PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG LISTING DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE 2009-2013

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN YANG LISTING

DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE 2009-2013

Oleh

ESTER OKTALYA SIMBOLON

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham sektor perbankan yang listing dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013. Harga saham adalah harga suatu saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Pengaruh profitabilitas dilihat melalui rasio return on equity. Pengaruh solvabilitas dilihat dari nilai debt to equity ratio. Objek penelitian yang dipilih adalah perusahaan-perusahaan sektor perbankan yang listing pada Indeks LQ 45 periode Februari 2009 – Agustus 2013.

Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 10 perusahaan sektor perbankan. Data diperoleh

berdasarkan publikasi laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan uji t statistik untuk menguji secara parsial serta uji F statistik untuk menguji secara simultan dengan tingkat kepercayaan 5%.

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial variabel return on equity dan

debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga sahampada level signifikan kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,00. Variabel return on equity

berpengaruh positif sedangkan debt to equity ratio berpengaruh negatif. Secara simultan return on equity dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada level signifikan kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,00.

Kemampuan prediksi dari kedua variabel tersebut terhadap harga saham


(2)

Ester Oktalya Simbolon

34,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian ini.

Kata Kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Return on Equity, Debt to Equity Ratio


(3)

PENGARUH PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PERBANKAN

YANG

LISTING

DALAM INDEKS LQ 45

PERIODE 2009-2013

Oleh

ESTER OKTALYA Br SIMBOLON

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Ester Oktalya Simbolon dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12 Oktober 1993, merupakan anak keempat (bungsu) dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak T. Edi Simbolon (Alm) dan Ibu R. Sinurat.

Pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Xaverius 1 Teluk Betung Bandar Lampung pada tahun 1998-1999, Sekolah Dasar di SD Xaverius 1 Teluk Betung Bandar Lampung pada tahun 1999-2005, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Xaverius 1 Teluk Betung Bandar Lampung pada tahun 2005-2008, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Xaverius Bandar Lampung pada tahun 2008-2011.

Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui Jalur Ujian Mandiri (UM). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi anggota Economic English Club (EEC) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Pada tahun 2014, Penulis mengikuti program pengabdian kepada masyarakat yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banding Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan selama 40 hari.


(8)

i Tiada kata yang lebih indah dibandingkan ucapan rasa syukur kepada

Tuhan Yesus, kupersembahkan karya sederhana ini kepada: Ibuku yang menjadi alasan dan motivasiku untuk segera menyelesaikan pendidikanku dan menjadi pribadi yang berguna dan sukses, serta atas

setiap pengorbanannya baik moril maupun materil, kasih sayang yang tidak terhingga, serta doa yang tulus selalu diucapkan demi

keberhasilanku.

Kakak dan Abangku yang selalu memberikan semangat, doa, motivasi serta mendoakan keberhasilanku.

Saudara-saudaraku yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil serta mendoakan keberhasilanku.

Serta untuk sahabat-sahabatku dan teman-teman semua yang telah saling mendukung dan membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.


(9)

MOTO

Prayer is a free call to God, no network or battery problems, always good signal and all messages are sent. Make prayer a habbit!”.

– The Bible

“Don’t ever let someone tell you that you can’t do something. Not even me. You got a dream.

You gotta protect it”.

– The Pursuit of Happiness

”Don’t let negative and toxic people rent space in your head. Raise the rent and kick them

out”! - Unknown

“Before you give up, think about why you held on for so long”. - Goodquotes

“Remember, that dreams don’t work unless you do”.


(10)

ii SANWACANA

Puji Tuhan, tiada kata yang lebih indah kecuali ucapan rasa syukur atas kasih dan karunia Tuhan Yesus Kristus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013”. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Hj. Aida Sari, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Utama atas kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.


(11)

iii 5. Bapak Ahmad Faisol, S.E., M.M., selaku Pembimbing Pendamping atas kesediaannya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, serta kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Iban Sofyan, S.E., M.M., selaku Penguji Utama pada ujian skripsi, atas kesediannya dalam memberikan pengarahan dan pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Dariyus, S.E., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya selama ini dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam proses kuliah.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya serta membimbing penulis selama masa kuliah.

9. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam segala proses administrasi. 10. Kedua orangtuaku tercinta, Ayah T. Edi Simbolon (Alm) dan Ibu R. Sinurat

atas kasih sayang, motivasi, pengorbanan, perhatian, cinta kasih, dan doa yang telah diberikan demi kesuksesan penulis.

11. Kakak dan Abangku, Tetti Juliana, Roynaldo Junedi, Ayusandi dan Bihelman atas cinta, kasih sayang, semangat, dan motivasinya.

12. Sahabat-sahabat tercinta, Jessi Trianka, Nadia Yulinda, Ira Anggini, Irma Ervita dan Salsabila Firdausia atas doa, bantuan, dukungan, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis selama proses pengerjaan dan penyelesaian skripsi serta pelaksanaan seminar dan ujian kompre.

13. Teman-teman seperjuangan, Annisa, Mega Nanda, Ria, Wayan, Ossy, Kiki, Farras, Umi Gita, Aulia, Tiara, Ella, Nita, Mentari, Novpia, Fisca, Dimas,


(12)

iv Dias, Vina, Bianda, Ari Ade, Yufita, Ujang, Arif, Sabar, Adji Madya, Faris, Nuzirwan, Jhonny, Winda, Gita, Surya, Ichsan, Triwansyah, Ratu, Oyen, Fidiya, Dina, Neva, Yaya, Yulius, Kabul, Miranda, Dona, Kak Belinda, Kak Intan dan Kak Ria. serta seluruh teman-temanku angkatan Manajemen 2011 yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

14. Teman-teman yang berjuang bersama dalam menyelesaikan KKN di Desa Banding, Lampung Selatan, Teteh Evie, Mba Elly, Fetia dan Eko, atas motivasi dan dukungannya.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semoga kekurangan ini menjadi penyemangat untuk terus memperbaiki diri. Sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis


(13)

v DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………. viii

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2.Perumusan Masalah ……….. 11

