehingga terjadi efisiensi biaya sebesar 0,024%.

Buluate (2013) dalam penelitian penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja pada Proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo berkesimpulan sebagai berikut :

1. Durasi optimal dari penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja adalah 170 hari kerja dari durasi normal 180 hari kerja dengan efisiensi waktu 6,67%.

2. Biaya optimal dari penambahan jam kerja (lembur) didapatkan Rp. 1.381.714.834 atau efisiensi dari biaya normal 0,305% (selisih Rp. 4.230.875). 3. Biaya optimal dari penambahan tenaga kerja didapatkan Rp. 1.377.823.209

atau efisiensi dari biaya normal 0,586% (selisih Rp. 8.112.500).

4. Penambahan jam kerja (lembur) lebih efisien dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja.

Sartika (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja (lembur) pada Proyek Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojongnegoro dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Biaya minimum proyek diperoleh pada saat kondisi normal tanpa penambahan jam lembur sebesar Rp. 25.923.636.641,50 sedangkan untuk waktu minimum proyek diperoleh pada penambahan 4 jam kerja yaitu 197,84 hari dari durasi normal 217 hari dengan penambahan biaya sebesar Rp. 215.838.008,94 dari


(21)

biaya total normal sebesar Rp. 25.923.636.641,50 menjadi sebesar Rp. 26.139.474.650,44.

2. Pilihan terbaik penambahan jam kerja adalah dengan melakukan penambahan tiga jam kerja, pada kondisi ini biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp. 139.469.427,19 dengan keuntungan yang dihasilkan sebesar Rp. 327.156.032,35.

Aulia (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Indonesia dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Waktu dan biaya optimum akibat penambahan jam kerja (lembur) didapat pada umur proyek 242 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp. 10.481.732.644,58 dengan efisiensi waktu proyek sebanyak 24 hari (9,02%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp. 43.019.556,39 (0,41%).

2. Waktu dan biaya optimum akibat penambahan tenaga kerja didapat pada umur proyek 243 hari kerja dengan total biaya proyek sebesar Rp. 10.482.934.084,43 dengan efisiensi waktu proyek sebanyak 23 hari (8,65%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp. 41.818.116,54 (0,40%).

3. Pilihan terbaik adalah dengan penambahan jam kerja (lembur), karena menghasilkan efisiensi waktu dan biaya yang paling tinggi dengan efisiensi waktu proyek sebanyak 24 hari (9,02%) dan efisiensi biaya proyek sebesar Rp. 43.019.556,39 (0,41%).

4. Biaya mempercepat durasi proyek (penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja) lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.


(22)

8 BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Manajemen Proyek

Menurut Siswanto (2007) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:

1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.

2. Proses pengendalian (controling).

3.2. NetworkPlanning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang

diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.

Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.

3.3. Biaya Total Proyek

Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi :

a. Biaya bahan / material b. Biaya upah kerja


(23)

c. Biaya alat

d. Biaya subkontraktor dan lain-lain.

Inti dari perkiraan biaya secara detail adalah yang didasarkan pada penentuan jumlah material, tenaga kerja, peralatan dan jasa subkontraktor yang merupakan bagian terbesar dari biaya total proyek yaitu berkisar 85% (Ritz, 1994) yang terdiri dari biaya perlatan sebesar 20-25%, material curah 20-25%, biaya konstruksi di lapangan yaitu tenaga kerja, material jasa subkontraktor 45-50%.

2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi di luar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi :

a. Gaji staf / pegawai tetap tim manajemen b. Biaya konsultan (perencana dan pengawas) c. Fasilitas sementara di lokasi proyek

d. Peralatan konstruksi

e. Pajak, pungutan, asuransi dan perizinan f. Overhead

g. Biaya tak terduga h. Laba.

Jadi biaya total proyek adalah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.


(24)

10

3.4. Metode CPM (Critical Path Method)

CPM (Critical Path Method) adalah suatu metode dengan menggunakan arrow diagram dalam menentukan lintasan kritis sehingga kemudian disebut juga sebagai diagram lintasan kritis. CPM menggunakan satu angka estimasi durasi kegiatan yang tertentu (deterministic). Selain itu dalam CPM dikenal adanya EET (Earliest Event Time) dan LET (Last Event Time), serta Total Float dan Free Float. EET adalah peristiwa paling awal atau waktu tercepat dari suatu kegiatan, sedangkan LET adalah peristiwa paling akhir atau waktu paling lambat dari suatu kegiatan. Free Float adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk suatu kegiatan boleh ditunda atau terlambat, tanpa menyebabkan keterlambatan pada kegiatan berikutnya, sedangkan Total Float adalah jumlah waktu yang diperkenankan untuk suatu kegiatan boleh ditunda atau terlambat, tanpa mempengaruhi jadual penyelesaian proyek secara kesluruhan. Metode CPM membantu mendapatkan lintasan kritis, yaitu lintasan yang menghubungkan kegiatan – kegiatan kritis, atau dengan kata lain lintasan kritis adalah lintasan kegiatan yang tidak boleh terlambat ataupun mengalami penundaan pelaksanaan karena keterlambatan tersebut akan menyebabkan keterlambatan pada waktu total penyelesaian proyek.

3.5. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.

Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya.


(25)

Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).

Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :

a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).

Kerja lembur (working time) dapat dilakukan dengan menambah jam kerja perhari, tanpa menambah perkerja. Penambahan ini bertujuan untuk memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.

b. Penambahan tenaga kerja

Penamabahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

c. Pergantian atau penambahan peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih


(26)

12

tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja. d. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.

e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif

Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersedian sumber daya yang dibutuhkan.

Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.

3.6. Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Di dalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstruksi yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.


(27)

3.7. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

Salah satu strategi untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah dengan menambah jam lembur para pekerja. Penambahan dari jam lembur ini sangat sering dilakukan dikarenakan dapat memberdayakan sumber daya yang sudah ada di lapangan dan cukup dengan mengefisienkan tambahan biaya yang akan dikeluarkan oleh kontraktor. Biasanya waktu kerja normal pekerja adalah 7 jam (dimulai pukul 08.00 dan selesai pukul 16.00 dengan satu jam istirahat), kemudian jam lembur dilakukan setelah jam kerja normal selesai.

