MODEL RETURNS VOLATILITY METODE

Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo | Ruang Seminar UM Purworejo, Sabtu, 9 Mei 2015 35 rantai Markov dan menggunakan metode Monte Carlo untuk meringkas distribusi posterior pada parameter sebagai keluaran MCMC. Dimisalkan , , dan . Berdasarkan Teorema Bayes lihat Koop dkk. 2007, distribusi gabungan untuk model di atas yaitu | | | dimana | adalah fungsi likelihood dan adalah distribusi prior pada . Selanjutnya ditetapkan prior seperti berikut: Dimana prior a,b tersebut dipilih untuk memenuhi kendala-kendala model. Sekarang dipunyai distribusi gabungan yaitu | ∏ { } ∏ atau dengan pengambilan logaritma natural diperoleh | ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ 1 Pembangkitan parametera Berdasarkan persamaan 1, log distribusi posterior untuk a dinyatakan oleh | ∑ ∑ Masalah yang muncul di sini yaitu posterior tersebut tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Oleh karena itu, a dibangkitkan menggunakan metode Independence Chain Metropolis –Hastings IC-MH yang diperkenalkan oleh Tierney 1994 seperti berikut: Langkah 1 : Menentukan proposal untuk a, yaitu Langkah 2 : Menghitung rasio | | Langkah 3 : Membangkitkan dari distribusi seragam . 36 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika | Pera Mate atika da Pe didika Mate atika Abad Langkah 4 : Jika , maka proposal diterima, jika tidak, maka proposal ditolak. Rata-rata dan variansi dicari dengan menggunakan metode yang didasarkan pada tingkahlaku distribusi di sekitar modus lihat Albert 2009. Modus ̂ dari , artinya ̂ ,dicari menggunakan metode bagi dua. Selanjutnya diambil ̂ dan ̂ . Masalahnya adalah ̂ bisa bernilai positif, karena itu diambil ̂ dengan ̂ ̂ . Pembangkitan parameter b Berdasarkan persamaan 1, log distribusi posterior untuk b dinyatakan oleh | ∑ ∑ , yang tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Karena itu nilai parameter b dibangkitkan menggunakan cara yang sama seperti pada pembangkitan parameter a. Pembangkitan nilai parameter Berdasarkan persamaan 1, log distribusi posterior untuk dinyatakan oleh | ∑ yang tidak mengikuti suatu distribusi tertentu. Oleh karena itu, para meter dibangkitkan menggunakan cara yang sama seperti pada pembangkitan parameter a , dimana proposalnya yaitu Pembangkitan nilai vektor parameter z Berdasarkan persamaan 1, distribusi posterior untuk z dinyatakan oleh | ∏ Dalam kasus ini, bisa dibangkitkan secara langsung dari distribusi invers gamma,yaitu untuk Metode MCMC mensimulasi suatu nilai baru untuk setiap parameter dari distribusi posteriornya dengan mengasumsikan bahwa nilai saat ini untuk parameter lain adalah benar. Sacara ringkas skema MCMC untuk model dalam studi ini yaitu v Inisialisasi a, b,dan . vi Membangkitkan sampel z secara langsung. vii Membangkitkan sampel dengan metode IC-MH. viii M embangkitkan sampel a dengan metode IC-MH. ix Membangkitkan sampel b dengan metode IC-MH. x Menghitung variansi volatility kuadrat: . Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo | Ruang Seminar UM Purworejo, Sabtu, 9 Mei 2015 37

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Selanjutnya model dan metode di atas diaplikasikan pada data kurs beli Euro EUR, Japanese Yen JPY, dan US Dollar USD terhadap Rupiah atas periode 5 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2014 yang terdiri dari 1472 observasi. Dalam penelitian ini penghitungan dilakukan dengan alat bantu software Matlab 2012 a. Lihat Safrudin dkk. 2015 untuk plot runtun waktu untuk returns dan statistic deskriptif.

3.2 Pengaturan MCMC

Algoritma MCMC dijalankan dengan menggunakan 15000 iterasi, dimana 5000 iterasi pertama dihilangkan dan sisanya, N = 10000, disimpan untuk menghitung rata-rata posterior , simpangan baku, interval Bayes, numerical standard error NSE, dan diagnose konvergensi. Di sini, dipilih interval highest posterior density HPD yang disajikan oleh Chen dan Shao 1999 sebagai pendekatan untuk interval Bayes. Diagnosa konvergensi dilakukan dengan menghitung integrated autocorrelation time IACT, lihat Geweke 2005, untuk mengetahui berapa banyak sampel yang harus dibangkitkan untuk mendapatkan sampel yang saling bebas seberapa cepat konvergen sisi mulasi. Sementara itu konvergensi rantai Markov diperiksa berdasarkan pada uji z-score Geweke 1992 dan NSE dihitung menggunakan metode yang disajikan oleh Geweke 2005. Dalam aplikasi algoritma MCMC, model dilengkapi dengan prior dimana , , , dan . Untuk nilai-nilai awal parameter ditetapkan dan v = 20.

