16 b Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok. 2 Faktor instrinsik
a Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan kemampuan kognitif.
b Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain pendengaran, penglihatan, kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi,
kurang tidur dan sakit yang diderita. Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan
pendidikan kedisiplinan,
artinya menumbuhkan
dan mengembangkan
pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan belajar adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri, secara sadar maupun
suka rela untuk mematuhi peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis dalam proses belajar.
Pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat kedisiplinan belajar adalah ketepatan waktu, ketaatan dan tanggung jawab.
2. Nilai Praktik a. Pengertian Nilai Praktik
Menurut Winkel 2004: 531 evaluasi belajar dipusatkan pada evaluasi terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti
pengajaran selama periode waktu tertentu. Akhir-akhir ini perhatian juga diberikan pada proses belajar mengajar yang mendahului tercapainya hasil
belajar itu. Dijelaskan lebih lanjut evaluasi berarti penentuan sampai berapa jauh suatu berharga, bermutu dan bernilai. Evaluasi terhadap nilai praktik yang
17 dicapai oleh siswa dan terhadap belajar dan praktik mengandung penilaian
terhadap hasil belajar atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai baik. Sebenarnya yang dinilai hanyalah proses belajar mengajar itu
dan melalui peninjauan terhadap perangkat komponen yang sama-sama membentuk proses belajar-mengajar itu. Peninjauan evaluatif yang pertama,
memusatkan perhatiaan pada produk hasil praktik atau yang dihasilkan oleh siswa, sesuai dengan tujuan instruksional yang seharusnya dicapai, evaluasi
demikian disebut dengan evaluasi produk. Peninjauan evaluative yang kedua memusatkan perhatian pada seluruh komponen dari proses belajar mengajar itu
sendiri prosedur didaktis, media pengajaran, pengelompokan siswa, materi pelajaran dan pengaturan proses belajar.
Nilai praktik diperoleh dari evaluasi atau penilaian. Menurut Hamid 2008: 55 penilaian merupakan kegiatan menjumlahkan angka-angka bagi setiap poin-
poin yang dilakukan dengan baik oleh murid. Sedangkan penilaian praktik menurut Hamid 2008: 55 dapat diartikan sebagai proses pengukuran
danpenetapan nilai atau angka yang dilaksanakan secara sistematis sebagai upaya untuk mengetahui tingkat pencapaian murid atas tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dijelaskan lebih lanjut bahwa nilai praktik dapat memberikan gambaran tentang efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
b. Pengukuran Nilai Praktik