Penambahan jam lembur bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas. Indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam lembur dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini: 1. Produktivitas harian

=

...

(3.1)

2. Produktivitas tiap jam

=

...

(3.2)

1 1.1 1.2 1.3 1.4

0 1 2 3 4

Ind ek s P ro du k tiv it a s Jam Lembur


(28)

14

3. Produktivitas harian sesudah crash

= (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)

...

(3.3)

dengan:

a = lama penambahan jam lembur

b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam lembur

Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1. 4. Crashduration

=

...

(3.4)

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas Jam Lembur Penurunan Indeks

Produktivitas

Prestasi Kerja (%)

1 jam 0,1 90

2 jam 0,2 80

3 jam 0,3 70

4 jam 0,4 60

3.8. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.


(29)

Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini : 1. Jumlah tenaga kerja normal

=

...

(3.5)

2. Jumlah tenaga kerja dipercepat

=

...

(3.6)

Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.

3.9. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja akibat jam lembur dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

1. Normal upah pekerja perhari

= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja

...

(3.7) 2. Normal upah pekerja perjam

= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja

...

(3.8) 3. Biaya lembur pekerja

= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam lembur pertama + 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam lembur berikutnya

...

(3.9) dengan:

n = jumlah penambahan jam kerja (lembur) 4. Crash cost pekerja perhari


(30)

16

5. Costslope

= –

...

(3.11)

Perhitungan untuk biaya tambahan akibat penambahan tenaga kerja dapat dirumuskan sebagi berikut:

1. Normal ongkos pekerja perhari sesuai dengan harga satuan setiap daerah. 2. Biaya penambahan pekerja

= Jumlah pekerja × upah normal pekerja perhari ... (3.12) 3. Crash cost pekerja

= ( Biaya total pekerja yang dipercepat – Biaya total pekerja normal )

..

(3.13) 4. Cost slope

= –

...

(3.14) 3.10.Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam lembur maka akan semakin cepat waktu penyelesaian proyek, akan tetapi sebagai konsekuensinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.


(31)

Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber : Soeharto, 1997).

3.11.Biaya Denda

Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut:

Total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda perhari akibat keterlambatan ... (3.15) dengan:

Denda perhari akibat keterlambatan sebesar 1 permil dari nilai kontrak. Waktu

normal Waktu

dipercepat Biaya waktu

normal Biaya waktu dipercepat

Biaya

Waktu A (Titik normal) B (Titik dipercepat)

Biaya

Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek

Biaya Tidak Langsung Biaya

Optimum


(32)

18

3.12.Program Microsoft Project

Microsoft Project merupakan program aplikasi pengolah data administrasi yang digunakan untuk melakukan perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan data dari suatu proyek. Kemudahan penggunaan dan keleluasaan lembar kerja serta cakupan unsur-unsur proyek menjadikan software ini sangat mendukung proses administrasi sebuah proyek.

Microsoft Project memberikan unsur-unsur manajemen proyek yang sempurna dengan memadukan kemudahan pengguna, kemampuan, dan fleksibilitas sehingga penggunanya dapat mengatur proyek lebih efesien dan efektif. Pengelolaan proyek konstruksi membutuhkan waktu yang panjang dan ketelitian yang tinggi. Microsoft Project dapat menunjang dan membantu tugas pengelolaan sebuah proyek konstruksi sehingga menghasilkan suatu data yang akurat.

Keunggulan Microsoft Project adalah kemampuannya menangani perencanaan suatu kegiatan, pengorganisasian dan pengendalian waktu serta biaya yang mengubah input data menjadi sebuah output data sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

Keuntungan Microsoft Project adalah dapat melakukan penjadwalan produksi secara efektif dan efesien, dapat diperoleh secara langsung informasi biaya selama periode, mudah dilakukan modifikasi dan penyusunan jadwal produksi yang tepat akan lebih mudah dihasilkan dalam waktu yang cepat.

Beberapa jenis metode manajemen proyek yang dikenal saat ini, antara lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan


(33)

pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah : 1. Mengetahui durasi kerja proyek.

2. Membuat durasi optimum.

3. Mengendalikan jadwal yang dibuat.

4. Mengalokasikan sumber daya (resources) yang digunakan. Komponen yang dibutuhkan pada jadwal adalah :

1. Kegiatan (rincian tugas, tugas utama). 2. Durasi kerja untuk tiap kegiatan. 3. Hubungan kerja tiap kegiatan.

4. Resources (tenaga kerja pekerja dan bahan). Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain : 1. Mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor. 2. Mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur.

3. Menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek.

4. Membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).

Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru, yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.


(34)

20

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View.

1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.

2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan. 4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).

5. Predecessor

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :

a. FS (Finish to Start)

Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.5.


(35)

Gambar 3.5 FS (Finish to Start). b. FF (Finish to Finish)

Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish).

c. SS (Start to Start)

Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 SS (Start to Start).

d. SF (Start to Finish)

Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai, dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8 SF (Start to Finish). 6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft Project disebut dengan resources.

7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan ditetapkan.


(36)

22

8. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.

9. Tracking

Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada perencanaan yang telah dibuat.


(37)

23 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan – Kasiman Kabupaten Bojonegoro.

4.2. Tahap dan Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dan dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Persiapan

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian ditentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.

2. Pengumpulan Data

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan.

3. Analisis percepatan dengan aplikasi program dan metode time cost trade Off 4. Kesimpulan

Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisis dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

4.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.


(38)

24

1. Variabel Waktu

Data yang mempengaruhi variabel waktu diperoleh dari kontraktor PT. C. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :

a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) Jenis kegiatan

2) Prosentase kegiatan 3) Durasi kegiatan

b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek. 2. Variabel biaya

Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor PT. C. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :

a. Daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi : 1) Jumlah biaya normal

2) Durasi normal

b. Daftar-daftar harga bahan dan upah. c. Analisis harga satuan.

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan, meliputi : 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

2. Analisa harga satuan bahan proyek 3. Time schedule

4. Biaya tidak langsung

4.4. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project 2010, Metode Time Cost Trade Off dan Microsoft Excel 2010. Dengan menginputkan data yang terkait untuk dianalisis kedalam program Microsoft Project 2010, maka nantinya akan dikalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini. Dan hasil penginputan data adalah lintasan kritis.