1.3.Tujuan Penelitian ……….. 11

1.4.Manfaat Penelitian ……….. 11

1.5.Kerangka Penelitian ……….. 12

1.6.Hipotesis Penelitian ……….. 14

II. LANDASAN TEORI 2.1. Saham ………... 15

2.1.1. Jenis-Jenis Saham ……….. 15

2.2. Harga Saham ……… 18

2.3. Penilaian Harga Saham ……… 19

2.4. Pengertian Bank ……… 21

2.5. Indeks LQ 45 ……… 21

2.6. Penggolongan Rasio Keuangan ………. 22


(14)

vi

2.7.1.Net Profit Margin ……… 23

2.7.2. Return On Asset ……… 23

2.7.3. Return On Equity ……… 24

2.8. Rasio Solvabilitas ……… 24

2.8.1. Debt to Asset Ratio ……… 25

2.8.2. Debt to Equity Ratio ……… 25

2.8.3. Time Interest Earned Ratio ……… 26

2.9. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham ………. 26

2.10.Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham ……… 27

2.11. Penelitian Terdahulu ……… 28

III. METODE PENELITIAN 3.1.Variabel Penelitian ……….. 30

3.2.Teknik Pengumpulan Data ……….. 31

3.3.Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi ……….. 31

3.3.2. Sampel ……….. 31

3.4.Definisi Operasional Variabel ………... 32

3.5.Teknik Analisis Data ……….. 33

3.6.Analisis Regresi Berganda ………... 33

3.7.Uji Asumsi Klasik ……….. 34

3.7.1. Uji Normalitas ……….. 35

3.7.2. Uji Multikolinearitas ……….. 37

3.7.3. Uji Autokorelasi ………... 38

3.7.4. Uji Heteroskedasitas ……….. 39

3.8.Uji Hipotesis ……….. 40

3.8.1. Uji F ……….. 41

3.8.2. Uji t ……….. 41


(15)

vii IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Profitabilitas Perusahaan Sektor Perbankan …….. 43

4.1.1. Perkembangan Keuntungan Bersih Sektor Perbankan ……… 43

4.1.2. Perkembangan Return On Asset Sektor Perbankan ………… 46

4.1.3. Perkembangan Return On Equity Sektor Perbankan ……….. 49

4.2. Perkembangan Solvabilitas Perusahaan Sektor Perbankan ……….. 52

4.2.1. Perkembangan Debt to Asset Ratio Sektor Perbankan ……… 53

4.2.2. Perkembangan Debt to Equity RatioSektor Perbankan ……. 56

4.2.3. Perkembangan Time Interest Earned Ratio Sektor Perbankan.. 59

4.3. Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan ……… 62

4.4. Hasil Analisis Regresi Berganda ……… 66

4.5. Hasil Uji F ……… 68

4.6. Hasil Uji t ……… 68

4.7. Hasil Koefisien Determinasi ……… 69

4.8. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham ………... 70

4.9. Analisis Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham ………… 71

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ……… 72

5.2. Saran ……… 74 DAFTAR PUSTAKA


(16)

v DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Daftar Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun

2009-2013 ………... 2

1.2. Laba Bersih Perusahaan Sektor Perbankan Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ………... 5

1.3. Harga Saham Penutupan Tahunan Sektor Perbankan Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ………...………... 6

1.4. Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ………... 8

1.5. Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 ……… 9

3.1. Daftar Sampel Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………... 32

3.2. Definisi Operasional Variabel ………... 33

3.3. Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov ………. 36

3.5. Uji Multikolinearitas ………... 37

3.6. Uji Durbin-Watson ……… 39

4.1. Perkembangan Keuntungan Bersih Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………... 44


(17)

vi 4.2.Perkembangan Return On Asset Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing

Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………...……… 47

4.3.Perkembangan Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………. 50

4.4.Perkembangan Debt to Asset Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ………... 54

4.5. Perkembangan Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ..…... 57

4.6.Perkembangan Time Interest Earned Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ... 60

4.7.Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013 ……….. 63

4.8. Hasil Analisis Regresi Berganda ……… 66

4.9.Hasil Uji F Statistik ……… 68

4.10. Hasil Uji t Statistik ……… 69


(18)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Penelitian

Lampiran 2 Data Net Profit Margin Perusahaan Sektor Perbankan Lampiran 3 Data Return On Asset Perusahaan Sektor Perbankan Lampiran 4 Data Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Lampiran 5 Data Debt to Asset Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Lampiran 6 Data Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Lampiran 7 Data Time Interest Earned Ratio Perusahaan Sektor Perbankan Lampiran 8 Data Harga Saham (Closing Price) Perusahaan Sektor Perbankan Lampiran 9 Hasil Uji Durbin-Watson dan R Square

Lampiran 10 Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov

Lampiran 11 Grafik Normal Probability Plot

Lampiran 12 Hasil Uji Multikolinearitas Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedasitas Lampiran 14 Hasil Uji Regresi Berganda Lampiran 15 Hasil Uji F


(19)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Kerangka Penelitian ………... 14

3.4. Grafik Normal Probability Plot ………... 36 3.7. Grafik Scatterplot ……….. 40


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indeks LQ 45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Indeks LQ 45 sebagai salah satu indikator indeks saham di BEI yang dapat dijadikan acuan sebagai bahan untuk menilai kinerja perdagangan saham. Diantara saham – saham yang ada di pasar modal Indonesia, saham LQ 45 yang ada di Bursa Efek Indonesia merupakan banyak diminati oleh para investor. Hal ini dikarenakan saham LQ 45 memiliki kapitalisasi tinggi serta frekuensi perdagangan yang tinggi sehingga prospek pertumbuhan dan kondisi keuangan saham baik. Menariknya indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan dari saham-saham dengan likuiditas tinggi. Salah satu sub sektor yang masuk dalam indeks LQ 45 pada tahun 2009-2013 adalah sektor perbankan yang berjumlah 11 perusahaan. Namun setelah melalui beberapa kriteria tertentu, terpilihlah 10 perusahaan perbankan yang di antaranya, 4 bank umum milik negara dan 6 bank umum milik swasta.


(21)

2

Tabel 1.1 Daftar Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013

Bank Umum Milik Negara Bank Umum Milik Swasta Bank Rakyat Indonesia

Bank Mandiri

Bank Negara Indonesia Bank Tabungan Negara

Bank Central Asia

Bank Danamon Indonesia Bank Bukopin

Bank International Indonesia

Bank CIMB Niaga Bank Pan Indonesia Sumber : Data diolah

Sektor industri perbankan merupakan salah satu industri yang cukup digemari

oleh investor di Bursa Efek Indonesia. Dikarenakan profil perusahaan perbankan dianggap sebagai profil perusahaan yang bergengsi dan dianggap sebagai

perusahaan yang credible karena peraturan operasi perbankan yang sangat ketat diatur oleh Bank Sentral, dan merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting peranannya dalam pembangunan ekonomi Indonesia terutama dalam menghadapi era pasar bebas dan globaliasi, baik sebagai perantara antara sektor defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang dalam hal ini masih dibebankan pada bank – bank pemerintah. Bank merupakan perusahan jasa yang menyediakan jasa keuangan kepada seluruh masyarakat. Bank

mempunyai fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu memberikan jasa lalu lintas pembayaran, serta sebagai sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter.

