Kerangka Pikir Penelitian yang Relevan
35 dengan menerapkan sistem poin
negative reinforcement
. Sistem poin ini menuntut agar setiap siswa sadar akan kedisiplinan melalui poin yang mereka
peroleh. Poin yang mereka peroleh tersebut dapat menjadi ‘pengingat’ agar mereka lebih berhati-hati dalam bertindak. Maria J. Wantah 2005: 162
berpendapat juga bahwa salah satu fungsi
negative reinforcement
adalah untuk mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar
bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman. Tujuan dari penerapan sistem poin tersebut adalah agar siswa
memiliki afektif disiplin yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Marcal 2006: 45 yang mengemukakan bahwa salah satu aspek disiplin yaitu taat
atau patuh terhadap peraturan yang berati peraturan atau tata tertib disusun untuk memberikan arahan terhadap perilaku siswa di sekolah dengan harapan
mampu membentuk siswa menjadi pribadi yang baik bukan hanya di dalam sekolah, akan tetapi juga di lingkungan yang lain.
Dwi Bintang Rahmawati 2014: 46-60 melalui penelitiannya yang dimuat dalam Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 2 Volume 1
UNESA Tahun 2014 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara sistem poin tata tertib dengan pendidikan moral di SMP Negeri 11 Surabaya sebesar
27,9. Dengan kata lain, penelitian sebelumnya membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sistem poin tata tertib dengan
pendidikan moral di SMP Negeri 11 Surabaya. Oleh karena itu penelitian ini juga ingin mengetahui seberapa besar kontribusi sistem poin
negative
36
reinforcement
terhadap afektif disiplin siswa kelas III B SD Negeri Golo Yogyakarta.
Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas X dan satu variabel terikat Y. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kontribusi sistem poin
negative reinforcement
terhadap afektif disiplin siswa
Keterangan:
X = Sistem poin
punishment
Y = Afektif disiplin