(39)

Setelah lintasan kritis didapat selanjutnya dianalisis setiap kegiatan pekerja yang berada di lintasan kritis dengan metode time cost trade off yaitu penambahan jam lembur dan tenaga kerja yang juga dibantu dengan Microsoft Excel 2010 untuk mempermudah analisis dan perhitungan. Hasil dari analisis tersebut adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat. Kenaikan biaya ini disebabkan karena penambahan jam lembur dan tenaga kerja.

Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Pengumpulan data proyek a. Rencana anggaran biaya (RAB)

b. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja c. Time Schedule (Kurva S)

d. Biaya tidak langsung

Penentuan obyek penelitian

Menyusun network diagram

a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur) b. Menentukan penambahan tenaga kerja Menghitung jumlah sumber daya (resources)

Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project Studi literatur

Mulai


(40)

26

Kesimpulan Hasil :

1. Durasi optimal dan biaya optimal akibat penambahan jam kerja (lembur).

2. Duarsi optimal dan biaya optimal akibat penambahan tenaga kerja.

3. Perbandingan durasi optimal dan biaya optimal akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

Selesai

Gambar 4.1 Bagan alir penelitian A


(41)

27 5.1. Data Penelitian

5.1.1. Data Umum Proyek

Adapun gambaran umum dari Proyek Pembangunan Gedung Indonesia ini adalah sebagai berikut :

Pemilik Proyek : A Konsultan Supervisi : PT. B

Kontraktor : PT. C

Anggaran : Rp 25.923.667.330,45 Waktu pelaksanaan : 217 Hari kerja

Tanggal pekerjaan dimulai : 07 Pebruari 2014 Tanggal pekerjaan selesai : 14 September 2014

Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan kurva S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran V.

5.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis

Berdasarkan hasil analisis Ms. Project untuk penjadwalan proyek tersebut diketahui lintasan kritid dari kegiatan – kegiatan kritis. Daftar kegiatan – kegiatan kritis pada kondisi normal dapat dilihat pada Tabel 5.1

Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal

KODE JENIS PEKERJAAN DURASI

(Hari)

A Utilizet dan Pasang Bowplank 35

B Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat 63

C Sewa Sheet Pile + Mobilisasi 49

D Sewa Direksi Keet dan Gudang 14

E Pengadaan Tiang Pncang Baja Besi D 609,6 49

F Ongkos Pancang 49

G Joint Las Pancang 49


(42)

28

Tabel 5.1 (Lanjutan)

R Cor Beton Abutment 1 K350 42

S Baja Tulangan Abutment 42

T Bekisting Abutment 42

U Cor Beton Abutment 2 K350 42

V Baja Tulangan Abutment 42

W Bekisting Abutment 42

X Cor Beton Pilar 1 K350 42

Y Baja Tulangan Pilar 42

Z Bekisting Pilar 42

AJ Beton Pelat Lantai Kendaraan K350 28

AK Baja Tulangan 28

AL Expantion Joint 14

AM Elastomer + Ascesoris voided 14

AN Elastomer + Ascesoris Jembatan 14

AO Leuneng 14

AP Hand Rail pipa galvanis 3’ 14

AQ Voided Slab bentang 8 m 28

AR Rangka Baja bentang 40 m – 2 unit 63 AS Rangka Baja bentang 100 m – 1 unit 63

AT Erection rangka jembatan 70

Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resouse Tenaga Kerja

KODE JENIS PEKERJAAN DURASI

(Hari)

A Utilizet dan Pasang Bowplank 35

C Sewa Sheet Pile + Mobilisasi 49

F Ongkos Pancang 49

G Joint Las Pancang 49

H Beton isian pancang K350 14

R Cor Beton Abutment 1 K350 42

S Baja Tulangan Abutment 42

T Bekisting Abutmen 42

U Cor Beton Abutment 2 K350 42

V Baja Tulangan Abutment 42


(43)

Tabel 5.2 (Lanjutan)

X Cor Beton Pilar 1 K350 42

Y Baja Tulangan Pilar 42

Z Bekisting Pilar 42

AJ Beton Pelat Lantai Kendaraan K350 28

AK Baja Tulangan 28

Tabel 5.2 di atas mejelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan - kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja, beberapa kegiatan – kegiatan tersebut dengan kode kegiatan A, C, F, G, H, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z, AJ dan AK. Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah kegiatan krirtis tersebut adalah :

1. Kegiatan kritis yang terpilih tersebut memilik resousce work atau yang memiliki pekerja sehingga bisa dipercepat dengan mengolah resousce work.

2. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain maka jumlah tenaga kerja tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil.

3. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut apabila dipercepat dapat mengurangi biaa tidak langsung pada kegiatan tersebut.

4. Apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.

5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Biaya – biaya dalam suatu proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung, Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Penentuan biaya tidak langsung berdasarkan hasil dari Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010).


(44)

30

Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar.

Berdasarkan grafik diatas pada proyek pembangunan Jembatandengan nilai total

proyek sebesar Rp 25.923.667.330,45 didapatkan presentase untuk biaya tidak

langsung sebesar 7,8 % dari nilai total proyek tersebut.

Biaya Tidak Langsung = 7,8% x Rp. 25.923.667.330,45

= Rp. 2.022.046.052

Biaya Tidak Langsung / hari =

=

=

Rp. 9.318.184,571 / hari

Biaya Langsung = Biaya Total Rencana – Biaya Tidak Langsung = Rp. 25.923.667.330,45 – Rp. 2.022.046.052

= Rp. 23.901.621.278.45

5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off 5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 9 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (07.00-17.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (18.00-22.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah :


(45)

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

2. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.

3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah sejam. 4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali

lipat upah satu jam.