Menariknya perbankan memiliki beberapa macam jenis bank antara lain, jenis bank berdasarkan fungsinya yaitu, bank umum dan bank perkreditan rakyat. Jenis


(22)

3

bank berdasarkan kepemilikannya yaitu, bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, bank milik koperasi, bank milik campuran dan bank milik asing. Jenis bank berdasarkan segi statusnya yaitu, bank devisa dan bank non devisa. Jenis bank berdasarkan kegiatan operasionalnya yaitu, bank konvensional dan bank syariah. Berdasarkan jenis dan peranan bank tersebut, maka negara senantiasa berupaya agar lembaga perbankan selalu berada dalam kondisi yang stabil, sehat dan aman. Kesehatan perbankan dan kestabilan sistem keuangannya akan selalu dipantau oleh bank sentral Bank Indonesia. Kestabilan seperti inilah yang membuat investor tertarik menanamkan modalnya di sektor perbankan.

Pemegang saham (investor) dalam melakukan investasi memerlukan beberapa informasi penting tentang perusahaan. Hal ini berguna bagi pemegang saham (investor) untuk memprediksi sejauh mana prestasi perusahaan dari saham yang akan dipilih serta keuntungan optimal yang akan diperoleh. Selain itu juga informasi tersebut membantu investor untuk meminimalisir resiko dalam pengambilan keputusan.

Informasi yang dibutuhkan para pemegang saham (investor) dapat diperoleh melalui penilaian terhadap laporan keuangan perusahaan. Sesuai dengan keputusan Ketua Bapepam No. Kep.38/PM/1996 yang mewajibkan para perusahaan untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparasi informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan yang bersangkutan. Dengan begitu, pemegang saham (investor) lebih mudah mendapatkan informasi dan sekaligus mengetahui reputasi dan kinerja perusahaan.


(23)

4

Ditinjau dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana

pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor. Salah satu indikator yang dilihat oleh investor saat ingin berinvestasi adalah laba bersih perusahaan. Laba perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya yang menunjukkan nilai atau prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, investor hanya akan menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang mempunyai reputasi baik. Perusahaan yang mempunyai reputasi baik adalah perusahaan yang mampu meningkatkan laba perusahaan dan

memberikan dividen secara konstan kepada pemegang saham. Semakin meningkatnya laba yang dicapai perusahaan maka semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut. Berikut perkembangan daftar laba perusahaan perbankan yang listing dalam LQ 45.

Tabel 1.2 menunjukkan rata-rata laba perusahaan perbankan meningkat tiap tahunnya. Diantara 10 perusahaan tersebut, kenaikan laba tertinggi dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2013, yaitu sebesar Rp. 21.354.330, dan penurunan laba terendah dimiliki oleh Bank International Indonesia Tbk, yaitu sebesar Rp. (40.969).


(24)

5

Tabel 1.2. Laba Bersih Perusahaan Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 (dalam rupiah)

NO Kode Emiten

Laba Bersih

2009 2010 2011 2012 2013

1. BBRI 7.308.292 11.472.385 15.087.996 18.687.380 21.354.330 2. BMRI 7.155.464 9.218.298 12.695.885 16.043.618 18.829.934 3. BBNI 2.483.995 4.101.706 5.779.209 7.048.362 9.057.941 4. BBTN 490.453 915.938 1.118.661 1.363.962 1.562.161 5. BBCA 6.807.242 8.479.273 10.817.798 11.718.460 14.256.239 6. BDMN 1.532.533 2.883.486 3.402.209 4.117.148 4.159.320 7. BNGA 1.575.328 2.562.553 3.176.960 4.249.861 4.296.151 8. PNBN 915.298 1.257.925 2.053.115 2.278.335 2.454.475 9. BNII (40.969) 531.126 671.096 1.211.121 1.570.316 10. BBKP 362.191 492.761 741.478 834.719 934.622

Rata-rata 2.858.983 4.191.545 5.554.441 6.755.297 7.847.549 Sumber : Laporan Keuangan yang terdaftar di BEI

Harga saham di bursa efek akan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Pada saat permintaan saham meningkat, maka harga saham tersebut akan cenderung meningkatkan. Sebaliknya, pada saat banyak orang menjual saham, maka harga saham tersebut cenderung akan mengalami penurunan (Pakarti dan Anoraga, 2001).

Perusahaan perbankan di Indonesia dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah keuntungan perusahaan yang mana juga berdampak terhadap


(25)

6

meningkatnya harga saham. Berikut perkembangan harga saham pada beberapa perusahaan sektor perbankan pada tahun 2009-2013 :

Tabel 1.3. Harga Saham Penutupan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2009-2013 (dalam rupiah)

NO Kode Emiten

Harga Saham

2009 2010 2011 2012 2013

1. BBCA 4850 6400 8000 9100 9600

2. BMRI 4622 6392 6750 8100 7850

3. BBRI 3825 5250 6750 6950 7250

4. BDMN 4418 5535 4100 5650 3775

5. BBNI 1877 3875 3800 3700 3950

6. BBTN 807 1577 1163 1450 870

7. BNGA 697 1910 1220 1100 920

8 PNBN 760 1140 780 630 660

9 BBKP 321 557 516 552 620

10. BNII 318 774 417 402 310

Rata-rata 2249 3341 3350 3763 3580 Sumber : www.duniainvestasi.com

Saham LQ 45 merupakan saham yang aktif sehingga terus-menerus dapat mengalami perubahan harga. Dapat diketahui dari Tabel 1.3, terjadi fluktuasi harga saham penutupan dari tahun 2009-2013. Kenaikan harga saham tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 3763, sedangkan penurunan harga saham terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 3580.


(26)

7

Tinggi rendahnya harga saham suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kinerja keuangan perusahaan, permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, tingkat risiko, laju inflasi, kebijakan pemerintah, kondisi pasar, politik dan keamanan suatu negara. Walaupun demikian, kondisi dan kinerja keuangan pada umumnya masih mempunyai pengaruh yang dominan terhadap pembentukan harga saham.

Kinerja operasional suatu perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Rasio Profitabilitas menggambarkan

kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Apakah hasil dari operasional perusahaan yang telah dicapai pada periode ini lebih menguntungkan dari tahun-tahun sebelumnya atau justru mengalami kerugian. Adapun Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu Return on

equity (ROE). Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi (Lestari dan Sugiharto, 2007). Berikut adalah data return on equity pada perusahaan sektor perbankan yang tercantum dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013.

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa ROE Bank Rakyat Indonesia Tbk pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan dari 28,80 menjadi 26,92 akan tetapi, harga saham pada tahun tersebut justru mengalami peningkatan dari Rp.6950,00 menjadi Rp.7250,00. Hal tersebut menjelaskan bahwa, terdapat ketidaksesuaian


(27)

8

yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham”.