3.3 Estimasi Parameter

Tabel1, 2 dan 3 meringkas hasil simulasi posterior parameter dalam model ARCH 1, dimana returns error berdistribusi Student-t, berturut-turutuntuk data kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap IDR. p-value yang berasosiasi dengan Geweke‟s convergence diagnostic G-CD mengindikasikan bahwa semua rantai Markov sudah konvergen. Nilai- nilai IACT menunjukkan bahwa metode IC- MH adalah sangat efisien. Tabel l1. Ringkasan hasil simulasi posterior untuk data kurs beli JPY terhadap IDR. LB dan UB menyatakan berturut-turut batas bawah dan batas atas interval HPD 95. Parameter A b v Mean 0.0547 0.2180 5.1708 SD 0.0030 0.0414 0.5779 LB 0.0495 0.1386 4.0913 UB 0.0598 0.2998 6.3289 IACT 8.1819 5.9936 22.9946 NSE 0.0000 0.0009 0.0233 G-CD –0.0063 0.0686 0.1160 p-value 0.9949 0.9453 0.9076 CPU time detik: 313.795 Tabe l2. Ringkasan hasil simulasi posterior untuk data kurs beli USD terhadapIDR. Parameter a b v Mean 0.0078 0.3809 3.1140 SD 0.0004 0.0497 0.2386 LB 0.0069 0.2882 2.6469 UB 0.0087 0.4832 3.5717 IACT 1.0000 5.3140 10.0292 NSE 0.0000 0.0011 0.0070 G-CD –0.0059 –0.0003 –0.1576 p-value 0.9953 0.9998 0.8747 CPU time detik: 295.673 Tabe l3. Ringkasan hasil simulasi posterior untuk data kurs beli EUR terhadap IDR. Parameter a b v Mean 0.0546 0.1612 10.4858 SD 0.0026 0.0353 1.6553 LB 0.0502 0.0958 7.6162 UB 0.0595 0.2339 13.9917 IACT 12.2060 5.2695 66.3636 NSE 0.0000 0.0007 0.0799 G-CD 0.0045 0.0408 0.3283 p-value 0.9964 0.9674 0.7427 CPU time detik: 285.506 Plot sampel posterior dan histogram distribusi posterior parameter-parameter a dan b ditampilkan berturut-turut pada Gambar 38 Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika | Pera Mate atika da Pe didika Mate atika Abad 1 dan Gambar 2. Plot sampel mengindikasikan bahwa sampel berfluktuasi disekitar rata-rata posterior, yang berarti bahwa sampel telah bercampur dengan baik good mixing. Gambar 1. Plot sampel untuk parameter a, b, dan v pada model ARCH 1 untuk returns kurs beli JPY atas, USD tengah, dan EUR bawah terhadap IDR dari Januari 2009 sampai Desember 2014. Gambar 2. Histogram distribusi posterior parameter a, b, dan v pada model ARCH1 untuk returns kurs beli JPY atas, USD tengah, dan EUR bawah terhadap Rupiah dari Januari 2009 sampai Desember 2014. Penyimpangan returns dari asumsi normalitas dinyatakan oleh . Derajat kebebasan mengambil nilai dari 4 sampai 7 untuk JPY, dari sampai 4 untuk USD, dan dari 7 sampai 14 untuk EUR, mengindikasikan bukti kuat adanya karakteristik distribusi Student-t pada ketiga data pengamatan. Sementara itu, dalam kasus data kurs beli JPY dan EUR, estimasi parameter a danb adalah serupa dengan estimasi dari ARCH 1 yang berdistribusi normal di Safrudin dkk. 2015. Terkait dengan volatility, rata-rata posterior untuk variansi volatility kuadrat returns disajikan dalam Gambar 3. Diperoleh bahwa variansi untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap IDR berturut-turut yaitu dari 0.0550 sampai 0.8084, dari 0.0078 sampai 0.6505, dan dari 0.0546 sampai 0.3584, dimana rata- ratanya berturut-turut yaitu 0.0835, 0.0254, 0.0686. Nilai variansi tertinggi terjadi pada periode September 2013 untuk JPY, Februari 2009 untuk USD, dan September 2011 untuk EUR. Dibandingkan dengan hasil di Safrudin dkk. 2015, pada data JPY menunjukkan perbedaan periode untuk variansi tertinggi. Jadi, model volatility untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap Rupiah berturut-turut: Gambar 3. Plot runtun waktu variansi untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap IDR dari Januari 2009 sampai Desember 2014.

4. KESIMPULAN

Studi ini menyajikan model ARCH 1 dengan returns error berdistribusi Student-t untuk returns kurs beli JPY, USD, dan EUR terhadap IDR. Algoritma MCMC yang efisien dibangun untuk membangkitkan sampel dari distribusi posterior model. Hasil empiris menunjukkan bukti sangat kuat untuk penggunaan distribusi Student-t pada ketiga data tersebut. 5000 10000 0.04 0.06 0.08 a 5000 10000 0.5 b 5000 10000 4 6 8 Q 5000 10000 6 8 10 x 10 -3 5000 10000 0.2 0.4 0.6 5000 10000 2 3 4 5000 10000 0.04 0.06 0.08 5000 10000 0.2 5000 10000 5 10 15 20