Besar upah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 5.3 Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja

NO JENIS PEKERJA UPAH KERJA PERHARI UPAH KERJA PERJAM 1 Pekerja Rp 65.000,00 Rp 8.125,00 2 Tukang Rp 90.000,00 Rp 11.250,00 3 Kepala Tukang Rp 90.000,00 Rp 11.250,00 4 Mandor Rp 135.000,00 Rp 16.875,00 Sumber : Daftar Harga Dasar Satuan Upah dan Sewa Peralatan

Berdasarkan hasil penelitian Sartika (2010), didapatkan bahwa penambahan jam lembur yang menghasilkan keuntungan paling tinggi untuk proyek jembatan ini adalah 3 jam/hari, maka hasil untuk upah lembur tenaga kerja perhari dan upah lembur tenaga kerja 3 jam tersaji pada Tabel 5.4 dibawah ini :

Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja

NO JENIS PEKERJA UPAH LEMBUR

PERHARI ( 3 JAM )

UPAH LEMBUR PERJAM

1 Pekerja Rp 39.722,22 Rp 13.240,74 2 Tukang Rp 55.000,00 Rp 18.333,33 3 Kepala Tukang Rp 55.000,00 Rp 18.333,33 4 Mandor Rp 82.500,00 Rp 27.500,00

Contoh perhitungan upah lembur untuk resourse name Mandor sebagai berikut :

Upah Mandor per hari ( Standart Cost ) : Rp. 135.000,00 Jam Kerja per hari : 9 jam/hari

Biaya per jam =


(46)

32

Biaya Lembur per hari untuk lembur 3 jam per hari adalah

Lembur 3 jam = ( Rp. 15.000,00 × 1,5 ) + ( 2 × ( Rp. 15.000,00 × 2 ) = Rp. 82.500,00

Lembur per jam =

=

Rp. 27.500,00

Produktivitas kerja lembur untuk 3 jam per hari diperhitungkan sebesar 70% dari produktivitas normal. Penurunan produktifitas untuk kerja lembur ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat durasi percepatan dihitung berdasarkan penambahan jam lembur 3 jam/hari dari durasi normal yang ada. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah perhitungan Pekerjaan Uilzed dan Pemasangan Bowplank dibawah ini :

Durasi yang bisa dicrash berdasarkan penambahan 3 jam lembur :

Volume = 600 m’

Durasi normal = 35 hari Durasi normal (jam) = 35 × 9

= 315 jam

Produktivitas jam normal =

=

1,905 m

3

/jam

Maksimal crashing =

28,37 hari = 28 hari Maka maksimal crashing = 35 hari – 28 hari = 7 hari

Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Ms. Project, hasil dari pengolahan Ms. Project dapat dilihat pada Tabel 5.5 .


(47)

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3 jam lembur menggunakan Ms.Project

JENIS PEKERJAAN DURASI NORMAL (Hari) DURASI PERCEPATAN (Hari) BIAYA NORMAL (Rp) BIAYA PERCEPATAN (Rp) Utilizet dan Pasang Bowplank 35 28 44.685.000,00 47.823.124,36 Sewa Sheet Pile + Mobilisasi 49 40 98.803.332,00 100.969.008,30

Ongkos Pancang 49 40 549.635.100,00 597.111.898,84

Joint Las Pancang 49 40 38.705.795,00 41.392.188,99

Beton isian pancang K350 14 11 28.036.380,00 29.391.607,71

Cor Beton Abutment 1 K350 42 34 98.035.825,50 102.124.494,45

Baja Tulangan Abutment 42 34 206.848.385,00 212.443.740,88

Bekisting Abutment 42 34 34.671.000,00 38.433.972,14

Cor Beton Abutment 2 K350 42 34 110.688.457,50 115.304.192,12

Baja Tulangan Abutment 42 34 220.217.860,00 226.174.504,57

Bekisting Abutment 42 34 37.147.500,00 41.179.235,09

Cor Beton Pilar 1 K350 42 34 135.202.542,00 140.840.777,43

Baja Tulangan Pilar 42 34 273.771.500,00 281.184.350,43

Bekisting Pilar 42 34 41.275.000,00 45.754.764,71

Beton P.Lantai Kendaraan K350 28 23 355.938.584,50 370,779,943.81

Baja Tulangan 28 23 821.595.990,00 843.819.871.80

Selanjutnya dari Tabel 5.5 kita dapat menghitung Cost Slope untuk kegiatan-kegiatan kritis yang terjadi seteah penambahan jam lembur, daftar cost slope untuk semua kegiatan kritis dapa dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur KODE

PEK

Normal

Crashing

Percepatan Slope

Durasi

(Hari) Biaya

Durasi

(Hari) Biaya Biaya

A 35 44.685.000,00 7 28 47.823.124,36 Rp 448.303,48 C 49 98.803.332,00 9 40 100.969.008,30 Rp 240.630,70 F 49 549.635.100,00 9 40 597.111.898,84 Rp 5.275.199,87 G 49 38.705.795,00 9 40 41.392.188,99 Rp 298.488,22 H 14 28.036.380,00 3 11 29.391.607,71 Rp 451.742.57 R 42 98.035.825,50 8 34 102.124.494,45 Rp 511.083,62 S 42 206.848.385,00 8 34 212.443.740,88 Rp 699.419,49 T 42 34.671.000,00 8 34 38.433.972,14 Rp 470.371,52 U 42 110.688.457,50 8 34 115.304.192,12 Rp 576.966,83 V 42 220.217.860,00 8 34 226.174.504,57 Rp 744.580,57


(48)

34

Tabel 5.6 ( Lanjutan)

W 42 37.147.500,00 8 34 41.179.235,09 Rp 503.966,89 X 42 135.202.542,00 8 34 140.840.777,43 Rp 704.779,43 Y 42 273.771.500,00 8 34 281.184.350,43 Rp 926.606,30 Z 42 41.275.000,00 8 34 45.754.764,71 Rp 559.970,59 AJ 28 355.938.584,50 5 23 370.779.943,81 Rp 2.968.271,86 AK 28 821.595.990,00 5 23 843.819.871,85 Rp 4.444.776,37

Data diatas merupakan data hasil crashing seluruh kegiatan kritis yang memiliki resource pekerja dengan menambahkan 3 jam lembur disemua pekerjaan kritis tersebut, hasil crashing diatas menghasilkan durasi crashing maksimal 17 hari dari durasi total proyek, selanjutnya untuk menguji kemungkinan efisiensi crashing, dengan melakukan crashing ulang dari cost slope terkecil hinggan didapat durasi crashing maksimal yang ada yaitu 17 hari. Pada Table 5.7 merupakan urutan kegiatan – kegiatan kritis hasil crashing diurutkan dari cost slope terkecil sampai terbesar :

Tabel 5.7 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai cost slope KODE