Tabel 1.4. Return On Equity Perusahaan Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013

No Nama Emiten ROE

2009 2010 2011 2012 2013

1

Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk 26,81 31,28 30,28 28,80 26,92

2 Bank Mandiri (Persero) Tbk 20,38 22,55 20,26 20,96 21,21 3 Bank Negara Indonesia Tbk 12,98 12,39 15,35 16,19 19,00 4

Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk 8,98 14,21 15,28 13,27 13,52

5 Bank Central AsiaTbk 24,44 24,86 25,74 22,58 22,29 6 Bank Danamon Indonesia Tbk 9,70 16,17 13,35 14,33 13,18 7 Bank CIMB Niaga Tbk 14,05 18,61 17,29 18,76 16,60 8 Bank Pan Indonesia Tbk 9,63 11,55 14,27 12,91 9,93 9

Bank International Indonesia

Tbk -0,2 7,35 8,44 12,53 12,66

10 Bank Bukopin Tbk 14,28 17,07 16,95 16,76 13,58 Rata-rata 14,105 17,604 17,721 17,709 16,889 Sumber : Laporan keuangan tahunan perusahaan dan data diolah

Rasio solvabilitas menggambarkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Solvabilitas dapat diukur dengan Debt to equity ratio (DER) (Andarini, 2007). Berikut adalah data debt to equity ratio pada perusahaan sektor perbankan yang tercantum dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013.

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan debt to equity ratio antar perusahaan perbankan yang listing dalam Indeks LQ 45 tahun 2009 sampai


(28)

9

perbankan mengalami penurunan setiap tahunnya dari 9,474 menjadi 9,19 dan menurun kembali menjadi 8,482 kemudian menurun menjadi 8,14 dan pada tahun 2013 kembali mengalami penurunan menjadi 7,96.

Tabel 1.5. Debt to Equity Ratio Perusahaan Sektor Perbankan yang Listing dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013

No Nama Emiten DER

2009 2010 2011 2012 2013

1

Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk 10,63 10,02 8,43 7,50 6,89

2 Bank Mandiri (Persero) Tbk 10,23 9,81 7,81 7,31 7,26 3 Bank Negara Indonesia Tbk 10,88 6,50 6,90 6,66 7,11 4

Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk 9,71 9,61 11,17 9,87 10,35

5 Bank Central AsiaTbk 9,14 8,51 8,09 7,52 6,76 6 Bank Danamon Indonesia Tbk 5,23 5,40 4,49 4,26 4,84 7 Bank CIMB Niaga Tbk 8,55 9,43 8,08 7,72 7,45 8 Bank Pan Indonesia Tbk 6,16 7,81 6,85 7,43 6,89 9

Bank International Indonesia

Tbk 10,56 9,36 10,93 10,98 10,33

10 Bank Bukopin Tbk 13,65 15,45 12,07 12,15 11,72 Rata-rata 9,474 9,19 8,482 8,14 7,96 Sumber : laporan keuangan tahunan perusahaan dan data diolah

Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham (Ang, 1997). Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Indeks LQ 45 periode 2009- 2013 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio-rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas bertentangan dengan pernyataan (Ang, 1997 dalam Hanry Dwi Purnomo, 2011) yang menyatakan di mana kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolak ukur


(29)

10

seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan meningkat demikian juga sebaliknya.

Adanya fenomena dari pergerakan harga saham yang terjadi pada perusahaan perbankan, hal ini terlihat dari kinerja keuangan bank yang dilihat dari ROE perusahaan yang pada kenyataanya pada perusahaan perbankan yang terdaftar

(listing) di Indeks LQ 45 menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori yang ada, pada Bank Tabungan Negara Tbk misalnya, terjadi peningkatan ROE pada tahun 2012 ke tahun 2013 yaitu sebesar 13,27 menjadi 13,52. Namun peningkatan ROE pada tahun tersebut tidak diikuti dengan peningkatan harga saham, bahkan harga saham mengalami penurunan yaitu sebesar Rp. 1450,00 per lembar saham menjadi Rp. 870,00 per lembar saham.

Fenomena dari uraian teori dan pernyataan sebelumnya tersebut dalam penelitian ini akan dianalisa untuk dikaji lebih lanjut mengenai hubungan rasio keuangan terhadap harga saham yang dimiliki. Banyaknya teori yang menyatakan bahwa kondisi rasio keuangan yang baik, nantinya akan membawa pengaruh yang positif terhadap kondisi keuangan perusahaan yang juga akan berpengaruh positif

terhadap harga saham, dalam penelitian ini akan dikaji ulang sehingga apa yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat teori yang ada. Adanya fenomena dari ketidaksesuaian teori tersebut, maka peneliti tertarik


(30)

11

untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Profitabilitas dan

Solvabilitas Terhadap Harga Saham Sektor Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ 45 Periode 2009-2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham? 2. Apakah solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas terhadap harga saham sektor perbankan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang akurat dan beberapa manfaat yaitu :

a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan manajemen untuk dijadikan bahan masukan untuk kemajuan perusahaan dan pertimbangan dalam memutuskan untuk investasi.


(31)

12

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh rasio profitabilitas dan rasio solvabilita terhadap harga saham pada sektor perbankan. Selain itu untuk memberikan kontribusi sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis.

1.5 Kerangka Penelitian

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Dari informasi profitabilitas investor dapat melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan harga saham. Dari sekian banyak rasio keuangan, diambil beberapa rasio yang dinilai berkaitan secara signifikan dengan harga saham menurut Mulyono (2000) dan Imron Rosyadi (2002), salah satunya rasio profitabilitas yang diukur menggunakan Return on equity (ROE).

ROE digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham (Harahap, 2007). Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham. ROE diukur dalam satuan persen. Tingkat ROE memiliki hubungan yang positif dengan harga saham, sehingga semakin besar ROE semakin besar pula harga pasar, karena besarnya ROE memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal itu menyebabkan harga pasar saham cenderung naik.


(32)

13

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2004). Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total modal dengan total aktiva (Kasmir, 2008). Rasio ini menunjukan beberapa banyak utang yang digunakan membiayai aset-aset perusahaan.

Hubungan rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham. Rasio profitabilitas diukur menggunakan ROE. Menurut Riyadi (2006) rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh dividen yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham. Sedangkan rasio solvabilitas diukur

menggunakan DER. Semakin tinggi DER, maka risiko kebangkrutan perusahaan semakin tinggi sehingga harga saham akan turun karena para investor

menganggap berinvestasi pada perusahaan tersebut akan sangat berisiko. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(33)

14

Gambar 1.5 Kerangka Penelitian

1.6 Hipotesis

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham.

H2 : Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham Perusahaan Sektor

Perbankan

Rasio Keuangan

Profitabilitas Solvabilitas

Harga Saham Indeks LQ 45


(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2008). Menurut Fred dan Copeland (1999) saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya.

