Teori Belajar Behavioristik KAJIAN TEORI

9 internal. Teori-teori pembelajaran termasuk pengkondisian klasik dan pengondisian operan operant conditioning menjadi fokus Sudarwan Danim dan Khairil, 2010: 27. Maksudnya, perilaku yang ada pada diri setiap manusiaindividu kebanyakan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitarnya, bukan dpengaruhi oleh diri manusia itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori belajar behavioristik merupakan teori yang menjelaskan bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Reinforcement dari lingkungan merupakan hal yang penting dalam membentuk tingkah laku manusia. Selain itu pengondisian operan menjadi fokus dalam teori belajar behavioristik. Dari teori behavioristik tersebut, dapat ditarik hubungan bahwa pembiasaan dapat membentuk perilaku seseorang. Seperti halnya penerapan sistem poin negative reinforcement yang diterapkan di SD N Golo merupakan suatu bentuk pembiasaan agar siswa-siswi senantiasa patuh pada peraturan yang ada. Dengan adanya poin, maka siswa akan lebih termotivasi untuk menjaga perilaku mereka, karena semakin banyak mereka melanggar peraturan, maka poin mereka akan semakin sedikit.

B. Teori Belajar Skinner

Skinner Dalyono, 2009 : 32 menganggap reinforcement sebagai faktor yang paling penting dalam proses belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah meramal dan mengontrol tingkah laku. Skinner membagi dua jenis respon dalam proses belajar, yaitu : 1 respondents : respon yang 10 terjadi karena stimulus khusus, misalnya Pavlov, dan 2 operants : respon yang terjadi karena situasi random . Skinner Djaali, 2012 : 96 menjelaskan bahwa tingkah laku terbentuk dari kensekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri, sedangkan tingkah laku merupakan hubungan antara stimulus dan respon. Dalam proses belajar reinforcement menjadi faktor yang paling penting dalam teori ini, karena perangsang itu memperkuat respon yang telah dilakukan. Contohnya, sistem hadiah pada anak yang telah melakukan hasil yang baik, sehingga anak makin rajin untuk belajar. Dalam penemuan teorinya, Skinner melakukan eksperimen menggunakan tikus yang dimasukkan ke dalam kotak. Tikus tersebut sudah disetting dalam keadaan lapar. Di dalam kotak tersebut terdapat tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lantai yang dapat dialiri listrik dan lampu yang dapat diatur nyalanya. Mekanismenya adalah tikus yang sengaja dibuat lapar tersebut dimasukkan ke dalam kotak yang sudah dibuat sedemikian rupa, kemudian tikus tentunya akan bergerak kesana-kemari dalam kotak tersebut. Secara tidak sengaja tikus menekan tombol sehingga makanan keluar. Secara terjadwal makanan diberikan kepada tikus bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan oleh tikus. Proses ini disebut shaping . Proses shaping merupakan teknik pembentukan respon untuk melatih hewan menguasai tingkah lakunya yang komlpeks dan juga relevan dengan tingkah laku manusia. Nini Subini dkk, 2012 : 125