PEK

Normal

Crashing

Percepatan Slope

Durasi

(Hari) Biaya

Durasi

(Hari) Biaya Biaya

C 49 98.803.332,00 9 40 100.969.008,30 Rp 240.630,70 G 49 38.705.795,00 9 40 41.392.188,99 Rp 298.488,22 A 35 44.685.000,00 7 28 47.823.124,36 Rp 448.303,48 H 14 28.036.380,00 3 11 29.391.607,71 Rp 451.742.57 T 42 34.671.000,00 8 34 38.433.972,14 Rp 470.371,52 W 42 37.147.500,00 8 34 41.179.235,09 Rp 503.966,89 R 42 98.035.825,50 8 34 102.124.494,45 Rp 511.083,62 Z 42 41.275.000,00 8 34 45.754.764,71 Rp 559.970,59 U 42 110.688.457,50 8 34 115.304.192,12 Rp 576.966,83 S 42 206.848.385,00 8 34 212.443.740,88 Rp 699.419,49 X 42 135.202.542,00 8 34 140.840.777,43 Rp 704.779,43 V 42 220.217.860,00 8 34 226.174.504,57 Rp 744.580,57 Y 42 273.771.500,00 8 34 281.184.350,43 Rp 926.606,30 AJ 28 355.938.584,50 5 23 370.779.943,81 Rp 2.968.271,86 AK 28 821.595.990,00 5 23 843.819.871,85 Rp 4.444.776,37


(49)

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan bahwa selisih biaya normal dari masing – masing kegiatan yang telah dilakukan crashing dengan biaya penambahan jam lembur tiga jam sebagai berikut :

Tabel 5.8 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal

KODE PEK Normal Crashing Percepatan Selisih Biaya Durasi

(Hari) Biaya

Durasi

(Hari) Biaya

C 49 98.803.332,00 9 40 100.969.008,30 Rp 2,165,676.32 G 49 38.705.795,00 9 40 41.392.188,99 Rp 2,686,393.99 A 35 44.685.000,00 7 28 47.823.124,36 Rp 3,138,124.36 H 14 28.036.380,00 3 11 29.391.607,71 Rp 1,355,227.71 T 42 34.671.000,00 8 34 38.433.972,14 Rp 3,762,972.14 W 42 37.147.500,00 8 34 41.179.235,09 Rp 4,031,735.09 R 42 98.035.825,50 8 34 102.124.494,45 Rp 4,088,668.95 Z 42 41.275.000,00 8 34 45.754.764,71 Rp 4,479,764.71 U 42 110.688.457,50 8 34 115.304.192,12 Rp 4,615,734.62 S 42 206.848.385,00 8 34 212.443.740,88 Rp 5,595,355.88 X 42 135.202.542,00 8 34 140.840.777,43 Rp 5,638,235.43 V 42 220.217.860,00 8 34 226.174.504,57 Rp 5,956,647.57 Y 42 273.771.500,00 8 34 281.184.350,43 Rp 7,412,850.43 AJ 28 355.938.584,50 5 23 370.779.943,81 Rp14,841,359.31 AK 28 821.595.990,00 5 23 843.819.871,85 Rp22,223,881.85

F 49 549.635.100,00 9 40 597.111.898,84 Rp47,476,798.84

Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh terhadap biaya langsung, biaya tidak langsung dan baiaya total yang diakibatkan pertambahan jam lembur dapat dilihat pada salah satu contoh perhitungan dibawah ini.

Biaya langsung = Biaya Langsung + Selisih Biaya

= Rp. 23.901.621.278.45 + Rp. 2.165.676,32 = Rp. 23.903.786.954.77

Biaya tidak langsung = (Rp 2.022.046.052 : 217) × 216 = Rp 2.012.727.867,43

Biaya Total = Rp. 23.903.786.954.77 + Rp 2.012.727.867,43 = Rp. 25.916.514.822.20


(50)

36

Untuk selanjutnya, perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total akan disajikan dalam Tabel 5.9 s/d Tabel 5.11.

Tabel 5.9 Perhitungan Biaya Langsung Jam Lembur

Jenis Pekerjaan

Durasi

(Hari) Biaya

217 Rp 23.901.621.278.45 Utilizet dan Pasang Bowplank 216 Rp 23,903,786,954.77 Sewa Sheet Pile + Mobilisasi 215 Rp 23,906,473,348.76

Ongkos Pancang 214 Rp 23,909,611,473.12

Joint Las Pancang 213 Rp 23,910,966,700.83

Beton isian pancang K350 212 Rp 23,914,729,672.97 Cor Beton Abutment 1 K350 211 Rp 23,918,761,408.06 Baja Tulangan Abutment 210 Rp 23,922,850,077.01

Bekisting Abutment 209 Rp 23,927,329,841.72

Cor Beton Abutment 2 K350 208 Rp 23,931,945,576.35 Baja Tulangan Abutment 207 Rp 23,937,540,932.23

Bekisting Abutment 206 Rp 23,943,179,167.65

Cor Beton Pilar 1 K350 205 Rp 23,949,135,815.22

Baja Tulangan Pilar 204 Rp 23,956,548,665.65

Bekisting Pilar 203 Rp 23,971,390,024.96

Beton P.Lantai Kendaraan K350 202 Rp 23,993,613,906.81

Baja Tulangan 201 Rp 24,041,090,705.64

Tabel 5.10 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Jam Lembur

Jenis Pekerjaan

Durasi

(Hari) Biaya

217 Rp2,022,046,052,00 Utilizet dan Pasang Bowplank 216 Rp2,012,727,867.43 Sewa Sheet Pile + Mobilisasi 215 Rp2,003,409,682.86

Ongkos Pancang 214 Rp1,994,091,498.29

Joint Las Pancang 213 Rp1,984,773,313.71

Beton isian pancang K350 212 Rp1,975,455,129.14 Cor Beton Abutment 1 K350 211 Rp1,966,136,944.57

Baja Tulangan Abutment 210 Rp1,956,818,760.00

Bekisting Abutment 209 Rp1,947,500,575.43

Cor Beton Abutment 2 K350 208 Rp1,938,182,390.86


(51)

Tabel 5.10 (Lanjutan)