2.1.1. Jenis-jenis Saham

Saham (share / stock) adalah salah satu instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik


(35)

16

(Hariyani dan Purnomo, 2010). Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha didalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Menurut Darmadji Tjiptono dan Fakhruddin M. Hendy (2006), menjelaskan bahwa ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu :

1. Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas

A. Saham biasa (Common stock), merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan aset perusahaan.

B. Saham preferen (Preferred stock), yaitu Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka

pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan aset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.

2. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :

a. Saham atas unjuk (Bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.


(36)

17

b. Saham atas nama (Registered stock), merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas :

a. Saham unggulan (Blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Saham pendapatan (Income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak memntingkan potensi

pertumbuhan harga saham.

c. Saham pertumbuhan (Growth stock), yaitu saham-saham dari emiten yang

memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.

d. Saham spekulatif (Speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti adanya.

e. Saham siklikal (Cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga


(37)

18

saham ini tetap lebih tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi di masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu dibutuhkan masyarakat, seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari.

2.2. Harga Saham

Harga saham sebagai harga jual saham sebagai konsekuensi dari posisi tawar antara penjual dan pembeli saham, sehingga nilai pasar menunjukan fluktuasi dari harga saham (Anoraga, 2001). Sedangkan market value perusahaan kaitannya dengan laporan keuangan yang diuraikan oleh teori pasar efisien. Para pemodal tentunya termotivasi untuk melakukan investasi pada suatu instrument yang diinginkan, dengan harapan untuk mendapatkan kembalian investasi yang sesuai. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi juga kekayaan pemegang saham. Harga saham dapat di bedakan menjadi beberapa macam (Anoraga, 2001) yaitu :

a. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.


(38)

19

b. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi

(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

c. Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar–benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

2.3. Penilaian Harga Saham

Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), dilakukan oleh setiap analis dengan tujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang memuaskan. Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus menerus mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat pengembalian di atas normal. Hal ini disebabkan karena adanya faktor faktor yang memengaruhi harga saham. Sebenarnya faktor-faktor tersebut mudah diketahui, masalahnya adalah bagaimana


(39)

20

menerapkan faktor-faktor tersebut ke dalam suatu gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek, dan tanggungan risiko saham. Sehubungan dengan uraian di atas, berikut beberapa pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), selanjutnya diikuti dengan berbagai model untuk penerapannya.

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis yang mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental juga disebut analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham. Analisis tersebut membandingkan nilai intrinsik dengan harga pasarnya untuk menentukan apakah harga saham sudah mencerminkan nilai intrinsiknya. Seseorang yang memakai pendekatan ini merupakan fundamentalis / ahli fundamental. (Sharpe, 2005).

2. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan


(40)

21

kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya dengan menggunakan indikator-indikator teknik atau menggunakan analisis grafik. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilaisaham (Sharpe, 2005).

2.4. Pengertian Bank

Bank sebagai “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” (Kasmir, 2003).

2.5. Indeks LQ 45

Indeks LQ 45 dibuat dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia. Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Untuk dapat masuk dalam pemilihan LQ45, suatu saham harus memenuhi kriteria tertentu dan melewati seleksi utama. Menurut Harianto dan Sudomo (1998) kriteria pemilihan saham untuk Indeks LQ45 yaitu sebagai berikut:

a. Masuk dalam peringkat 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).


(41)

22

b. Penentuan peringkat berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan).

c. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) minimum 3 bulan.

d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.

2.6. Penggolongan Rasio Keuangan

Penggolongan rasio keuangan menurut Sartono (2010) terdiri dari :

1)Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

2)Rasio Aktivitas (Activity Ratios)

3)Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)

4)Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)

5)Rasio Nilai Pasar (Market Ratios)

6) Rasio Pertumbuhan (Growth Ratios)

2.7. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas sering juga disebut sebagai rasio rentabilitas, menurut (Moeljadi, 2006) rasio profitabilitas adalah rasio yang berusaha mengukur kemampuan


(42)

23

perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas adalah sebagai berikut :

2.7.1. Net Profit Margin (NPM)

Rasio NPM ini diukur dengan membandingkan jumlah laba bersih dengan pendapatan operasional bank (Merkusiwati, 2007). Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi pendapatan operasional dalam menghasilkan laba bersih.

Net profit margin, dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.7.2. Return On Asset (ROA)

Rasio ini mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan (Suad dan Enny, 2006). Karena hasil laba operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset. Return on asset, dapat dirumuskan sebagai berikut:


(43)

24

2.7.3. Return On Equity (ROE)

ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pengelolaan modal yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan (Lestari dan Sugiharto, 2007). ROE diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total modal. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi. Return on equity, dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.8. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008). Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas adalah sebagai berikut :


(44)

25

2.8.1. Debt to Asset Ratio (DAR)

Debt to Asset Ratio (DAR)merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Debt to asset ratio menurut Sawir (2008) merupakan rasio yang memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Debt to asset ratio, dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.8.2. Debt to Equity Ratio (DER)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio Ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2008) :


(45)

26

2.8.3. Time Interest Earned Ratio (TIER)

Time interest earned ratio merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga dan merupakan rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga utang jangka panjang. Sawir (2008) mengatakan bahwa rasio ini juga disebut dengan rasio penutupan (coverage ratio), yang mengukur kemampuan pemenuhan kewajiban bunga tahunan dengan laba operasi (EBIT) dan mengukur sejauh mana laba operasi boleh turun tanpa menyebabkan kegagalan dari pemenuhan kewajiban membayar bunga pinjaman. Time interest earned ratio, dapat dirumuskan sebagai berikut:

2.9. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham

Profitabilitas menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan menghasilkan laba. Menurut (Tandelilin, 2001) bahwa besarnya tingkat pengembalian perusahaan dapat dilihat melalui besar kecilnya laba perusahaan tersebut. Jika laba perusahaan tinggi maka tingkat pengembalian investasi perusahaan akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, sehingga harga saham tersebut mengalami kenaikan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Chrisna dalam Hutami (2012) yang menyatakan, kenaikan ROE biasanya diikuti oleh


(46)

27

kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi ROE berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan income berdasarkan modal tertentu. Kenaikan ROE menandakan meningkatnya kinerja manajemen dalam mengelola sumber dana yang ada untuk menghasilkan laba. Dengan adanya peningkatan laba bersih maka nilai ROE akan meningkat pula sehingga para investor tertarik untuk membeli saham tersebut maka harga saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan.

2.10. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham

Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (Darsono dan Ashari, 2005). Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif

kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Salah satu tolak ukur yang menunjukan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang mempunyai total aktiva yang besar menunjukan perusahaan tersebut telah mencapai kemapanan. Investor akan

menganggap berinvestasi pada perusahaan yang besar memiliki resiko yang kecil, sehingga banyak investor yang ingin memiliki saham perusahaan tersebut.


