Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara disebut barometer. Barometer banyak jenisnya antara lain barometer air raksa, barometer aneroid, aneroid
barograph, serta bourdon tube barograph. Barometer yang umum digunakan di BMKG adalah barometer air raksa termasuk di Stasiun Meteorologi Polonia Medan.
Barometer air raksa digunakan oleh pengamat cuaca observer secara manual dimana hasil pembacaan nilai tekanan udara sangat dipengaruhi oleh ketelitian pembacaan
dari pengamat observer sehingga kesalahan paralaks pembacaaan dapat terjadi dan mempengaruhi keakuratan data tekanan udara.
Oleh karena itu, dirancang suatu alat yang dapat mengukur tekanan udara secara digital di Stasiun Meteorologi Polonia Medan yang kemudian dibandingkan hasilnya
dengan barometer air raksa. Alat ukur tekanan udara yang akan dibuat menggunakan sensor tekanan udara HP03 dan diolah dengan mikrokontroller ATMega 8535 serta
ditampilkan dan disimpan di PCPersonal Computer. Keluaran sensor berupa data digital yang sudah terkalibrasi penuh sehingga dapat dipakai langsung tanpa terlalu
banyak perhitungan tambahan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam pembuatan alat ukur tekanan udara ini, disusun perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengukur tekanan udara dengan alat pengukur tekanan udara ini.
2. Bagaimana menampilkan tekanan udara ke monitor display. 3. Bagaimana menyimpan data tekanan udara ke storage PC Personal
Computer.
Universitas Sumatera Utara
4. Membandingkan tekanan udara yang diukur oleh alat ukur tekanan udara digital ini dengan tekanan udara yang diukur secara manual barometer air
raksa.
1.3 BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dalam laporan penelitian ini hanya mencakup masalah-masalah sebagai berikut :
1. Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara. 2. Alat ini menampilkan hasil pengukuran berupa data digital pada monitor
display dan disimpan pada storage PC Personal Computer.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan membuat suatu alat pengukur tekanan udara yang pengamatannya dapat dilakukan dengan bantuan sensor dan kemudian data diolah di
mikrokontroller ATMega 8535 dan ditampilkan pada monitor PC Personal Computer.
Universitas Sumatera Utara
1.5 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi landasan bagi stasiun pengamat cuaca untuk mendapatkan data cuaca yang lebih akurat dan mendukung perkembangan
teknologi otomatisasi di bidang meteorologi.
1.6 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Meteorologi Polonia Medan dan di Jl. Lebong pada bulan maret hingga bulan juli 2013.
1.7 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ukur tekanan udara ini antara lain sensor tekanan udara HP03, mikrokontroller ATmega8535, RS232, PC Personal
Computer, dan alat pendukung lainnya.
Universitas Sumatera Utara
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat sistematika pembahasan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari alat pengukur
tekanan udara atmosfer. Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian,
alat dan bahan, serta sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan. Teori pendukung itu antara lain tentang pengaruh tekanan udara
atmosfer terhadap cuaca dan penerbangan, barometer air raksa, sensor HP03 dan mikrokontroller.
BAB III RANCANGAN ALAT
Dalam bab ini akan dibahas tentang rancangan alat, yaitu diagram blok dari rangkaian, diagram alir sistem tekanan udara atmosfer, diagram alir kerja
program komputer, dan system kerja dari masing-masing rangkaian.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang pengujian alat dan data yang diperoleh serta analisis tugas akhir yang telah dibuat.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengaruh Tekanan Udara Atmosfer Terhadap Cuaca dan Penerbangan
Tekanan udara atmosfer pada suatu permukaan adalah gaya yang diberikan kepada suatu permukaan atau area oleh sekolom udara di atas permukaan tersebut. Tekanan
udara atmosfer merupakan salah satu parameter yang diamati oleh observer pengamat cuaca ketika melakukan pengamatan udara permukaan atau synoptic
observation dan juga merupakan salah satu unsur cuaca terpenting yang dibutuhkan dalam penerbangan. Tekanan sebenarnya di sebuah tempat dan pada satu waktu akan
berbeda tergantung pada ketinggian, suhu dan kerapatan udara air density Perubahan tekanan udara atmosfer akan mempengaruhi pergerakan dalam atmosfer
yaitu pergerakan vertikal dari arus naik dan turun serta pergerakan horizontal dalam bentuk angin. Kedua tipe pergerakan ini sangat penting karena keduanya
mempengaruhi perubahan cuaca serta mempengaruhi kinerja dari pesawat saat lepas landas takeoff, mendaki climb dan mendarat landing.
Dengan mengamati gejala tekanan pada cakupan daerah yang luas, prakirawan cuaca akan bisa lebih akurat memprakirakan pergerakan sistem tekanan dan cuaca
yang berhubungan dengannya. Contohnya, jika ada sebuah pola tekanan yang
Universitas Sumatera Utara
meningkat di sebuah stasiun pengamatan cuaca biasanya menunjukkan bahwa cuaca yang baik akan terjadi sesaat kemudian. Sebaliknya, penurunan tekanan atau jatuhnya
tekanan secara cepat biasanya menunjukkan bahwa cuaca buruk dan kemungkinan ada hujan atau badai akan terjadi.
Tekanan yang diberikan sebanding dengan massa udara vertikal yang terdapat di atas permukaan tersebut sampai pada batas ketinggian lapisan atmosfer terluar. Hal
ini yang membuat tekanan udara atmosfer di setiap tempat berbeda menurut ketinggian dari tempat tersebut. Meningkatnya ketinggian menyebabkan berkurangnya
jumlah molekul udara. Oleh karena itu, tekanan udara atmosfer menurun seiring meningkatnya ketinggian. Ketinggian mempengaruhi setiap aspek penerbangan dari
pesawat. Di tempat yang tinggi, dimana tekanan udara atmosfer berkurang, jarak untuk lepas landas dan mendarat akan bertambah. Ketika pesawat lepas landas, gaya
lift harus dikumpulkan dengan aliran udara di sekitar sayap. Jika udaranya tipis, maka pesawat butuh bergerak lebih cepat lagi untuk mendapatkan lift yang cukup untuk
terbang, sehingga pesawat membutuhkan landasan yang lebih panjang. Sebuah pesawat yang membutuhkan landasan sepanjang 1000 kaki di ketinggian yang sama
dengan permukaan laut, akan membutuhkan hampir dua kali lipat pada landasan yang mempunyai ketinggian 5000 kaki. Demikian juga pada ketinggian yang lebih tinggi,
dikarenakan berkurangnya kerapatan udara, maka efisiensi mesin pesawat dan baling- baling akan berkurang. Ini akan mengakibatkan pengurangan rate of climb
kemampuan mendaki dan landasan yang lebih panjang untuk lepas landas.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Barometer Air Raksa