Bekisting Abutment 206 Rp1,919,546,021.71

Cor Beton Pilar 1 K350 205 Rp1,910,227,837.14

Baja Tulangan Pilar 204 Rp1,900,909,652.57

Bekisting Pilar 203 Rp1,891,591,468.00

Beton P.Lantai Kendaraan K350 202 Rp1,882,273,283.43

Baja Tulangan 201 Rp1,872,955,098.86

Tabel 5.11 Perhitungan Biaya Total Akibat Jam lembur Durasi

(Hari) Biaya Langsung

Biaya Tidak

Langsung Total Biaya

217 Rp 23.901.621.278.45 Rp2,022,046,052,00 Rp 25,923,667,330.45 216 Rp 23,903,786,954.77 Rp2,012,727,867.43 Rp 25,916,514,822.20 215 Rp 23,906,473,348.76 Rp2,003,409,682.86 Rp 25,909,883,031.62 214 Rp 23,909,611,473.12 Rp1,994,091,498.29 Rp 25,903,702,971.40 213 Rp 23,910,966,700.83 Rp1,984,773,313.71 Rp 25,895,740,014.54 212 Rp 23,914,729,672.97 Rp1,975,455,129.14 Rp 25,890,184,802.11 211 Rp 23,918,761,408.06 Rp1,966,136,944.57 Rp 25,884,898,352.63 210 Rp 23,922,850,077.01 Rp1,956,818,760.00 Rp 25,879,668,837.01 209 Rp 23,927,329,841.72 Rp1,947,500,575.43 Rp 25,874,830,417.15 208 Rp 23,931,945,576.35 Rp1,938,182,390.86 Rp 25,870,127,967.20 207 Rp 23,937,540,932.23 Rp1,928,864,206.29 Rp 25,866,405,138.51 206 Rp 23,943,179,167.65 Rp1,919,546,021.71 Rp 25,862,725,189.37 205 Rp 23,949,135,815.22 Rp1,910,227,837.14 Rp 25,859,363,652.36 204 Rp 23,956,548,665.65 Rp1,900,909,652.57 Rp 25,857,458,318.22 203 Rp 23,971,390,024.96 Rp1,891,591,468.00 Rp25,862,981,492.96 202 Rp 23,993,613,906.81 Rp1,882,073,283.43 Rp25,875,887,190.23 201 Rp 24,041,090,705.64 Rp1,872,955,098.86 Rp25,914,045,804.50

Berdasarkan Tabel 5.11 dapat kita analisis untuk mengetahui total biaya optimum dengan waktu atau durasi optimum proyek dengan cara sebagai berikut :

1. Efisiensi waktu proyek

Contoh perhitungan pada durasi percepatan 214 hari :

Et =


(52)

38

2. Efisiensi biaya proyek

Contoh perhitungan pada durasi percepatan 214 hari :

Ec =

=

0,10%

Hasil perhitungan efisiensi waktu dan efisiensi biaya seluruhya dapat dilihat pada Tabel 5.12

Tabel 5.12 Efisiensi waktu dan biaya akibat penambahan jam lembur Durasi

(Hari)

Efisiensi waktu (%)

Efisiensi Biaya (%)

217 0.00 0.00

216 0.46 0.03

215 0.92 0.05

214 1.38 0.08

213 1.84 0.11

212 2.30 0.13

211 2.76 0.15

210 3.23 0.17

209 3.69 0.19

208 4.15 0.21

207 4.61 0.22

206 5.07 0.24

205 5.53 0.25

204 5.99 0.26

203 6.45 0.23

202 6.91 0.18

201 7.37 0.04

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa biaya optimal dan durasi optimal adalah pada durasi proyek 204 hari dengan pengurangan durasi sebesar 13 hari dengan efisiensi waktu 5,99 % dari seluruh durasi proyek dan efisiensi biaya 0,26 % dari total biaya proyek.


(53)

Untuk efisiensi biaya yang berpengaruh pada setiap pekerjaan yang dipengaruhi oleh perubahan biaya pada resourse pekerja dapat dilihat pada Table 5.13.

Tabel 5.13 Efisiensi Biaya pada Setiap pekerjaan

JENIS PEKERJAAN BIAYA NORMAL (Rp) BIAYA PERCEPATAN (Rp) SELISIH EFISIENSI BIAYA (%) Utilizet dan Pasang

Bowplank Rp10,245,000 Rp13,383,124 Rp3,138,124 30.63 Sewa Sheet Pile +

Mobilisasi Rp16,312,500 Rp18,478,176 Rp2,165,676 13.28 Ongkos Pancang Rp279,397,500 Rp326,874,298 Rp47,476,798 16.99 Joint Las Pancang Rp8,772,550 Rp11,458,943 Rp2,686,393 30.62 Beton isian pancang

K350 Rp4,418,500 Rp5,773,727 Rp1,355,227 30.67

Cor Beton Abutment 1

K350 Rp13,344,750 Rp17,433,418 Rp4,088,668 30.64

Baja Tulangan

Abutment Rp18,266,900 Rp23,862,255 Rp5,595,355 30.63 Bekisting Abutment Rp12,285,000 Rp16,047,972 Rp3,762,972 30.63 Cor Beton Abutment 2

K350 Rp15,067,650 Rp19,683,384 Rp4,615,734 30.63

Baja Tulangan

Abutment Rp19,448,050 Rp25,404,697 Rp5,956,647 30.63 Bekisting Abutment Rp13,162,500 Rp17,194,235 Rp4,031,735 30.63 Cor Beton Pilar 1

K350 Rp18,404,450 Rp24,042,685 Rp5,638,235 30.64

Baja Tulangan Pilar Rp28,170,600 Rp35,583,450 Rp7,412,850 26.31 Bekisting Pilar Rp14,625,000 Rp19,104,764 Rp4,479,764 30.63 Beton P.Lantai

Kendaraan K350 Rp48,453,800 Rp63,295,159 Rp14,841,359 30.63 Baja Tulangan Rp72,556,300 Rp94,780,181 Rp22,223,881 30.63


(54)

40

Data hasil analisis pengaruh dari biaya langsung dan biaya tidak langsung terhadap penambahan jam lembur diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 5.2, Gambar 5.3 dan Gambar 5.4

23,880,000,000.00 23,900,000,000.00 23,920,000,000.00 23,940,000,000.00 23,960,000,000.00 23,980,000,000.00 24,000,000,000.00 24,020,000,000.00 24,040,000,000.00 24,060,000,000.00