(47)

28

saham. Penelitian yang dilakukan oleh Agus (2011) Debt to Equity Ratio

berpengaruh secara simultan terhadap perubahan harga saham.

2.11. Penelitian Terdahulu

Hartono dan Parulian Sitohang (2008), meneliti tentang “Analisis Hubungan

Profitabilitas dengan Pergerakan Saham Pada Sektor Usaha Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Hasil penelitian menunjukan bahwa hanya ROE saja yang

memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham. Sedangkan rasio lainnya yaitu rasio NPM dan ROA tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan harga saham.

Ika Hermawati (2008), meneliti tentang “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Agroindustri Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPM, EPS, ROE, ROA, dan OPM berpengaruh positif terhadap harga saham sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap harga saham.

Gatiningsih (2009) menguji “Pengaruh dari Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) terhadap perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI”. Dari penelitian ini menunjukan bahwa Return On


(48)

29

Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.


(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah harga saham, harga saham penutupan

(closing price) yang tercatat di indeks LQ 45 periode 2009-2013 yang dinyatakan dalam rupiah.

2. Variabel bebas ( Independent variable)

Variabel bebas adalah variabel-variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Variabel-variabel tersebut adalah :

X1 = Return On Equity (ROE)


(50)

31

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari informasi internet dan pengumpulan data dari situs-situs yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu situs www.idx.co.id , Indonesian Capital Market Dictionary (ICMD) dan www.duniainvestasi.com . Serta keterangan lain yang diperoleh dari studi pustaka dan penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Seluruh subjek yang di teliti (Narbuko, 2001). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perbankan yang masuk ke dalam kelompok indeks LQ 45 pada tahun 2009-2013 yang berjumlah 11 perusahaan.

3.3.2. Sampel

Sebagian subjek dari seluruh subjek yang di teliti (Narbuko, 2001). Pada penelitian ini teknik sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik Purposive Sampling (pemilihan sampel bertujuan), yakni berdasarkan dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sampel yang digunakan adalah :


(51)

32

b) Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam Indeks LQ 45 dari tahun 2009-2013.

c) Mempublikasikan data laporan keuangan setiap tahun pengamatan. d) Perusahaan yang tercatat mempunyai data harga saham.

Berdasarkan kriteria di atas, sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan.

Tabel 3.1. Daftar Sampel Perusahaan Perbankan Yang Listing Dalam Indeks LQ45 Tahun 2009-2013

No Nama Perusahaan Kode Emiten

1 Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI 2 Bank Mandiri Tbk. BMRI 3 Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI 4 Bank Tabungan Negara Tbk. BBTN 5 Bank Central Asia Tbk. BBCA 6 Bank Danamon Indonesia Tbk. BDMN 7 Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA 8 Bank Bukopin Tbk. BBKP 9. Bank International Indonesia Tbk. BNII 10. Bank Panin Indonesia Tbk. PNBN Sumber : Data sekunder, diolah

3.4. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Untuk mempermudah dalam penganalisian maka tiap variabel akan


(52)

33

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel

Sumber : data diolah

3.5. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai hubungan antara variabel dependen dan independen secara menyeluruh baik secara simultan atau secara parsial. Sebelum melakukan uji regresi linier berganda, metode ini mensyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik guna mendapatkan hasil terbaik.

3.6. Analisis Regresi Berganda

Uji regresi berganda ini bertujuan untuk memprediksi besarnya keterkaitan dengan menggunakan data variabel bebas yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2002). Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi besar variabel tergantung dengan menggunakan data variabel bebasnya. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan model berikut:

No Variabel Indikator Skala 1. Return On Equity ROE = Earning after tax

Total ekuitas

Rasio

2. Debt to Equity Ratio DER = Total hutang Total ekuitas

Rasio


(53)

34

Keterangan:

Y = Harga saham

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

X1 = ROE

X2 = DER

℮ = Residual (variabel kesalahan)

3.7. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian regresi berganda, perlu dilakukan suatu pengujian asumsi klasik agar model regresi menjadi suatu model yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normalitas data, uji multikoloniearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi yang digunakan karena data yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu tahun.


(54)

35

3.7.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005). Uji ini dapat menggunakan alat analisis One Sample

Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-Plot. Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai sig < 0,05, maka distribusi data tidak normal b. Jika nilai sig > 0,05, maka distribusi data normal

Selain itu, uji normalitas dilakukan dengan analisa grafik, dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2005).

Hasil tabel 3.3 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah 0,656 menunjukkan level yang signifikan karena lebih besar dari 0,05 yaitu 0,783 > 0.05. Dapat disimpukan bahwa data terdistribusi secara normal. Selain itu normalitas juga dapat dilihat dari grafik uji normalitas pada gambar di bawah ini:


(55)

36

Tabel 3.3. Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1619,64806653

Most Extreme Differences

Absolute ,093 Positive ,093 Negative -,051

Kolmogorov-Smirnov Z ,656

Asymp. Sig. (2-tailed) ,783 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0 Gambar 3.7.1. Grafik Normal Probability Plot

Hasil uji dari gambar 3.7.1. grafik normal probability plot terlihat titik – titik

menyebar disekitar garis diagonal serta menyebarnya mengikuti arus garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola atau arah hubungan antara variabel X dengan


(56)

37

variabel Y adalah searah (positif) dan linier. Dalam hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2005). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikoliniearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya multikoliniearitas di dalam model regresi adalah dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi yang terbebas dari problem multikolinearitas apabila nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10, maka data tersebut tidak ada

multikolinearitas (Ghozali, 2005). Hasil uji multikolinieritas terhadap data adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Toleranc e

VIF

1

(Constan t)

2713,184 1116,040 2,431 ,019

ROE 302,957 37,198 ,680 8,144 ,000 ,999 1,001 DER -525,801 100,845 -,435 -5,214 ,000 ,999 1,001 a. Dependent Variable: Harga

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0

Hasil perhitungan Tabel 3.4 menunjukkan bahwa nilai tolerance profitabilitas sebesar 0,999 dan solvabilitas sebesar 0,999, menunjukkan nilai tolerance lebih besar dari


(57)

38

0,10. Begitu pula dengan nilai VIF profitabilitas sebesar 1,001 dan solvabilitas sebesar 1,001 jadi nilai VIF dari kedua rasio tersebut menunjukkan lebih kecil dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua rasio tersebut bebas dari masalah multikolinieritas yang berarti tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. 3.7.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi digunakan pada model regresi yang datanya time series (Ghozali, 2005). Jika terjadi korelasi, maka ada problem autokorelasi. Untuk

mendeteksi ada tidaknya autokorelasi perlu digunakan uji Durbin-Waston, dimana hipotesis yang akan diuji adalah:

1) Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

3) Angka D-W di atas +2, berarti autokorelasi negatif.