200 205 210 215 220

B iaya L an gsu n g Durasi 1860000000.00 1880000000.00 1900000000.00 1920000000.00 1940000000.00 1960000000.00 1980000000.00 2000000000.00 2020000000.00 2040000000.00

200 202 204 206 208 210 212 214 216 218

B iaya T id ak L an gsu n g Durasi

Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat jam lembur


(55)

Gambar 5.4 Grafik biaya total akibat jam lembur

Berdasarkan pengamatan pada Gambar 5.4 dapat kita simpulkan bahwa optimasi biaya dan waktu adalah pada durasi proyek 204 hari dengan pengurangan durasi 13 hari, apabila crashing dilanjutkan biaya akan meningkat. Gabungan dari ketiga grafik diatas dapat dilihat pada Gambar 5.5

25,850,000,000.00 25,860,000,000.00 25,870,000,000.00 25,880,000,000.00 25,890,000,000.00 25,900,000,000.00 25,910,000,000.00 25,920,000,000.00 25,930,000,000.00

200 202 204 206 208 210 212 214 216 218

B

iaya

T

ot

al


(56)

42

25,850,000,000.00 25,860,000,000.00 25,870,000,000.00 25,880,000,000.00 25,890,000,000.00 25,900,000,000.00 25,910,000,000.00 25,920,000,000.00 25,930,000,000.00

200 205 210 215

Biaya Total

1860000000.00 1880000000.00 1900000000.00 1920000000.00 1940000000.00 1960000000.00 1980000000.00 2000000000.00 2020000000.00 2040000000.00

23,880,000,000.00 23,900,000,000.00 23,920,000,000.00 23,940,000,000.00 23,960,000,000.00 23,980,000,000.00 24,000,000,000.00 24,020,000,000.00 24,040,000,000.00 24,060,000,000.00

200 202 204 206 208 210 212 214 216 218

biaya langsung biaya tidak langsung

Gambar 5.5 Grafik biaya total, grafik biaya langsung dan grafik biaya tidak langsung akibat jam lembur


(57)

5.4.2. Penambahan Tenaga Kerja

Penambahan tenaga kerja dilakukan dengan cara menghitung ulang kebutuhan tenaga kerja dari masing – masing kegiatan berdasarkan durasi percepatan atau durasi crashing yang akan dilakukan dengan tanpa melakukan penambahan jam kerja per hari, contoh perhitungan penambahan pekerja dan biaya penambahan pekerja pada pekerjaan Uilzed dan Pemasangan Bowplank dibawah ini :

Perhitungan penambahan tenaga kerja berdasarkan durasi normal :

Volume = 600 m’

Durasi normal = 35 hari

Kapasitas tenaga kerja per 1m3 adalah

Mandor = 0,005 Oh @ Rp. 135.000,00

Kepala Tukang Kayu = 0,010 Oh @ Rp. 90.000,00

Tukang Kayu = 0,100 Oh @ Rp. 90.000,00

Pekerja = 0,100 Oh @ Rp. 65.000,00

Dengan :

Oh = Orang hari

Perhitungan jumlah tenaga kerja :

Jumlah tenaga kerja =

Jumlah Mandor =

= 0,09 orang

Upah Mandor = 0,09 × Rp. 135.000,00


(58)

44

Jumlah Kepala Tukang Kayu =

= 0,17 orang

Upah Kepala Tukang Kayu = 0,17 × Rp. 90.000,00

= Rp. 15.300,00

Jumlah Tukang Kayu =

= 1,71 orang

Upah Tukang Kayu = 1,71 × Rp. 90.000,00

= Rp. 153.900,00

Jumlah Pekerja =

= 1,71 orang

Upah pekerja = 1,71 × Rp. 65.000,00

= Rp. 111.150,00

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi normal (35 hari) adalah :

(Rp. 12.150,00 + 15.300,00 + Rp. 153.900,00 + Rp. 111.150,00) × 35 hari = Rp.

10.237.500,00

Perhitungan Penambahan tenaga kerja untuk pekerjaan Uilzed dan Pekerjaan

Bowplank dengan menggunakan durasi percepatan adalah sebagai berikut :

Volume = 600 m’

Durasi normal = 35 hari Durasi Crashing = 7 hari Durasi Percepatan = 28 hari


(59)

Kapasitas tenaga kerja per 1m3 adalah

Mandor = 0,005 Oh @ Rp. 135.000,00

Kepala Tukang Kayu = 0,010 Oh @ Rp. 90.000,00

Tukang Kayu = 0,100 Oh @ Rp. 90.000,00

Pekerja = 0,100 Oh @ Rp. 65.000,00

Perhitungan jumlah tenaga kerja dengan durasi percepatan :

Jumlah tenaga kerja =

Jumlah Mandor =

= 0,11 orang

Upah Mandor = 0,11 × Rp. 135.000,00

= Rp. 14.850,00

Jumlah Kepala Tukang Kayu =

= 0,22 orang

Upah Kepala Tukang Kayu = 0,22 × Rp. 90.000,00

= Rp. 19.800,00

Jumlah Tukang Kayu =

= 2,15 orang

Upah Tukang Kayu = 2,15 × Rp. 90.000,00


(60)

46

Jumlah Pekerja =

= 2,15 orang

Upah pekerja = 2,15 × Rp. 65.000,00

= Rp. 139.750,00

Jadi upah tenaga kerja dengan durasi percepatan (28 hari) adalah :

(Rp. 14.850,00 + Rp. 19.800,00 + Rp. 193.500,00 + Rp. 139.750,00) × 28 hari=

Rp. 10.301.200,00

Selisih Biaya = Biaya Percepatan – Biaya Normal = Rp. 10.301.200,00 - Rp. 10.237.500,00

= Rp. 63.700,00

Untuk selanjutnya, perhitungan selisih biaya pekerjaan disajikan dalam Tabel

5.14.

Tabel 5.14 Slope Biaya Pekerjaan Akibat Penambahan Tenaga Kerja KODE PEK Durasi (Hari) Normal Biaya Crashing Durasi (Hari) Percepatan

Biaya Selisih Biaya

T 42 40,950,000.00 8 34 40,951,300.00 1,300.00

S 42 18,312,000.00 8 34 18,315,800.00 3,800.00

V 42 19,502,700.00 8 34 19,517,700.00 15,000.00

AJ 28 48,468,000.00 5 23 48,484,000.00 16,000.00

W 42 43,871,100.00 8 34 43,890,600.00 19,500.00

Z 42 48,730,500.00 8 34 48,752,600.00 22,100.00

F 49 550,007,850.00 9 40 550,032,000.00 24,150.00

H 14 4,435,900.00 3 11 4,474,250.00 38,350.00

Y 42 24,168,900.00 8 34 24,211,400.00 42,500.00

AK 28 72,585,800.00 5 23 72,634,000.00 48,200.00

X 42 18,398,100.00 8 34 18,458,600.00 60,500.00

A 35 10,237,500.00 7 28 10,301,200.00 63,700.00


(61)

Tabel 5.13 (Lanjutan)

R 42 13,343,400.00 8 34 13,430,000.00 86,600.00

G 49 8,748,950.00 9 40 8,882,000.00 133,050.00

C 49 180,320,000.00 9 40 200,000,000.00 19,680,000.00

Berdasarkan perhitungan Tabel 5.13, diperoleh selisih biaya dari masing – masing kegiatan yang telah dianalisis dengan penambahan tenaga kerja sesuai kebutuhan percepatan yang dilakukan. Untuk perhitungan dari pengaruh biaya langsung dan biaya tidak langsung dilakukan dengan cara :

Biaya langsung = Rp. 23,901,621,278.45 + Rp. 1.300,00 = Rp. 23,901,622,578.45

Selanjutnya untuk pengaruh biaya langsung dan biaya tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 5.15 dan Tabel 5.16.

Tabel 5.15 Perhitungan Biaya Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja

Jenis Pekerjaan

Durasi

(Hari) Biaya

217 Rp23,901,621,278.45 Utilizet dan Pasang Bowplank 216 Rp23,901,622,578.45 Sewa Sheet Pile + Mobilisasi 215 Rp23,901,625,078.45

Ongkos Pancang 214 Rp23,901,636,278.45

Joint Las Pancang 213 Rp23,901,637,278.45

Beton isian pancang K350 212 Rp23,901,640,778.45 Cor Beton Abutment 1 K350 211 Rp23,901,643,378.45 Baja Tulangan Abutment 210 Rp23,901,645,428.45 Bekisting Abutment 209 Rp23,901,659,628.45 Cor Beton Abutment 2 K350 208 Rp23,901,663,778.45 Baja Tulangan Abutment 207 Rp23,901,669,478.45 Bekisting Abutment 206 Rp23,901,681,778.45 Cor Beton Pilar 1 K350 205 Rp23,901,684,978.45 Baja Tulangan Pilar 204 Rp23,901,701,878.45

Bekisting Pilar 203 Rp23,901,707,878.45

Beton P.Lantai Kendaraan K350 202 Rp23,901,754,328.45


(62)

48

Tabel 5.16 Perhitungan Biaya Tidak Langsung Akibat Penambahan Tenaga Kerja

Jenis Pekerjaan

Durasi

(Hari) Biaya

217 Rp2,022,046,052,00 Utilizet dan Pasang Bowplank 216 Rp2,012,727,867.43 Sewa Sheet Pile + Mobilisasi 215 Rp2,003,409,682.86

Ongkos Pancang 214 Rp1,994,091,498.29

Joint Las Pancang 213 Rp1,984,773,313.71

Beton isian pancang K350 212 Rp1,975,455,129.14 Cor Beton Abutment 1 K350 211 Rp1,966,136,944.57

Baja Tulangan Abutment 210 Rp1,956,818,760.00

Bekisting Abutment 209 Rp1,947,500,575.43

Cor Beton Abutment 2 K350 208 Rp1,938,182,390.86

Baja Tulangan Abutment 207 Rp1,928,864,206.29

Bekisting Abutment 206 Rp1,919,546,021.71

Cor Beton Pilar 1 K350 205 Rp1,910,227,837.14

Baja Tulangan Pilar 204 Rp1,900,909,652.57

Bekisting Pilar 203 Rp1,891,591,468.00

Beton P.Lantai Kendaraan K350 202 Rp1,882,273,283.43

Baja Tulangan 201 Rp1,872,955,098.86

Total biaya proyek adalah jumlah dari biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Kedua-duanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek seperti ditunjukkan pada Tabel 5.17.

Tabel 5.17 Perhitungan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja Durasi

(Hari) Biaya Langsung

Biaya Tidak

Langsung Total Biaya 217 Rp23,901,621,278.45 Rp2,022,046,052.00 Rp25,923,667,330.45 216 Rp23,901,622,578.45 Rp2,012,727,867.43 Rp25,914,350,445.88 215 Rp23,901,625,078.45 Rp2,003,409,682.86 Rp25,905,034,761.31 214 Rp23,901,636,278.45 Rp1,994,091,498.29 Rp25,895,727,776.74 213 Rp23,901,637,278.45 Rp1,984,773,313.71 Rp25,886,410,592.16 212 Rp23,901,640,778.45 Rp1,975,455,129.14 Rp25,877,095,907.59 211 Rp23,901,643,378.45 Rp1,966,136,944.57 Rp25,867,780,323.02 210 Rp23,901,645,428.45 Rp1,956,818,760.00 Rp25,858,464,188.45


(1)

LAMPIRAN III

Daftar Harga Upah dan Harga Bahan


(2)

LAMPIRAN IV

Jadwal Waktu Pelaksanaan (Kurva-S)


(3)

LAMPIRAN V

Daftar Perbandingan RAB Proyek dengan Baseline

Cost Hasil Analisis Ms.Project


(4)

LAMPIRAN VI


(5)

LAMPIRAN VII

Analisis Jumlah dan Biaya Penambahan Tenaga Kerja


(6)

LAMPIRAN VIII

Gambar Lintasan Kritis Hasil dari Ms.Project


Dokumen yang terkait

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

1 5 11

ANAISA WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) (Studi kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Padangan-Kasiman Kabupaten Bojonegoro)

0 3 69

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 7 1

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 4 3

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Naik – Kabupaten Musi Rawas)

0 11 110

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pembangunan Rumah Susun TNI Wilayah Jawa Barat)

2 12 113

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

0 6 109

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Gedung Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo)

4 32 170

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Pembangunan Jalan Baru Lingkar Sumpiuh– Kabupaten Cilacap)

2 12 127

OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi kasus : Proyek Pembangunan Gedung Indonesia)

1 4 64