Hasil uji autokorelasi pada Tabel 3.5. tersebut didapat hasil DW sebesar 1,964. Angka D-W 1,964 terletak diantara -2 dan +2 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Dapat disimpulkan pada model regresi ini tidak terdapat masalah autokorelasi.


(58)

39

Tabel 3.5. Hasil Uji Durbin-Watson Model Summaryb

Model Durbin-Watson 1 1,964 a. Predictors: (Constant), DER, ROE

b. Dependent Variable: Harga

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0

3.7.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedstisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain dengan menggunakan grafik Scatteplot. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusannya, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah terjadi

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

Hasil uji heteroskedasitas pada Gambar 3.7 grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik – titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu baik di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi.


(59)

40

Sumber : Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21.0 Gambar 3.7.4. Grafik Scatterplot

3.8. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hubungan antar variabel, apakah ada pegaruh yang signifikan atau tidak. Dalam pengujian hipotesis penelitian ini, penulis menetapkan dengan menggunakan uji signifikansi dan uji parameter. Maksudnya untuk menguji tingkat signifikan maka harus dilakukan pengujian parameter dimulai dengan penetapan hipotesis nol (Ho), yaitu suatu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara variabel independen dan dependen dan hipotesis alternatif (Ha), yaitu suatu hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh signifikan antara variabel independen dengan variabel independen. Secara statistik, pengujian ini dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistik F, dan nilai koefisien determinasi ( ).


(60)

41

3.8.1. Uji F

Uji statistik F dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah keseluruhan variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap satu variabel dependen. Menurut Ghozali (2005), dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan < 0,05 maka H0 ditolak, namun jika nilai signifikan > 0,05 maka H0 diterima.

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa model regresi linier variabel return on equity dan debt to equity ratio secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga sahamkarena memiliki sig. < 0,05 yaitu sebesar 0,00.

3.8.2. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen.Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5% (Ghozali, 2005).

3.8.3. Koefisien Determinasi

Nilai R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tetapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adalah adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. Nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu


(61)

42

variabel independen ditambahkan ke dalam model. Nilai adjusted R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2005).


(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Hasil penelitian mengenai pengaruh profitabilitas dan solvabilitas terhadap harga saham pada sektor perbankan yang listing dalam Indeks LQ 45 periode 2009-2013, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan 10 sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di LQ 45, dari sampel tersebut terdapat enam perusahaan memiliki Profit Margin yang fluktuatif, dan empat perusahaan memiliki

Profit Margin yang naik setiap tahunnya.

2. Terdapat satu perusahaan memiliki Return On Asset yang menurun, lima perusahaan memiliki Return On Asset yang fluktuatif, dan empat

perusahaan memiliki Return On Asset naik setiap tahunnya.

3. Terdapat dua perusahaan memiliki Return On Equity yang menurun, enam perusahaan memiliki Return On Equity yang fluktuatif, dan dua


(63)

73

4. Terdapat dua perusahaan memiliki Debt to Asset Ratio yang menurun, dan delapan perusahaan memiliki Debt to Asset Ratio yang fluktuatif setiap tahunnya.

5. Terdapat tiga perusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang menurun, dan tujuhperusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang fluktuatif setiap tahunnya.

6. Terdapat empat perusahaan memiliki Time Interest Earned Ratio yang meningkat, dan enam perusahaan memiliki Time Interest Earned Ratio

yang fluktuatif setiap tahunnya.

7. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) dan

Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dari nilai Uji F yang menghasilkan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari probabilitas signifikan yaitu 0,05 atau 5%.

8. Terdapat pengaruh positif signifikan antara profitabilitas terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi ROE sebesar 302,957 dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini

dikarenakan perusahaan bisa meraih profit atau keuntungan yang bagus disetiap periode, maka para investor tidak perlu mengkhawatirkan perusahaan tersebut akan merugi atau bahkan bangkrut. Sehingga,

keuntungan yang didapat oleh perusahaan, dapat dinikmati juga oleh para investor dan membuka kemungkinan datangnya investor baru lagi yang ingin menanamkan modal pada perusahaan tersebut yang dapat


(64)

74

9. Terdapat pengaruh negatif signifikan antara solvabilitas terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi sebesar -525,801 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti signifikan. Ini disebabkan karena tingginya beban yang ditanggung oleh perusahaan akan

mengurangi kemampuan modal perusahaan dalam menutupi hutangnya, sehingga harga saham menurun.

10. Dilihat dari nilai koefisien determinasi ( ) menunjukkan profitabilitas dan solvabilitas mampu menjelaskan harga saham sebesar sebesar 67,3% dan sisanya 32,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.. Selain itu, sebesar 65,9% profitabilitas dan

solvabilitas mempengaruhi harga saham sementara sisanya 34,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

5.2 Saran

Peneliti memberikan saran berdasarkan pada penelitian ini antara lain :

1. Bagi investor diharapkan lebih teliti mengamati perkembangan kinerja perusahaan, terutama dalam hal kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebab dalam penelitian ini variabel return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sehingga dalam berinvestasi dapat memperoleh return yang diharapkan.

2. Bagi peneliti yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya menggunakan model yang berbeda untuk mengukur harga saham atau dapat menambah dan mengganti variabel penelitian serta memperpanjang


(65)

75

periode penelitian untuk membuktikan kembali hipotesis dalam skripsi ini, serta hasil yang diperoleh mempunyai cakupan yang cukup luas dan akan diperoleh hasil yang lebih akurat. Selain itu sebaiknya peneliti berikutnya memperluas objek penelitian, agar hasil penelitian dapat diaplikasikan untuk semua jenis perusahaan.

3. Bagi pihak mananajemen perusahaan yang ingin meningkatkan harga sahamnya disarankan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan pencapaian profitabilitas perusahaan agar dapat meningkatkan nilai dan harga saham perusahaan.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.

Andarini, Diah. 2007. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko

Sistematis Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Skripsi. Universitas Gunadarma. Jakarta.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar:Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft. Anoraga, Panji dan Pakarti, Piji. 2001. Pasar Modal, Keberadaan dan

Manfaatnya Bagi Pembangunan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat, Cetakan ke sepuluh,Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Bastian, Idra., Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Buku Dua, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Dahlan Siamat, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.

Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhruddin. 2008. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi, Yogyakarta.

Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Fred, Weston, J. dan Thomas E. Copeland. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta.

Gatiningsih. 2009. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Food dan Beverage di BEI. Skripsi. Jakarta: Universitas Gunadarma.


(67)

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo.

Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta. Hartono dan Raymundus Parulian Sihotang. 2008. Analisis Hubungan

Profitabilitas dan Pergerakan Harga Saham pada Sektor Perbankan di BEI. Journal of Applied Finance and Accounting. Binus Business School. Jakarta.

Haryani, Iswi & Purnomo, R. D. 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka.

Hermawati, Ika. 2008. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Agroindustri Yang Terdaftar Dalam Indeks LQ 45 di BEI. Skripsi. Depok: Universitas Gunadarma.

Kasmir. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo. Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank

Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PESAT Vol. 2. Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap

Kinerja Perusahaan. Buletin Studi Ekonomi Vol.12, No. 1 Hal. 100. Moeljadi, 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.

Jilid 1, Edisi 1, Bayumedia Publishing, Malang.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.

Rosyadi, Imron. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham.Uang dan Bank. BPFE: Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sawidji Widoatmodjo. 2012. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan Bagi Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, dan Jeffery V. Bailey. 2005. Investasi.

Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Singgih Santoso, 2002. Mengolah Data Statistik Secara Professional. Elex Media Komputindo, Jakarta.


(68)

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 5. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Sugeng, Mulyono. 2000. Pengaruh EPS dan Tingkat Bunga Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 1 No. 2. Universitas Brawijaya, Malang..

Tandelilian, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

______http://www.idx.co.id

______http://www.duniainvestasi.com ______http://www.sahamok.com ______http://www.google.co.id


(1)

73

4. Terdapat dua perusahaan memiliki Debt to Asset Ratio yang menurun, dan delapan perusahaan memiliki Debt to Asset Ratio yang fluktuatif setiap tahunnya.

5. Terdapat tiga perusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang menurun, dan tujuhperusahaan memiliki Debt to Equity Ratio yang fluktuatif setiap tahunnya.

6. Terdapat empat perusahaan memiliki Time Interest Earned Ratio yang meningkat, dan enam perusahaan memiliki Time Interest Earned Ratio yang fluktuatif setiap tahunnya.

7. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dari nilai Uji F yang menghasilkan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari probabilitas signifikan yaitu 0,05 atau 5%.

8. Terdapat pengaruh positif signifikan antara profitabilitas terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi ROE sebesar 302,957 dengan nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini

dikarenakan perusahaan bisa meraih profit atau keuntungan yang bagus disetiap periode, maka para investor tidak perlu mengkhawatirkan perusahaan tersebut akan merugi atau bahkan bangkrut. Sehingga,

keuntungan yang didapat oleh perusahaan, dapat dinikmati juga oleh para investor dan membuka kemungkinan datangnya investor baru lagi yang ingin menanamkan modal pada perusahaan tersebut yang dapat


(2)

74

9. Terdapat pengaruh negatif signifikan antara solvabilitas terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dari nilai koefisien regresi sebesar -525,801 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berarti signifikan. Ini disebabkan karena tingginya beban yang ditanggung oleh perusahaan akan

mengurangi kemampuan modal perusahaan dalam menutupi hutangnya, sehingga harga saham menurun.

10. Dilihat dari nilai koefisien determinasi ( ) menunjukkan profitabilitas dan solvabilitas mampu menjelaskan harga saham sebesar sebesar 67,3% dan sisanya 32,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.. Selain itu, sebesar 65,9% profitabilitas dan

solvabilitas mempengaruhi harga saham sementara sisanya 34,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

5.2 Saran

Peneliti memberikan saran berdasarkan pada penelitian ini antara lain :

1. Bagi investor diharapkan lebih teliti mengamati perkembangan kinerja perusahaan, terutama dalam hal kemampuan perusahaan menghasilkan laba sebab dalam penelitian ini variabel return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sehingga dalam berinvestasi dapat memperoleh return yang diharapkan.

2. Bagi peneliti yang akan mengambil tema yang sama, sebaiknya menggunakan model yang berbeda untuk mengukur harga saham atau dapat menambah dan mengganti variabel penelitian serta memperpanjang


(3)

75

periode penelitian untuk membuktikan kembali hipotesis dalam skripsi ini, serta hasil yang diperoleh mempunyai cakupan yang cukup luas dan akan diperoleh hasil yang lebih akurat. Selain itu sebaiknya peneliti berikutnya memperluas objek penelitian, agar hasil penelitian dapat diaplikasikan untuk semua jenis perusahaan.

3. Bagi pihak mananajemen perusahaan yang ingin meningkatkan harga sahamnya disarankan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan pencapaian profitabilitas perusahaan agar dapat meningkatkan nilai dan harga saham perusahaan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir. 2008. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama.

Andarini, Diah. 2007. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Resiko

Sistematis Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Skripsi. Universitas Gunadarma. Jakarta.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft. Anoraga, Panji dan Pakarti, Piji. 2001. Pasar Modal, Keberadaan dan

Manfaatnya Bagi Pembangunan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Bambang Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi

Keempat, Cetakan ke sepuluh,Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Bastian, Idra., Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Buku Dua, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Dahlan Siamat, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia.

Darmadji, Tjiptono dan Hendry M. Fakhruddin. 2008. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.

Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Andi, Yogyakarta.

Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Fred, Weston, J. dan Thomas E. Copeland. 1999. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta.

Gatiningsih. 2009. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Pada

Perusahaan Food dan Beverage di BEI. Skripsi. Jakarta: Universitas Gunadarma.


(5)

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo.

Harianto, Farid dan Siswanto Sudomo. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta. Hartono dan Raymundus Parulian Sihotang. 2008. Analisis Hubungan

Profitabilitas dan Pergerakan Harga Saham pada Sektor Perbankan di BEI. Journal of Applied Finance and Accounting. Binus Business School. Jakarta.

Haryani, Iswi & Purnomo, R. D. 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Jakarta Selatan: Transmedia Pustaka.

Hermawati, Ika. 2008. Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan Agroindustri Yang Terdaftar Dalam Indeks LQ 45 di BEI. Skripsi. Depok: Universitas Gunadarma.

Kasmir. 2008. Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo. Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. 2007. Kinerja Bank Devisa dan Bank

Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PESAT Vol. 2. Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani. 2007. Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap

Kinerja Perusahaan. Buletin Studi Ekonomi Vol.12, No. 1 Hal. 100. Moeljadi, 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.

Jilid 1, Edisi 1, Bayumedia Publishing, Malang.

Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.

Rosyadi, Imron. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham.Uang dan Bank. BPFE: Yogyakarta.

Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.

Sawidji Widoatmodjo. 2012. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan Bagi Pemula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sharpe, William F., Gordon J. Alexander, dan Jeffery V. Bailey. 2005. Investasi. Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Singgih Santoso, 2002. Mengolah Data Statistik Secara Professional. Elex Media Komputindo, Jakarta.


(6)

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 5. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Sugeng, Mulyono. 2000. Pengaruh EPS dan Tingkat Bunga Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 1 No. 2. Universitas Brawijaya, Malang..

Tandelilian, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.

______http://www.idx.co.id

______http://www.duniainvestasi.com ______http://www.sahamok.com ______http://www.google.co.id